BAB 7. PERHATIAN

Liliana merawat Lucas semalaman, tak membiarkan dirinya diam demi kesembuhan bocah kecil tersebut. Beberapa kali ia mendapati Lucas menangis karena tidak nyaman akan dirinya yang sedang demam tinggi. Bahkan selalu ingin menempel pada Lili hingga tertidur di pangkuan atau gendongan gadis itu.

Ketika esoknya Lucas selesai sarapan dan meminum obat pemberian dari dokter pribadi keluarga Lorenzo, bocah itu tertidur pulas dengan demam yang telah turun.

"Kau terlihat sangat lelah, mungkin sebaiknya kau istirahat dan tidur untuk sekarang. Kau terjaga semalaman," ucap Rion yang sejak semalam pun tidak pergi dari sisi gadis itu maupun Lucas, membantu sebisa mungkin setiap kali sang gadis membutuhkan sesuatu.

Lili menangguk, ia memang butuh itu saat ini. Matanya telah berat hingga sulit untuk terbuka. Berhubung Lucas pun sedang pulas dalam dunia mimpi, mungkin tidak ada salahnya kalau ia juga tidur.

"Ada banyak kamar di sini, kau boleh menggunakannya untuk tidur," Rion berkata tanpa melepaskan pandangannya dari Lili.

"Boleh aku tidur di sini saja?" tanya Lili menunjuk sofa yang ia duduki di ruang tengah. Jujur sofa ini bahkan lebih empuk dibandingkan tempat tidurnya di rumah. Barang mahal memang tidak ada tandingannya, setidaknya itulah yang Lili pikirkan saat ini sambil mengusap sofa selembut beludru itu. Lagipula, ia malas untuk berjalan atau berpindah tempat. Matanya sudah sulit untuk terbuka sekarang, dan berjalan mungkin akan membuatnya memermalukan dirinya sendiri yang pasti berujung limbung atau menabrak.

"Silahkan. Akan kuambilkan selimut." Rion berjalan meninggalkan ruangan menuju ke ruangan lain untuk mengambil barang yang ia katakan tersebut.

Bantal sofa telah Lili siapkan sebagai penyangga kepala, menepuknya beberapa kali untuk mencari posisi terbaik ketika ia merebahkan diri.

Rion kembali dengan selimut di tangan, kemudian memberikannya kepada Lili.

"Terima kasih," ucap Lili saat ia menerima selimut tersebut.

Pria itu duduk di sofa satu dudukan sebelah sofa yang ditempati oleh Lili. Memerhatikan gadis itu yang merebahkan diri sambil menutupi tubuh dengan selimut. Tatapan Rion benar-benar lekat, melihat setiap gerakan gadis itu walau sekecil apa pun.

Bisa Rion lihat kalau Lili telah masuk dalam dunia mimpi. Ia mendengarkan napas stabil sang gadis, gerakan dadanya yang naik turun dengan irama serupa. Hingga kembali menatap wajah gadis tersebut, memerhatikan setiap lekuknya.

Rion bangun dari duduknya, berpindah tempat kini ke sisi sang gadis. Ia duduk di samping tubuh Lili yang tertidur. Terus menatap lekat gadis itu. Perlahan tangannya terangkat, mengelus lembut wajah sang gadis dengan begitu hati-hati agar tidak membangunkannya. Perlahan tangan pria tersebut berpindah ke rahang Lili dan turun ke leher gadis tersebut. Tangan itu kini melebar, memegang leher Lili seolah ingin mencekiknya. Kemudian menjauhkan tangan dari sang gadis.

"Kenapa aku tidak bisa melupakan tatapan itu? Tatapan marah dan tak senangmu direndahkan kemarin benar-benar menarik perhatianku. Makes me want to see how you cry and moan under me on bed, damn you Liliana. Bagaimana aku harus menghadapimu dengan tenang sekarang?" gumam Rion yang menatap Lili layaknya predator melihat mangsa. Pria itu sedang menahan diri sekarang, amat sangat menahan diri.

Rion memutuskan untuk pergi ke kamarnya. Lebih lama lagi ia dekat dengan gadis itu maka akan bahaya bagi keduanya. Dan ia tidak ingin hal itu terjadi ketika ia tahu bagaimana anak semata wayang Rion begitu menyukai Lili. Menyakiti Lili maka sama saja menyakiti Lucas. Rion tidak ingin sampai gadis itu melarikan diri dan tidak lagi datang ke rumah ini hanya karena insting pria Rion yang tidak dapat ia tahan. Ia tidak gila sampai hal itu terjadi.

Ketika waktu sudah menunjukan pukul dua siang, perlahan Lili membuka mata, keluar dari dunia mimpi yang nyaman untuk kembali ke realita. Sepertinya ia telah tidur cukup lama.

Alis Lili bertaut ketika merasakan tubuhnya begitu berat dan tidak dapat bergerak sama sekali.

Saat kesadaran gadis itu sepenuhnya telah kembali, ia tersenyum geli ketika mendapati kalau bocah lima tahun yang ia rawat semalaman justru kini tidur di atas tubuh gadis itu dengan sangat nyenyak. Tangan kecilnya mencengkeram pakaian Lili yang menyatakan dengan jelas kalau Lucas tidak ingin pergi atau dipindahkan.

"Kau baik-baik saja? Lucas menangis mencarimu dan melihatmu tidur dia justru naik ke tubuhmu dan ikut tidur. Dia marah ketika kubilang harus pindah. Kau tidur cukup nyenyak tadi," jelas Rion yang duduk di sofa satu dudukan dekat dengan sofa yang ditiduri oleh Lili. Entah sejak kapan pria itu ada di sana.

"Kurasa aku baik-baik saja," jawab Lili, sedikit terkejut dengan kehadiran Rion di dekatnya.

"Kau lapar?" tanya Rion.

Lili mengangguk, ia bahkan belum makan sejak kemarin malam jika diingat. Melihat Lucas yang begitu menderita dengan demamnya membuat Lili tidak mampu memikirkan hal lain termasuk soal makanan dan mengisi perut.

"Aku ingin bertanya satu hal jika kau tidak keberatan," kata Rion seraya sedikit memajukan tubuhnya yang sebelumnya bersandar pada punggung sofa. Melihat gadis itu penuh penilaian.

"Silahkan."

"Kenapa kau begitu perhatian dengan Lucas padahal dia hanya orang asing untukmu. Kenapa kau begitu terlihat begitu sayang padanya?" tanya Rion, salah satu hal yang mengganggunya sejak awal hingga sampai menuduh gadis itu memanfaatkan Lucas untuk uang atau pun hal menguntungkan lainnya.

Dahi Lili mengerut mendengar pernyataan itu, terkesan pertanyaan bodoh untuk Lili. "Bagaimana mungkin ada orang yang tidak sayang dengan bocah menggemaskan ini? Lucas anak yang sopan, lembut, dan menyenangkan. Tidak suka tantrum seperti anak kecil pada umumnya. Bahkan terkadang ia justru ketakutan akan hal-hal kecil. Siapa pun yang melihatnya pasti akan memberikan perhatiannya untuk Lucas," jawab Lili.

Rion mendengus mendengar jawaban Lili, seakan tidak puas dengan jawaban sang gadis. Jawaban yang terlalu naif untuk seorang Rion yang telah melihat banyak orang dan sifat aslinya.

"Tidak semua orang menyukai anak-anak tidak peduli betapa menggemaskan atau baiknya anak itu. Bahkan orang yang melahirkannya pun meninggalkan Lucas. Orang yang mengasuhnya, wanita-wanita yang dekat denganku sebelumnya, semua membuat Lucas-ku dalam penderitaan. Bermuka dua dan hanya mencari keuntungan menggunakan Lucas, menyakiti anak tak berdosa ini baik fisik hingga mental," kata Rion dengan raut wajah murka ketika mengingat hal yang pernah ia dapati setahun lalu.

"Apa katamu?" Lili berusaha melihat Rion dengan jelas, namun sedikit sulit dengan posisi gadis itu yang tidak bisa bergerak karena Lucas di atas tubuhnya.

Rion menatap Lili dan berkata, "Lucas pernah menjadi korban kekerasan oleh wanita yang pernah dekat denganku. Dia berpura-pura baik kepada Lucas di depanku, tapi saat aku tidak ada dia melakukan kekerasan jika Lucas tantrum sedikit saja. Saat aku menyadarinya, Lucas telah berubah sikap menjadi anak yang pendiam dan penuh ketakutan. Setahun ini dia menghindari semua orang, lebih banyak diam. Bahkan aku tidak lagi mendengar tawanya. Karena itu, jika kau mendekati Lucas karena ada tujuan di baliknya. Kumohon, hentikan. Jangan buat Lucas lebih hancur lagi."

Ada ketidakpercayaan dalam netra Lili setelah mendengar apa yang terjadi pada Lucas. Membuat dugaan Lili sebelumnya terbukti benar, kalau semua ketakutan Lucas bahkan akan suara keras dan orang dewasa pastilah karena trauma. Bekas luka tak terlihat lebih menakutkan dibandingkan luka yang dapat dilihat mata.

"Sungguh, aku tidak memiliki niat apa pun. Aku menyukai anak kecil sejak dulu, mereka makhluk lemah yang harus dilindungi dan disayang. Bagiku melihat senyum dan tawa anak-anak seperti obat tenang dan kebahagiaan untukku. Melihat Lucas penuh ketakutan saat aku menemukannya di bawah hujan, sejak saat itu juga aku tidak bisa mengabaikannya," ujar Lili jujur.

Rion menatap Lili dengan pandangan jauh lebih lembut. Ia tahu kalau gadis ini tulus memberikan perhatiannya kepada Lucas, bahkan bisa dilihat dari Lucas yang menerima dan menempel pada Lili sampai seperti ini. Padahal Lucas tidak pernah dekat dengan siapa pun kecuali Rion. Bahkan kepada Dante yang merupakan orang kepercayaan Rion sekali pun, Lucas tidak mau dekat dengannya.

"Liliana Larossa?" panggil Rion,

"Ya?" sahut Lili.

"Kau dipecat," kata Rion menatap Lili dengan wajah datar.

"Hah?" respon Lili.

Dua kata dari pria itu membuat Lili membeku di tempat, bertanya pada dirinya apakah ia salah dengar atau tidak. Lili dipecat? Serius?!

Terpopuler

Comments

Jane Adriana

Jane Adriana

TBL TBL takut banget loh..di kokop ama duda

2025-04-02

3

🌸 Yowu-Kim 🌸

🌸 Yowu-Kim 🌸

Ishh takit bgt lohh. Kabur li takut ujug2 di kokop ama duda

2025-03-29

1

violet

violet

di perusahaan kamu di pecat tapi kamu akan bekerja di rumah untuk mengurus lucas

2025-03-12

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. ANAK HILANG
2 BAB 2. LUCAS
3 BAB 3. BOS?
4 BAB 4. PENJELASAN
5 BAB 5. INFORMASI TENTANG LILI
6 BAB 6. SAKIT
7 BAB 7. PERHATIAN
8 BAB 8. PENAWARAN
9 BAB 9. IZIN
10 BAB 10. KISAH YANG HILANG
11 BAB 11. PINDAH
12 BAB 12. TEMPAT TINGGAL BARU
13 BAB 13. HAL TAK TERDUGA
14 BAB 14. HACKING
15 BAB 15. KEBENARAN RION
16 BAB 16. BACK UP
17 BAB 17. PENGUNTIT
18 BAB 18. PERINTAH
19 BAB 19. INTEROGASI
20 BAB 20. PERASAAN RION
21 BAB 21. TERLACAK
22 BAB 22. KETAKUTAN
23 BAB 23. TEROR
24 BAB 24. MURKA
25 BAB 25. BIANCA
26 BAB 26. PERMINTAAN
27 BAB 27. KABAR
28 BAB 28. LELANG
29 BAB 29. PENYERANGAN
30 BAB 30. PERLAWANAN
31 BAB 31. PULANG
32 BAB 32. SI KEMBAR
33 BAB 33. DANTE DAN RION
34 BAB 34. RENCANA PENANGKAPAN
35 BAB 35. DEAL
36 BAB 36. PENGEJARAN
37 BAB 37. SIAPA DIA?
38 BAB 38. DITENANGKAN
39 BAB 39. TRAUMA
40 BAB 40. TAMU
41 BAB 41. OBROLAN
42 BAB 42. KELUARGA
43 BAB 43. PERTEMUAN
44 BAB 44. TIDAK NYAMAN
45 BAB 45. DANIEL WELLINGTON
46 BAB 46. KASUS
47 BAB 47. INFORMASI
48 BAB 48. DI LUAR DUGAAN
49 BAB 49. BERTEMU
50 BAB 50. EKSEKUSI
51 BAB 51. PANAS
52 BAB 52. MELARIKAN DIRI
53 BAB 53. PERKARA
54 BAB 54. PENANGKAPAN
55 BAB 55. PANIK
56 BAB 56. MENGOBROL
57 BAB 57. PINGSAN
58 BAB 58. ISTIRAHAT
59 BAB 59. CURHAT
60 BAB 60. RENCANA
61 BAB 61. DICULIK
62 BAB 62. TAKUT
63 BAB 63. PENGEPUNGAN
64 BAB 64. DUKA
65 BAB 65. SADAR
66 BAB 66. SYUKUR
67 BAB 67. PUTUS?
68 BAB 68. PEMULIHAN
69 BAB 69. LAMARAN
70 BAB 70. SUKA CITA
71 BAB 71. NOTIF
72 BAB 72. BERANI
73 BAB 73. SIAPA DIA?
74 BAB 74. ORANG ITU
75 BAB 75. GAUN PENGANTIN
76 BAB 76. PERTEMUAN
77 BAB 77. LUKA SEORANG AYAH
78 BAB 78. GUGUP
79 BAB 79. PERNIKAHAN
80 BAB 80. IKRAR
81 BAB 81. BULAN MADU
82 BAB 82. CEMBURU
83 BAB 83. SANTAI
84 BAB 84. LIBURAN
85 BAB 85. DANTE DAN BIANCA
86 BAB 86. DANTE DAN BIANCA
87 BAB 87. DANTE DAN BIANCA
88 BAB 88. DANTE DAN BIANCA
89 BAB 89. AWAL BARU
90 BAB 90. KEPUTUSAN
91 BAB 91. BERUBAH
92 BAB 92. KABAR
Episodes

Updated 92 Episodes

1
BAB 1. ANAK HILANG
2
BAB 2. LUCAS
3
BAB 3. BOS?
4
BAB 4. PENJELASAN
5
BAB 5. INFORMASI TENTANG LILI
6
BAB 6. SAKIT
7
BAB 7. PERHATIAN
8
BAB 8. PENAWARAN
9
BAB 9. IZIN
10
BAB 10. KISAH YANG HILANG
11
BAB 11. PINDAH
12
BAB 12. TEMPAT TINGGAL BARU
13
BAB 13. HAL TAK TERDUGA
14
BAB 14. HACKING
15
BAB 15. KEBENARAN RION
16
BAB 16. BACK UP
17
BAB 17. PENGUNTIT
18
BAB 18. PERINTAH
19
BAB 19. INTEROGASI
20
BAB 20. PERASAAN RION
21
BAB 21. TERLACAK
22
BAB 22. KETAKUTAN
23
BAB 23. TEROR
24
BAB 24. MURKA
25
BAB 25. BIANCA
26
BAB 26. PERMINTAAN
27
BAB 27. KABAR
28
BAB 28. LELANG
29
BAB 29. PENYERANGAN
30
BAB 30. PERLAWANAN
31
BAB 31. PULANG
32
BAB 32. SI KEMBAR
33
BAB 33. DANTE DAN RION
34
BAB 34. RENCANA PENANGKAPAN
35
BAB 35. DEAL
36
BAB 36. PENGEJARAN
37
BAB 37. SIAPA DIA?
38
BAB 38. DITENANGKAN
39
BAB 39. TRAUMA
40
BAB 40. TAMU
41
BAB 41. OBROLAN
42
BAB 42. KELUARGA
43
BAB 43. PERTEMUAN
44
BAB 44. TIDAK NYAMAN
45
BAB 45. DANIEL WELLINGTON
46
BAB 46. KASUS
47
BAB 47. INFORMASI
48
BAB 48. DI LUAR DUGAAN
49
BAB 49. BERTEMU
50
BAB 50. EKSEKUSI
51
BAB 51. PANAS
52
BAB 52. MELARIKAN DIRI
53
BAB 53. PERKARA
54
BAB 54. PENANGKAPAN
55
BAB 55. PANIK
56
BAB 56. MENGOBROL
57
BAB 57. PINGSAN
58
BAB 58. ISTIRAHAT
59
BAB 59. CURHAT
60
BAB 60. RENCANA
61
BAB 61. DICULIK
62
BAB 62. TAKUT
63
BAB 63. PENGEPUNGAN
64
BAB 64. DUKA
65
BAB 65. SADAR
66
BAB 66. SYUKUR
67
BAB 67. PUTUS?
68
BAB 68. PEMULIHAN
69
BAB 69. LAMARAN
70
BAB 70. SUKA CITA
71
BAB 71. NOTIF
72
BAB 72. BERANI
73
BAB 73. SIAPA DIA?
74
BAB 74. ORANG ITU
75
BAB 75. GAUN PENGANTIN
76
BAB 76. PERTEMUAN
77
BAB 77. LUKA SEORANG AYAH
78
BAB 78. GUGUP
79
BAB 79. PERNIKAHAN
80
BAB 80. IKRAR
81
BAB 81. BULAN MADU
82
BAB 82. CEMBURU
83
BAB 83. SANTAI
84
BAB 84. LIBURAN
85
BAB 85. DANTE DAN BIANCA
86
BAB 86. DANTE DAN BIANCA
87
BAB 87. DANTE DAN BIANCA
88
BAB 88. DANTE DAN BIANCA
89
BAB 89. AWAL BARU
90
BAB 90. KEPUTUSAN
91
BAB 91. BERUBAH
92
BAB 92. KABAR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!