10. Bahagia dan Khawatir

"Siapa?"

Lala mulai gelagapan. Dia tak menjawab dan malah menatap ke arah layar besar. Brian tersenyum begitu tipis melihat Lala yang salah tingkah.

Lengkungan senyum kembali hadir ketika melihat Lala tertawa begitu lepas. Sebenarnya Lala sadar akan curi pandang Brian, tapi dia pura-pura tidak tahu.

Para penonton satu per satu sudah bubar. Lala yang hendak bangkit, malah menoleh ke arah Brian ketika sebuah pertanyaan terlontar dari sang dosen.

"Mau langsung pulang?"

"Mau cari buku dulu," jawabnya.

"Tujuan yang sama."

"Hah?"

Anggukan kecil seperti menghipnotis Lala. Mereka berdua pun keluar dari bioskop beriringan dan menuju toko buku tanpa adanya pembicaraan.

Di dalam toko buku mereka berdua berpencar. Buku yang mereka cari tidak sama. Lima belas menit berlalu, Lala dikejutkan oleh kehadiran Brian di sampingnya.

"Udah Nemu bukunya?"

Lala menunjukkan buku tentang psikologi. Brian malah tersenyum kecil. Padahal Lala jurusan management, tapi yang dia beli buku yang sangat jauh berbeda dengan jurusannya. Brian pun tak banyak tanya. Setelah apa yang mereka cari sudah mereka dapatkan, Brian dan Lala sudah berada di depan kasir.

"Satuin aja," ucap Brian pada kasir lelaki.

Lala tercengang. Tangannya mulai meraih lengan Brian hingga membuat atensi pria itu beralih. Gelengan pelan menandakan Lala tidak mau. Namun, Brian sudah memberikan kartunya untuk membayar bukunya juga buku yang Lala beli.

"Nomor rekening Bapak berapa? Biar saya transfer." Lala sudah mengeluarkan ponsel untuk membuka m-banking.

"Saya enggak akan miskin hanya karena membayari buku yang kamu beli."

"Tapi--"

Brian melenggang meninggalkan Lala dan mau tidak mau dia harus mengejar Brian karena bukunya dibawa oleh Brian.

Langkah mereka kini sejajar. Dahi Lala mengkerut ketika Brian menghentikan langkah di tempat permainan.

"Mau main?"

Lelaki itu mulai menatap Lala dan seketika anggukan penuh semangat Lala berikan.

Kadang ada tawa, kadang juga umpatan dari bibir mereka berdua ketika bermain capit boneka. Teriakan frustasi keluar dari bibir Lala karena terus saja gagal mendapatkan boneka yang dia suka.

"Aarggh!!"

Brian mulai mengarahkan Capitan ke arah boneka yang sangat Lala inginkan. Lala berteriak kegirangan ketika Brian berhasil mendapatkannya. Dia tak segan memeluk tubuh Brian saking senangnya. Tak ada jarak di antara keduanya untuk hari ini.

Dari kejauhan, seorang lelaki sudah menatap mereka berdua dengan sorot mata sendu. Lala yang begitu bahagia bersama pria tampan, tapi bukan dirinya.

Devan memang sedang mencari sesuatu ke mall tersebut. Tak sengaja dia melihat Lala menuju bioskop. Awalnya, dia ingin juga masuk ke sana, tapi diurungkan. Memilih menunggu Lala di dekat bioskop.

Dia dikejutkan ketika melihat Lala dan dosen kampusnya keluar dari bioskop bersamaan. Tanpa sadar Devan mengikuti mereka berdua. Ketika di toko buku Devan melihat jelas bagaimana Lala dan Brian saling berbicara. Dan sekarang di tempat permainan Lala tertawa sangat lepas.

"Sebahagia itukah, La?"

Hanya hembusan napas kasar yang keluar dari bibir Devan. Lelaki itupun mulai pergi dari sana dengan wajah yang begitu sendu. Brian menoleh ke arah di mana Devan berada tadi. Senyum tipis pun terukir.

Lala begitu bahagia karena banyak sekali boneka yang dia dapatkan hari ini. Semua itu berkat Brian yang begitu pandai.

"Sebagai ucapan terimakasih, saya yang akan bayar makanannya."

Mereka sudah berada di tempat ramen. Di mana Lala ingin sekali memakan ramen pedas.

"Saya tak butuh itu. Saya masih mampu."

Wajah yang berbinar kini merengut kesal, Brian hanya meresponnya dengan wajah yang datar. Seketika dahinya berkerut ketika tangan Lala tersiram kuah ramen yang akan disajikan.

Brian segera bangkit dari duduknya dan segera meraih tangan Lala yang terkena kuah ramen panas. Dia menatap ke arah Lala yang menangan ringisan.

"Ma-maaf, Mbak."

Brian segera membawa Lala menuju wastafel. Tangan Lala sedang disiram air yang mengalir dari keran wastafel. Sedangkan dia sibuk menghubungi seseorang dengan wajah yang begitu tegang.

"Wa, obat untuk kesiram air panas apaan?"

Seketika mata Lala beralih pada Brian yang tengah menelepon seseorang.

"Cepet DOKTER SADEWA!!"

"Pak, saya enggak app--"

"Terus arahkan tangannya ke bawah keran," titah Brian dengan begitu serius.

"Hem. Thank you."

Brian mendekat ke arah Lala. Meraih tangan Lala yang masih merah.

"Masih panas?"

"Udah gak terlalu."

"Tunggu sebentar."

Brian meninggalkan Lala sendirian. Tak lama dia kembali dan membawa tepung terigu di piring kecil. Belum juga Lala berkata, tangannya kembali Brian raih. Dia keringkan dan tepung terigu itu ditempelkan di bagian yang tadi terkena kuah ramen. Lala tak berkata apapun. Dia hanya terus memperhatikan.

"Kata teman saya ini pertolongan pertama supaya gak melepuh."

Lala pun hanya mengangguk dengan seulas senyum di bibirnya.

"Teman Bapak dokter?" Brian pun hanya mengangguk.

Sebegitu khawatirnya Brian hingga dia menelpon dokter langsung hanya untuk menanyakan obat untuk luka Lala.

Di meja tempat Brian dan Lala duduk, manager kafe juga karyawan yang tidak sengaja menumpahkan kuah ramen ke tangan Lala sudah berdiri dan bersiap meminta maaf juga bertanggung jawab.

"Maafkan keteledoran karyawan saya, Mbak, Mas."

"Kami akan bertanggung jawab."

Brian hendak membuka suara, tapi tangan Lala sudah memegang lengan Brian. Mata mereka bertemu dan gelengan pelan Lala berikan sebagai tanda.

"Saya enggak apa-apa kok, Pak. Nanti bisa saya obati di rumah," ucap Lala dengan begitu sopan.

"Lanjutkan pekerjaan kalian saja."

Brian terpana pada Lala yang bersikap begitu baik. Meskipun dia sudah dirugikan, tapi dia mampu memaafkan. Setelah manager kafe juga karyawan pergi, Lala dan Brian melanjutkan makannya. Sebenarnya Brian sudah mengajak untuk pindah tempat makan, tapi Lala menolak.

"Makasih ya, Pak," ucap Lala dengan senyum tulus.

Seperti biasa hanya anggukan yang menjadi jawaban. Lala melihat ponselnya dan sang adik sudah menelepon.

"Saya duluan, Pak. Adik saya udah jemput."

.

Seperti biasa Lala akan bertemu Devan di kampus. Kali ini dia bersikap biasa tanpa ada sapaan. Padahal, tatapan Devan begitu berbeda.

Baru juga tiba di kelas, teman kelasnya menghampiri Lala. Dia membisikkan sesuatu hingga dahi Lala berkerut.

"Mau ngapain? Kan hari ini gak ada kelas dia."

Lala melihat jam di ponsel, masih ada dua puluh menit lagi sebelum dosen masuk. Lala menuju ruangan Brian. Mengetuk pintu ruangannya, dan terdengar suara dari dalam.

Brian sudah berdiri seperti tengah menunggu Lala. Belum juga berkata, Brian sudah menghampirinya. Diraihnya tangan Lala yang semalam tersiram kuah ramen.

"Sudah Papa saya obati semalam," ucap Lala.

Manik mata Brian kini beralih pada Lala. Mereka saling pandang untuk sesaat.

"Papa saya seorang dokter. Jadi, Bapak enggak usah khawatir karena gak ada luka serius."

Brian tak menjawab apapun. Dia masih menatap Lala dengan begitu dalam. Hingga sebuah tanya Brian berikan.

"Kamu enggak kapok kan jalan sama saya?"

...**** BERSAMBUNG ****...

Coba atuh dikomen, sepi amat sih? 😥

Terpopuler

Comments

Salim S

Salim S

cie cie yang udah mulai bucin sampe jam segitu khawatir nya sama ayang /Proud//Proud//Proud/,tuuh kan s devan tuh sebenernya cinta sama Lala cuma karena merasa sudah biasa jadi dia ngga sadar dengan perasaannya,udah devan biarkan Lala bahagia walaupun bukan kamu kebahagiaan Lala....

2025-01-28

2

Sri Lestari

Sri Lestari

Aman lah Sadewa sama Lea trs pak dosen sana Lala po ,,, biarin saja si cowok kampret itu 🤔

2025-01-28

2

Ida Lestari

Ida Lestari

wah yg Uda makin dket ya TPI kok Brian seolah olah slalu mengerti tentang Lala ya.....dokter Sadewa tu GK kyak dokter yg telp Lea kemaren kah??
lanjut trus Thor biar GK makin penasaran.....
semangat....

2025-01-28

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pertemanan Enam Tahun
2 2. Antusias
3 3. Terlalu Percaya Diri
4 4. Cuti Kuliah
5 5. Jalan Berdua
6 6. Menghindar Perlahan
7 7. Kebetulan (Dosen Killer)
8 8. Mengungkapkan Perasaan
9 9. Bahan Gunjingan dan Perbandingan
10 10. Bahagia dan Khawatir
11 11. Sedikit Tersiksa
12 12. Datang Di Waktu Tak Tepat
13 13. Layaknya Cenayang
14 14. Tak Berkata, Tapi Peka
15 15. Hukuman dan Ungkapan
16 16. Sudah Ditolak, Dinasihati Pula
17 17. Menjaga Jarak
18 18. Tidak Nyaman
19 19. Let Me Love You
20 20. Plot Twist
21 21. Di Luar Dugaan
22 22. Hanya Sebagai Pemanis
23 23.Tak Membersamai
24 24. Jujur Yang Melegakan
25 25. Scared
26 26. Khawatir Juga Cemburu
27 27. Jawaban Atas Keraguan serta Ketidakyakinan Hati
28 28. Orang Lama
29 29. Second Choice
30 30. Memang Kalah, Dan Berbahagialah!
31 31. One Month
32 32. Dosen Wanita Pengganti
33 33. Long Distance Relationship
34 34. Trip Singapura
35 35. Orang Lama
36 36. Bukan Membela Teman
37 37. Tak Sadarkan Diri
38 38. Selalu Dirayakan
39 39. Sama-sama Beruntung
40 40. Fakta Yang Dibuka
41 41. Apalagi Ini?
42 42. Lelaki Berani
43 43. Lelaki Sejati
44 44. Sangat Beruntung
45 45. Tuhan Pemilik Kuasa
46 46. Restu Yang Sama Sulitnya
47 47. Hari H
48 48. Meninggalkan Resepsi
49 49. Effort Tak Main-main
50 50. Bibit Premium
51 51. Pengantin Baru
52 52. Sensitifitas Yang Meninggi
53 53. Kebahagiaan Yang Tak Bisa Diungkapkan
54 54. Ibu Hamil
55 55. Berulah
56 56. Tak Ngidam Aneh Lagi
57 Ada Yang Baru!!!
58 57. Bagian Dari Keluarga
59 58. Bahagia
Episodes

Updated 59 Episodes

1
1. Pertemanan Enam Tahun
2
2. Antusias
3
3. Terlalu Percaya Diri
4
4. Cuti Kuliah
5
5. Jalan Berdua
6
6. Menghindar Perlahan
7
7. Kebetulan (Dosen Killer)
8
8. Mengungkapkan Perasaan
9
9. Bahan Gunjingan dan Perbandingan
10
10. Bahagia dan Khawatir
11
11. Sedikit Tersiksa
12
12. Datang Di Waktu Tak Tepat
13
13. Layaknya Cenayang
14
14. Tak Berkata, Tapi Peka
15
15. Hukuman dan Ungkapan
16
16. Sudah Ditolak, Dinasihati Pula
17
17. Menjaga Jarak
18
18. Tidak Nyaman
19
19. Let Me Love You
20
20. Plot Twist
21
21. Di Luar Dugaan
22
22. Hanya Sebagai Pemanis
23
23.Tak Membersamai
24
24. Jujur Yang Melegakan
25
25. Scared
26
26. Khawatir Juga Cemburu
27
27. Jawaban Atas Keraguan serta Ketidakyakinan Hati
28
28. Orang Lama
29
29. Second Choice
30
30. Memang Kalah, Dan Berbahagialah!
31
31. One Month
32
32. Dosen Wanita Pengganti
33
33. Long Distance Relationship
34
34. Trip Singapura
35
35. Orang Lama
36
36. Bukan Membela Teman
37
37. Tak Sadarkan Diri
38
38. Selalu Dirayakan
39
39. Sama-sama Beruntung
40
40. Fakta Yang Dibuka
41
41. Apalagi Ini?
42
42. Lelaki Berani
43
43. Lelaki Sejati
44
44. Sangat Beruntung
45
45. Tuhan Pemilik Kuasa
46
46. Restu Yang Sama Sulitnya
47
47. Hari H
48
48. Meninggalkan Resepsi
49
49. Effort Tak Main-main
50
50. Bibit Premium
51
51. Pengantin Baru
52
52. Sensitifitas Yang Meninggi
53
53. Kebahagiaan Yang Tak Bisa Diungkapkan
54
54. Ibu Hamil
55
55. Berulah
56
56. Tak Ngidam Aneh Lagi
57
Ada Yang Baru!!!
58
57. Bagian Dari Keluarga
59
58. Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!