Bidadari bukan burung beo

"Dia maling roti di toko saya mbak" sambung seorang lagi yang adalah pemilik toko yang rotinya diambil oleh ibu itu

"Ya udah emang berapa rotinya biar saya bayar aja!" ujar Melati agar para pria itu pergi

"Semuanya 20 ribu" ujar si pemilik toko

Melati kemudian merogoh sakunya mengambil dompet kecilnya, mengeluarkan uang pecahan 50 ribu

"Kembaliannya buat bapak aja, maaf yaa pak" ujar Melati seraya menyodorkan uang pada si pemilik toko

Orang-orang itupun pergi dari sana meninggalkan Melati dan si ibu pencuri

"Kita duduk dulu ya Bu" ujar Melati sambil menuntun tangan ibu itu menuju kursi sebuah gerobak penjual bubur.

Melati merasa, iba apa yang dialami wanita ini sampai dia harus mencuri sebuah roti untuk makan? Kemana keluarganya? Pertanyaan itu terus saja berada di benak Melati, saat memandangi si ibu yang lahap menyantap bubur ayam yang dipesan oleh Melati

Beberapa kali Melati mencoba bertanya kepada si ibu apa dia mempunyai keluarga atau tidak tapi ibu itu hanya menggelengkan kepalanya sambil sesekali berkata tidak tau.

Melati semakin bingung saat tidak ada petunjuk tiba-tiba saja pandangan Melati tertuju pada gelang yang dipakai si ibu pencuri terlihat seperti kumpulan nomor-nomor apa itu nomor telepon

Dengan sedikit sungkan Melati coba membaca deretan nomor yang berada di gelang ibu itu yang memang nomor telepon. Melati mencoba mengetik nomor-nomor tersebut pada ponselnya dan mencoba menelepon siapa tau saja itu adalah keluarganya

"Halo" ujar seseorang di sebrang telepon

Itu adalah suara seorang pria mungkin saja itu putranya Melati merasa lega karena berarti ibu ini masih memiliki keluarga

"Halo mas" ujar Melati

"Mba lagi sama ibu saya yaa?" Tanya pria itu lagi

"Alhamdulillah berarti dia benar-benar punya anak" ujar batin Melati memandang kearah ibu itu

"Mbak, mbak ada dimana yaa biar saya kesana aja" suara pria dalam panggilan itu membuyarkan lamunan Melati

"Ooh iya mas, nanti biar saya kirim shareloknya  saja yaa" ujar Melati lalu mengirim lokasi mereka pada nomor pria itu

***

Tak lama sebuah mobil mewah berwarna hitam berhenti tepat di depan mereka berdua seorang pria keluar dari dalam mobil tersebut,  pria tampan dengan penampilan rapi menggunakan jas berwarna biru navy serta celana bahan dan sepatu pantofel hitam mengkilap

Pria itu benar-benar terlihat tampan dengan tobuh tegap sedikit berotot.

"Mamaa" teriak pria itu yang kemudian memeluk si ibu

Ibu itupun juga membalas pelukan pria tampan itu

"Mama dari mana aja sih maa" ujar pria itu lagi

"Mbak yang telfon yaa?" Tanya pria itu pada Melati

"Iya mas tadi ibunya dikejar-kejar sama orang karena mencuri roti" ujar Melati menjelaskan

"Astaga Maa" ujar pria itu dengan wajah sedih menatap kearah sang ibu

"Ohh yaa mas, ibunya kenapa yaa?" Tanya Melati

"Ibu saya menderita Demensia mba" pria itu menjelaskan tentang apa yang terjadi pada ibunya

"Demensia?" Tanya Melati

"Iya, sejak papa meninggal mama terpukul banget sampai suatu hari saya bawa mama kerumah sakit dan dokter memvonis kalau mama menderita Demensia" ujar pria itu menjelaskan keadaan ibunya

"Itu kenapa sya kasih nomor telfon saya di gelang mama biar kalau ada yang temuin mama bisa langsung telfon saya." Sambungnya

"Berarti ibunya sering kayak gini mas?" Tanya Melati lagi

"Iya, ini udah beberapa kali" ujar pria itu lagi

"Saya terlalu sibuk mba sampai nggak punya waktu buat ngawasin mama"sambungnya dengan wajah sendu

Cukup lama mereka mengobrol Melati mencoba menjelaskan bahwa dia harus terus memperhatikan sang ibu sampai tiba waktunya untuk pergi dari sana

"Ayo maa kita pulang" ujar pria tampan tersebut mengajak sang ibu pergi

"Ohh yaa saya Bima" ujarnya sembari menyodorkan tangannya untuk bersalaman

"Saya Melati" ujar Melati merapatkan kedua tangannya di depan dada

Sepertinya Bima mengerti dia lalu menarik tangannya lagi

"Makasih yaa" tiba-tiba saja ibu itu membelai lembut pipi Melati. Melati hanya membalas dengan tersenyum

Ibu dan anak itupun masuk kedalam mobil mewah milik mereka lalu pergi dari sana..

***

Sesampainya di toko Sarah lalu mencecar Melati dengan berbagai pertanyaan

"Dari mana aja sih Mel kok lama banget belanja doang?" Tanya Sarah dengan nada khawatir

"Tadi ada masalah gitu di jalan" jawab Melati menjelaskan

"Yaa udah jangan diulangin lagi, mending kalau mau belanja biar aku aja" ujar Sarah

Merekapun masuk kedalam toko tak lama suara motor terdengar berhenti tepat didepan toko. Seperti biasa itu adalah Reynard dan Bayu

"Assalamualaikum" mereka mengucapkan salam sesaat setelah mereka memasuki toko

"Waalaikum salam" jawab Melati lalu menghampiri mereka

"Loe berdua nggak punya kerjaan apa? Tiap hari dateng" ujar Sarah

"Mau ngapain lagi siih?"sambungnya

"Kita kesini mau ketemu sama bidadari" ujar Reynard memandang ke arah Melati

"Dengerin tuh mau ketemu bidadari bukan burung beo" ujar Bayu mengejek Sarah

Sepertinya pertengkaran mereka akan dimulai Reynard dan Melati tidak ingin terlibat dalam pertengkaran mereka..

"Kita kebelakang aja yuk!" Ajak Reynard lalu dengan lancang menarik tangan Melati

Saat sampai di belakang Melati memukul pelan tangan Reynard yang masih memegang tangannya

Reynard terkejut saat Melati memukul tangannya. Dia sadar dan langsung melepas genggamannya pada tangan Melati. Karena terlalu keras menarik tangannya tiba-tiba saja buku Tuntunan sholat yang berada di saku celana miliknya terjatuh tanpa berpikir Melati langsung meraih buku milik Reynard yang terjatuh. Betapa terkejutnya dia saat melihat tulisan pada sampul buku tersebut

"Kamu belajar sholat?" Tanyanya sembari menyodorkan buku itu kepada Reynard lagi

"I-iya" jawab Reynard dengan gugup

"Ya udah sini aku bantuin katanya sih kalau belajar ada yang bantuin lebih cepet bisanya" ujar Melati

"Beneran?" Tanya Reynard tak percaya

"Iya, ayo!" Ajak Melati lalu duduk di kursi disusul Reynard yang duduk di sampingnya

Mereka pun berada di sana cukup lama Reynard sangat bersemangat belajar karena langsung di ajari oleh gadis pujaannya

"Mel ayo balik!" Suara Sarah mengejutkan mereka

"Kok udah balik aja cepet banget" ujar Reynard yang masih ingin berada disana bersama Melati

"Udahlah.. loe nya aja nggak tau diri  namu kok lama banget" ujar Sarah dengan nada ketusnya sambil berlalu meninggalkan mereka berdua disana

"Saar" ucap lembut Melati melihat kelakuan sang sahabat

"Maafin kelakuan Sarah yaa dia emang kalau ngomong suka sembarangan tapi sebenarnya hatinya baik kok, jangan diambil hati yaa omongannya Sarah!" Ujar Melati tidak enak

"Nggak pa-pa kok santai aja" ujar Reynard menenangkan Melati

Merekapun menuju keluar di mana Sarah sudah sibuk dengan pekerjaannya sementara Bayu sudah berada diluar

Episodes
1 Reynard Aditya Narendra
2 Gadis Bunga
3 Bos gila
4 Pertemuan pertama
5 Calon istri
6 Burung beo
7 Karyawan
8 Duri Mawar
9 Siap Bidadariku
10 Mampir
11 Maling
12 Bidadari bukan burung beo
13 Pelanggan tampan
14 Cantik
15 Pesta orang kaya
16 Diganggu preman?
17 Nggak pantes
18 Jangan ganggu Melati
19 Itu siapa?
20 Bukan urusan kamu
21 Aku rela
22 Sup ayam
23 Gelang
24 Dewi Fortuna
25 Melamar
26 Kamu kenapa?
27 Diterima
28 Ternyata
29 Ditolak
30 Jadi imam
31 Kebakaran
32 Kepergian ayah
33 Jemput calon suami
34 Pelanggan rese
35 Amarah Reynard
36 Penghargaan
37 Mabuk
38 Ayo Kawin lari
39 Benturan
40 Masuk Rumah Sakit
41 Maaf
42 Keras kepala
43 kesal
44 Ayam bakar madu
45 Istri bawel
46 Makan malam
47 Dasar beo
48 Patah hati
49 Kecelakaan
50 Pernikahan batal
51 Bangun
52 Lupa tanya nama
53 Bunga
54 Cemburu
55 Duda
56 Mama?
57 Bicara penting
58 Rencana Lamaran
59 Kepergian Bunga
60 Bukan wanita baik
61 Masa lalu Melati
62 Keguguran
63 Menyesal
64 Aku nggak Peduli
65 Romantis
66 Attar
67 Dihajar
68 Pingsan
69 Attar lagi
70 Ketakutan
71 Trauma
72 Kantor polisi
73 Jangan tinggalkan aku
74 Sah
75 Kanker
76 Tidur sama istri
77 Warna favorit
78 Hadiah dari Mertua
79 Malam pernikahan
80 Sang penolong
81 Panggilan sayang
82 Mandi Bareng
83 Mimpi
84 Kutunggu Jandamu
85 Cemburunya Melati
86 Keramas
87 Assalamualaikum Istri
88 Maafkan Aku
89 Izin Menikah Lagi
90 Sok Romantis
91 Mode Galak
92 Sedang Tidak Ingin Diganggu
93 Terungkap
94 Bertahan Sayang
95 Melemah
96 Akhir dari kisah (Ending)
97 Mawar untuk Melati S2 (Aisyah)
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Reynard Aditya Narendra
2
Gadis Bunga
3
Bos gila
4
Pertemuan pertama
5
Calon istri
6
Burung beo
7
Karyawan
8
Duri Mawar
9
Siap Bidadariku
10
Mampir
11
Maling
12
Bidadari bukan burung beo
13
Pelanggan tampan
14
Cantik
15
Pesta orang kaya
16
Diganggu preman?
17
Nggak pantes
18
Jangan ganggu Melati
19
Itu siapa?
20
Bukan urusan kamu
21
Aku rela
22
Sup ayam
23
Gelang
24
Dewi Fortuna
25
Melamar
26
Kamu kenapa?
27
Diterima
28
Ternyata
29
Ditolak
30
Jadi imam
31
Kebakaran
32
Kepergian ayah
33
Jemput calon suami
34
Pelanggan rese
35
Amarah Reynard
36
Penghargaan
37
Mabuk
38
Ayo Kawin lari
39
Benturan
40
Masuk Rumah Sakit
41
Maaf
42
Keras kepala
43
kesal
44
Ayam bakar madu
45
Istri bawel
46
Makan malam
47
Dasar beo
48
Patah hati
49
Kecelakaan
50
Pernikahan batal
51
Bangun
52
Lupa tanya nama
53
Bunga
54
Cemburu
55
Duda
56
Mama?
57
Bicara penting
58
Rencana Lamaran
59
Kepergian Bunga
60
Bukan wanita baik
61
Masa lalu Melati
62
Keguguran
63
Menyesal
64
Aku nggak Peduli
65
Romantis
66
Attar
67
Dihajar
68
Pingsan
69
Attar lagi
70
Ketakutan
71
Trauma
72
Kantor polisi
73
Jangan tinggalkan aku
74
Sah
75
Kanker
76
Tidur sama istri
77
Warna favorit
78
Hadiah dari Mertua
79
Malam pernikahan
80
Sang penolong
81
Panggilan sayang
82
Mandi Bareng
83
Mimpi
84
Kutunggu Jandamu
85
Cemburunya Melati
86
Keramas
87
Assalamualaikum Istri
88
Maafkan Aku
89
Izin Menikah Lagi
90
Sok Romantis
91
Mode Galak
92
Sedang Tidak Ingin Diganggu
93
Terungkap
94
Bertahan Sayang
95
Melemah
96
Akhir dari kisah (Ending)
97
Mawar untuk Melati S2 (Aisyah)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!