BAB 9. IZIN

Rion kini berdiri di depan restoran yang ia tidak pernah tahu sebelumnya kalau pernah ada. Jangan salahkan pria itu karena untuknya restoran mewah bintang lima sudah menjadi kebiasaan sejak kecil. Penerus Lorenzo tentu sudah diajarkan hidup bermewah diri oleh penerus sebelumnya.

Ia langkahkan kaki untuk masuk ke dalam seraya merapikan jas hitamnya yang tidak kusut sama sekali. Entah kenapa ia merasa gugup sekarang.

Suara gemerincing bel terdengar saat Rion membuka pintu. Aroma lezat beringsut memasuki indra penciuman. Bisa ia lihat hanya ada dua orang yang saat ini sedang menikmati makanan di sudut ruangan. Mungkin karena bukan jam makan, jadilah suasana restoran kecil ini cukup sepi.

"Ada yang bisa dibantu? Silahkan duduk dimana pun yang Anda suka," sapa pria paru baya yang Rion dapat duga adalah sang pemilik sekaligus orang yang menjadi tujuannya datang ke restoran kecil bernama Larossa ini.

Rion mengangguk, dapat ia lihat kemiripan antara pria paruh baya itu dengan gadis yang kini sedang mencuri perhatiannya. Terutama dari senyum pria itu, walau garis usia yang membedakan keduanya.

"Silahkan, ini daftar menu-nya." Pria paruh baya itu berdiri di samping meja seraya menyerahkan daftar menu kepara Rion dengan nada yang begitu ramah.

"Mungkin ini dan ini saja," kata Rion seraya menunjuk makanan dan minuman yang tak asing untuknya. Steak dan Wine.

"Baik, dimohon tunggu sampai makanan tiba," ucap pria paruh baya yang Rion tahu bernama Robert setelah melakukan background check terhadap Liliana Larossa sebelumnya.

Rion memerhatikan Robert yang kembali ke balik counter, dimana konsep restoran ini adalah open kitchen. Membuat pelanggan yang datang dapat menghabiskan waktu menunggu dengan melihat Robert memasak.

Jujur Rion terkejut ketika ia melihat makanan yang dipesan datang. Tak menyangka kalau akan begitu menggugah selera dan terkesan mewah untuk ukuran restoran kecil.

Ia bahkan lebih terkejut lagi ketika mencicipi rasanya. Kualitas dagingnya memang tidak sebagus restoran bintang lima yang biasa Rion datangi, tapi untuk rasa sungguh di luar ekspetasi Rion. Membuatnya berpikir apakah Robert sungguh hanya koki yang lahir di restoran kecil ini. Karena untuk membuat rasa seperti yang Rion rasakan ini bisa dibilang terlalu tinggi, terutama untuk Rion yang selalu makan dengan kualitas terbaik sejak kecil.

"Bagaimana? Apakah ada yang Anda kurang suka dari makanannya?" tanya Robert yang datang ketika tahu bahwa Rion telah selesai menikmati makanannya.

Senyum ramah Rion terulas, kemudian mengangguk. "Cukup puas. Anda membuat makanan yang begitu enak," pujinya.

Robert pun menyunggingkan senyum mendengar pujian dari Rion, tentu hal itu bukan pertama kali. Tapi tetap saja mendengar ada orang yang senang dengan makanan buatan dirinya, sebuah kebanggaan untuk Robert.

"Jika Anda tidak keberatan, saya ingin bicara dengan Anda," kata Rion akhirnya. Hal yang menjadi tujuan pria itu datang ke restoran ini.

Dahi Robert sedikit berkerut, tak menyangka kalau pria muda di hadapannya ini justru datang ingin membicarakan sesuatu dengannya. "Tentang apa jika boleh tahu?" tanya Robert.

"Tentang puteri Anda, Liliana Larossa," jawab Rion sesantai mungkin, tak ingin pria yang berdiri di samping Rion ini menjadi waspada terhadap dirinya.

Dan benar saja, air muka Robert berubah ketika nama gadis itu disebut. Waspada dan juga tak yakin akan diri Rion yang berani menyebut nama sang puteri semata wayang Robert.

"Bisa kita bicara sambil duduk?" pinta Rion sopan.

"Baik, tunggu sebentar." Robert berjalan ke arah pintu masuk, membalikan tanda 'buka' menjadi 'tutup'. Sepertinya tahu kalau ini akan menjadi pembicaraan yang serius.

Robert duduk berseberangan dengan Rion, menatap pria itu dengan pandangan serius. "Apa ada yang terjadi dengan Lili? Dia tidak mendapatkan masalah dengan Anda, bukan? Kalau bisa saya lihat sepertinya Anda bukan orang dari kalangan menengah ke bawah," Robert buka suara.

"Tenang saja, Lili tidak membuat masalah apa pun. Justru saya ke sini ingin meminta izin langsung dari Anda tentang Lili yang bekerja di perusahaan saya dan akan dialihkan ke tempat yang lebih privat," ucap Rion sesopan mungkin.

"Maksud Anda?" Robert masih belum paham.

"Pertama-tama, kenalkan saya adalah Rion Lorenzo, pemilik perusahaan dimana Liliana bekerja saat ini dan juga ayah dari Lucas, anak laki-laki yang diselamatkan oleh kalian seminggu lalu," Rion memerkenalkan diri, mengulurkan tangan ke pria paruh baya di depannya itu.

"Ayahnya Lucas?! Jadi benar kata Lili kalau Lucas sudah kembali ke keluarganya, syukurlah. Tapi saya tidak menyangka kalau Lucas adalah anak dari pemilik perusahaan terkenal Lorenzo," ucap Robert yang begitu terkejut mendengar kabar mengenai Lucas, karena Lili tidak memberitahukan apa pun tentang hal itu.

Senyum Rion merekah saat mendapati kalau Lili dan ayahnya ini sungguh tidak tahu kalau Lucas adalah penerus dari Lorenzo, yang berarti kalau mereka memang tidak memiliki niat tersembunyi.

"Lalu ada apa dengan Lili sampai Anda susah payah datang ke sini?" tanya Robert penasaran. Seorang Lorenzo datang ke restoran kecil ini untuk menemui Robert tentang Lili.

"Lucas adalah anak yang tidak mau dekat dengan orang lain. Karena kejadian buruk dan bertemu dengan orang-orang yang memperlakukannya dengan buruk untuk waktu yang lama, membuat Lucas jadi takut dengan orang lain. Dia jadi anak yang pendiam dan terlalu menurut. Tapi sepertinya Lucas justru begitu menyukai Liliana, dia menempel dan banyak bicara jika bersama dengan puteri Anda. Dan saya ingin meminta izin untuk memindah kerjakan Liliana yang sebelumnya bekerja di kantor menjadi bekerja di rumah saya sekaligus menjadi pengasuh untuk Lucas. Karena itu saya ke sini untuk meminta izin langsung. Liliana bilang kalau dia harus minta izin dulu dengan ayahnya tentang hal ini. Jadi saya mohon kepada Anda, untuk mengizinkan Lili bekerja di rumah saya dan mengasuh Lucas," Rion menjelaskan bersamaan meminta izin sebaik mungkin.

"Jika boleh tahu, bagaimana dengan ibu Lucas?" tanya Robert.

Air muka Rion berubah, tidak senang setiap kali ada yang mengungkit tentang ibu kandung dari Lucas. Tapi kali ini ia harus menjawab demi bisa mendapatkan izin dari Robert terhadap anak perempuannya. "Ibu Lucas melarikan diri bersama pria lain setelah beberapa bulan Lucas lahir. Kami menikah karena dijodohkan dan sepertinya ibu Lucas tidak bisa menerima keadaan dan memilih untuk melarikan diri bersama kekasihnya," jelas Rion akhirnya.

Ada kesedihan yang bisa ditangkap Robert dalam raut wajah Rion. Mungkin bukan tentang istri yang ia bicarakan, tapi tentang bagaimana Lucas ditinggalkan. Tumbuh tanpa kasih sayang ibu tentu adalah hal yang menjadi mimpi buruk bagi setiap ayah yang menyayangi anaknya.

"Apakah Lucas menjadi pendiam dan takut dengan orang karena ditinggal ibunya?" tanya Robert lagi.

"Bukan, tapi beberapa orang ada yang mengambil kesempatan untuk dekat dengan saya melalui Lucas, tapi justru memperlakukan Lucas dengan buruk tanpa saya tahu. Dan karena hal itu Lucas menjadi takut dengan banyak hal. Tapi setelah dia bertemu dengan Lili, untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun, Lucas layaknya ana kecil pada umumnya dan saya bersyukur karena itu. Sebab itulah saya ingin meminta Lili untuk tetap di samping Lucas," jawab Rion jujur.

Robert diam beberapa saat, mencoba berpikir jauh khususnya ini untuk sang puteri kesayangannya. Tak ingin sesuatu terjadi pada Lili.

Rion tidak pernah merasa segugup ini selama hidupnya. Menunggu jawaban dari Robert entah kenapa membuatnya sedikit takut, kalau-kalau ayah dari Liliana ini akan menolak permintaan Rion.

"Saya akan memberi izin, tapi tergantung dari Lili sendiri. Kalau dia tidak mau, maka saya juga tidak akan memaksa. Dan jika Lili menerimanya, ada beberapa hal yang ingin saja minta dari Anda sebagai seorang ayah," kata Robert. Ada kecemasan dalam pasa pria itu sekarang, seolah tak ingin mengatakan apa yang harus ia katakan saat ini.

"Apa itu, jika boleh tahu?" Rion bertanya hati-hati, karena ia bisa melihat keraguan dalam tatapan Robert sekarang.

"Jangan pernah melakukan kontak fisik tanpa seizin gadis itu. Sebisa mungkin juga, jauhkan dia dari segala hal yang berbau kekerasan dan juga api," ucap Robert dengan nada luar biasa serius.

Rion sungguh tak menduga akan mendengar semua hal itu. Membuatnya penasaran setengah mati apa yang membuat sang ayah dari gadis tersebut sampai meminta hal tersebut. Jika dibilang sikap over protective sepertinya tidak juga. Justru Robert memberikan izin jika Lili memang mau bekerja sebagai pengasuh Lucas di rumah Rion.

"Apa kau bisa melakukannya? Jika bisa maka akan kuberikan izin untuk Lili bekerja di rumahmu." Robert benar-benar serius, tak ada candaan, kebohongan atau apa pun itu.

"JIka boleh tahu apa alasan Anda meminta hal tersebut? Sepertinya bukan hal yang terdengar bisa diabaikan begitu saja," tanya Rion yang sama seriusnya dengan Robert.

Robert ragu apakah harus memberitahu alasannya atau tidak. Ia tidak ingin membuka kenangan lama tak menyenangkan terutama tentang putrinya.

"Saya janji tidak akan menghakimi apa pun alasan di balik itu semua," janji Rion ketika ia melihat keraguan dalam diri Robert untuk membicarakan tentang alasan dari permintaan pria itu.

"Lili pernah menjadi korban pelecehan dan juga pemerkosaan," jawab Robert yang telah memasang wajah begitu merana dan sedih.

Satu kalimat yang Robert ucapkan mampu membungkam Rion seribu bahasa. Gadis yang Rion segani mendapatkan ... apa? Entah kenapa tenggorokan Rion rasanya tercekat ketika mendengar penuturan tak disangka dari Robert barusan. Sesuatu yang Dante bilang hilang ketika melakukan background check tentang gadis itu apakah ini?

Terpopuler

Comments

Wirda Wati

Wirda Wati

nasibmu lili

2025-04-08

1

Atik Marwati

Atik Marwati

kasihan lili

2025-04-02

1

🌸 Yowu-Kim 🌸

🌸 Yowu-Kim 🌸

Ishhh malangnya kau li

2025-03-29

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. ANAK HILANG
2 BAB 2. LUCAS
3 BAB 3. BOS?
4 BAB 4. PENJELASAN
5 BAB 5. INFORMASI TENTANG LILI
6 BAB 6. SAKIT
7 BAB 7. PERHATIAN
8 BAB 8. PENAWARAN
9 BAB 9. IZIN
10 BAB 10. KISAH YANG HILANG
11 BAB 11. PINDAH
12 BAB 12. TEMPAT TINGGAL BARU
13 BAB 13. HAL TAK TERDUGA
14 BAB 14. HACKING
15 BAB 15. KEBENARAN RION
16 BAB 16. BACK UP
17 BAB 17. PENGUNTIT
18 BAB 18. PERINTAH
19 BAB 19. INTEROGASI
20 BAB 20. PERASAAN RION
21 BAB 21. TERLACAK
22 BAB 22. KETAKUTAN
23 BAB 23. TEROR
24 BAB 24. MURKA
25 BAB 25. BIANCA
26 BAB 26. PERMINTAAN
27 BAB 27. KABAR
28 BAB 28. LELANG
29 BAB 29. PENYERANGAN
30 BAB 30. PERLAWANAN
31 BAB 31. PULANG
32 BAB 32. SI KEMBAR
33 BAB 33. DANTE DAN RION
34 BAB 34. RENCANA PENANGKAPAN
35 BAB 35. DEAL
36 BAB 36. PENGEJARAN
37 BAB 37. SIAPA DIA?
38 BAB 38. DITENANGKAN
39 BAB 39. TRAUMA
40 BAB 40. TAMU
41 BAB 41. OBROLAN
42 BAB 42. KELUARGA
43 BAB 43. PERTEMUAN
44 BAB 44. TIDAK NYAMAN
45 BAB 45. DANIEL WELLINGTON
46 BAB 46. KASUS
47 BAB 47. INFORMASI
48 BAB 48. DI LUAR DUGAAN
49 BAB 49. BERTEMU
50 BAB 50. EKSEKUSI
51 BAB 51. PANAS
52 BAB 52. MELARIKAN DIRI
53 BAB 53. PERKARA
54 BAB 54. PENANGKAPAN
55 BAB 55. PANIK
56 BAB 56. MENGOBROL
57 BAB 57. PINGSAN
58 BAB 58. ISTIRAHAT
59 BAB 59. CURHAT
60 BAB 60. RENCANA
61 BAB 61. DICULIK
62 BAB 62. TAKUT
63 BAB 63. PENGEPUNGAN
64 BAB 64. DUKA
65 BAB 65. SADAR
66 BAB 66. SYUKUR
67 BAB 67. PUTUS?
68 BAB 68. PEMULIHAN
69 BAB 69. LAMARAN
70 BAB 70. SUKA CITA
71 BAB 71. NOTIF
72 BAB 72. BERANI
73 BAB 73. SIAPA DIA?
74 BAB 74. ORANG ITU
75 BAB 75. GAUN PENGANTIN
76 BAB 76. PERTEMUAN
77 BAB 77. LUKA SEORANG AYAH
78 BAB 78. GUGUP
79 BAB 79. PERNIKAHAN
80 BAB 80. IKRAR
81 BAB 81. BULAN MADU
82 BAB 82. CEMBURU
83 BAB 83. SANTAI
84 BAB 84. LIBURAN
85 BAB 85. DANTE DAN BIANCA
86 BAB 86. DANTE DAN BIANCA
87 BAB 87. DANTE DAN BIANCA
88 BAB 88. DANTE DAN BIANCA
89 BAB 89. AWAL BARU
90 BAB 90. KEPUTUSAN
91 BAB 91. BERUBAH
92 BAB 92. KABAR
Episodes

Updated 92 Episodes

1
BAB 1. ANAK HILANG
2
BAB 2. LUCAS
3
BAB 3. BOS?
4
BAB 4. PENJELASAN
5
BAB 5. INFORMASI TENTANG LILI
6
BAB 6. SAKIT
7
BAB 7. PERHATIAN
8
BAB 8. PENAWARAN
9
BAB 9. IZIN
10
BAB 10. KISAH YANG HILANG
11
BAB 11. PINDAH
12
BAB 12. TEMPAT TINGGAL BARU
13
BAB 13. HAL TAK TERDUGA
14
BAB 14. HACKING
15
BAB 15. KEBENARAN RION
16
BAB 16. BACK UP
17
BAB 17. PENGUNTIT
18
BAB 18. PERINTAH
19
BAB 19. INTEROGASI
20
BAB 20. PERASAAN RION
21
BAB 21. TERLACAK
22
BAB 22. KETAKUTAN
23
BAB 23. TEROR
24
BAB 24. MURKA
25
BAB 25. BIANCA
26
BAB 26. PERMINTAAN
27
BAB 27. KABAR
28
BAB 28. LELANG
29
BAB 29. PENYERANGAN
30
BAB 30. PERLAWANAN
31
BAB 31. PULANG
32
BAB 32. SI KEMBAR
33
BAB 33. DANTE DAN RION
34
BAB 34. RENCANA PENANGKAPAN
35
BAB 35. DEAL
36
BAB 36. PENGEJARAN
37
BAB 37. SIAPA DIA?
38
BAB 38. DITENANGKAN
39
BAB 39. TRAUMA
40
BAB 40. TAMU
41
BAB 41. OBROLAN
42
BAB 42. KELUARGA
43
BAB 43. PERTEMUAN
44
BAB 44. TIDAK NYAMAN
45
BAB 45. DANIEL WELLINGTON
46
BAB 46. KASUS
47
BAB 47. INFORMASI
48
BAB 48. DI LUAR DUGAAN
49
BAB 49. BERTEMU
50
BAB 50. EKSEKUSI
51
BAB 51. PANAS
52
BAB 52. MELARIKAN DIRI
53
BAB 53. PERKARA
54
BAB 54. PENANGKAPAN
55
BAB 55. PANIK
56
BAB 56. MENGOBROL
57
BAB 57. PINGSAN
58
BAB 58. ISTIRAHAT
59
BAB 59. CURHAT
60
BAB 60. RENCANA
61
BAB 61. DICULIK
62
BAB 62. TAKUT
63
BAB 63. PENGEPUNGAN
64
BAB 64. DUKA
65
BAB 65. SADAR
66
BAB 66. SYUKUR
67
BAB 67. PUTUS?
68
BAB 68. PEMULIHAN
69
BAB 69. LAMARAN
70
BAB 70. SUKA CITA
71
BAB 71. NOTIF
72
BAB 72. BERANI
73
BAB 73. SIAPA DIA?
74
BAB 74. ORANG ITU
75
BAB 75. GAUN PENGANTIN
76
BAB 76. PERTEMUAN
77
BAB 77. LUKA SEORANG AYAH
78
BAB 78. GUGUP
79
BAB 79. PERNIKAHAN
80
BAB 80. IKRAR
81
BAB 81. BULAN MADU
82
BAB 82. CEMBURU
83
BAB 83. SANTAI
84
BAB 84. LIBURAN
85
BAB 85. DANTE DAN BIANCA
86
BAB 86. DANTE DAN BIANCA
87
BAB 87. DANTE DAN BIANCA
88
BAB 88. DANTE DAN BIANCA
89
BAB 89. AWAL BARU
90
BAB 90. KEPUTUSAN
91
BAB 91. BERUBAH
92
BAB 92. KABAR

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!