BAB 17. PENGUNTIT

Dua minggu setelah kejadian peledakan mobil Rion, suasana kembali damai. Tidak ada masalah sama sekali dengan apa yang mereka takutkan dan waspadai tentang Red Dog dan pergerakannya. Bahkan Lili yang terus mengawasi lewat dunia cyber pun tidak mendapatkan hal penting. Hanya beberapa orang yang melakukan pencarian di internet tentang Lorenzo, dan saat Lili menelusuri siapa yang melakukan pencarian tersebut, ternyata hanya beberapa orang yang akan melamar kerja di beberapa perusahaan Lorenzo.

"Boleh, kan?" tanya Lili yang menelepon Rion, meminta izin untuk keluar rumah bersama dengan Lucas untuk berbelanja untuk kebutuhan rumah yang telah habis dan juga berniat mengunjungi Robert, ayah Lili di restoran.

"Boleh, bawa Flinz dan Nate bersama kalian," jawab Rion dari seberang telepon. "Pastikan hati-hati dan jangan membeli es krim terlalu banyak, mengerti," sambungnya.

Lili berdecih ketika lagi-lagi Rion tahu apa yang gadis itu niatkan. Jujur saja Lili heran bagaimana pria itu bisa selalu tahu apa yang ada di pikiran sang gadis. Tentu Rion tidak memiliki kemampuan pembaca pikiran, kan?

Suara tawa terdengar dari seberang telepon, membuat Lili merengut. "Berhenti tertawa, Rion," perintah Lili yang tidak berguna sama sekali.

"Aku tahu kalau kau pastilah protes tentang aku yang bisa membaca niatmu dengan sangat mudah saat ini, kan. Lilipad, kau itu seperti buku terbuka dan sederhana, sangat mudah untukku menebak apa pun yang ada di otak kecilmu itu," kata Rion yang Lili yakin sekali kalau pria itu kini sedang tersenyum lebar.

"Shut up!" perintah Lili sebal.

"Okay, okay. Kalau begitu hati-hati di jalan," ucap Rion, mengubah nada bicaranya menjadi jauh lebih lembut. Tak ingin membuat Lili bad mood karena Rion yang terus menggoda sang gadis.

"Baik."

Setelah mengakhiri panggilan, Lili bersiap-siap untuk pergi keluar. Tak lupa juga merapikan Lucas yang akan ikut pergi. Tentu membuat Lucas keluar dari rumah adalah salah satu jadwal penting untuk bocah itu. Tapi karena dua minggu suasana tidak memungkinkan, jadilah Lucas berada terus di dalam rumah demi menjaga keamanan sang bocah.

"Kita akan kemana?" tanya Lucas ketika Lili memakaikan pakaian keluar rumah namun terkesan santai. Tak ingin bocah itu terganggu gerak-geriknya hanya karena pakaian semata.

"Kita akan ke supermarket dan juga bertemu ayahku," jawab Lili tanpa melupakan senyumnya untuk sang bocah.

Suara riang terdengar memenuhi rumah saat mendengar rencana keluar mereka hari ini. Lucas bahkan terus berlarian penuh semangat dan tidak sabar mengajak Lili untuk segera pergi.

Lili hanya tersenyum melihat Lucas yang kini sungguh tampak seperti bocah pada umumnya. Ia bahkan senang karena Lucas tidak terlalu takut lagi dengan keadaan luar rumah, walau melihat orang dewasa masih cukup mengintimidasi dan membuat bocah itu takut. Trauma tidak akan mudah untuk hilang.

Setelah selesai melakukan persiapan, Lili mengajak Flinz dan Nate yang merupakan bodyguard yang menjaga Lili dan Nate hampir selama dua puluh empat jam di rumah. Sesuai perintah dari Rion tentu dua pria berbadan besar dan kekar itu mengiyakan dan akan menjaga Lili dan Lucas kemana pun mereka berdua pergi.

Mereka berempat pergi dengan satu mobil milik Rion, salah satu hal yang membuat Lili masih sebal karena Rion memberikan mobil mahal dan mewah untuknya begitu saja seolah membeli sebungkus permen. Terlalu mencolok, itulah menurut Lili yang sejak dulu pantang menjadi pusat perhatian orang-orang.

Lili meminta untuk Flinz dan Nate menunggu di luar supermarket atau di dalam mobil dan membiarkan gadis tersebut bersenang-senang dengan Lucas di dalam pusat perbelanjaan tersebut. Tak ingin membuat orang-orang merasa tidak nyaman dalam berbelanja saat melihat tampang sangar dua bodyguard yang sebenarnya memiliki hati yang lembut dan baik itu. Meyakinkan kalau tidak akan ada yang terjadi pada mereka karena supermarket yang mereka datangi cukup aman dengan segala sistem keamanannya.

"Lili, aku mau ini!" seru Lucas yang kini lengah kecilnya penuh akan berbagai macam makanan ringan.

Padahal gadis itu baru saja berbalik untuk mengambil keranjang belanjaan, namun dibuat terkejut oleh Lucas yang entah sejak kapan telah berburu makanan hingga memenuhi tangannya itu.

"Masukan sini," ucap Lili yang menunjukan keranjang belanjaan kepada Lucas. "Pilih makanan yang memang ingin kau makan, oke," sambungnya.

"Baik!" seru Lucas penuh antusias.

Senyum tidak bisa gadis itu tahan saat melihat betapa senangnya Lucas yang berlari ke sana-sini dengan mata berbinar untuk melihat hal-hal baru dalam supermarket serba ada tersebut. Lucas bahkan terus bertanya ini dan itu akan barang-barang dan makanan yang tidak ia ketahui.

Lili tidak menyangka kalau keranjang belanjaan sang gadis kini telah penuh, bahkan ia menambahkan satu keranjang lagi untuk segala keperluan rumah.

Selesai melakukan pembayaran di kasir, Lili yang ingin menelepon Flinz dan Nate untuk meminta bantuan mereka membawa barang-barang belanjaan, justru terkejut ketika dua pria itu tahu-tahu sudah muncul di hadapan Lili tepat ketika ia mencari nomor ponsel mereka. Seakan keduanya telah siap sedia bahkan sebelum Lili dan Lucas berjalan keluar dari pintu supermarket.

Netra Hazzle Lili yang melihat sekitar saat berjalan di belakang Flinz dan Lucas menuju mobil, mendapati hari sepertinya akan hujan tidak lama lagi. Tak sengaja manik cokelat itu menangkap sosok tak jauh dari mobilnya, berpakaian hitam-hitam dan melihat ke arah mereka. Namun pandangan Lili teralihkan ketika ada orang lain yang mendatangi pria tersebut dan saling memberikan high five. Sepertinya temannya. Tidak mau membuat para pria itu risih karena Lili terus memandangi mereka, gadis itu akhirnya memercepat jalan menuju ke mobil.

"Kita ke tempat kakek?" tanya Lucas yang telah duduk apik di samping Lili dalam mobil.

Lili mengangguk dan lagi-lagi di sambut antusias oleh sang bocah.

Setelah mendapatkan arahan dari Lili kemana mereka harus pergi selanjutnya, pria bernama Flinz segera melajukan mobil dengan deru yang luar biasa halus.

Perjalanan ke restoran ayah Lili memakan waktu setengah jam dari supermarket. Membuat bocah yang sejak tadi berlari-lari kegirangan di dalam supermarket, kini tertidur pulas dalam dekapan sang gadis. Membiarkan sang bocah menggemaskan itu mengisi energinya, dan jika dilihat dari waktunya, memang ini adalah jam-jam bocah itu tidur siang jika di rumah.

Sesampainya di restoran Robert, Lili membangunkan Lucas dan mengajak Flinz serta Nate untuk ikut serta masuk ke dalam restoran.

Aroma lezat beringsut memasuki hidung ketika Nate membukakan pintu restoran untuk Lili yang saat ini menggendong Lucas.

"Lili? Kenapa tidak memberitahu kalau akan datang, biar kusiapkan makanan kesukaanmu sebelum kau datang harusnya," ucap Robert, tersenyum sumringah ketika mendapati putri kesayangannya datang.

Lili menyuruh Flinz dan Nate untuk duduk di mana pun mereka suka.

"Kakek?" panggil Lucas, masih setengah sadar karena baru saja bangun tidur.

"Hai, Lucas," sapa Robert dengan senyum yang jelas-jelas begitu mirip dengan Lili kecuali untuk garis usianya.

Robert mengambil Lucas dari Lili dan menggendongnya. Hingga akhirnya Lucas berceloteh banyak hal tentang dirinya yang pergi berbelanja di supermarket belum lama ini. Begitu antusias hingga membuat Robert tidak melunturkan senyumnya. Karena begitu asyik dengan sang bocah, membuat Robert menyuruh karyawan yang belum lama ini ia rekrut sebagai juru masak untuk membuatkan makanan bagi mereka semua.

Lili membiarkan ayahnya bermain dengan Lucas, kemudian ia bicara sedikit akan makanan kepada Flinz dan Nate yang sudah cukup dekat dengannya karena selalu menjaga rumah dengan sangat baik. Tak hanya itu, dua pria bertubuh besar itu pun ramah dan menyenangkan ketika di ajak bicara, sopan dan tidak melewati batas sesuai dengan arahan dari Rion.

Sampai ketika mata Lili menangkap sesuatu yang membuatnya waspada. Tanpa sengaja ketika ia hendak mengambil makanan yang telah jadi bersama dengan Nate, ia melihat di luar sekitar sepuluh meter, di balik pohon di pinggir jalan, Lili melihat pria sama yang ia lihat di parkiran supermarket tadi. Awalnya ia tidak sadar karena pria itu bersandar di pohon sambil merokok, hingga pria berpakaian serba hitam dan mengenakan topi serta masker tersebut menatap ke dalam restoran.

Sepertinya orang tersebut tidak tahu kalau kaca yang tidak dapat di lihat dari luar justru tembus pandang dari dalam.

Dengan cepat Lili memotret pria tersebut lalu mengirimkannya ke Rion dan memberikan pesan peringatan.

Perhatikan sekitarmu juga, sepertinya ada penguntit yang mengikuti kami sejak tadi.

Tak hanya itu saja, Lili memberitahu Flinz dan Nate tentang si panguntit tersebut. Berhati-hati agar tidak terdengar oleh Robert yang tidak tahu apa-apa mengenai apa yang sedang terjadi. Tak ingin membuat pria paruh baya itu khawatir setengah mati jika tahu apa yang sedang Lili hadapi sekarang.

Pesan dari Rion masuk, membuat Lili sedikit bernapas lega.

Jangan pergi kemana pun, aku akan ke sana. Pastikan tetap di dalam bersama Flinz dan Nate. Jangan takut, Princess. Akan kupastikan kalau kau akan aman, i promise.

Terpopuler

Comments

💕Bernadet Wulandari💕

💕Bernadet Wulandari💕

bagus ini ceritanya. tokoh wanitanya juga ga Menya menye kaya kebanyakan di cerita yg aku baca, walau lili punya trauma masa lalu yg buruk.👍👍👍

2025-04-09

1

Wirda Wati

Wirda Wati

super sekali lilipat....
turan siapa ya ibu nya atau tobert

2025-04-08

1

Diana Silaen

Diana Silaen

keren abis👍mata yg cukup awas dan jeli terhadap sekitar

2025-04-05

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. ANAK HILANG
2 BAB 2. LUCAS
3 BAB 3. BOS?
4 BAB 4. PENJELASAN
5 BAB 5. INFORMASI TENTANG LILI
6 BAB 6. SAKIT
7 BAB 7. PERHATIAN
8 BAB 8. PENAWARAN
9 BAB 9. IZIN
10 BAB 10. KISAH YANG HILANG
11 BAB 11. PINDAH
12 BAB 12. TEMPAT TINGGAL BARU
13 BAB 13. HAL TAK TERDUGA
14 BAB 14. HACKING
15 BAB 15. KEBENARAN RION
16 BAB 16. BACK UP
17 BAB 17. PENGUNTIT
18 BAB 18. PERINTAH
19 BAB 19. INTEROGASI
20 BAB 20. PERASAAN RION
21 BAB 21. TERLACAK
22 BAB 22. KETAKUTAN
23 BAB 23. TEROR
24 BAB 24. MURKA
25 BAB 25. BIANCA
26 BAB 26. PERMINTAAN
27 BAB 27. KABAR
28 BAB 28. LELANG
29 BAB 29. PENYERANGAN
30 BAB 30. PERLAWANAN
31 BAB 31. PULANG
32 BAB 32. SI KEMBAR
33 BAB 33. DANTE DAN RION
34 BAB 34. RENCANA PENANGKAPAN
35 BAB 35. DEAL
36 BAB 36. PENGEJARAN
37 BAB 37. SIAPA DIA?
38 BAB 38. DITENANGKAN
39 BAB 39. TRAUMA
40 BAB 40. TAMU
41 BAB 41. OBROLAN
42 BAB 42. KELUARGA
43 BAB 43. PERTEMUAN
44 BAB 44. TIDAK NYAMAN
45 BAB 45. DANIEL WELLINGTON
46 BAB 46. KASUS
47 BAB 47. INFORMASI
48 BAB 48. DI LUAR DUGAAN
49 BAB 49. BERTEMU
50 BAB 50. EKSEKUSI
51 BAB 51. PANAS
52 BAB 52. MELARIKAN DIRI
53 BAB 53. PERKARA
54 BAB 54. PENANGKAPAN
55 BAB 55. PANIK
56 BAB 56. MENGOBROL
57 BAB 57. PINGSAN
58 BAB 58. ISTIRAHAT
59 BAB 59. CURHAT
60 BAB 60. RENCANA
61 BAB 61. DICULIK
62 BAB 62. TAKUT
63 BAB 63. PENGEPUNGAN
64 BAB 64. DUKA
65 BAB 65. SADAR
66 BAB 66. SYUKUR
67 BAB 67. PUTUS?
68 BAB 68. PEMULIHAN
69 BAB 69. LAMARAN
70 BAB 70. SUKA CITA
71 BAB 71. NOTIF
72 BAB 72. BERANI
73 BAB 73. SIAPA DIA?
74 BAB 74. ORANG ITU
75 BAB 75. GAUN PENGANTIN
76 BAB 76. PERTEMUAN
77 BAB 77. LUKA SEORANG AYAH
78 BAB 78. GUGUP
79 BAB 79. PERNIKAHAN
80 BAB 80. IKRAR
81 BAB 81. BULAN MADU
82 BAB 82. CEMBURU
83 BAB 83. SANTAI
84 BAB 84. LIBURAN
85 BAB 85. DANTE DAN BIANCA
86 BAB 86. DANTE DAN BIANCA
87 BAB 87. DANTE DAN BIANCA
88 BAB 88. DANTE DAN BIANCA
89 BAB 89. AWAL BARU
90 BAB 90. KEPUTUSAN
91 BAB 91. BERUBAH
92 BAB 92. KABAR
Episodes

Updated 92 Episodes

1
BAB 1. ANAK HILANG
2
BAB 2. LUCAS
3
BAB 3. BOS?
4
BAB 4. PENJELASAN
5
BAB 5. INFORMASI TENTANG LILI
6
BAB 6. SAKIT
7
BAB 7. PERHATIAN
8
BAB 8. PENAWARAN
9
BAB 9. IZIN
10
BAB 10. KISAH YANG HILANG
11
BAB 11. PINDAH
12
BAB 12. TEMPAT TINGGAL BARU
13
BAB 13. HAL TAK TERDUGA
14
BAB 14. HACKING
15
BAB 15. KEBENARAN RION
16
BAB 16. BACK UP
17
BAB 17. PENGUNTIT
18
BAB 18. PERINTAH
19
BAB 19. INTEROGASI
20
BAB 20. PERASAAN RION
21
BAB 21. TERLACAK
22
BAB 22. KETAKUTAN
23
BAB 23. TEROR
24
BAB 24. MURKA
25
BAB 25. BIANCA
26
BAB 26. PERMINTAAN
27
BAB 27. KABAR
28
BAB 28. LELANG
29
BAB 29. PENYERANGAN
30
BAB 30. PERLAWANAN
31
BAB 31. PULANG
32
BAB 32. SI KEMBAR
33
BAB 33. DANTE DAN RION
34
BAB 34. RENCANA PENANGKAPAN
35
BAB 35. DEAL
36
BAB 36. PENGEJARAN
37
BAB 37. SIAPA DIA?
38
BAB 38. DITENANGKAN
39
BAB 39. TRAUMA
40
BAB 40. TAMU
41
BAB 41. OBROLAN
42
BAB 42. KELUARGA
43
BAB 43. PERTEMUAN
44
BAB 44. TIDAK NYAMAN
45
BAB 45. DANIEL WELLINGTON
46
BAB 46. KASUS
47
BAB 47. INFORMASI
48
BAB 48. DI LUAR DUGAAN
49
BAB 49. BERTEMU
50
BAB 50. EKSEKUSI
51
BAB 51. PANAS
52
BAB 52. MELARIKAN DIRI
53
BAB 53. PERKARA
54
BAB 54. PENANGKAPAN
55
BAB 55. PANIK
56
BAB 56. MENGOBROL
57
BAB 57. PINGSAN
58
BAB 58. ISTIRAHAT
59
BAB 59. CURHAT
60
BAB 60. RENCANA
61
BAB 61. DICULIK
62
BAB 62. TAKUT
63
BAB 63. PENGEPUNGAN
64
BAB 64. DUKA
65
BAB 65. SADAR
66
BAB 66. SYUKUR
67
BAB 67. PUTUS?
68
BAB 68. PEMULIHAN
69
BAB 69. LAMARAN
70
BAB 70. SUKA CITA
71
BAB 71. NOTIF
72
BAB 72. BERANI
73
BAB 73. SIAPA DIA?
74
BAB 74. ORANG ITU
75
BAB 75. GAUN PENGANTIN
76
BAB 76. PERTEMUAN
77
BAB 77. LUKA SEORANG AYAH
78
BAB 78. GUGUP
79
BAB 79. PERNIKAHAN
80
BAB 80. IKRAR
81
BAB 81. BULAN MADU
82
BAB 82. CEMBURU
83
BAB 83. SANTAI
84
BAB 84. LIBURAN
85
BAB 85. DANTE DAN BIANCA
86
BAB 86. DANTE DAN BIANCA
87
BAB 87. DANTE DAN BIANCA
88
BAB 88. DANTE DAN BIANCA
89
BAB 89. AWAL BARU
90
BAB 90. KEPUTUSAN
91
BAB 91. BERUBAH
92
BAB 92. KABAR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!