Bertengkar 2

Emran secepat kilat menarik kaos atas Shaka. Tangan nya mengepal di udara. Bugh. Dengan emosi yang tak terkontrol, ia melayangkan pukulan keras pada wajah Shaka.

Semua orang terkejut melihat tindakan kasar Emran terhadap Shaka termasuk Shazia. Tak disangka, Emran yang terkenal memiliki sifat sikap yang sangat baik dan lemah lembut bisa berbuat kasar pada saudara nya sendiri.

Shaka tak melawan, tapi bukan berarti ia tak mampu melawan Emran. Ia hanya mengusap bibirnya yang mengeluarkan darah. Namun dibalik kesakitan nya itu, tak ada yang tahu jika pemuda itu menyimpan senyuman puas.

Ini merupakan rencananya. Ia ingin menunjukan pada semua orang terutama pada orang tuanya bagaimana peringai asli anak yang selalu dibanggakan dengan segudang prestasi akademis katanya. Anak yang memiliki akhlak yang sangat baik katanya. Memiliki jiwa sosial yang tinggi dan sangat menyayangi orang tua katanya, ya hanya katanya. Karena pada kenyataanya, anak yang mereka agung-agung itu memiliki sifat yang licik dan seorang penjilat.

Cih. Shaka sama sekali tak iri dengan prestasi Emran. Ia tak iri saat orang tuanya kerap kali membelikan apa saja yang Emran mau. Ia tak iri saat ayahnya membelikan Emran mobil. Ia juga tak iri saat orang tuanya memutuskan Emran lah yang akan menjadi penerus sekaligus pewaris pondok pesantren yang dikelola oleh ayah mereka, Ramlan.

Tapi ada hal lain yang membuatnya membenci Emran, yaitu kakaknya itu kerap kali mengadu yang bukan-bukan pada orang tua mereka tentangnya sehingga orang tua nya hilang respek dan kepercayaan padanya. Terutama kepercayaan dari ayahnya, Ramlan.

Shaka tak peduli jika yang hilang kepercayaan padanya itu adalah umi Nuria. Karena wanita itu memang sudah tak menyukainya dari semenjak ia masih sangat kecil. Maklum, umi Nuria hanya ibu tiri yang tak pernah menyayanginya.

Yah, Shaka dan Emran merupakan kakak adik, satu ayah lain ibu. Umi Nuria ibunda Emran, sementara Shaka, ia lahir dari istri kedua Ramlan yang sudah meninggal dunia.

Emran yang kini jadi santapan semua mata pun bersikap salah tingkah.

"Saya, saya hanya ingin melindungi Shazia. Si Shaka berani banget melecehkan calon istri saya. Jadi wajar kan sekali-kali saya beri dia pelajaran biar jera." Emran membela diri. Ia tak ingin keluarganya mengecap pandangan buruk terhadapnya. Ia juga menyesal kenapa tak bisa menahan emosi. Pasti semua orang bertanya-tanya dan meragukan nya termasuk Shazia.

Mendengar alasan Emran, Shazia terbengong dengan arah tatap pada Emran. Shaka melecehkan dia? Apa iya begitu? Tapi menurutnya, Emran ini sepertinya tak bisa membedakan mana yang kalimat pelecehan dan mana kalimat yang hanya usil menggoda. Shaka ini tidak melecehkan dia, anak itu hanya usil menggodanya.

Shazia memang tak menyukai kata-kata Shaka, tapi bukan berarti ia membenarkan tindakan Emran. Oke lah, Emran membelanya tapi apa harus dengan cara memukul? Apalagi di saksikan oleh beberapa anak kecil. Adegan yang tidak bagus untuk mereka tonton.

Rasanya Shazia ingin menegur Emran, tapi melihat orang-orang disekelilingnya, ia pun terpaksa hanya bisa menahan. Nanti saja ketika mereka sedang berdua.

"Lagian kamu juga Shaka. Salah mu sendiri ngapain kesini dan bikin onar. Sudah bagus kamu kelayapan di luar sana dan enggak usah balik lagi." Umi Nuria bersuara dengan nada yang ketus.

Shaka langsung menatap umi Nuria dengan perasaan kesal. Namun, ia berusaha menahan kekesalan nya. Malas juga meladeni ocehan wanita yang ia sebut ular betina. Unfaedah.

"Ya wajar lah, Yuk, kalau Shaka pulang. Ini kan rumah Shaka juga. Yuk Nuria lupa ya kalau rumah ini dibangun di atas tanah milik Yuk Sarah." Hamid, adik dari Ramlan tak kuasa menahan mulutnya untuk tak membuka sebuah rahasia. Ia tak suka pada ucapan Umi Nuria yang menginginkan Shaka tak pulang lagi ke rumah.

Umi Nuria sontak melotot pada Hamid. Sepertinya ia sangat terkejut. Tak menyangka adik ipar nya akan membocorkan salah satu rahasia di depan banyak orang termasuk Shaka.

Shaka tersenyum puas melihat ekspresi Umi Nuria yang di skakmat langsung oleh paman nya. Jangan dikira ia tak tahu tanah yang luasnya seribu meter persegi ini milik siapa. Itu sebabnya kenapa ia masih menginjakkan kakinya di rumah ini karena ada hak nya. Jika tidak, ia tak akan pernah mau lagi bertatap muka dengan orang-orang seperti umi Nuria dan anaknya, Emran.

Sarah. Siapanya di keluarga ini ? Shazia penasaran. Tampaknya keluarga Emran ini penuh dengan teka teki yang tak terpecah kan.

Emran diam menatap Hamid. Ucapan pamannya itu tentu saja membebani pikirannya. Apa iya tanah luas ini milik ibunda Shaka bukan ibunya dan ayahnya? Emran geleng-geleng menyangkal. Tak mungkin istri kedua ayah nya itu orang kaya. Tapi jika benar, ia tak bisa membayangkan si Shaka pasti akan merasa besar kepala.

"Tapi dia datang cuma mau bikin onar lho, Mid. Dia itu_"

"Sudah, sudah." Ramlan menengahi sekaligus memotong ucapan umi Nuria yang ingin membela diri dan Emran.

Jangan dikira Ramlan tak merasa kesal atas apa yang sudah terjadi. Ia hanya berusaha diam dan sabar. Ia juga kesal atas tindakan Emran yang memukul Shaka dan ingin menegur kedua anaknya, terutama menegur Emran.

"Enggak usah di bahas lagi. Enggak enak kan sama nak Shazia."

Shazia yang disebut namanya pun menoleh pada ustad Ramlan.

"Maaf ya, nak Shazia. Baru pertama kalinya datang kesini eh malah gaduh seperti ini."

Shazia hanya tersenyum canggung, kemudian melihat pada Shaka yang tengah mengelap jejak darah di bibirnya yang mulai mengering.

"Apa luka nya parah?" Tanya Shazia yang merasa khawatir melihat bibir Shaka mulai membengkak.

Ya, Shazia khawatir. Karena gara-gara dirinya Emran jadi gelap mata dan melukai adiknya itu.

Mendengar pertanyaan wanita yang diam-diam dicintainya itu, Shaka tertegun dengan arah tatap pada Shazia. Apakah ia sedang bermimpi sosok bidadari itu berbicara padanya.

"Perlu saya obati lukanya enggak?"

Shaka langsung mengangguk-anggukan kepalanya begitu ia sadar.

Emran yang tak suka Shazia menawarkan diri untuk mengobati luka di bibir Shaka pun langsung berkata dengan nada marah." Enggak bisa. Apa-apaan kamu ngobatin anak berandalan itu. Dia bisa mengobati dirinya sendiri. Enggak perlu kamu yang obati."

"Emran !"

Emran menoleh pada Ramlan.

"Biarkan aja nak Shazia membantu mengobati Shaka. Kamu ikut sama Abi. Abi mau bicara sama kamu."

"Tapi, Abi. Shazia calon istri Emran. Masa_"

"Lah, emang kenapa kalau calon istrimu mengobati calon adik iparnya? lagian nanti juga akan di bantu sama mbok Iyem. Nak Shazia enggak sendiri," tukas Ramlan.

Emran mendengkus kasar, dan menatap Shaka dengan tatapan benci.

"Awas saja kalau kamu berani macam-macam sama calon istriku," ancam Emran pada Shaka.

Terpopuler

Comments

Nar Sih

Nar Sih

jelas beda yaa sifat dri shaka dan emran ,ibu nya sja beda ,wah...mulai nih mslh,,di antara mereka lanjutt kakk👍

2025-01-31

2

💥💚 Sany ❤💕

💥💚 Sany ❤💕

Ternyata benar ya feeling ku klu Shaka bukan anaknya Umi. Sifat Shaka beda jauh dg Emran. Emran 11 12 kayak Uminya

2025-01-31

0

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

Adik kakak yg sangat bertolak belakang 😌

2025-01-30

2

lihat semua
Episodes
1 I love you, mba!
2 Bertengkar
3 Bertengkar 2
4 Mengobati luka Shaka
5 Doa Shaka
6 Disangka kabur
7 Anak haram
8 Shazia pergi
9 Bertemu Nisa
10 Kasih sayang Aliyah
11 Dirgantara
12 Kedatangan Emran
13 Salah sasaran
14 Akal bulus Shaka
15 Perkara rok
16 Orang gila
17 Teman nongkrong
18 Shaka tengil
19 Demi ibu
20 Terlambat
21 Dipecat
22 Mobil rental
23 Gara-gara Bu Parmi
24 Villa di atas bukit
25 Terkagum
26 Posesif
27 Janjian
28 Bertemu Umi Nuria
29 Kafe cinta
30 25 juta
31 Permohonan Emran
32 Jalur langit
33 Ditinggal
34 Dikejar Dirga
35 Dicuekin Shaka
36 Pria tulen
37 Nomer 20
38 Protektif
39 Kedatangan Dirga
40 Arimbi
41 Tanda lahir
42 Disekap
43 Bubur ayam
44 Diusir
45 Cewek itu
46 Playboy cap kadal
47 Sugar baby !
48 Tes DNA
49 Sales produk !
50 Shaka lagi !
51 Fitnah
52 Dipeluk Dirga
53 Nafkah
54 Kembali ke kantor
55 Hotel
56 Buka puasa
57 Setelah buka puasa
58 puber ke tiga
59 Pengantin itu, Nisa !
60 Shock
61 Shock 2
62 Penyesalan
63 ubur ubur ikan lele
64 Pantai
65 Black card
66 Siapa Shazia?
67 Mahluk jahat
68 Tetanggaan
69 Kepergok
70 Akhirnya Dirga tau
71 Canggung
72 Kecelakaan
73 Rumah sakit
74 Pertemuan dua keluarga
75 Berdebat
76 Pemutusan donasi
77 Kemarahan Ramlan
78 Jadi sopir
79 Rayuan Emran
80 Sarah Handoyo
81 Makan bersama
82 Pindahan
83 Shaka vs Emran
84 Prudential suite room
85 Dipandang gembel
86 Perkara dress
87 Mengunjungi kantor pusat
88 Kondangan
89 Gara-gara bulu mata
90 Vest Management
91 Permintaan Shazia
92 Melamar Shaka
93 Shaka vs Ramlan
94 Menunggu Shaka
95 Tuntutan Dirga
96 Menyanggupi
97 Menumpahkan unek-unek
98 Sah
99 Saling memaafkan
100 Keguguran
101 Ijin pindah
102 Suami ku bos?
103 Shock
104 Cemburu
105 Menggoda Shaka
106 unboxing
107 Setelah unboxing
108 Pengakuan Shaka
109 Cemburu berat
110 Tidur di luar
111 Shaka kecelakaan?
112 Mas !
Episodes

Updated 112 Episodes

1
I love you, mba!
2
Bertengkar
3
Bertengkar 2
4
Mengobati luka Shaka
5
Doa Shaka
6
Disangka kabur
7
Anak haram
8
Shazia pergi
9
Bertemu Nisa
10
Kasih sayang Aliyah
11
Dirgantara
12
Kedatangan Emran
13
Salah sasaran
14
Akal bulus Shaka
15
Perkara rok
16
Orang gila
17
Teman nongkrong
18
Shaka tengil
19
Demi ibu
20
Terlambat
21
Dipecat
22
Mobil rental
23
Gara-gara Bu Parmi
24
Villa di atas bukit
25
Terkagum
26
Posesif
27
Janjian
28
Bertemu Umi Nuria
29
Kafe cinta
30
25 juta
31
Permohonan Emran
32
Jalur langit
33
Ditinggal
34
Dikejar Dirga
35
Dicuekin Shaka
36
Pria tulen
37
Nomer 20
38
Protektif
39
Kedatangan Dirga
40
Arimbi
41
Tanda lahir
42
Disekap
43
Bubur ayam
44
Diusir
45
Cewek itu
46
Playboy cap kadal
47
Sugar baby !
48
Tes DNA
49
Sales produk !
50
Shaka lagi !
51
Fitnah
52
Dipeluk Dirga
53
Nafkah
54
Kembali ke kantor
55
Hotel
56
Buka puasa
57
Setelah buka puasa
58
puber ke tiga
59
Pengantin itu, Nisa !
60
Shock
61
Shock 2
62
Penyesalan
63
ubur ubur ikan lele
64
Pantai
65
Black card
66
Siapa Shazia?
67
Mahluk jahat
68
Tetanggaan
69
Kepergok
70
Akhirnya Dirga tau
71
Canggung
72
Kecelakaan
73
Rumah sakit
74
Pertemuan dua keluarga
75
Berdebat
76
Pemutusan donasi
77
Kemarahan Ramlan
78
Jadi sopir
79
Rayuan Emran
80
Sarah Handoyo
81
Makan bersama
82
Pindahan
83
Shaka vs Emran
84
Prudential suite room
85
Dipandang gembel
86
Perkara dress
87
Mengunjungi kantor pusat
88
Kondangan
89
Gara-gara bulu mata
90
Vest Management
91
Permintaan Shazia
92
Melamar Shaka
93
Shaka vs Ramlan
94
Menunggu Shaka
95
Tuntutan Dirga
96
Menyanggupi
97
Menumpahkan unek-unek
98
Sah
99
Saling memaafkan
100
Keguguran
101
Ijin pindah
102
Suami ku bos?
103
Shock
104
Cemburu
105
Menggoda Shaka
106
unboxing
107
Setelah unboxing
108
Pengakuan Shaka
109
Cemburu berat
110
Tidur di luar
111
Shaka kecelakaan?
112
Mas !

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!