12. Datang Di Waktu Tak Tepat

Wajah berseri Lala membuat Alfa mulai bertanya, "bahagia bener kayaknya."

Ya, Alfa sudah menjemput Lala. Kini, mereka berdua sudah berada di dalam mobil. Lala menoleh ke arah sang adik. Dia hanya tersenyum penuh arti.

"Gua sedang menciptakan kebahagiaan gua sendiri, Al. Gua udah buktiin bahwa gua juga bisa bahagia tanpa ada dia."

Enggan menyebut nama Devan. Lala sama sekali tak membenci sahabatnya itu, tapi Lala hanya tengah menghindari supaya perasaannya mati kepada sosok yang sudah enam tahun dia cintai.

Alfa tak membuka suara lagi. Kembali fokus pada jalanan. Dia tahu bagaimana sang kakak. Dia tak suka dipaksa dan Alfa hanya menunggu sampai Lala bercerita.

Memandang foto yang di perpustakaan nasional Lala ambil dengan sembunyi-sembunyi. Bibirnya melengkung dengan sempurna.

Mulai mencari aplikasi sosial media yang sudah sangat berdebu karena jarang Lala buka. Malam ini seperti ada dorongan supaya dia meng-upload sesuatu di sana. Jari jemari lentiknya mulai menari-nari di layar ponsel. Bibirnya melengkung dengan sempurna ketika dia sudah selesai mem-posting sesuatu.

.

Pagi hari di kampus mulai heboh. Devan yang baru sampai di kampus sudah dihadang Akbar.

"Liat X dah," ucapnya sudah tak sabar.

"Ada apa emang?" tanyanya sambil membuka helm.

Dia dan Akbar masih berada di parkiran. Devan mulai membuka X. Tubuhnya membeku di tempat ketika melihat postingan seseorang.

Devan tahu foto siapa yang Lala posting. Dia masih ingat siapa yang memakai jaket itu.

"Van," panggil Akbar.

Namun, lelaki itu masih menatap layar ponselnya tak berkedip. Mimik wajahnya sudah sangat berubah.

"Van! Lu enggak apa-apa kan?"

Akbar menepuk pundak Devan dan sahabatnya mulai merespon. Menghembuskan napas yang sangat kasar.

"Apa itu co--"

Devan meninggalkan Akbar karena tidak ingin mendengar kalimat lanjutan. Hatinya tiba-tiba perih.

Lala yang baru saja datang dibuat bingung ketika para mahasiswa terus menatap ke arahnya dengan begitu serius.

"Kenapa lagi?"

Lala meyakini jika akan ada berita terbaru lagi yang akan dia dengar. Harus menyiapkan telinga yang tebal juga hati yang sabar.

"Ditolak Devan malah nyari cogan yang lain."

"Mana punggungnya aja kekar banget. Yakin sih ganteng."

"Yakin juga sih dia yang bakal nembak duluan."

Lala hanya bisa tersenyum mendengarnya. Mereka tidak tahu kenapa Lala bisa sampai mengungkapkan perasaannya kepada Devan. Bukan karena dia murahan, tapi dia menginginkan sebuah ketenangan.

Namun, dia tidak bisa memaksa orang lain untuk mengerti posisinya. Orang di luaran sana hanya bisa menilai, tanpa tahu cerita sebenarnya.

Brian menatap sekilas wajah Lala yang tak seperti biasanya. Murung seperti ada yang tengah perempuan itu pikirkan.

Setelah kelas selesai, Lala yang baru keluar dari kelas sudah ditunggu Abang ojol pengantar makanan. Segelas cokelat panas yang dia terima.

"Kenapa murung? Perasan enggak mendung."

Lala menoleh ke arah belakang di mana Brian masih ada di dalam kelas sedang menatapnya. Lala mencoba untuk tersenyum dan menganggukkan kepala. Lalu, Pergi dari sana karena kalimat demi kalimat yang terlontar dari bibir mahasiswa begitu jahat.

Duduk sendiri di taman dekat kampus. Menatap layar ponselnya dengan begitu lamat.

"Kenapa orang-orang begitu mudah menilai?Apa semurah itukah diri ini di mata mereka?"

Postingan Lala di X mendapat banyak komenan, dan hampir delapan puluh persen komen hujatan untuk dirinya. Jangan ditanya berapa banyak orang yang menyebutnya cewek murahan.

Lala ingin menghapus postingan tersebut, tapi hati kecilnya melarang. Alhasil, Lala membiarkannya saja. Mempersilahkan semua orang berkomentar sesuka hati di postingannya.

Melihat wajah Lala yang begitu murung sedari pulang kuliah, Alfa menghampiri sang kakak yang tengah berada di balkon kamar.

"Ke King kafe yuk!"

Lala hanya menoleh sebentar, Lalu kembali menatap lurus ke depan.

"Lu butuh cokelat panas King Kafe."

"Udah tadi."

Alfa sedikit terkejut. Dia menatap serius ke arah sang kakak.

"Lu ke sana?"

"Dikasih."

"Siapa?" Alfa malah penasaran.

"Gua kira lu cuek, ternyata kepo juga."

"Siyalan!!"

.

Devan masih memantau postingan Lala ternyata belum dihapus juga. Dia hanya bisa menghela napas kasar.

"Harusnya kan gua bahagia? Kenapa gua malah gak terima?"

"Aarrghh!!"

Devan mulai menghubungi Lea, dan tak menunggu lama Lea menjawab sambungan teleponnya. Sungguh dia begitu bahagia. Apalagi Lea mengatakan jika dia sedang berada di jalan menuju Jakarta. Rasanya sulit percaya.

"See you di Jakarta, Le."

Rasa bahagia menyelimuti hati Devan. Dia akan menggunakan kesempatan dengan baik mumpung Lea sedang berada di Jakarta.

.

Pagi hari Lala dikejutkan dengan kehadiran Lea di meja makan. Senyum manis dia berikan kepada sang kakak.

"Kok lu kayak kaget gitu? Lu gak kangen gua?"

Lea sudah merentangkan tangan. Lala mulai tersenyum dan berhambur memeluk tubuh sang kembaran. Raut bahagia memang tak bisa terhindar, tapi ada rasa sedih juga di hati kecil Lala. Di mana Lea datang di saat yang tidak tepat. Dia sudah tahu apa yang akan terjadi ke depannya.

"Hari ini di rumah kan, Le?" tanya sang mama.

"Lea mau ke kampus Lala."

Lala tersedak makanan yang baru saja masuk ke dalam mulut. Alfa segera memberikan minum kepada sang kakak.

"Mau ngapain?" tanya sang papa.

"Lea ada janji sama seseorang."

Senyum Lea merekah dan itu tak luput dari pandangan Lala. Sudah bisa Lala tebak akan bertemu siapa sang adik ke kampusnya.

"Mau berangkat bareng gak?" tanya Alfa.

"Enggak, orangnya juga datang agak siang."

Lala tersenyum tipis. Hari ini jadwal kuliah Devan memang sedikit siang. Sudah pasti Devan yang akan Lea temui.

Tibanya di kampus, Lala terkejut ketika seseorang menempelkan kertas di tangannya.

"Ke ruangan Pak Brian sekarang."

Dahi Lala mengkerut. Sepagi ini dosen itu sudah memanggilnya. Lala sudah mengetuk pintu ruangan Brian, ternyata Brian sudah menunggu Lala di dalam.

"Ada ap--"

Tiket seminar sudah Brian berikan. Lala mulai menatap wajah segar sang dosen.

"Kamu saja membaca buku psikologi yang jelas enggak sesuai dengan jurusan study. Enggak ada salahnya datang ke acara seminar ini kan."

"Apalagi Papa kamu seorang dokter. Jadi, enggak ada salahnya cari ilmu baru."

Masih belum ada jawaban dari Lala.

"Pembicaranya teman saya."

"Dokter yang Pak Brian hubungi di--" Brian pun mengangguk.

"Selesai kelas saya, saya tunggu kamu di FK."

"Ta--"

"Saya tidak menerima penolakan."

.

Lea yang baru saja tiba di kampus sudah banyak yang mengenali. Bahkan ada juga yang menyapanya.

"Aslinya kamu cantik banget, ya."

Lea bingung karena baru kali ini dia datang ke kampus Lala. Tapi, semua mahasiswa mengenalinya.

Devan yang baru masuk area kampus dibuat terkejut ketika melihat Lea ada di dekat parkiran. Dia segera memarkirkan motor dan ingin segera menghampiri Lea.

"Lama gak nunggunya?"

Suara itu bukan suara Devan, melainkan seorang pria yang baru datang dan tersenyum ke arah Lea.

"Bukannya itu dokter Dewa?"

...*** BERSAMBUNG ***...

Ayo atuh kencengin komennya ...

Terpopuler

Comments

Salim S

Salim S

visualnya kaya V ,V kan abang Er...nggak papa lag sama juga...laah s devan kepedean dikira Lea nungguin dia padahal Lea nungguin dokter dewa...udah la nurut aja ama pakdos...biar s devan senewen Lala ngga dapet Lea pun ngga dapat...kasihan juga sebenarnya ,tpi yaa....biar sekalian kenalan sama dokter dewa la...calon adik ipar...

2025-01-29

2

sum mia

sum mia

kasihan si Devan , pada akhirnya dia zonk , dia menolak Lala , dan cewek yang disukai , Lea pun menolaknya .
dan akhirnya dua-duanya lepas dia merana sendirian .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍

2025-01-30

1

nonaleutik

nonaleutik

mamam dah tuhhh 🤪
kegeeran banget si Devan wkwk
Lea sama dokter dewa
Lala sama BRIan 🤭 dah cocok
biarin aja Devan jadi butiran debu

2025-01-29

2

lihat semua
Episodes
1 1. Pertemanan Enam Tahun
2 2. Antusias
3 3. Terlalu Percaya Diri
4 4. Cuti Kuliah
5 5. Jalan Berdua
6 6. Menghindar Perlahan
7 7. Kebetulan (Dosen Killer)
8 8. Mengungkapkan Perasaan
9 9. Bahan Gunjingan dan Perbandingan
10 10. Bahagia dan Khawatir
11 11. Sedikit Tersiksa
12 12. Datang Di Waktu Tak Tepat
13 13. Layaknya Cenayang
14 14. Tak Berkata, Tapi Peka
15 15. Hukuman dan Ungkapan
16 16. Sudah Ditolak, Dinasihati Pula
17 17. Menjaga Jarak
18 18. Tidak Nyaman
19 19. Let Me Love You
20 20. Plot Twist
21 21. Di Luar Dugaan
22 22. Hanya Sebagai Pemanis
23 23.Tak Membersamai
24 24. Jujur Yang Melegakan
25 25. Scared
26 26. Khawatir Juga Cemburu
27 27. Jawaban Atas Keraguan serta Ketidakyakinan Hati
28 28. Orang Lama
29 29. Second Choice
30 30. Memang Kalah, Dan Berbahagialah!
31 31. One Month
32 32. Dosen Wanita Pengganti
33 33. Long Distance Relationship
34 34. Trip Singapura
35 35. Orang Lama
36 36. Bukan Membela Teman
37 37. Tak Sadarkan Diri
38 38. Selalu Dirayakan
39 39. Sama-sama Beruntung
40 40. Fakta Yang Dibuka
41 41. Apalagi Ini?
42 42. Lelaki Berani
43 43. Lelaki Sejati
44 44. Sangat Beruntung
45 45. Tuhan Pemilik Kuasa
46 46. Restu Yang Sama Sulitnya
47 47. Hari H
48 48. Meninggalkan Resepsi
49 49. Effort Tak Main-main
50 50. Bibit Premium
51 51. Pengantin Baru
52 52. Sensitifitas Yang Meninggi
53 53. Kebahagiaan Yang Tak Bisa Diungkapkan
54 54. Ibu Hamil
55 55. Berulah
56 56. Tak Ngidam Aneh Lagi
57 Ada Yang Baru!!!
58 57. Bagian Dari Keluarga
59 58. Bahagia
Episodes

Updated 59 Episodes

1
1. Pertemanan Enam Tahun
2
2. Antusias
3
3. Terlalu Percaya Diri
4
4. Cuti Kuliah
5
5. Jalan Berdua
6
6. Menghindar Perlahan
7
7. Kebetulan (Dosen Killer)
8
8. Mengungkapkan Perasaan
9
9. Bahan Gunjingan dan Perbandingan
10
10. Bahagia dan Khawatir
11
11. Sedikit Tersiksa
12
12. Datang Di Waktu Tak Tepat
13
13. Layaknya Cenayang
14
14. Tak Berkata, Tapi Peka
15
15. Hukuman dan Ungkapan
16
16. Sudah Ditolak, Dinasihati Pula
17
17. Menjaga Jarak
18
18. Tidak Nyaman
19
19. Let Me Love You
20
20. Plot Twist
21
21. Di Luar Dugaan
22
22. Hanya Sebagai Pemanis
23
23.Tak Membersamai
24
24. Jujur Yang Melegakan
25
25. Scared
26
26. Khawatir Juga Cemburu
27
27. Jawaban Atas Keraguan serta Ketidakyakinan Hati
28
28. Orang Lama
29
29. Second Choice
30
30. Memang Kalah, Dan Berbahagialah!
31
31. One Month
32
32. Dosen Wanita Pengganti
33
33. Long Distance Relationship
34
34. Trip Singapura
35
35. Orang Lama
36
36. Bukan Membela Teman
37
37. Tak Sadarkan Diri
38
38. Selalu Dirayakan
39
39. Sama-sama Beruntung
40
40. Fakta Yang Dibuka
41
41. Apalagi Ini?
42
42. Lelaki Berani
43
43. Lelaki Sejati
44
44. Sangat Beruntung
45
45. Tuhan Pemilik Kuasa
46
46. Restu Yang Sama Sulitnya
47
47. Hari H
48
48. Meninggalkan Resepsi
49
49. Effort Tak Main-main
50
50. Bibit Premium
51
51. Pengantin Baru
52
52. Sensitifitas Yang Meninggi
53
53. Kebahagiaan Yang Tak Bisa Diungkapkan
54
54. Ibu Hamil
55
55. Berulah
56
56. Tak Ngidam Aneh Lagi
57
Ada Yang Baru!!!
58
57. Bagian Dari Keluarga
59
58. Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!