Terlambat

Dirgantara group.

PRANG

"Ibu..."

Shazia yang terkejut segera berdiri dan sigap menahan tubuh Aliyah yang terhuyung.

"Ibu kenapa?" tanya Shazia khawatir melihat wajah Aliyah yang tampak memucat dan tubuh yang gemetaran.

"Ma-maaf, nak. Ibu enggak sengaja jatuhi piring." Aliyah menjawabnya keluar dari pertanyaan Shazia. Tak mungkin ia berterus terang apa yang dirasakan nya saat ini.

Tadi saat mendengar nama Dirgantara group, Aliyah begitu shock. Karena nama perusahaan itu ada hubungan nya dengan masa lalunya yang menyakitkan. Hingga, Aliyah tak sadar menjatuhkan piring yang sedang dipegangnya.

"Apa ibu sakit? kita ke dokter ya, Bu !"

Aliyah segera menggeleng menolak ajakan Shazia.

"Enggak usah. Ibu cuma kelelahan sedikit aja. Istirahat sebentar juga pasti baikan lagi. Kamu enggak usah khawatir ya."

Aliyah berusaha berdiri tegak, tak ingin ditopang Shazia. Memperlihatkan senyum nya seolah ia baik-baik saja, karena ia tak ingin putri nya itu khawatir dan memikirkan nya.

"Ibu yakin ?" tanya Shazia yang merasa tak yakin jika kondisi ibunya baik-baik saja. Wajah pucat nya lah yang membuatnya tak yakin meski bibir sang ibu menyunggingkan senyum.

"Iya, sayang. Ya udah yuk, kita sarapan. Nanti kamu terlambat lho."

Shazia menghela nafas menyerah karena sang ibu terus mengelak. Ya sudah lah ia tak bisa memaksa untuk membawanya ke dokter.

"Biar Shazia aja yang ambil, Bu."

Shazia mencegah Aliyah yang hendak memungut piring yang ia jatuhkan tadi. Beruntung piring tersebut terbuat dari bahan anti pecah.

Aliyah tersenyum.

"Makasih ya, nak."

Shazia mengangguk senyum, kemudian segera memungut piring yang letaknya agak jauhan dari meja makan.

Sarapan pun berlangsung. Tak ada obrolan di atas meja makan tersebut. Kedua wanita beda generasi itu fokus pada makanan dalam diam dan tentu dengan pikiran masing-masing.

Dirga, Dirga ! Aliyah menatap pada makanannya tanpa minat. Mengingat nama bos Shazia, Aliyah kembali dilanda perasaan berkecamuk. Ia begitu resah, gelisah, dan takut jika bos Shazia adalah orang yang sama dengan orang di masa lalu nya.

"Ya Allah. Bagaimana jika bos Shazia adalah........"

"Kenapa nasi goreng nya cuma di aduk-aduk aja, Bu?" Tanya Shazia.

Jangan dikira Shazia tak memperhatikan gelagat aneh Aliyah meski mulutnya terus mengunyah. Setelah kejadian jatuh nya piring tadi, ia curiga seperti ada sesuatu yang sedang ibunya itu sembunyikan. Tapi apa?

Aliyah terkesiap begitu ia menyadari jika Shazia memperhatikan nya. Wanita itu lantas memaksa bibir nya tersenyum dan berusaha bersikap biasa.

"Nasi nya masih panas, sayang. Kamu kan tau ibu enggak bisa makan makanan yang masih panas." Aliyah beralasan.

Shazia manggut-manggut dan memilih tak lagi bersuara, meski ia tahu sang ibu hanya beralasan saja.

"Assalamualaikum !!"

Tiba-tiba, terdengar suara seseorang memberi salam di depan pintu utama rumah tersebut.

"Biar Shazia saja, Bu."

Shazia langsung beranjak sebelum ibunya bersuara.

Seorang pria muda termangu tanpa kedip pada saat Shazia membuka pintu. Entah apa yang ada di otak pria tersebut melihat wanita dihadapan nya.

Shazia yang merasa risih dipandang terus menerus pun lantas mengibaskan tangan di depan wajah pria tersebut.

Pria tersebut terkesiap dan salah tingkah.

"Ma-maaf, mba."

"Mau mencari siapa ya, mas?" Tanya Shazia to the point.

"Saya mau bertemu dengan mba Shazia," jawab pria tersebut.

"Ya, saya sendiri."

Yang kedua kalinya, pria tersebut kembali menatap Shazia tanpa kedip. Bahkan kini mulutnya tampak menganga. Entah apa yang pria tersebut pikirkan.

Melihat tampang nya, Shazia mendengkus sebal.

"Maaf, mas. Saya sedang buru-buru. Mas ada perlu apa ya mencari saya?" Tanya Shazia yang kesal. Selain kesal melihat mimik mukanya, Ia memang harus segera berangkat ke kantor. Sementara orang yang entah siapa ini seolah membuang-buang waktunya.

"Na-nama saya, Coky, mba. Saya diperintahkan sama bos Shaka kemari untuk....."

"Sebentar. Bos Shaka !!!" sela Shazia dengan kening mengkerut.

"Oh, maaf. Ma-maksud saya, mas Shaka. Ya, mas Shaka." Pria tersebut meralat ucapan nya dan bertingkah aneh.

Shazia manggut-manggut begitu ia teringat sesuatu.

"Jadi mas ini seorang tukang yang di telpon si Shaka tadi malam untuk membenarkan pintu kamar mandi saya ya?"

"Tukang !!" lirih Coky, kemudian menggaruk kepalanya bingung. Pria itu lantas menyengir. Tidak mengiyakan tidak pula menyangkal di sebut tukang oleh Shazia.

Shazia memindai penampilan pria yang bernama Coky tersebut. Apa si Shaka tak salah memanggil tukang. Seorang tukang yang mau membenarkan pintu kamar mandi saja penampilan cukup rapih seperti yang bekerja di kantoran. Kemeja lengan panjang dan celana bahan serta menggunakan sepatu kulit warna cokelat.

"Ada siapa, sayang? Tanya Aliyah di belakang Shazia.

Shazia lantas menoleh pada Aliyah.

"Ini Bu. Ada tukang suruhan si Shaka yang mau benerin pintu," jawab Shazia.

"Ohh.." Aliyah pun mendekat.

Karena Shazia harus segera berangkat ke kantor, pria yang bernama Coky itu pun ia serahkan pada ibunya saja. Biar ibunya nanti yang mengurusi masalah pintu kamar mandi.

"Shazia berangkat dulu ya, Bu."

Shazia menyalimi Aliyah dan mencium pipi kiri dan kanan nya. Suatu kebiasaan yang sudah diterapkan sejak sedari kecil.

"Iya, sayang. Kamu hati-hati ya !"

Shazia mengangguk senyum, kemudian berlalu.

Aliyah menatap kepergian Shazia dengan perasaan tak tenang.

"Ya Allah. Kalau benar bos Shazia adalah pak Dirga, semoga pria itu enggak mengenali siapa Shazia. Tolong lindungi putri ku ya Allah !!"

Shazia melangkah terseok-seok menuju gedung dimana dirinya mencari rezeki. Gadis itu datang telat tiga puluh menit gara-gara motor ojek online yang ia tumpangi mogok di tengah jalan.

Omelan Irwan pun membayangi pikiran Shazia. Tapi gadis itu tak peduli. Ia pikir yang penting masuk dulu dan menyerahkan paper bag yang ia bawa pada big bos. Urusan hukuman itu soal nanti.

"Permisi, pak Seno !!"

Shazia menerobos masuk ke dalam gedung saat si satpam tengah menyeruput kopi.

Satpam Seno seketika menyemburkan kopinya begitu melihat Shazia.

"Lho, mba, mba Shazia tunggu !!!!" Seru Seno memangil Shazia yang terus melangkah setengah berlari.

Karena perusahaan tersebut memberlakukan SP bagi karyawan yang datang terlambat, Seno langsung mengejar Shazia.

"Saya buru-buru, pak. Nanti saja kalau mau ngasih SP. Please jangan tahan saya dulu. Nanti saya akan menyerahkan diri."

Shazia membalas seruan Seno dengan kaki yang terus melangkah dan pandangan ke belakang.

"Enggak bisa, mba. Harus sekarang."

Brugh.

Seketika, Shazia menabrak benda keras, membuat nya jatuh terduduk. Gadis itu menunduk meringis merasakan sakit di lututnya akibat terbentur lantai.

Ditengah meringis, ia melihat sepasang sepatu hitam tepat di depan nya.

"Sepatu siapa ini?"

Netra mata Shazia kemudian menyapu dari bawah ke atas. Tepat menyorot bagian paling atas, gadis itu terbelalak lebar.

"Pak, pak Dirga !!!"

Terpopuler

Comments

mery harwati

mery harwati

Dirgantara, penasaran dengan wajah Shazia yang mirip Arimbi? Selidiki hubungan Arimbi lewat Shazia, apakah Arimbi orang yang = Aliyah? Patut kita tunggu up selanjutnya

2025-02-11

2

Tri Handayani

Tri Handayani

g bos g anak buah sama"terpesona dgn shazia...wah,kira"shazia mau dpat hukuman apa y dr bos dirga alias ayahnya sendiri.

2025-02-10

2

Nar Sih

Nar Sih

grgr motor mogok jdi telat ,semoga bos bsr mu gak mrh ya shazia

2025-02-10

1

lihat semua
Episodes
1 I love you, mba!
2 Bertengkar
3 Bertengkar 2
4 Mengobati luka Shaka
5 Doa Shaka
6 Disangka kabur
7 Anak haram
8 Shazia pergi
9 Bertemu Nisa
10 Kasih sayang Aliyah
11 Dirgantara
12 Kedatangan Emran
13 Salah sasaran
14 Akal bulus Shaka
15 Perkara rok
16 Orang gila
17 Teman nongkrong
18 Shaka tengil
19 Demi ibu
20 Terlambat
21 Dipecat
22 Mobil rental
23 Gara-gara Bu Parmi
24 Villa di atas bukit
25 Terkagum
26 Posesif
27 Janjian
28 Bertemu Umi Nuria
29 Kafe cinta
30 25 juta
31 Permohonan Emran
32 Jalur langit
33 Ditinggal
34 Dikejar Dirga
35 Dicuekin Shaka
36 Pria tulen
37 Nomer 20
38 Protektif
39 Kedatangan Dirga
40 Arimbi
41 Tanda lahir
42 Disekap
43 Bubur ayam
44 Diusir
45 Cewek itu
46 Playboy cap kadal
47 Sugar baby !
48 Tes DNA
49 Sales produk !
50 Shaka lagi !
51 Fitnah
52 Dipeluk Dirga
53 Nafkah
54 Kembali ke kantor
55 Hotel
56 Buka puasa
57 Setelah buka puasa
58 puber ke tiga
59 Pengantin itu, Nisa !
60 Shock
61 Shock 2
62 Penyesalan
63 ubur ubur ikan lele
64 Pantai
65 Black card
66 Siapa Shazia?
67 Mahluk jahat
68 Tetanggaan
69 Kepergok
70 Akhirnya Dirga tau
71 Canggung
72 Kecelakaan
73 Rumah sakit
74 Pertemuan dua keluarga
75 Berdebat
76 Pemutusan donasi
77 Kemarahan Ramlan
78 Jadi sopir
79 Rayuan Emran
80 Sarah Handoyo
81 Makan bersama
82 Pindahan
83 Shaka vs Emran
84 Prudential suite room
85 Dipandang gembel
86 Perkara dress
87 Mengunjungi kantor pusat
88 Kondangan
89 Gara-gara bulu mata
90 Vest Management
91 Permintaan Shazia
92 Melamar Shaka
93 Shaka vs Ramlan
94 Menunggu Shaka
95 Tuntutan Dirga
96 Menyanggupi
97 Menumpahkan unek-unek
98 Sah
99 Saling memaafkan
100 Keguguran
101 Ijin pindah
102 Suami ku bos?
103 Shock
104 Cemburu
105 Menggoda Shaka
106 unboxing
107 Setelah unboxing
108 Pengakuan Shaka
109 Cemburu berat
110 Tidur di luar
111 Shaka kecelakaan?
112 Mas !
Episodes

Updated 112 Episodes

1
I love you, mba!
2
Bertengkar
3
Bertengkar 2
4
Mengobati luka Shaka
5
Doa Shaka
6
Disangka kabur
7
Anak haram
8
Shazia pergi
9
Bertemu Nisa
10
Kasih sayang Aliyah
11
Dirgantara
12
Kedatangan Emran
13
Salah sasaran
14
Akal bulus Shaka
15
Perkara rok
16
Orang gila
17
Teman nongkrong
18
Shaka tengil
19
Demi ibu
20
Terlambat
21
Dipecat
22
Mobil rental
23
Gara-gara Bu Parmi
24
Villa di atas bukit
25
Terkagum
26
Posesif
27
Janjian
28
Bertemu Umi Nuria
29
Kafe cinta
30
25 juta
31
Permohonan Emran
32
Jalur langit
33
Ditinggal
34
Dikejar Dirga
35
Dicuekin Shaka
36
Pria tulen
37
Nomer 20
38
Protektif
39
Kedatangan Dirga
40
Arimbi
41
Tanda lahir
42
Disekap
43
Bubur ayam
44
Diusir
45
Cewek itu
46
Playboy cap kadal
47
Sugar baby !
48
Tes DNA
49
Sales produk !
50
Shaka lagi !
51
Fitnah
52
Dipeluk Dirga
53
Nafkah
54
Kembali ke kantor
55
Hotel
56
Buka puasa
57
Setelah buka puasa
58
puber ke tiga
59
Pengantin itu, Nisa !
60
Shock
61
Shock 2
62
Penyesalan
63
ubur ubur ikan lele
64
Pantai
65
Black card
66
Siapa Shazia?
67
Mahluk jahat
68
Tetanggaan
69
Kepergok
70
Akhirnya Dirga tau
71
Canggung
72
Kecelakaan
73
Rumah sakit
74
Pertemuan dua keluarga
75
Berdebat
76
Pemutusan donasi
77
Kemarahan Ramlan
78
Jadi sopir
79
Rayuan Emran
80
Sarah Handoyo
81
Makan bersama
82
Pindahan
83
Shaka vs Emran
84
Prudential suite room
85
Dipandang gembel
86
Perkara dress
87
Mengunjungi kantor pusat
88
Kondangan
89
Gara-gara bulu mata
90
Vest Management
91
Permintaan Shazia
92
Melamar Shaka
93
Shaka vs Ramlan
94
Menunggu Shaka
95
Tuntutan Dirga
96
Menyanggupi
97
Menumpahkan unek-unek
98
Sah
99
Saling memaafkan
100
Keguguran
101
Ijin pindah
102
Suami ku bos?
103
Shock
104
Cemburu
105
Menggoda Shaka
106
unboxing
107
Setelah unboxing
108
Pengakuan Shaka
109
Cemburu berat
110
Tidur di luar
111
Shaka kecelakaan?
112
Mas !

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!