6. Menghindar Perlahan

Lala sudah keluar dari apartment. Menyusuri jalan menuju tempat yang bisa membuatnya tenang. Dia merasa ada yang mengikutinya dari belakang. Bersikap biasa saja hingga sudah jauh dia berjalan suara langkah kaki terus mengikutinya. Dihentikannya langkah kaki. Memutar tubuhnya dan siapa yang dia lihat?

"K-kamu ngikutin aku?"

Telunjuknya sudah mengarah pada wajah dingin tersebut. Decihan terdengar samar. Pria itu malah melanjutkan langkahnya meninggalkan Lala. Senyum tipis pun terukir di wajah Lala.

Sekarang gantian Lala yang sedikit berlari mengejar pria itu. Belakang jaket pria itu mampu Lala raih hingga membuat langkahnya terhenti.

"Jawab pertanyaan aku? Atau aku lapo--"

Pria itu menunjuk ke arah minimarket yang berada tak jauh dari mereka berdiri sekarang. Wajah Lala mulai berubah dan tangannya segera dia turunkan. Pria itu kembali melanjutkan langkahnya dan terdengar gerutuan yang dia keluarkan.

"Percaya diri sekali."

.

Pertemuan mereka yang tanpa disengaja terus berlanjut. Baik di lift atau di sekitaran apartment. Namun, keduanya seperti orang asing. Tak saling sapa. Terlebih sikap pria itu begitu dingin.

Hingga di hari keenam Lala berada di Singapura, dia tak melihat pria itu lagu. Biasanya minimal satu kali mereka bertemu.

"Ke mana dia?"

Setelah lima hari berturut-turut bertemu dengan pria itu, rasa penasaran mulai bersarang. Lala meyakini jika pria berwajah datar dan dingin tersebut berusia sedikit jauh darinya. Wajahnya terlihat seperti pria matang. Feeling Lala juga mengatakan jika dia bukan orang sembarangan.

"Berasa ada di rumah Daddy kalau liat tuh orang." Senyum pun hadir di wajahnya. Seketika bayang wajah Devan hilang dan berganti dengan wajah pria bak papan bangunan.

.

Begitu malas untuk bangkit dari tempat tidur. Tapi, hari ini Lala harus kembali ke Jakarta. Masa cutinya telah habis. Mengambil ransel yang sudah ada di sofa dan pergi meninggalkan negara yang sudah memberikan sedikit ketenangan.

Pikirannya sudah tenang walaupun hatinya masih perih. Sekarang ini yang Lala pikirkan bagaimana menghadapi Devan. Dia ingin melupakan Devan dan sudah menyerah dengan perasaannya.

Baru saja mengaktifkan ponsel karena sudah tiba di Jakarta, notifikasi pesan mulai ramai masuk ke ponselnya. Pesan terbanyak dari Devan. Lala masuk ke kedai kopi yang ada di bandara. Mulai membuka pesan yang Devan kirimkan. Belum lagi panggilan darinya yang lebih dari lima puluh kali.

La, lu di mana?

Kenapa gak aktif?

La, gua khawatir.

Senyum kecil terukir ketika membaca tiga pesan teratas. Tapi, semakin ke bawah pesannya membuat hati Lala begitu sakit.

La, gua seneng banget bisa jalan berdua sama Lea.

Lu tahu enggak, gua sempet overthinking sama cowok yang nelpon Lea. Gua kira cowoknya ternyata hanya tetangga kosan.

Senangnya gua bertambah berkali-kali lipat ketika dia bilang kalau dia belum punya cowok. Berasa pengen salto dan pengen cepet-cepet confess perasaan gua ke dia.

"Definisi bahagia di atas penderitaan orang lain," gumamnya dengan suara yang begitu lirih.

Lala menundukkan kepala. Mengatur napasnya agar bulir bening tak keluar lagi. Sudah dia akhiri kesedihannya. Getaran ponsel membuat kesedihan itu mulai teralihkan. Nama sang adik yang ada di sana.

Alfa sudah menjemput Lala dengan menggunakan mobil. Tak ada pembicaraan apapun. Bukannya menuju rumahnya, Alfa malah mengajak Lala ke sebuah kafe. King kafe, namanya.

"Gua gak lapar."

"Kopi di sini enak. Lu mesti coba."

Lala mengikuti saja. Desain kafenya sangat menarik dan sangat nyaman. Alfa terlihat begitu akrab dengan pegawai kafe tersebut.

"Nih!"

Alfa sudah memberikan es kopi latte yang Lala suka. Kursi di samping Lala sudah Alfa tarik dan dia duduki.

"Gimana? Enak kan?"

Lala mengangguk dengan mata yang berbinar. Senyumnya seketika mengembang.

"Ini tempat gua biasa nongkrong."

"Kok lu gak bilang ke gua kalau ada tempat sebagus ini?" Lala mulai menghardik sang adik.

"Ngapain? Yang ada lu malah ganggu gua."

"Siyalan!"

Alfa pun tertawa. Sengaja dia mengajak Lala ke king kafe karena di rumah ada seseorang yang sedang menunggu kakaknya. Tanpa Lala bercerita, Alfa sudah tahu semuanya.

Lala mengerutkan dahi ketika makanan sudah diantarkan pelayan. Menatap tajam ke arah Alfa.

"Sekenyang-kenyangnya perut lu, pasti gak akan nolak sama makanan ini."

Alfa menyuapi sang kakak dan tubuh Lala seketika mematung. Sang adik menanti kalimat dari Lala.

"Kok bisa seenak ini?"

"Gua bilang apa kan."

Cara sederhana yang bisa Alfa lakukan untuk Lala membawanya ke tempat nyaman yang dipenuhi makanan enak. Mengalihkan hati sang kakak yang terluka dengan makanan yang sangat Lala suka. Kafe itu seperti memanjakan lidah Lala. Sampai semua makanan dia pesan dan tidak ada yang gagal.

"Kayaknya akan jadi tempat nongkrong gua juga nih," ujar Lala masih sambil mengunyah.

"Asal jangan ganggu gua aja."

"Idih! Pede gila!"

.

"Devan baru aja pulang."

Suara sang mama menyambut kedatangan Lala. Hanya kata oh yang menjadi jawaban.

"Lala ke kamar ya, Ma. Udah kenyang mah larinya ke mata."

Menghindari cerita sang mama perihal Devan itulah yang Lala lakukan. Dia segera merebahkan tubuh di kasur yang sangat dia rindukan. Matanya kini tertuju pada langit-langit kamar.

"Pelan-pelan kali ya menghindarinya biar enggak terlalu kentara."

Sesuai dengan gumaman Lala semalam, dia mulai menghindari Devan yang dia tahu sudah ada di kampus. Motor lelaki itu sudah ada di barisan parkiran.

Biasanya Lala akan menuju kantin sebelum masuk kelas, tapi mulai hari ini dia tidak akan melakukan itu. Belajar menghapus kebiasannya dengan Devan.

"Lala!"

Mata Lala terpejam untuk sesaat. Sedang menghindari, malah dipanggil oleh orangnya. Suara langkah orang berlari terdengar jelas.

"La, lu ke mana aja?"

Mata Lala kini tertuju pada tangan Devan yang mulai meraih tangannya. Perlahan, Lala melepaskan tangannya dari genggaman tangan lelaki yang ada di hadapannya. Mimik wajah Devan seketika berubah.

"Gua liburan sebentar buat ngerefresh pikiran," jawab Lala dengan senyum yang tak seindah sebelumnya.

Devan merasakan keanehan dari sikap Lala. Perempuan itu tak seperi biasanya. Baru saja hendak membalas ucapan Lala, teman sekelas Lala sudah memanggil.

"Sorry ya, Van. Kelas gua udah mau mulai."

Memutar tubuh menjauhi Devan. Matanya tiba-tiba perih dan tangannya mengusap kasar bulir bening yang sudah terjatuh.

"Cengeng banget sih," gumamnya dengan senyum yang coba dia lengkungan.

Tibanya di dalam kelas hanya kursi paling depan tepat di depan meja dosen yang kosong. Mau tidak mau Lala harus duduk di sana.

"Selamat pagi!"

Suara yang lain dari biasanya membuat Lala mengarahkan pandang ke arah pintu kelas. Seketika matanya melebar ketika seorang yang dia kenal sudah berjalan ke arah meja dosen meletakkan tasnya di sana. Manik mata mereka bertemu untuk sesaat.

"Perkenalkan saya Brian King Atlanta, dosen pengganti di kelas ini selama dua semester ke depan."

...*** BERSAMBUNG ***...

Setelah baca jangan lupa dikomen ya sebagai dukungan untuk karya ini

Terpopuler

Comments

U_Lee

U_Lee

Aaarrggh, ternyata pria berwajah dingin dan datar itu pak dosen baru yg ada di kampus Lala 🤭 yg dicari2 gak ketemu malah nongol sendiri...😅 Syok gak tuh si Lala ketemu ama cowok yg ternyata dosen barunya di Kampus.
btw si Devan secara gak langsung memanfaatkan kedekatannya dg Lala untuk mengetahui apa yg disuka dan gak disuka oleh Lea. ya walupun yg ditanya Devan ke Lala itu kebiasaan dia tapi si Lala juga pernah bilang apa yg disukai oleh Lala itu tidak disukai oleh Lea. semoga saja si Lala cepet melupakan si Devan dan beralij ke oak Dosen.🤭

2025-01-24

3

sum mia

sum mia

o'o.... ternyata eh ternyata dia mengejar sampai ke kampus Lala . terlalu kepedean gak sih kalau Lala merasa begitu . cowok yang dingin dan datar kayak papan setrikaan yang ketemu di Singapura ternyata masih berlanjut ketemu di Indonesia bahkan di kampus sebagai dosennya . ooohhh ... pak Brian King aku padamu ...🥰🥰🥰🥰

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍

2025-01-25

1

Salim S

Salim S

Brian King Atalanta...siapa yaah....pakdos baru yang selama ini nemenin Lala di pengasingan diri saat galau...semoga pakdos bisa bikin Lala jatuh cinta...dan bisa move on dari Devan, sebenernya Devan itu udah cinta sama Lala cuma dia tidak menyadari nya karena terlalu nyaman dengan keseharian nya bersama Lala jadi dia pikir dia menyukai Lea bukan Lala...kayak nya sih begitu.....

2025-01-25

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pertemanan Enam Tahun
2 2. Antusias
3 3. Terlalu Percaya Diri
4 4. Cuti Kuliah
5 5. Jalan Berdua
6 6. Menghindar Perlahan
7 7. Kebetulan (Dosen Killer)
8 8. Mengungkapkan Perasaan
9 9. Bahan Gunjingan dan Perbandingan
10 10. Bahagia dan Khawatir
11 11. Sedikit Tersiksa
12 12. Datang Di Waktu Tak Tepat
13 13. Layaknya Cenayang
14 14. Tak Berkata, Tapi Peka
15 15. Hukuman dan Ungkapan
16 16. Sudah Ditolak, Dinasihati Pula
17 17. Menjaga Jarak
18 18. Tidak Nyaman
19 19. Let Me Love You
20 20. Plot Twist
21 21. Di Luar Dugaan
22 22. Hanya Sebagai Pemanis
23 23.Tak Membersamai
24 24. Jujur Yang Melegakan
25 25. Scared
26 26. Khawatir Juga Cemburu
27 27. Jawaban Atas Keraguan serta Ketidakyakinan Hati
28 28. Orang Lama
29 29. Second Choice
30 30. Memang Kalah, Dan Berbahagialah!
31 31. One Month
32 32. Dosen Wanita Pengganti
33 33. Long Distance Relationship
34 34. Trip Singapura
35 35. Orang Lama
36 36. Bukan Membela Teman
37 37. Tak Sadarkan Diri
38 38. Selalu Dirayakan
39 39. Sama-sama Beruntung
40 40. Fakta Yang Dibuka
41 41. Apalagi Ini?
42 42. Lelaki Berani
43 43. Lelaki Sejati
44 44. Sangat Beruntung
45 45. Tuhan Pemilik Kuasa
46 46. Restu Yang Sama Sulitnya
47 47. Hari H
48 48. Meninggalkan Resepsi
49 49. Effort Tak Main-main
50 50. Bibit Premium
51 51. Pengantin Baru
52 52. Sensitifitas Yang Meninggi
53 53. Kebahagiaan Yang Tak Bisa Diungkapkan
54 54. Ibu Hamil
55 55. Berulah
56 56. Tak Ngidam Aneh Lagi
57 Ada Yang Baru!!!
58 57. Bagian Dari Keluarga
59 58. Bahagia
Episodes

Updated 59 Episodes

1
1. Pertemanan Enam Tahun
2
2. Antusias
3
3. Terlalu Percaya Diri
4
4. Cuti Kuliah
5
5. Jalan Berdua
6
6. Menghindar Perlahan
7
7. Kebetulan (Dosen Killer)
8
8. Mengungkapkan Perasaan
9
9. Bahan Gunjingan dan Perbandingan
10
10. Bahagia dan Khawatir
11
11. Sedikit Tersiksa
12
12. Datang Di Waktu Tak Tepat
13
13. Layaknya Cenayang
14
14. Tak Berkata, Tapi Peka
15
15. Hukuman dan Ungkapan
16
16. Sudah Ditolak, Dinasihati Pula
17
17. Menjaga Jarak
18
18. Tidak Nyaman
19
19. Let Me Love You
20
20. Plot Twist
21
21. Di Luar Dugaan
22
22. Hanya Sebagai Pemanis
23
23.Tak Membersamai
24
24. Jujur Yang Melegakan
25
25. Scared
26
26. Khawatir Juga Cemburu
27
27. Jawaban Atas Keraguan serta Ketidakyakinan Hati
28
28. Orang Lama
29
29. Second Choice
30
30. Memang Kalah, Dan Berbahagialah!
31
31. One Month
32
32. Dosen Wanita Pengganti
33
33. Long Distance Relationship
34
34. Trip Singapura
35
35. Orang Lama
36
36. Bukan Membela Teman
37
37. Tak Sadarkan Diri
38
38. Selalu Dirayakan
39
39. Sama-sama Beruntung
40
40. Fakta Yang Dibuka
41
41. Apalagi Ini?
42
42. Lelaki Berani
43
43. Lelaki Sejati
44
44. Sangat Beruntung
45
45. Tuhan Pemilik Kuasa
46
46. Restu Yang Sama Sulitnya
47
47. Hari H
48
48. Meninggalkan Resepsi
49
49. Effort Tak Main-main
50
50. Bibit Premium
51
51. Pengantin Baru
52
52. Sensitifitas Yang Meninggi
53
53. Kebahagiaan Yang Tak Bisa Diungkapkan
54
54. Ibu Hamil
55
55. Berulah
56
56. Tak Ngidam Aneh Lagi
57
Ada Yang Baru!!!
58
57. Bagian Dari Keluarga
59
58. Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!