BAB 12. TEMPAT TINGGAL BARU

Lili terdiam di tempat ia berdiri ketika mendapati pria yang menjadi atasannya sedang duduk di ruang tamu mengobrol dengan ayah Lili. Entah sejak kapan keduanya menjadi akrab, membicarakan banyak hal seolah mereka adalah kenalan lama.

"Lili?!" seruan riang dari bocah lima tahun berambut legam mengantarkan kembali Lili ke realita.

"Lucas." Bibir Lili mengembangkan senyum otomatis ketika ia melihat Lucas yang kini berlari ke arah sang gadis dengan penuh semangat.

Bocah kecil itu memeluk kaki Lili. "Kenapa Lili tidak datang ke rumah Lucas? Ayah bilang Lili sedang sibuk kerja, benar?" tanya Lucas.

Memang benar sudah nyaris satu minggu ini, Lili tidak berkunjung menemui Lucas seperti janjinya pada bocah itu ketika sakit tempo hari lalu. Terutama tiga hari ini dimana Lili harus membereskan barang-barang yang akan ia bawa untuk pindah sesuai kata Rion. Tidak menyangka kalau pria itu benar-benar serius dengan ucapannya. Bahkan ketua departemen Lili pun menyuruh Lili untuk mengemasi barang-barangnya yang diperlukan dari kantor untuk dipindahkan ke rumah Rion. Beberapa teman Lili menduga kalau Lili berhenti bekerja, namun setelah meluruskan keadaan tanpa mengatakan yang sebenarnya, semua kembali tenang.

"Lucas, kau tahu kenapa ayah membawamu ke sini?" tanya Rion ke anaknya itu.

"Menemui Lili?" jawab Lucas lugu.

"Kita ke sini untuk menjemput Lili. Dia akan tinggal di rumah kita mulai sekarang, jadi bersikap baiklah padanya dan jangan nakal," kata Rion dengan senyum penuh arti.

Mata Lucas langsung berbinar mendengar ucapan dari sang ayah, beberapa kali ia melihat Rion, Lili, dan Robert secara bergantian untuk mendapatkan konfirmasi apakah yang dikatakan Rion benar atau tidak.

"Apa itu benar? Lili akan tinggal dengan Lucas mulai sekarang?" tanya Lucas penuh pengharapan dan antusias.

Bagaimana mungkin Lili mengatakan 'tidak' ketika bocah menggemaskan itu menatapnya dengan mata bulat besar serta wajah polos seperti itu. Lili hanya mengangguk seraya tersenyum kepada Lucas.

"Asyik!" Lucas benar-benar terlihat antusias. Ia lari ke arah Robert dan bertanya lagi tentang apakah Lili sungguh akan tinggal bersama dengan Lucas. Tidak ada lagi ketakutan pada diri Luca terhadap Robert seperti saat hari pertama Lili membawa bocah itu ke rumah ini setelah menyelamatkannya.

Lili kini menatap Rion, dan mendapati Rion hanya tersenyum penuh arti kepada gadis itu. Lagi-lagi dahi sang gadis berkerut dalam, tanda kalau ia protes. Lili sadar dengan jelas kalau Rion sengaja membawa serta Lucas ke sini agar Lili mau pindah. Pria itu tahu kalau Lili tidak bisa menolak apa pun yang diinginkan oleh bocah menggemaskan itu. Dan hal itu digunakan oleh Rion agar Lili setuju untuk pindah tanpa harus berdebat panjang bahkan menolak. Licik.

Rion dan Robert membantu Lili memindahkan barang-barang miliknya yang telah di kemas ke bagasi mobil Rion. Tidak banyak barang, dan itu membuat Rion tidak terlalu senang. Seolah gadis itu tidak berniat untuk tinggal dalam waktu lama. Berencana akan pergi suatu hari. Tapi bukan Rion Lorenzo namanya jika ia tidak menduga hal seperti ini. Ia tahu kalau salah satu sifat Lili adalah keras kepala, dan Rion telah menyiapkan segalanya untuk sang gadis. Tak sabar melihat ekspresi Lili ketika tahu apa yang Rion siapkan.

"Jaga puteriku. Jika kau membuatnya menangis, aku sendiri yang akan menghajarmu," pesan Robert kepada Rion saat menunggu Lili dan Lucas keluar dari rumah.

"Yes, Sir," jawab Rion tanpa ragu.

"Ayo cepat, Lili!" seru Lucas yang menarik tangan Lili agar segera menuju ke mobil. Sepertinya bocah itu tidak sabar ingin segera mengajak Lili pulang.

"Lucas, masuk duluan ke mobil," perintah sang ayah.

"Baik!" Lucas menuruti ucapan Rion, masuk ke kursi belakang setelah sang ayah membukakan pintu mobilnya.

"Lilipad, jaga diri baik-baik di sana. Sering-sering juga berkunjung bersama dengan Lucas. Dan ingat, jangan makan es krim terlalu banyak, jangan curi kesempatan jadi kau bisa makan sebanyak yang kau mau, mengerti," kata Robert.

"Ish, aku bukan anak kecil," protes Lili.

"Kau bahkan bisa lebih bocah dari Lucas jika berhubungan dengan es krim. Pastikan tidak memakannya terlalu banyak dan terlalu sering. Rion, tolong bantu aku mengawasi Lili soal es krim ini," ucap Robert yang beralih ke Rion.

Rion mengangguk dengan senyum geli terpatri di wajah. Tidak menyangka kalau Lili yang dikenal hebat di perusahaannya itu justru memiliki sisi kekanakan seperti ini.

"Dad!" Lili benar-benar protes sekarang karena ia bahkan membawa-bawa Rion dalam larangan mutlaknya soal es krim.

"Kalau begitu kami pergi," pamit Rion yang berjalan ke kursi kemudi. Menunggu Lili untuk masuk juga.

Robert memeluk Lili sebelum akhirnya melihat anak gadisnya itu masuk ke mobil. Ia tahu kalau Lili hanya bekerja di rumah Rion, tapi Robert juga tahu kalau Rion memiliki ketertarikan terhadap Lili. Rasanya seperti melepas anak gadis kesayangannya dibawa oleh suaminya saja setelah menikah. Mungkin karena usia Robert tak lagi muda, dan Lili satu-satunya keluarga yang ia miliki, membuat Robert berpikir jauh dan tidak-tidak. Ia hanya berharap kalau anak perempuannya itu akan menemukan kebahagiaan kali ini setelah banyak hal buruk yang gadis itu alami.

Saat mobil melesat ke jalanan. Keadaan mobil hanya dipenuhi oleh celotehan Lucas, membicarakan apa saja yang akan dilakukan ketika Lili tinggal di rumahnya, lalu apa saja yang Lucas lakukan hampir seminggu ini ketika Lili tidak dapat berkunjung menemui Lucas.

Lili menanggapi Lucas dengan sangat baik, sedangkan Rion hanya mendengarkan. Tidak pernah menduga kalau putranya itu bisa begitu banyak bicara, entah mantera apa yang Lili berikan pada Lucas hingga bocah itu bisa begitu bebas dan menjadi dirinya sendiri.

Begitu sampai di kediamannya, Rion memersilahkan Lili untuk masuk ke rumah.

Tidak seperti terakhir kali gadis itu datang ke rumah besar ini, bisa dilihat ada beberapa penjaga di luar rumah. Memberi hormat kepada Lili ketika gadis itu berjalan memasuki bangunan tersebut.

"Biar kutunjukkan kamarmu," ucap Rion saat mendapati Lili sempat terdiam canggung di ruang tamu.

Gadis itu hanya mengikuti Rion, bersamaan dengan penjaga yang tadi ia lihat di luar, membawa barang-barang Lili menuju ruangan yang akan menjadi kamarnya selama di sini.

Rion mengangkat tangannya kepada dua penjaga tersebut, memberikan perintah untuk tidak terlalu dekat dengan sang gadis.

"Lili, ini kamarmu!" kata Lucas dengan penuh antusias setelah Rion memberitahu kalau ruangan yang biasanya menjadi kamar tamu tersebut kini menjadi kamar Lili.

Lili terperangah melihat kamarnya, jujur saja ia tidak menyangka akan mendapati kamar yang mewah dan begitu rapih. Terlebih lagi di sudut kanan kamar tersebut telah terpampang komputer tiga layar, serta beberapa perlengkapan lainnya untuk pekerjaan Lili.

"Suka?" tanya Rion dengan senyum lebar saat ia tahu jawabannya dengan pasti. Ada kepuasan yang tidak pernah ia rasakan saat melihat wajah bahagia seseorang atas apa yang Rion berikan.

"Anda serius ini semua boleh kupakai?" tanya Lili yang tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan serta binar di matanya.

"Tentu saja. Kamar dan semua barang-barang di sana itu milikmu sekarang, kau bebas menggunakannya. Katakan saja padaku kalau ada yang kau inginkan atau ada yang kurang, oke," ujar Rion.

"Thank you, aku akan menggunakannya dengan baik," janji Lili penuh dengan penghormatan.

"Tapi dengan satu syarat," kata Rion tiba-tiba.

"Apa itu?" Lili penasaran sekarang, berharap bukan hal yang sulit untuk dilakukan.

"Panggil aku Rion mulai sekarang dan anggap ini sebagai rumahmu sendiri. Aku akan katakan sekali lagi, tolong jaga dan rawat Lucas, Lili," Rion berkata dengan nada dan tatapan selembut satin.

"O-oke." Rona tipis tergurat di pipi gadis tersebut. Mengangguk tanpa berani melihat ke arah Rion.

Senyum lagi-lagi mengembang di wajah Rion saat ia mendapati ekspresi malu-malu milik Lili.

Ah, why you so fucking cute, Lili?! Kau sungguh selalu bisa mengetes kesabaranku sebagai pria setiap saat! batin Rion yang kembali berteriak ketika melihat bagaimana reaksi sang gadis.

Pria itu hanya mampu mengepalkan tangan dengan kuat, menahan diri untuk tidak menyentuh gadis itu apalagi melakukan apa yang ada di pikirannya, memojokkan sang gadis ke dinding dan melumat bibir ranum itu hingga Rion puas. Ingatkan dirinya kalau ada Lucas di sini dan juga orang-orang Rion. Membuat pria itu sebisa mungkin menahan diri.

Terpopuler

Comments

Tyaz Wahyu

Tyaz Wahyu

trnyata mereka sdh dijodohkan dari dulu

2025-04-16

0

Wirda Wati

Wirda Wati

lanjuut...

2025-04-08

0

violet

violet

next

2025-03-13

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. ANAK HILANG
2 BAB 2. LUCAS
3 BAB 3. BOS?
4 BAB 4. PENJELASAN
5 BAB 5. INFORMASI TENTANG LILI
6 BAB 6. SAKIT
7 BAB 7. PERHATIAN
8 BAB 8. PENAWARAN
9 BAB 9. IZIN
10 BAB 10. KISAH YANG HILANG
11 BAB 11. PINDAH
12 BAB 12. TEMPAT TINGGAL BARU
13 BAB 13. HAL TAK TERDUGA
14 BAB 14. HACKING
15 BAB 15. KEBENARAN RION
16 BAB 16. BACK UP
17 BAB 17. PENGUNTIT
18 BAB 18. PERINTAH
19 BAB 19. INTEROGASI
20 BAB 20. PERASAAN RION
21 BAB 21. TERLACAK
22 BAB 22. KETAKUTAN
23 BAB 23. TEROR
24 BAB 24. MURKA
25 BAB 25. BIANCA
26 BAB 26. PERMINTAAN
27 BAB 27. KABAR
28 BAB 28. LELANG
29 BAB 29. PENYERANGAN
30 BAB 30. PERLAWANAN
31 BAB 31. PULANG
32 BAB 32. SI KEMBAR
33 BAB 33. DANTE DAN RION
34 BAB 34. RENCANA PENANGKAPAN
35 BAB 35. DEAL
36 BAB 36. PENGEJARAN
37 BAB 37. SIAPA DIA?
38 BAB 38. DITENANGKAN
39 BAB 39. TRAUMA
40 BAB 40. TAMU
41 BAB 41. OBROLAN
42 BAB 42. KELUARGA
43 BAB 43. PERTEMUAN
44 BAB 44. TIDAK NYAMAN
45 BAB 45. DANIEL WELLINGTON
46 BAB 46. KASUS
47 BAB 47. INFORMASI
48 BAB 48. DI LUAR DUGAAN
49 BAB 49. BERTEMU
50 BAB 50. EKSEKUSI
51 BAB 51. PANAS
52 BAB 52. MELARIKAN DIRI
53 BAB 53. PERKARA
54 BAB 54. PENANGKAPAN
55 BAB 55. PANIK
56 BAB 56. MENGOBROL
57 BAB 57. PINGSAN
58 BAB 58. ISTIRAHAT
59 BAB 59. CURHAT
60 BAB 60. RENCANA
61 BAB 61. DICULIK
62 BAB 62. TAKUT
63 BAB 63. PENGEPUNGAN
64 BAB 64. DUKA
65 BAB 65. SADAR
66 BAB 66. SYUKUR
67 BAB 67. PUTUS?
68 BAB 68. PEMULIHAN
69 BAB 69. LAMARAN
70 BAB 70. SUKA CITA
71 BAB 71. NOTIF
72 BAB 72. BERANI
73 BAB 73. SIAPA DIA?
74 BAB 74. ORANG ITU
75 BAB 75. GAUN PENGANTIN
76 BAB 76. PERTEMUAN
77 BAB 77. LUKA SEORANG AYAH
78 BAB 78. GUGUP
79 BAB 79. PERNIKAHAN
80 BAB 80. IKRAR
81 BAB 81. BULAN MADU
82 BAB 82. CEMBURU
83 BAB 83. SANTAI
84 BAB 84. LIBURAN
85 BAB 85. DANTE DAN BIANCA
86 BAB 86. DANTE DAN BIANCA
87 BAB 87. DANTE DAN BIANCA
88 BAB 88. DANTE DAN BIANCA
89 BAB 89. AWAL BARU
90 BAB 90. KEPUTUSAN
91 BAB 91. BERUBAH
92 BAB 92. KABAR
93 BAB 93. MELEMAH
Episodes

Updated 93 Episodes

1
BAB 1. ANAK HILANG
2
BAB 2. LUCAS
3
BAB 3. BOS?
4
BAB 4. PENJELASAN
5
BAB 5. INFORMASI TENTANG LILI
6
BAB 6. SAKIT
7
BAB 7. PERHATIAN
8
BAB 8. PENAWARAN
9
BAB 9. IZIN
10
BAB 10. KISAH YANG HILANG
11
BAB 11. PINDAH
12
BAB 12. TEMPAT TINGGAL BARU
13
BAB 13. HAL TAK TERDUGA
14
BAB 14. HACKING
15
BAB 15. KEBENARAN RION
16
BAB 16. BACK UP
17
BAB 17. PENGUNTIT
18
BAB 18. PERINTAH
19
BAB 19. INTEROGASI
20
BAB 20. PERASAAN RION
21
BAB 21. TERLACAK
22
BAB 22. KETAKUTAN
23
BAB 23. TEROR
24
BAB 24. MURKA
25
BAB 25. BIANCA
26
BAB 26. PERMINTAAN
27
BAB 27. KABAR
28
BAB 28. LELANG
29
BAB 29. PENYERANGAN
30
BAB 30. PERLAWANAN
31
BAB 31. PULANG
32
BAB 32. SI KEMBAR
33
BAB 33. DANTE DAN RION
34
BAB 34. RENCANA PENANGKAPAN
35
BAB 35. DEAL
36
BAB 36. PENGEJARAN
37
BAB 37. SIAPA DIA?
38
BAB 38. DITENANGKAN
39
BAB 39. TRAUMA
40
BAB 40. TAMU
41
BAB 41. OBROLAN
42
BAB 42. KELUARGA
43
BAB 43. PERTEMUAN
44
BAB 44. TIDAK NYAMAN
45
BAB 45. DANIEL WELLINGTON
46
BAB 46. KASUS
47
BAB 47. INFORMASI
48
BAB 48. DI LUAR DUGAAN
49
BAB 49. BERTEMU
50
BAB 50. EKSEKUSI
51
BAB 51. PANAS
52
BAB 52. MELARIKAN DIRI
53
BAB 53. PERKARA
54
BAB 54. PENANGKAPAN
55
BAB 55. PANIK
56
BAB 56. MENGOBROL
57
BAB 57. PINGSAN
58
BAB 58. ISTIRAHAT
59
BAB 59. CURHAT
60
BAB 60. RENCANA
61
BAB 61. DICULIK
62
BAB 62. TAKUT
63
BAB 63. PENGEPUNGAN
64
BAB 64. DUKA
65
BAB 65. SADAR
66
BAB 66. SYUKUR
67
BAB 67. PUTUS?
68
BAB 68. PEMULIHAN
69
BAB 69. LAMARAN
70
BAB 70. SUKA CITA
71
BAB 71. NOTIF
72
BAB 72. BERANI
73
BAB 73. SIAPA DIA?
74
BAB 74. ORANG ITU
75
BAB 75. GAUN PENGANTIN
76
BAB 76. PERTEMUAN
77
BAB 77. LUKA SEORANG AYAH
78
BAB 78. GUGUP
79
BAB 79. PERNIKAHAN
80
BAB 80. IKRAR
81
BAB 81. BULAN MADU
82
BAB 82. CEMBURU
83
BAB 83. SANTAI
84
BAB 84. LIBURAN
85
BAB 85. DANTE DAN BIANCA
86
BAB 86. DANTE DAN BIANCA
87
BAB 87. DANTE DAN BIANCA
88
BAB 88. DANTE DAN BIANCA
89
BAB 89. AWAL BARU
90
BAB 90. KEPUTUSAN
91
BAB 91. BERUBAH
92
BAB 92. KABAR
93
BAB 93. MELEMAH

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!