BAB 14. HACKING

Rion melihat Dante yang keluar dari mobil dengan wajah panik. Pria berambut perunggu itu berlari kecil ke tempat atasannya yang sedang berdiri tak jauh dari mobil yang kini telah padam dari kobaran api. Menyisakan orang-orang yang berkerumun untuk melihat sumber ledakan satu jam lalu. Beruntung karena polisi dan pemadam kebakaran sigap, sehingga tidak ada kerusakan yang terdampak dari meledaknya mobil Rion itu.

"Kau baik-baik saja?" tanya Dante, menatap atasan yang juga kawan baiknya itu dari ujung rambut hingga ujung kaki. Memastikan tidak ada luka pada pria itu.

"Aku baik-baik saja. Lili menyelamatkanku," jawab Dante dengan wajah yang tampak memikirkan hal serius. Tentu hanya satu hal yang memenuhi kepalanya saat ini, Lili.

"Lili? Bagaimana bisa?" tanya Dante bingung, ia tidak melihat ada sosok gadis itu di sini.

"Dia meneleponku tepat sebelum aku masuk ke mobil. Memberitahu kalau ada bom di dalam mobil dan akan segera meledak," Rion menjawab dengan rahang mengeras.

"Bagaimana bisa dia tahu?" Dante benar-benar bingung sekarang.

"Itulah yang sedang kupikirkan sejak tadi. Dan karena kau sudah ada di sini, kuserahkan masalah ini padamu. Aku akan pulang dan bertanya tentang semua ini padanya," ujar Rion menghela napas panjang.

"Baik. Aku akan ke sana setelah selesai membereskan yang di sini." Dante mengerti dengan jelas apa yang harus ia lakukan.

Rion masuk ke dalam mobil yang telah di siapkan oleh Dante. Duduk di kursi belakang dengan pikiran yang masih tidak tenang. Ia hanya melihat ke luar jendela. Untuk pertama kalinya tidak ingin memikirkan segala kemungkinan, segala hal terburuk atas alasan bagaimana Lili bisa tahu tentang Bom tersebut. Ia yakin kalau gadis itu bukanlah gadis jahat.

Begitu ia sampai di depan rumah besarnya, ia menghampiri para penjaga untuk meminta informasi akan dua orang yang mereka jaga.

"Nona Lili dan Tuan Lucas tidak pergi kemana pun hari ini. Mereka seharian ada di dalam rumah," jawab salah satu penjaga ketika Rion bertanya tentang aktivitas Lili dan Lucas seharian ini.

Rion hanya menganggukkan kepala, kemudian berjalan masuk ke dalam rumah.

Pria itu mengerutkan dahi saat tidak mendengar suara dari Lili atau pun Lucas sama sekali. Ia berjalan ke kamar Lucas dan tidak mendapati kehadiran anaknya di sana. Begitu juga di dapur dan ruang tamu hingga ruang bermain sang anak.

Rion berjalan ke kamar Lili, mendapati pintu kamar tersebut terbuka.

"Lili?" panggil Rion saat ia melihat komputer-komputer di meja sang gadis menyala. Menampilkan game diperuntukan untuk anak-anak dimainkan namun tak ada pergerakan sama sekali.

Kekhawatiran Rion menghilang begitu saja saat ia mendapati Lili tertidur di kursi sofa besar yang pria itu siapkan untuknya. Sofa lembut agar gadis itu nyaman saat bekerja di depan komputer untuk waktu lama.

Sepertinya mereka tertidur saat bermain game, batin Rion saat ia melihat Lili tertidur bersama dengan Lucas dalam pangkuannya.

Rion mengambil Lucas pelan-pelan dari tubuh Lili, kemudian membawa bocah itu ke kamarnya. Ia merebahkan tubuh sang anak, menyelimutinya dan mencium kening sang putra sebelum meninggalkan kamar Lucas.

Langkah pria itu kembali menuju ke kamar Lili yang masih tertidur dengan nyenyak di kursi sofa depan meja komputer. Tersenyum kecil saat melihat betapa nyenyak sang gadis dalam buaian tidur. Berpikir kalau Lili kelelahan setelah menjaga Lucas seharian.

Sebenarnya ia tidak ingin mengganggu tidur gadis itu, tapi ada yang perlu ia tanyakan mengenai kejadian hari ini. Ia tidak bisa menunggu hingga besok, takut kalau-kalau kejadian berbahaya seperti yang terjadi sore tadi terulang lagi. Lebih-lebih terhadap Lucas.

"Lili?" panggil Rion, membangunkan gadis itu dengan menepuk lembut pundaknya.

Setelah tepukan beberapa kali, gadis itu membuka mata. Masih linglung dengan keadaan sekitar karena sepertinya pikiran gadis itu belum terkumpul.

"Lucas?!" seru Lili yang panik saat tidak mendapati bocah lima tahun itu di pangkuannya, sedangkan ia ingat sekali hingga ia memejamkan mata Lucas masih menempel di tubuh Lili.

"Tenang, Lucas sudah kupindahkan ke kamarnya," kata Rion saat melihat kepanikan dalam air muka sang gadis. Tersentuh karena Lili sampai segitunya menjaga Lucas.

"Rion?" Lili terkejut ketika mendapati pria berambut legam itu berdiri di sisinya.

"Hai, Princess," sapa Rion yang merekahkan senyum untuk sang gadis.

Lili menghela napas lega saat ia tahu kalau Lucas baik-baik saja. Rion sudah pulang ke rumah ternyata.

"Bisa kita bicara?" pinta Rion.

"Tentu."

Rion menarik kursi dari meja rias di ruangan tersebut, lalu duduk di samping Lili dengan tubuh mengarah ke gadis itu sepenuhnya.

"Kau ingin membicarakan tetang bom di mobil itu, kan?" tebak Lili.

Anggukan menjadi jawaban dari Rion. Senang karena Lili mengerti dengan jelas arah pembicaraan yang Rion inginkan.

Lili mengambil botol minum di atas meja, lalu menengguk air untuk membasahi tenggorokannya serta menjernihkan kepala karena baru saja bangun dari tidur.

Pandangan Rion tidak lepas menatap sang gadis. Hingga memandangi leher sang gadis yang bergerak ketika menelan air yang diminum. Entah kenapa Rion benar-benar tidak ingin beralih dari gadis itu. Kali ini bukan desir kepriaannya, namun karena ingin tahu apa yang gadis itu pikirkan.

"Aku melakukan Hacking," kata Lili menjawab pertanyaan yang belum terlontarkan oleh Rion dari mulutnya.

"Hacking? Maksudku, bagaimana kau bisa tahu?" tanya Rion. Bahkan Frans yang Rion mintai tolong sejak pagi saja belum mendapatkan kabar apa pun mengenai akan adanya serangan, diperuntukan untuk Rion pula.

"Tidak sengaja sebenarnya. Setelah mendengar mengenai penculikan Lucas waktu itu, jadi aku menggunakan kata kunci yang berhubungan dengan nama Lucas, dirimu, dan nama Lorenzo dalam skala San Fransisco. Jadi ketika ada orang yang mengetikkan kata-kata kunci itu dengan media yang terhubung dengan internet, maka aku akan tahu dan mendapatkan notifikasi. Dan aku mendapati namamu dalam sebuah percakapan di salah satu aplikasi chat. Saat aku membacanya, ternyata isinya mengenai rencana ... untuk membunuhmu," jelasku.

Untuk beberapa saat Rion kehilangan kata-kata mendengar penjelasan dari Lili. Seolah ia tidak percaya apa yang gadis itu lakukan, mendengarnya menjelaskan seperti itu seolah pa yang dilakukan sang gadis terdengar begitu mudah untuknya. Seperti orang yang membuka smartphone sendiri dan melihat notifikasi yang masuk.

"Kau tidak marah, kan. Aku melakukan hacking menggunakan nama kalian? Aku bersumpah aku hanya ingin berjaga-jaga kalau sesuatu yang buruk terjadi pada Lucas seperti rencana penculikan," ucap Lili yang terlihat sedikit panik, takut kalau ia telah melewati batas yang tidak seharusnya ia lewati.

"Oh Lili, bagaimana mungkin aku marah setelah kau menyelamatkan nyawaku hari ini. Kau tidak tahu betapa bersyukurnya aku kau meneleponku bahkan sebelum aku masuk ke mobil, itu benar-benar timing yang luar biasa sempurna," kata Rion dengan pandangan lembut. Tak ingin membuat gadis di depannya ini berpikir kalau Rion marah atau menyudutkan gadis itu.

"Aku bertanya dengan Dante jadwalmu saat aku membaca pesan tentang rencana pembunuhanmu itu. Kau tidak bisa dihubungi ketika aku meneleponmu sebelumnya, kupikir karena kau sedang melakukan rapat besar dengan para penanggung jawab Perusahaan Lorenzo. Jadi aku mencarimu lewat CCTV. Dan aku bersyukur kau masih belum masuk ke mobilmu ketika aku menemukanmu lewat CCTV. Lebih bersyukur karena kau mengangkat teleponku," Lili kembali menjelaskan.

"Boleh aku memegang tanganmu?" tanya Rion, ia tahu kalau dirinya tidak bisa bersikap sembarangan dengan menyentuh gadis itu tanpa izinnya setelah mendengar perihal sang gadis dari Robert.

Walau ragu Lili mengangguk. Bertanya-tanya kenapa Rion tiba-tiba ingin menggenggam tangan gadis itu.

Tangan besar Rion kini menangkup tangan kanan Lili. Ia mengarahkan tangan itu ke pipi pria itu dan berkata, "Sungguh aku benar-benar berterima kasih atas bantuanmu hari ini, Lili. Aku tidak tahu kekacauan apa yang akan terjadi jika aku ikut meledak dalam mobil itu. Keadaan Lucas, keadaan perusahaan, keadaan keluargaku, semua akan sangat kacau jika kau mati hari ini. Kau memiliki rasa terima kasih dariku dan seluruh Lorenzo. Katakan apa pun yang kau inginkan dan aku akan memberikannya tanpa bertanya sedikit pun."

Lili tidak menyangka akan melihat sisi Rion seperti ini. Ia terlihat begitu lembut namun juga terlihat lemah. Seolah memberitahu kalau seseorang yang memiliki kekuasaan dan uang pun takut akan kematian. Rion menunjukan kelemahannya kali ini, melepaskan topeng orang kuat yang selalu pria itu pasang.

"Tapi sepertinya terormu belum selesai, Rion," kata Lili.

Rion menatap sang gadis bingung.

"Dari chat yang kubaca tentang rencana pembunuhanmu, hal yang mengancam nyawamu akan terus berlanjut sampai kau menangkap orang yang merencanakan dan menjalankan rencana itu," Lili berkata dengan nada dan wajah serius.

Bagaimana gadis itu tidak serius jika di sini yang sedang dipertaruhkan adalah sebuah nyawa.

"Lili, aku butuh bantuan dan juga kemampuanmu. Boleh aku meminta bantuanmu?" pinta Rion, memastikan kalau ia tidak memerintah dan justru membiarkan gadis itu memilih.

Namun Lili menggelengkan kepala. Membuat Rion menatap gadis itu dengan pandangan 'kenapa?' yang begitu kental.

Terpopuler

Comments

Atik Marwati

Atik Marwati

demi Lukas biar tidak terluka

2025-04-03

1

Eka Yuliana Ahmad

Eka Yuliana Ahmad

suka dengan cerita nya

2025-04-03

1

Anna Rakhmawaty

Anna Rakhmawaty

semangat othor karyamu bagus, pengetikan rapih hanya ada 1 at 2 yg typo antara aku dan kamu suka kebalik👍

2025-02-28

4

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. ANAK HILANG
2 BAB 2. LUCAS
3 BAB 3. BOS?
4 BAB 4. PENJELASAN
5 BAB 5. INFORMASI TENTANG LILI
6 BAB 6. SAKIT
7 BAB 7. PERHATIAN
8 BAB 8. PENAWARAN
9 BAB 9. IZIN
10 BAB 10. KISAH YANG HILANG
11 BAB 11. PINDAH
12 BAB 12. TEMPAT TINGGAL BARU
13 BAB 13. HAL TAK TERDUGA
14 BAB 14. HACKING
15 BAB 15. KEBENARAN RION
16 BAB 16. BACK UP
17 BAB 17. PENGUNTIT
18 BAB 18. PERINTAH
19 BAB 19. INTEROGASI
20 BAB 20. PERASAAN RION
21 BAB 21. TERLACAK
22 BAB 22. KETAKUTAN
23 BAB 23. TEROR
24 BAB 24. MURKA
25 BAB 25. BIANCA
26 BAB 26. PERMINTAAN
27 BAB 27. KABAR
28 BAB 28. LELANG
29 BAB 29. PENYERANGAN
30 BAB 30. PERLAWANAN
31 BAB 31. PULANG
32 BAB 32. SI KEMBAR
33 BAB 33. DANTE DAN RION
34 BAB 34. RENCANA PENANGKAPAN
35 BAB 35. DEAL
36 BAB 36. PENGEJARAN
37 BAB 37. SIAPA DIA?
38 BAB 38. DITENANGKAN
39 BAB 39. TRAUMA
40 BAB 40. TAMU
41 BAB 41. OBROLAN
42 BAB 42. KELUARGA
43 BAB 43. PERTEMUAN
44 BAB 44. TIDAK NYAMAN
45 BAB 45. DANIEL WELLINGTON
46 BAB 46. KASUS
47 BAB 47. INFORMASI
48 BAB 48. DI LUAR DUGAAN
49 BAB 49. BERTEMU
50 BAB 50. EKSEKUSI
51 BAB 51. PANAS
52 BAB 52. MELARIKAN DIRI
53 BAB 53. PERKARA
54 BAB 54. PENANGKAPAN
55 BAB 55. PANIK
56 BAB 56. MENGOBROL
57 BAB 57. PINGSAN
58 BAB 58. ISTIRAHAT
59 BAB 59. CURHAT
60 BAB 60. RENCANA
61 BAB 61. DICULIK
62 BAB 62. TAKUT
63 BAB 63. PENGEPUNGAN
64 BAB 64. DUKA
65 BAB 65. SADAR
66 BAB 66. SYUKUR
67 BAB 67. PUTUS?
68 BAB 68. PEMULIHAN
69 BAB 69. LAMARAN
70 BAB 70. SUKA CITA
71 BAB 71. NOTIF
72 BAB 72. BERANI
73 BAB 73. SIAPA DIA?
74 BAB 74. ORANG ITU
75 BAB 75. GAUN PENGANTIN
76 BAB 76. PERTEMUAN
77 BAB 77. LUKA SEORANG AYAH
78 BAB 78. GUGUP
79 BAB 79. PERNIKAHAN
80 BAB 80. IKRAR
81 BAB 81. BULAN MADU
82 BAB 82. CEMBURU
83 BAB 83. SANTAI
84 BAB 84. LIBURAN
85 BAB 85. DANTE DAN BIANCA
86 BAB 86. DANTE DAN BIANCA
87 BAB 87. DANTE DAN BIANCA
88 BAB 88. DANTE DAN BIANCA
89 BAB 89. AWAL BARU
90 BAB 90. KEPUTUSAN
91 BAB 91. BERUBAH
92 BAB 92. KABAR
Episodes

Updated 92 Episodes

1
BAB 1. ANAK HILANG
2
BAB 2. LUCAS
3
BAB 3. BOS?
4
BAB 4. PENJELASAN
5
BAB 5. INFORMASI TENTANG LILI
6
BAB 6. SAKIT
7
BAB 7. PERHATIAN
8
BAB 8. PENAWARAN
9
BAB 9. IZIN
10
BAB 10. KISAH YANG HILANG
11
BAB 11. PINDAH
12
BAB 12. TEMPAT TINGGAL BARU
13
BAB 13. HAL TAK TERDUGA
14
BAB 14. HACKING
15
BAB 15. KEBENARAN RION
16
BAB 16. BACK UP
17
BAB 17. PENGUNTIT
18
BAB 18. PERINTAH
19
BAB 19. INTEROGASI
20
BAB 20. PERASAAN RION
21
BAB 21. TERLACAK
22
BAB 22. KETAKUTAN
23
BAB 23. TEROR
24
BAB 24. MURKA
25
BAB 25. BIANCA
26
BAB 26. PERMINTAAN
27
BAB 27. KABAR
28
BAB 28. LELANG
29
BAB 29. PENYERANGAN
30
BAB 30. PERLAWANAN
31
BAB 31. PULANG
32
BAB 32. SI KEMBAR
33
BAB 33. DANTE DAN RION
34
BAB 34. RENCANA PENANGKAPAN
35
BAB 35. DEAL
36
BAB 36. PENGEJARAN
37
BAB 37. SIAPA DIA?
38
BAB 38. DITENANGKAN
39
BAB 39. TRAUMA
40
BAB 40. TAMU
41
BAB 41. OBROLAN
42
BAB 42. KELUARGA
43
BAB 43. PERTEMUAN
44
BAB 44. TIDAK NYAMAN
45
BAB 45. DANIEL WELLINGTON
46
BAB 46. KASUS
47
BAB 47. INFORMASI
48
BAB 48. DI LUAR DUGAAN
49
BAB 49. BERTEMU
50
BAB 50. EKSEKUSI
51
BAB 51. PANAS
52
BAB 52. MELARIKAN DIRI
53
BAB 53. PERKARA
54
BAB 54. PENANGKAPAN
55
BAB 55. PANIK
56
BAB 56. MENGOBROL
57
BAB 57. PINGSAN
58
BAB 58. ISTIRAHAT
59
BAB 59. CURHAT
60
BAB 60. RENCANA
61
BAB 61. DICULIK
62
BAB 62. TAKUT
63
BAB 63. PENGEPUNGAN
64
BAB 64. DUKA
65
BAB 65. SADAR
66
BAB 66. SYUKUR
67
BAB 67. PUTUS?
68
BAB 68. PEMULIHAN
69
BAB 69. LAMARAN
70
BAB 70. SUKA CITA
71
BAB 71. NOTIF
72
BAB 72. BERANI
73
BAB 73. SIAPA DIA?
74
BAB 74. ORANG ITU
75
BAB 75. GAUN PENGANTIN
76
BAB 76. PERTEMUAN
77
BAB 77. LUKA SEORANG AYAH
78
BAB 78. GUGUP
79
BAB 79. PERNIKAHAN
80
BAB 80. IKRAR
81
BAB 81. BULAN MADU
82
BAB 82. CEMBURU
83
BAB 83. SANTAI
84
BAB 84. LIBURAN
85
BAB 85. DANTE DAN BIANCA
86
BAB 86. DANTE DAN BIANCA
87
BAB 87. DANTE DAN BIANCA
88
BAB 88. DANTE DAN BIANCA
89
BAB 89. AWAL BARU
90
BAB 90. KEPUTUSAN
91
BAB 91. BERUBAH
92
BAB 92. KABAR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!