BAB 11. PINDAH

Rion tidak pernah tahu kalau gadis bernama Liliana merupakan pekerja keras ketika di kantor. Tak pernah mengira kalau gadis itu begitu cekatan dengan apa yang dikerjakan. Ia bahkan tak menyembunyikan kekagumannya ketika tahu bahwa gadis itu dapat menempati posisi wakil ketua departemen khusus di perusahaan miliknya ini. Sehebat apa sebenarnya Lili hingga mampu membuat Frans sang ketua departemen khusus bisa memberikan posisi penting tersebut ke gadis yang bahkan belum ada dua tahun bekerja di perusahaan sekelas Lorenzo. Mengingat betapa ketat dan menuntutnya Frans, salah satu orang kepercayaan Rion dalam mengembangkan perusahaan.

"Tidak sadarkah dia kalau ini sudah sangat malam?" gumam Rion yang berdiri di depan pintu kaca, mengamati Liliana yang masih berkerja sendirian di dalam sana.

Niat Rion hanya ingin melihat-lihat departemen sistem perusahaan karena sudah lama sekali sejak terakhir ia melihat dan mengamati teritori ini. Namun siapa sangka Rion justru mendapati gadis yang tak lagi asing untuknya itu ternyata masih bekerja ketika waktu menunjukan pukul sembilan malam.

"Kenapa kau berdiri di sana seperti patung, Rion?"

Suara familier untuk sang empunya nama tak membuat Rion mengalihkan pandangan dari gadis yang sibuk dengan kegiatan coding-nya di dalam sana.

"Kenapa dia masih bekerja sedangkan yang lain sudah pulang, Frans?" tanya Rion pada sang ketua departemen khusus sekaligus teman baiknya sejak kuliah.

Frans melihat ke dalam ruangan, dan tersenyum saat tahu siapa yang dibicarakan. "Ah, dia memang suka seperti itu. Dia tidak akan berhenti sebelum yang dia kerjakan selesai," jawab Frans.

"Kudengar dia adalah wakil ketua departemen khusus, bagaimana bisa kau memberikan posisi itu ke gadis muda yang bahkan belum ada dua tahun bekerja di sini?" tanya Rion lagi, ingin tahu lebih banyak tentang gadis di dalam ruangan itu.

"Dia jenius. Tapi problem solving dia luar biasa, itu yang membuatku berani menempatkannya di posisi penting itu." Kini Frans berdiri di samping Rion, sama-sama memerhatikan bagaimana Liliana bekerja di balik komputernya.

"Apa pernah terjadi sesuatu dan dia ikut andil? Alasan kenapa kau menjadikannya wakil ketua," tanya Rion lagi.

Frans mengangguk. "Sistem perusahaan kita pernah dibobol oleh orang tak dikenal sekitar delapan bulan lalu. Semua sistem perusahaan kacau, tidak bisa diakses, dan terlebih lagi semua data perusahaan nyaris dicuri saat itu. Aku sendiri bahkan kewalahan untuk menggagalkan penyerangan itu. Dan saat semua panik, Lili melakukan serangan balik dan menggagalkan serangan ke perusahaan dengan virus buatannya sendiri. Aku masih merinding setiap kali mengingat hal itu," jawabnya.

"Serangan cyber dari luar kau bilang? Jangan bilang serangan yang kau laporkan waktu itu, yang kau bilang telah menangkap pelakunya?" Rion terkejut dengan informasi yang barusan ia dengar.

"Benar. Dan Lili juga yang menemukan pelakunya, bahkan mendapatkan foto pria itu yang duduk di depan layar komputernya." Ada nada penuh kekaguman dan bangga pada wajah Frans, seolah sedang membanggakan orang yang penting untuknya.

"Bagaimana caranya?" Rion seolah kehilangan kata sekarang.

"Hacking. Gadis itu seorang hacker profesional. Agh, bahkan jika mau dia bisa bekerja di instansi pemerintahan dengan sangat mudah atau perusahaan Google dengan kemampuannya itu," kata Frans, sedikit menyayangkan kalau gadis sehebat Lili harus tenggelam dalam perusahaan ini. Walau perusahaan Lorenzo salah satu perusaahan paling berpengaruh di perekonomian Amerika hingga luar negeri.

Habis sudah kata yang bisa Rion keluarkan untuk mengomentari atau bertanya tentang seorang Liliana Larossa. Tak pernah menyangka kalau gadis itu bisa sehebat itu. Mengingat sang gadis memiliki masa lalu yang luar biasa kelam dan traumatik yang tak bisa diremehkan, dapat berdiri dan menjadi orang hebat seperti itu benar-benar hal luar biasa.

"Frans, ada sesuatu yang akan kusampaikan padamu tentang Liliana," kata Rion serius. Ia datang ke departemen ini tujuan sebenarnya adalah memang akan mengatakan tentang kepindahan Lili untuk bekerja di rumah.

"Apa?" tuntut Frans. Pria bermata biru dengan rambut pirang gelap itu kini ikut menatap temannya dengan ekspresi sama seriusnya.

"Aku akan memindahkan Liliana ke rumahku, dia akan bekerja dari rumah," ucap Rion langsung to the point.

"Hah?" Frans terkejut luar biasa dengan ucapan teman sekaligus atasannya itu.

Mau tidak mau Rion menceritakan tentang apa yang terjadi, tentang Liliana dan Lucas. Frans tahu semua apa yang terjadi dalam hidup Rion, tentang pernikahannya, kaburnya sang istri dengan pria lain, tentang Lucas dan segala masalah bocah itu. Terkadang Frans mengasihani bagaimana hancurnya keluarga kecil temannya itu, kesulitannya menjaga sang buah hati sebagai single parent. Rion mungkin menjadi pria yang sukses dan bergelimangan harta, namun kehidupan cinta pria itu benar-benar tidak pernah berujung baik. Dan semakin bertambahnya usia, Frans tahu kalau Rion mendambakan sosok yang bisa menemani hari-harinya.

"Jika itu yang telah kau putuskan aku tidak dapat menentang. Lucas mungkin lebih membutuhkan Liliana dibandingkan perusahaan ini. Lagipula masih ada aku yang siap meng-handle bagian ini," Frans setuju dengan keputusan atasannya itu.

"Frans, menurutmu Lili orang yang seperti apa? Apakah dia gadis baik? Kau sudah mengenalnya selama setahun belakangan ini, jadi walau sedikit pasti tahu tentangnya. Aku hanya ingin memastikan saja," Rion kembali bertanya. Bukan meragukan tentang apakah gadis itu baik atau tidak, melainkan ia hanya ingin tahu tentang gadis itu dari berbagai sudut pandang.

"Dia gadis baik. Seperti yang kau lihat dia rajin dan bertanggung jawab dengan pekerjaannya. Walau dia sedikit tertutup dengan orang-orang sekitar. Ramah, tapi memilih untuk tidak terlalu dekat dengan siapa pun. Khususnya pria, dia selalu menjaga jarak bahkan ketika untuk sekedar bicara. Tipe gadis pendiam," jawab Frans.

Jawaban dari temannya itu membuat Rion kembali teringat akan obrolannya bersama ayah Lili. Traumatik gadis itu sepertinya tidak main-main. Bahkan ketika ia sudah menjadi orang sehebat itu, ia masih memiliki kelemahan yang tidak bisa dihilangkan. Kejadian gadis itu sekolah dulu sepertinya benar-benar mimpi buruk. Ia bahkan tidak berani membayangkan bagaimana hancurnya gadis itu di tahun-tahun awal setelah kejadian tersebut. Berpikir kalau Rion di posisi gadis itu, mungkin ia memilih mengakhiri hidupnya dibandingkan hidup dengan semua mimpi buruk atas pelecehan bejat itu. Ini membuktikan bahwa gadis itu jauh lebih kuat dibandingkan Rion.

Rion masuk ke dalam ruangan setelah mengatakan kalau ia akan mengajak Lili untuk pulang sekarang kepada Frans. Dan pria pirang itu pun pamit untuk juga pulang karena waktu sudah cukup malam.

"Kurasa ini sudah lewat dari jam kerja, Lilipad," ucap Rion dengan senyum mengembang di wajah, entah kenapa memanggil gadis itu dengan panggilan yang biasa digunakan oleh Lucas terdengar menyenangkan untuk Rion.

Sontak gadis itu langsung memutar kursi berodanya, melihat Rion dengan dahi berkerut walau segera ia hilangkan saat tahu siapa yang bicara.

"Pulang," ucap Rion lembut namun terkesan mutlak dan tidak dapat disanggah sama sekali.

"Tanggung, sedikit lagi," tolak Lili.

"No, kerjakan lagi besok. Aku sudah bertanya pada Frans kalau itu bukan pekerjaan yang dikejar deadline, jadi pulang sekarang" ucap Rion lagi dengan nada lebih memerintah.

Dahi Lili berkerut, tidak senang dengan suruhan atasannya ini.

"Ah, ah, berhenti memasang wajah seperti itu, dan kemasi barangmu sekarang, little girl. Tidak ada penolakan," kata Rion ketika tahu kalau gadis itu sedang berusaha menolak lagi dan memasang wajah protes.

"Baik," jawab Lili akhirnya, tahu kalau ia tidak akan menang walau berdebat. Dan ia terkejut ketika melihat jam di komputernya, tidak sadar kalau jam sudah menunjukan pukul jam sembilan lewat.

"Good girl," ucap Rion dengan senyum penuh kemenangan.

Lili benar-benar tidak berkutik ketika Rion sungguh menungguinya mengemasi barang. Tahu kalau mungkin Lili akan kembali melanjutkan pekerjaannya jika ditinggal begitu saja.

"Lili?" panggil Rion ketika gadis itu hendak keluar dari ruangannya.

"Ya?" sahut Lili yang melihat kembali ke arah Rion.

"Siapkan barang-barangmu, dalam tiga hari lagi kau akan tinggal di rumahku. Aku juga sudah bicara dan meminta izin dari ayahmu dan Beliau mengizinkan. Frans, ketua departemenmu juga sudah setuju tadi. Jadi selama tiga hari siapkan saja barang-barangmu dan kau akan pindah. Aku akan menjemputmu," kata Rion dengan senyum lebar yang terulas begitu indah di paras tampannya itu.

"Apa?!"

Senyum Rion semakin mengembang saat melihat keterkejutan di wajah gadis itu. Tahu kalau Lili tidak pernah menyangka bahwa Rion akan bergerak cepat atas apa yang dikatakan beberapa hari lalu untuk tinggal di rumah Rion dan mengasuh Lucas.

I got you now, baby girl.

Terpopuler

Comments

Ki Selo Lafadz

Ki Selo Lafadz

bapak lili sama bapak rion sahabatan

2025-04-07

1

🌸 Yowu-Kim 🌸

🌸 Yowu-Kim 🌸

Ishh si om ini takut bener loh

2025-03-29

1

violet

violet

cie cie

2025-03-13

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. ANAK HILANG
2 BAB 2. LUCAS
3 BAB 3. BOS?
4 BAB 4. PENJELASAN
5 BAB 5. INFORMASI TENTANG LILI
6 BAB 6. SAKIT
7 BAB 7. PERHATIAN
8 BAB 8. PENAWARAN
9 BAB 9. IZIN
10 BAB 10. KISAH YANG HILANG
11 BAB 11. PINDAH
12 BAB 12. TEMPAT TINGGAL BARU
13 BAB 13. HAL TAK TERDUGA
14 BAB 14. HACKING
15 BAB 15. KEBENARAN RION
16 BAB 16. BACK UP
17 BAB 17. PENGUNTIT
18 BAB 18. PERINTAH
19 BAB 19. INTEROGASI
20 BAB 20. PERASAAN RION
21 BAB 21. TERLACAK
22 BAB 22. KETAKUTAN
23 BAB 23. TEROR
24 BAB 24. MURKA
25 BAB 25. BIANCA
26 BAB 26. PERMINTAAN
27 BAB 27. KABAR
28 BAB 28. LELANG
29 BAB 29. PENYERANGAN
30 BAB 30. PERLAWANAN
31 BAB 31. PULANG
32 BAB 32. SI KEMBAR
33 BAB 33. DANTE DAN RION
34 BAB 34. RENCANA PENANGKAPAN
35 BAB 35. DEAL
36 BAB 36. PENGEJARAN
37 BAB 37. SIAPA DIA?
38 BAB 38. DITENANGKAN
39 BAB 39. TRAUMA
40 BAB 40. TAMU
41 BAB 41. OBROLAN
42 BAB 42. KELUARGA
43 BAB 43. PERTEMUAN
44 BAB 44. TIDAK NYAMAN
45 BAB 45. DANIEL WELLINGTON
46 BAB 46. KASUS
47 BAB 47. INFORMASI
48 BAB 48. DI LUAR DUGAAN
49 BAB 49. BERTEMU
50 BAB 50. EKSEKUSI
51 BAB 51. PANAS
52 BAB 52. MELARIKAN DIRI
53 BAB 53. PERKARA
54 BAB 54. PENANGKAPAN
55 BAB 55. PANIK
56 BAB 56. MENGOBROL
57 BAB 57. PINGSAN
58 BAB 58. ISTIRAHAT
59 BAB 59. CURHAT
60 BAB 60. RENCANA
61 BAB 61. DICULIK
62 BAB 62. TAKUT
63 BAB 63. PENGEPUNGAN
64 BAB 64. DUKA
65 BAB 65. SADAR
66 BAB 66. SYUKUR
67 BAB 67. PUTUS?
68 BAB 68. PEMULIHAN
69 BAB 69. LAMARAN
70 BAB 70. SUKA CITA
71 BAB 71. NOTIF
72 BAB 72. BERANI
73 BAB 73. SIAPA DIA?
74 BAB 74. ORANG ITU
75 BAB 75. GAUN PENGANTIN
76 BAB 76. PERTEMUAN
77 BAB 77. LUKA SEORANG AYAH
78 BAB 78. GUGUP
79 BAB 79. PERNIKAHAN
80 BAB 80. IKRAR
81 BAB 81. BULAN MADU
82 BAB 82. CEMBURU
83 BAB 83. SANTAI
84 BAB 84. LIBURAN
85 BAB 85. DANTE DAN BIANCA
86 BAB 86. DANTE DAN BIANCA
87 BAB 87. DANTE DAN BIANCA
88 BAB 88. DANTE DAN BIANCA
89 BAB 89. AWAL BARU
90 BAB 90. KEPUTUSAN
91 BAB 91. BERUBAH
92 BAB 92. KABAR
Episodes

Updated 92 Episodes

1
BAB 1. ANAK HILANG
2
BAB 2. LUCAS
3
BAB 3. BOS?
4
BAB 4. PENJELASAN
5
BAB 5. INFORMASI TENTANG LILI
6
BAB 6. SAKIT
7
BAB 7. PERHATIAN
8
BAB 8. PENAWARAN
9
BAB 9. IZIN
10
BAB 10. KISAH YANG HILANG
11
BAB 11. PINDAH
12
BAB 12. TEMPAT TINGGAL BARU
13
BAB 13. HAL TAK TERDUGA
14
BAB 14. HACKING
15
BAB 15. KEBENARAN RION
16
BAB 16. BACK UP
17
BAB 17. PENGUNTIT
18
BAB 18. PERINTAH
19
BAB 19. INTEROGASI
20
BAB 20. PERASAAN RION
21
BAB 21. TERLACAK
22
BAB 22. KETAKUTAN
23
BAB 23. TEROR
24
BAB 24. MURKA
25
BAB 25. BIANCA
26
BAB 26. PERMINTAAN
27
BAB 27. KABAR
28
BAB 28. LELANG
29
BAB 29. PENYERANGAN
30
BAB 30. PERLAWANAN
31
BAB 31. PULANG
32
BAB 32. SI KEMBAR
33
BAB 33. DANTE DAN RION
34
BAB 34. RENCANA PENANGKAPAN
35
BAB 35. DEAL
36
BAB 36. PENGEJARAN
37
BAB 37. SIAPA DIA?
38
BAB 38. DITENANGKAN
39
BAB 39. TRAUMA
40
BAB 40. TAMU
41
BAB 41. OBROLAN
42
BAB 42. KELUARGA
43
BAB 43. PERTEMUAN
44
BAB 44. TIDAK NYAMAN
45
BAB 45. DANIEL WELLINGTON
46
BAB 46. KASUS
47
BAB 47. INFORMASI
48
BAB 48. DI LUAR DUGAAN
49
BAB 49. BERTEMU
50
BAB 50. EKSEKUSI
51
BAB 51. PANAS
52
BAB 52. MELARIKAN DIRI
53
BAB 53. PERKARA
54
BAB 54. PENANGKAPAN
55
BAB 55. PANIK
56
BAB 56. MENGOBROL
57
BAB 57. PINGSAN
58
BAB 58. ISTIRAHAT
59
BAB 59. CURHAT
60
BAB 60. RENCANA
61
BAB 61. DICULIK
62
BAB 62. TAKUT
63
BAB 63. PENGEPUNGAN
64
BAB 64. DUKA
65
BAB 65. SADAR
66
BAB 66. SYUKUR
67
BAB 67. PUTUS?
68
BAB 68. PEMULIHAN
69
BAB 69. LAMARAN
70
BAB 70. SUKA CITA
71
BAB 71. NOTIF
72
BAB 72. BERANI
73
BAB 73. SIAPA DIA?
74
BAB 74. ORANG ITU
75
BAB 75. GAUN PENGANTIN
76
BAB 76. PERTEMUAN
77
BAB 77. LUKA SEORANG AYAH
78
BAB 78. GUGUP
79
BAB 79. PERNIKAHAN
80
BAB 80. IKRAR
81
BAB 81. BULAN MADU
82
BAB 82. CEMBURU
83
BAB 83. SANTAI
84
BAB 84. LIBURAN
85
BAB 85. DANTE DAN BIANCA
86
BAB 86. DANTE DAN BIANCA
87
BAB 87. DANTE DAN BIANCA
88
BAB 88. DANTE DAN BIANCA
89
BAB 89. AWAL BARU
90
BAB 90. KEPUTUSAN
91
BAB 91. BERUBAH
92
BAB 92. KABAR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!