18. Tidak Nyaman

Lala yang tengah anteng berada di kamar dipanggil oleh sang mama untuk ke bawah. Rasanya malas, tapi dia tak bisa membantah

Tubuh Lala menegang ketika melihat Bunda Devi sudah ada di kediamannya dan tengah berbincang penuh tawa dengan sang mama. Wanita yang masih cantik itu mulai menyadari kehadiran Lala dan senyuman manis pun dia berikan.

"Bunda kangen banget sama kamu, La."

Lala hanya bisa tersenyum mendengarnya. Mama Aleeya pun ikut tersenyum melihat kedekatan ibunda dari Devan dengan sang putri. Di mana Bunda Devi sudah menganggap Lala seperti anaknya kandungnya sendiri.

"Kenapa gak pernah main ke rumah Bunda?"

Lala bingung mau menjawab apa. Hanya senyuman yang mampu dia berikan.

"Devan juga gak pernah keluar rumah akhir-akhir ini."

Melihat mimik wajah sang putri, Mama Aleeya membantu Lala menjawab ucapan bunda Devi.

"Lala lagi sibuk banget akhir-akhir ini, Jeng. Pulang saja selalu malam."

Lala bisa bernapas lega. Sang mama selalu mengerti apa yang tengah dia pikirkan.

"Masuk masa-masa skripsi pasti sibuk," tambah Mama Aleeya lagi.

Bunda Devi mengangguk mengerti. Tatapan teduhnya masih sama seperti biasanya.

"Temani Bunda Devi ke mall, ya. Soalnya Mama ada acara ke pernikahan kolega Papa."

Lala sedikit terlonjak mendengar ucapan sang mama. Ingin rasanya dia menolak, tapi dia tidak enak.

Niat hati ingin rebahan di rumah karena tidak ada tugas, Lala malah diharuskan keluar rumah menemani wanita yang tak bisa dia tolak ajakannya.

Banyak hal yang mereka obrolkan selama menemani bunda Devi belanja bulanan. Bahkan canda tawa tercipta sambil mendorong troli.

"Kapan atuh kamu main ke rumah lagi?" tanya bunda Devi ketika mereka sudah berada di sebuah restoran.

Diamnya Lala membuat raut sedih muncul di wajah bunda Devi. Lala menyentuh punggung tangan wanita itu dan mengusapnya dengan begitu lembut.

"Lala janji nanti kalau ada waktu senggang Lala main ke rumah Bunda."

"Beneran?" Lala mengangguk.

Keseruan Lala harus berakhir ketika Devan datang dengan senyum yang mengembang. Diciumnya kening sang bunda dan Devan memilih duduk di samping Lala. Sungguh membuat Lala risih.

"Cuma kamu loh La teman perempuan Devan yang dekat sama Bunda. Yang selalu Devan bawa ke rumah."

"Cuma kamu juga yang bisa buat anak bunda itu tertawa lepas."

Lala meresponnya dengan senyuman terpaksa. Dia sudah menutup kisah tentangnya bersama Devan. Ketika ada orang yang mulai membuka kembali kisah itu, dia sungguh tak nyaman.

"Lihatlah, Devan sekarang!" ujar sang bunda.

"Kamu jarang ke rumah saja malah seperti orang gak keurus. Badan kurus dan ngerokok terus."

"Apa sih, Bun?"

Ujung mata Devan melirik ke arah Lala. Berharap Lala menatapnya. Namun, harapan hanya sebatas harapan. Lala sama sekali tak memalingkan wajahnya ke arah Devan.

Hanya Devan dan bunda Devi yang terlihat antusias bercerita. Lala hanya menjadi pendengar. Padahal dia ingin segera pulang. Dia tak ingin membuka kenangan yang sudah dia simpan di dalam kotak yang sudah dia kunci dengan rapat.

"Begitu indah ya La persahabatan kita."

Lala kembali memaksa untuk tersenyum. Dia sudah mulai risih terlebih Devan terus menggeser tubuhnya agar menempel dengannya.

"Bun, Lala ke toilet dulu, ya."

Cara Lala untuk menghentikan aksi Devan. Semakin ke sini Lala merasa tak nyaman berada di samping Devan.

Menatap wajahnya di cermin toilet. Dia ingin segera pergi dari tempat itu. Namun, rasa tidak enak hati selalu merasuki.

Akhirnya, Bunda Devi mengajak pulang. Namun, Lala harus ikut di mobil Devan. Rute perjalanan mereka mengantarkan bunda Devi dulu barulah mengantarkan Lala.

"Lala pesen ojol aja, Bun. Biar gak bolak-balik."

"Jangan, Lala. Biar Devan aja yang anter kamu. Bunda gak mau ngeliat anak bunda naik ojol malam-malam."

Mau tidak mau Lala harus menuruti kemauan bunda Devi. Walaupun dalam hati dia ingin menolak dengan sangat keras.

Lala tak banyak berbicara di dalam mobil. Padahal, Devan selalu melempar obrolan bahkan candaan. Respon Lala hanya sekedar tersenyum ataupun menimpali dengan kata yang irit.

Di jalanan yang tak banyak kendaraan tiba-tiba Devan menghentikan mobilnya. Lala yang berada di kursi penumpang depan sama sekali tak membuka suara.

"Kenapa, Van?" tanya sang bunda dari arah kursi penumpang belakang.

"Kayaknya bannya kempes."

Devan keluar dari mobil diikuti oleh bunda Devi. Lala menghela napas kasar sebelum dia keluar.

"Mana di sini mah area sepi," ujar Devan ketika melihat ban mobilnya kempes.

Lala masih terdiam. Hanya anak dan ibu yang saling saling bicara. Sudah setengah jam Lala berdiri di bahu jalan. Menunggu orang bengkel yang tak kunjung ada. Memesan ojol pun tak diperbolehkan.

Sorot lampu mobil yang begitu silau tiba-tiba menyorot ke arah Lala dan berhenti tepat di depan Lala. Pandangan mereka bertiga tertuju pada mobil hitam tersebut.

"Pak Brian," ucap Lala pelan ketika seorang pria yang masih memakai jas serta kemeja tadi pagi.

Pria itu menghampiri Lala dengan wajah datarnya.

"Saya sudah hubungi bengkel."

Devan mulai menjelaskan di saat Brian tak berkata apapun. Malah Nektra tajam Brian tertuju pada Lala yang membeku. Brian mulai menatap ke arah langit malam yang sudah memerah. Dan diikuti oleh Lala. Ponselnya bergetar dan segera dia jawab panggilan dari sang papa.

"Jangan kemalaman pulangnya, La. Bakalan hujan lebat disertai angin."

"Iya, Pa."

"Segera pulang!"

"Iya. Lala arah pulang kok."

Lala menghela napas kasar setelah sambungan panggilan dari papanya berakhir. Lala mulai menatap ke arah Brian yang mengangguk pelan.

"Bun, Lala pulang bareng teman Lala, ya. Soalnya Papa udah nyuruh Lala untuk pulang."

"Pulang bareng gua aja, La. Sebentar lagi orang bengkelnya datang kok." Devan masih bersikukuh.

"Ini udah setengah jam. Ditambah mau hujan juga. Mau sampai kapan nunggunya?"

Bunda Devi terdiam mendengar ucapan Lala yang sedikit meninggi. Lala mengambil tasnya yang ada di dalam mobil. Lalu, mendekat ke arah bunda Devi dan mencium tangan wanita tersebut dengan begitu sopan.

"Bunda mau tetap di sini atau mau pulang bareng Lala dan teman Lala?"

"Bunda akan temani Devan, La."

"Ya udah kalau gitu. Lala duluan ya, Bun."

"Hati-hati. Kalau ada waktu main ya ke rumah Bunda."

Lala mengangguk dengan seulas senyum. Brian ikut menganggukkan kepala sebelum dia menuju mobil. Disambut senyuman oleh bunda Devi.

Mimik wajah Devan terlihat begitu kesal ketika melihat Brian berjalan berdampingan dengan Lala. Apalagi ketika dia melihat Brian membukakan pintu mobil untuk Lala. Dia merasa kalah.

Dua orang yang tengah duduk di atas motor tak jauh dari mogoknya mobil Devan menganggukkan kepala mereka dengan pelan ke arah Brian membalasnya dengan senyum yang teramat tipis.

"Kecurangan kamu saya bayar dengan kekalahan telak."

...**** BERSAMBUNG ****...

Tembus 50 komen up lagi nih ..

Terpopuler

Comments

sum mia

sum mia

Brian dilawan , manalah mampu kamu Devan , kamu curang sih Van , dan sudah pasti Brian bisa mengatasi dan melawannya . dan benar apa kata Brian , kamu kalah telak kalau harus berhadapan dengan Brian . bahkan Lala sudah makin gak nyaman dan jengkel karena ulah kamu .
segera lah move on Devan... Lala gak akan balik lagi ke kamu apalagi harus sama kayak dulu lagi . BIG NO . kini cari jalan masing-masing , dan jangan ganggu Lala lagi .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍

2025-02-04

1

U_Lee

U_Lee

Si Devan bener2 dah niat bgt buat deketin Lala lagi lewat mamanya... Sayangnya rencana dia gagal karena ada pak Dosen yg siap siaga disaat Lala membutuhkan bantuan 🤭
Makanya jangan pake cara licik hasilnya zonk kan... apalagi lawannya pak Dosen yg melebihi si Devan.

2025-02-04

1

Sri Wahyuni Abuzar

Sri Wahyuni Abuzar

tuuh kaaan...ide ngajak lala ke emol pasti si vendrevan truus emak nya ngasih kabar kalau lala udah duduk manis di resto bareng emak...heleeeh lagu lu van..ke baca ama bang brian 🤣🤣

2025-02-05

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pertemanan Enam Tahun
2 2. Antusias
3 3. Terlalu Percaya Diri
4 4. Cuti Kuliah
5 5. Jalan Berdua
6 6. Menghindar Perlahan
7 7. Kebetulan (Dosen Killer)
8 8. Mengungkapkan Perasaan
9 9. Bahan Gunjingan dan Perbandingan
10 10. Bahagia dan Khawatir
11 11. Sedikit Tersiksa
12 12. Datang Di Waktu Tak Tepat
13 13. Layaknya Cenayang
14 14. Tak Berkata, Tapi Peka
15 15. Hukuman dan Ungkapan
16 16. Sudah Ditolak, Dinasihati Pula
17 17. Menjaga Jarak
18 18. Tidak Nyaman
19 19. Let Me Love You
20 20. Plot Twist
21 21. Di Luar Dugaan
22 22. Hanya Sebagai Pemanis
23 23.Tak Membersamai
24 24. Jujur Yang Melegakan
25 25. Scared
26 26. Khawatir Juga Cemburu
27 27. Jawaban Atas Keraguan serta Ketidakyakinan Hati
28 28. Orang Lama
29 29. Second Choice
30 30. Memang Kalah, Dan Berbahagialah!
31 31. One Month
32 32. Dosen Wanita Pengganti
33 33. Long Distance Relationship
34 34. Trip Singapura
35 35. Orang Lama
36 36. Bukan Membela Teman
37 37. Tak Sadarkan Diri
38 38. Selalu Dirayakan
39 39. Sama-sama Beruntung
40 40. Fakta Yang Dibuka
41 41. Apalagi Ini?
42 42. Lelaki Berani
43 43. Lelaki Sejati
44 44. Sangat Beruntung
45 45. Tuhan Pemilik Kuasa
46 46. Restu Yang Sama Sulitnya
47 47. Hari H
48 48. Meninggalkan Resepsi
49 49. Effort Tak Main-main
50 50. Bibit Premium
51 51. Pengantin Baru
52 52. Sensitifitas Yang Meninggi
53 53. Kebahagiaan Yang Tak Bisa Diungkapkan
54 54. Ibu Hamil
55 55. Berulah
56 56. Tak Ngidam Aneh Lagi
57 Ada Yang Baru!!!
58 57. Bagian Dari Keluarga
59 58. Bahagia
Episodes

Updated 59 Episodes

1
1. Pertemanan Enam Tahun
2
2. Antusias
3
3. Terlalu Percaya Diri
4
4. Cuti Kuliah
5
5. Jalan Berdua
6
6. Menghindar Perlahan
7
7. Kebetulan (Dosen Killer)
8
8. Mengungkapkan Perasaan
9
9. Bahan Gunjingan dan Perbandingan
10
10. Bahagia dan Khawatir
11
11. Sedikit Tersiksa
12
12. Datang Di Waktu Tak Tepat
13
13. Layaknya Cenayang
14
14. Tak Berkata, Tapi Peka
15
15. Hukuman dan Ungkapan
16
16. Sudah Ditolak, Dinasihati Pula
17
17. Menjaga Jarak
18
18. Tidak Nyaman
19
19. Let Me Love You
20
20. Plot Twist
21
21. Di Luar Dugaan
22
22. Hanya Sebagai Pemanis
23
23.Tak Membersamai
24
24. Jujur Yang Melegakan
25
25. Scared
26
26. Khawatir Juga Cemburu
27
27. Jawaban Atas Keraguan serta Ketidakyakinan Hati
28
28. Orang Lama
29
29. Second Choice
30
30. Memang Kalah, Dan Berbahagialah!
31
31. One Month
32
32. Dosen Wanita Pengganti
33
33. Long Distance Relationship
34
34. Trip Singapura
35
35. Orang Lama
36
36. Bukan Membela Teman
37
37. Tak Sadarkan Diri
38
38. Selalu Dirayakan
39
39. Sama-sama Beruntung
40
40. Fakta Yang Dibuka
41
41. Apalagi Ini?
42
42. Lelaki Berani
43
43. Lelaki Sejati
44
44. Sangat Beruntung
45
45. Tuhan Pemilik Kuasa
46
46. Restu Yang Sama Sulitnya
47
47. Hari H
48
48. Meninggalkan Resepsi
49
49. Effort Tak Main-main
50
50. Bibit Premium
51
51. Pengantin Baru
52
52. Sensitifitas Yang Meninggi
53
53. Kebahagiaan Yang Tak Bisa Diungkapkan
54
54. Ibu Hamil
55
55. Berulah
56
56. Tak Ngidam Aneh Lagi
57
Ada Yang Baru!!!
58
57. Bagian Dari Keluarga
59
58. Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!