Akal bulus Shaka

Tubuh Shazia bergidik. Bayang-bayang pemerkosaan yang tengah marak di sosial media pun kian menakuti perasaan nya. Apa iya pak Dirga hendak memperkosa nya? Tidak, tidak. Itu tak boleh terjadi. Ia harus bisa melawan pria yang hendak berbuat jahat padanya ini.

"Jangan coba-coba berani menye_"

Puk

Ucapan Shazia seketika terputus. Tiba-tiba saja, Dirga melemparkan jas berikut kemeja yang telah dilepas dari badannya ke wajah Shazia, membuat gadis itu reflek memejamkan mata.

Dengan perasaan kesal, Shazia lantas menyingkirkan benda-benda yang menutupi wajahnya tersebut.

"Bapak enggak sopan ya. Udah buka baju di depan saya. Terus sekarang bapak malah melemparnya ke muka saya. Apa karena mentang-mentang bapak penguasa jadi bapak bisa berbuat semena-mena sama orang kecil seperti saya !!"

Shazia yang tak terima pun mengomeli Dirga dengan menggebu-gebu. Ia merasa ini seperti penghinaan padanya.

Dirga berkacak pinggang dan menatap Shazia dengan tatapan tajam.

"Kamu ngomong apa barusan?"

Melihat ekspresi Dirga, Shazia seketika menciut. Gadis itu menunduk dan geleng-geleng.

Dirga menahan senyum gemasnya. Gadis kecil ini sama persis seperti......ah, ia mengusap wajahnya kasar. Lagi-lagi bayangan wanita itu melintas di otaknya gara-gara tingkah gadis ini. Ehem. Dirga kembali ke ekspresi awal.

"Saya mau kamu cuci jas dan kemeja saya. Dan besok pagi kamu harus kembalikan lagi pada saya dalam keadaan sudah bersih, wangi, kering dan rapih," tutur Dirga.

Mendengar perintah big bos tersebut, Shazia langsung mengangkat wajahnya dan membalas tatapan Dirga.

"Jadi hukumannya hanya nyuciin baju bapak?" Tanya Shazia dengan nada remeh.

Shazia pikir si big bos akan memberikan hukuman yang sangat berat seperti di skors atau apalah. Ya kalau sekedar untuk nyuci baju mah bukan hukuman namanya karena mencuci sudah menjadi bagian dari rutinitas sehari-harinya.

"Iya. Kenapa? Apa kamu mau hukuman yang lebih berat ?"

Shazia segera menggeleng. Ya kali siapa yang mau dihukum berat. Shazia tersenyum dalam hati. Rupanya hukuman pak Dirga tak se-menakutkan yang dibayangkan.

"Enggak, pak. Ini juga sudah sangat berat." Shazia menyengir.

Tampak Dirga menghela nafas, kemudian pria itu pergi dengan penampilan hanya memakai celana.

Shazia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan setelah Dirga pergi. Mengingat tadi rasanya ia malu sendiri. Bisa-bisanya ia berpikir bos nya akan berbuat kurang ajar padanya. Tak tau nya hanya ingin memberikan pakaian nya untuk dicuci kan.

"Tapi kenapa jam segini pak Dirga masih ada di kantor ya?" Shazia membatin heran, tapi kemudian ia geleng-geleng tak mau mikiran. Terserah deh itu bukan urusannya.

"Alhamdulilah, akhirnya kelar juga."

Shazia meregangkan otot-otot yang terasa kaku setelah pekerjaan nya selesai tepat di jam sepuluh malam.

Setelah mengemasi barang-barangnya, Shazia segera meninggalkan ruang kerja seraya menenteng plastik berisi pakaian kotor Dirga.

Semakin larut semakin jarang ada angkutan umum yang melintasi jalanan dimana Shazia kini sedang menunggu angkutan umum. Mau pesan ojek online tapi ia tak membawa ponsel.

Shazia meniup udara yang semakin dingin ke atas. Gini malasnya jika ia tak membawa motor apa lagi jika lembur kerja. Ia harus menunggu angkutan umum terlalu lama.

Motor miliknya sedang masuk bengkel selama dua hari. Jadi ya terpaksa Shazia ke kantor menaiki kendaraan umum.

Tin

Shazia terperanjat kaget, tiba-tiba sebuah moge berhenti di depan nya. Kening Shazia mengernyit. Siapa gerangan?

Si pengendara moge tersebut kemudian membuka helm full face nya.

Tampak seorang pria remaja namun terlihat dewasa karena penampilannya yang urakan tersenyum lebar pada Shazia.

"I love you, mba !"

Shazia membuang nafas kasar dan mencebik. Ia pikir siapa, tak tau nya Shaka. Mana anak itu ngucapin kalimat itu mulu lagi kalau ketemu. Bukan nya ngucapin salam kek apa kek. Apa kalimat itu sudah menjadi ciri khas seorang Shaka jika ketemu sama cewek ya? dasar play boy cap kodok... Eh, kok aku bisa mikir gini sih !!

"Mba mau pulang?" Tanya Shaka.

"Kok kamu bisa ada disini, ka?" Shazia membalasnya dengan kalimat pertanyaan balik. Heran saja gitu. Kok bisa ada Shaka. Kebetulan atau.....

"Aku kebetulan lagi lewat aja, mba. Terus lihat mba jadi ya aku samperin," jawab Shaka dengan senyuman yang tak kunjung hilang.

Oh, kebetulan. Shazia manggut-manggut. Hampir saja ia ke Ge'er an.

"Mba habis kerja lembur ya, pulangnya sampe malam begini?" Tanya Shaka lagi.

Shazia mengangguk.

"Tapi kenapa lembur nya sampe terlalu malam begini, mba?"

Nah, anak ini mulai cerewet.

"Namanya juga kerja di perusahaan orang Jadi ya enggak bisa ngatur mau nya aku, Shaka. Kalau aku sih mau nya enggak ada lembur-lembur ya."

Shaka manggut-manggut seperti menyimak ucapan Shazia dengan serius.

"Kalau gitu mba kerja sama aku aja. Di jamin enggak ada lembur-lemburan," tutur Shaka sembari cengengesan.

Alis Shazia bertautan.

"Kamu kerja, ka? kerja apa?"

Lah, kok malah mba Shazia ngira aku yang kerja ya. Shaka garuk-garuk. Bingung ngejelasin nya.

"Enggak, mba. Aku cuma becanda doang kok."

Shazia mencebik." Kirain aku kamu beneran kerja, ka."

"Aku kan masih kuliah, mba. Susah ngatur waktu nya."

"Terus kamu sendiri kenapa keluyuran malam-malam? bukan nya belajar biar pintar terus jadi orang sukses. Kalau kamu sukses yang seneng kan Abi, umi dan mas Emran..........."

Shaka garuk-garuk kepala. Agak malas dengerin nasehat Shazia yang panjang kali lebar. Apalagi nyebut nama-nama yang selalu membuatnya kesel.

"Mba, udah larut malam. Tak antar pulang yok!" Shaka menyela di tengah Shazia menasehatinya.

Otomatis, Shazia mengerem mulutnya, lalu membuang nafas besar.

"Enggak usah. Aku lagi nungguin angkot," tolak Shazia.

"Mau sampai kapan nunggunya, mba. Apa mau sampai subuh berdiri disini terus?"

Shazia terdiam dengan perasaan yang bingung. Ia mengerti maksud Shaka. Seperti nya angkutan umum tidak akan ada lagi yang lewat. Shazia melirik pada moge Shaka. Andai motor Shaka motor biasa yang mudah ditumpangi, ia tak akan menolak. Tapi ini gimana caranya ia pegangan nanti.

"Mba tau enggak kalau di daerah ini banyak preman nya. Preman nya pada ganas. Mereka biasanya beroperasi malam-malam. Nyari mangsa cewek-cewek cantik kayak mba."

Mendengar kata-kata Shaka, bulu kuduk Shazia seketika merinding. Bayang-bayang digilir oleh para preman pun berkelut di fikiran Shazia. Shazia geleng-geleng ketakutan.

"Okey, okey. Aku ikut pulang sama kamu," putus Shazia.

Shaka tersenyum penuh kemenangan. Yes, akhirnya ia bisa memboncengi wanita yang diam-diam dicintainya sejak lama.

Terpopuler

Comments

Nar Sih

Nar Sih

dobel up asyikk nih kak ☺️👍

2025-02-07

2

💥💚 Sany ❤💕

💥💚 Sany ❤💕

Park paling kocak ini. Dah ketemu ma bapak yang tingkahnya kadang nyebelin, eee.... ketemu lagi ma si rusuh yang bikin ngangenin. Ya gak Sha...? 😂😂😂

2025-02-07

1

💥💚 Sany ❤💕

💥💚 Sany ❤💕

Antara cinta n benci sulit dipisahkan, tapi dalam hati sangat merindukan. Jangan egois lah pak Dirga, napa gak cari kebenarannya biar jelas

2025-02-07

1

lihat semua
Episodes
1 I love you, mba!
2 Bertengkar
3 Bertengkar 2
4 Mengobati luka Shaka
5 Doa Shaka
6 Disangka kabur
7 Anak haram
8 Shazia pergi
9 Bertemu Nisa
10 Kasih sayang Aliyah
11 Dirgantara
12 Kedatangan Emran
13 Salah sasaran
14 Akal bulus Shaka
15 Perkara rok
16 Orang gila
17 Teman nongkrong
18 Shaka tengil
19 Demi ibu
20 Terlambat
21 Dipecat
22 Mobil rental
23 Gara-gara Bu Parmi
24 Villa di atas bukit
25 Terkagum
26 Posesif
27 Janjian
28 Bertemu Umi Nuria
29 Kafe cinta
30 25 juta
31 Permohonan Emran
32 Jalur langit
33 Ditinggal
34 Dikejar Dirga
35 Dicuekin Shaka
36 Pria tulen
37 Nomer 20
38 Protektif
39 Kedatangan Dirga
40 Arimbi
41 Tanda lahir
42 Disekap
43 Bubur ayam
44 Diusir
45 Cewek itu
46 Playboy cap kadal
47 Sugar baby !
48 Tes DNA
49 Sales produk !
50 Shaka lagi !
51 Fitnah
52 Dipeluk Dirga
53 Nafkah
54 Kembali ke kantor
55 Hotel
56 Buka puasa
57 Setelah buka puasa
58 puber ke tiga
59 Pengantin itu, Nisa !
60 Shock
61 Shock 2
62 Penyesalan
63 ubur ubur ikan lele
64 Pantai
65 Black card
66 Siapa Shazia?
67 Mahluk jahat
68 Tetanggaan
69 Kepergok
70 Akhirnya Dirga tau
71 Canggung
72 Kecelakaan
73 Rumah sakit
74 Pertemuan dua keluarga
75 Berdebat
76 Pemutusan donasi
77 Kemarahan Ramlan
78 Jadi sopir
79 Rayuan Emran
80 Sarah Handoyo
81 Makan bersama
82 Pindahan
83 Shaka vs Emran
84 Prudential suite room
85 Dipandang gembel
86 Perkara dress
87 Mengunjungi kantor pusat
88 Kondangan
89 Gara-gara bulu mata
90 Vest Management
91 Permintaan Shazia
92 Melamar Shaka
93 Shaka vs Ramlan
94 Menunggu Shaka
95 Tuntutan Dirga
96 Menyanggupi
97 Menumpahkan unek-unek
98 Sah
99 Saling memaafkan
100 Keguguran
101 Ijin pindah
102 Suami ku bos?
103 Shock
104 Cemburu
105 Menggoda Shaka
106 unboxing
107 Setelah unboxing
108 Pengakuan Shaka
109 Cemburu berat
110 Tidur di luar
111 Shaka kecelakaan?
112 Mas !
Episodes

Updated 112 Episodes

1
I love you, mba!
2
Bertengkar
3
Bertengkar 2
4
Mengobati luka Shaka
5
Doa Shaka
6
Disangka kabur
7
Anak haram
8
Shazia pergi
9
Bertemu Nisa
10
Kasih sayang Aliyah
11
Dirgantara
12
Kedatangan Emran
13
Salah sasaran
14
Akal bulus Shaka
15
Perkara rok
16
Orang gila
17
Teman nongkrong
18
Shaka tengil
19
Demi ibu
20
Terlambat
21
Dipecat
22
Mobil rental
23
Gara-gara Bu Parmi
24
Villa di atas bukit
25
Terkagum
26
Posesif
27
Janjian
28
Bertemu Umi Nuria
29
Kafe cinta
30
25 juta
31
Permohonan Emran
32
Jalur langit
33
Ditinggal
34
Dikejar Dirga
35
Dicuekin Shaka
36
Pria tulen
37
Nomer 20
38
Protektif
39
Kedatangan Dirga
40
Arimbi
41
Tanda lahir
42
Disekap
43
Bubur ayam
44
Diusir
45
Cewek itu
46
Playboy cap kadal
47
Sugar baby !
48
Tes DNA
49
Sales produk !
50
Shaka lagi !
51
Fitnah
52
Dipeluk Dirga
53
Nafkah
54
Kembali ke kantor
55
Hotel
56
Buka puasa
57
Setelah buka puasa
58
puber ke tiga
59
Pengantin itu, Nisa !
60
Shock
61
Shock 2
62
Penyesalan
63
ubur ubur ikan lele
64
Pantai
65
Black card
66
Siapa Shazia?
67
Mahluk jahat
68
Tetanggaan
69
Kepergok
70
Akhirnya Dirga tau
71
Canggung
72
Kecelakaan
73
Rumah sakit
74
Pertemuan dua keluarga
75
Berdebat
76
Pemutusan donasi
77
Kemarahan Ramlan
78
Jadi sopir
79
Rayuan Emran
80
Sarah Handoyo
81
Makan bersama
82
Pindahan
83
Shaka vs Emran
84
Prudential suite room
85
Dipandang gembel
86
Perkara dress
87
Mengunjungi kantor pusat
88
Kondangan
89
Gara-gara bulu mata
90
Vest Management
91
Permintaan Shazia
92
Melamar Shaka
93
Shaka vs Ramlan
94
Menunggu Shaka
95
Tuntutan Dirga
96
Menyanggupi
97
Menumpahkan unek-unek
98
Sah
99
Saling memaafkan
100
Keguguran
101
Ijin pindah
102
Suami ku bos?
103
Shock
104
Cemburu
105
Menggoda Shaka
106
unboxing
107
Setelah unboxing
108
Pengakuan Shaka
109
Cemburu berat
110
Tidur di luar
111
Shaka kecelakaan?
112
Mas !

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!