7. Kebetulan (Dosen Killer)

Lala mendadak diam. Biasanya dia yang paling petakilan. Tak berani menatap ke arah sang dosen yang sedang berbicara tepat di depannya.

"Untuk dua semester ke depan kalian semua harus mengikuti peraturan yang saya buat."

Kalimat itu mampu membuat Lala menegakkan kepala. Sesaat dia terpana akan wajah tegas yang dimilki sang dosen pengganti.

"Setiap kali ada tugas harus dikerjakan dan dikumpulkan. Jika, ada yang tidak mengerjakan juga mengumpulkan saya akan memberikan tugas lebih banyak berikut dengan tugas sebelumnya."

Suara tidak setuju pun mulai terdengar. Namun, tak ada tanggapan apapun dari Brian yang masih berdiri dengan penuh percaya diri.

"Jika, di antara kalian ada yang tidak setuju dengan peraturan yang saya buat. Pintu keluar terbuka lebar untuk kalian."

"Ganteng-ganteng galak," bisik seorang mahasiswi yang duduk tepat di belakang Lala.

Sedangkan Lala tak menyanggah sama sekali. Mulutnya seperti dikunci rapat. Lala sedikit gelagapan ketika manik mata sang dosen menatapnya. Segera dia memalingkan pandang.

Dua jam bagai dua puluh jam untuk Lala. Dia merasa tidak nyaman dengan pemandangan indah di depannya. Padahal, sedari tadi Brian diam, tapi hatinya malah tak karuhan.

"Mata kuliah hari ini selesai dan jangan lupa besok semua tugas harus dikumpulkan."

Sorakan dari mahasiswi yang menjadi balasan atas perkataan Brian. Namun, dia tetap dengan wajah dinginnya.

Kini, di kelas tersisa Lala dan Brian. Lala yang masih sibuk memasukkan buku serta barangnya yang lain begitu juga dengan Brian. Getaran ponsel membuat Lala merogoh tasnya.

"Iya, Ma."

...

"Udah selesai. Ini Lala mau langsung pulang."

...

"Oh ya udah. Have fun."

...

"Enggak usah, Ma. Jangan ganggu Alfa, Mama tahu sendiri tuh anak kesabarannya setipis tisu."

...

"Beneran. Lala enggak apa-apa di rumah sendiri."

...

"Iya. Bye."

Lala meletakkan kembali ponselnya dan mulai beranjak dari sana. Dilihatnya sang dosen masih sibuk dengan tablet. Niat hati akan pamit mendadak diurungkan karena wajah serius sang dosen membuat nyalinya down. Segera dia menuju pintu keluar.

Pandangan Brian mulai beralih ketika Lala sudah keluar dari kelas. Diraihnya ponsel yang ada di atas meja.

"Jangan ke kafe. Langsung pulang aja."

"Kenapa?"

Sambungan telepon Brian akhiri. Dan mulai merapihkan barang-barangnya. Baru saja keluar kelas, pandangannya tertuju pada mahasiswi yang tadi duduk tepat di depannya sedang bersama seorang lelaki. Brian melanjutkan langkahnya dan tiba-tiba kakinya mendadak berhenti ketika melihat tangan Lala dicekal oleh lelaki yang seakan tengah memaksa. Samar dapat dia dengar suara Lala yang menolak ajakan lelaki tersebut.

"Enggak, Van. Gua gak enak sama Abang ojolnya kalau dibatalin. Mana udah tua."

Lengkungan kecil samar terukir di wajah Brian. Kembali melanjutkan langkah dan dengan sengaja menyenggol bahu kanan lelaki yang tengah bersama Lala hingga membuat cekalan tangan itu terlepas.

"Sorry."

Lala menggunakan kesempatan itu untuk pergi meninggalkan Devan. Langkahnya mulai dipercepat agar Devan tak mengejarnya. Benar saja Devan kehilangan jejak Lala.

.

Pengalihan pikiran untuk sekarang dengan mengerjakan tugas yang begitu banyak yang selalu Brian berikan. Biasanya Lala akan mengeluh, tapi kali ini dia merasa sangat bersyukur. Tugas yang Brian berikan seperti ketidaksengajaan yang tepat. Jadi, tidak perlu pusing mencari alasan untuk menghindari Devan.

Sayangnya, Sulit sekali untuk menghindari Devan. Setiap pagi dia selalu menjemput Lala. Padahal, Lala sudah menolak.

"La, kita kan udah biasa kayak gini."

"Bagi lu ini biasa, Van. Enggak bagi gua. Gua berharap lebih."

Setiap kali diajar Brian, Lala selalu selamat dari Devan. Seperti kebetulan yang keseringan.

Pagi ini Lala yang sudah duduk di kursi paling belakang dan paling pojok. Ternyata dia melupakan sesuatu.

"Mampus!"

"Tugas yang kemarin saya berikan tolong dikumpulkan."

Lala memejamkan matanya sejenak. Dia melihat ke arah mahasiswa yang lain di mana mereka semua mengumpulkan tugas yang diberikan Brian. Lala terus berdoa di dalam hati supaya dosen pengganti itu tak menyadari jika dia tak mengumpulkan tugas.

"Kaila Mahya Kharisma."

Nama lengkap Lala dipanggil oleh Brian. Tatapan Brian tertuju pada mahasiswi yang sudah mengangkat tangan.

"Mana tugas kamu?"

Sebuah atensi mahasiswa yang ada di kelas mulai tertuju pada Lala. Sungguh Lala merasa malu sekarang.

"Belum saya kerjain, Pak."

Brian sudah melipat kedua tangannya. Dia berjalan menghampiri Lala dengan tatapan datar nan dingin.

"Selesai kelas ke ruangan saya."

Lala mengangguk pelan. Setelah itu hembusan napas kasar pun keluar. Sesuai dengan yang diperintahkan Brian, Lala datang ke ruangannya.

"Berikan saya alasan kenapa kamu gak ngerjain tugas." Suasana mendadak mencekam.

"Lupa, Pak."

"Lupa atau kecapekan nangis?"

"Eh?"

Kejadian semalam mulai berputar di kepala. Baru saja hendak mengerjakan tugas, Alfa masuk ke kamar.

"Lu bisa bohongin semua orang, tapi lu gak bisa bohongin gua."

Hanya mendengar kalimat itu Lala langsung menangis. Mengungkapkan semua yang dia rasakan dengan air mata yang kembali berjatuhan. Dia sendiri pun tak tahu kapan tertidur saking lamanya menangis di depan Alfa.

"Besok sudah diserahkan ke saya."

Lala mulai tersadar ketika sang dosen sudah memberikan kertas berisi tugas yang harus Lala kerjakan.

"Buset!"

Tugas yang sangat banyak. Sungguh sangat kejam dosen yang satu ini. Namun, atensinya beralih pada tas di mana ponselnya terus bergetar. Setelah dia raih, hanya tatapan datar pada layar. Dia pun mengabaikan.

"Saya berubah pikiran."

Pandangan Lala kini berubah, kembali menatap Brian yang masih duduk di kursinya.

"Kerjakan di perpustakaan dan saya tunggu hari ini juga tugasnya."

"HAH?"

Lala terkejut bukan main. Keberanian mulai muncul.

"Tugasnya banyak loh, Pak. Belum tugas yang kemarin. Enggak mungkin--"

"Saya tidak menerima penawaran. Konsekuensi dari apa yang sudah kamu lakukan harus kamu jalankan."

Ingin menimpali lagi, tapi Lala urungkan karena getaran ponsel yang tiada henti di dalam tasnya.

"Kalau tugasnya selesai malam?"

"Saya akan tetap menunggu."

"Kalau selesainya pagi?"

"Akan tetap saya tunggu."

"Kalau--"

"Kalau kamu tidak bergegas ke perpustakaan, tugas kamu akan saya tambah lagi."

Mendengar ancaman itu membuat Lala segera pergi meninggalkan ruangan Brian. Dosen dingin dan killer itu tak pernah main-main dengan ucapannya.

.

Lala cukup frustasi dengan tugas yang Brian beri. Tapi, juga bersyukur karena tugas ini menyelamatkannya dari Devan. Semakin dia menghindar, Devan malah semakin mendekat. Tanpa Lala sadari dia sudah melewatkan makan siang saking fokusnya.

Ada yang meletakkan goody bag di atas meja tempat Lala mengerjakan tugas. Kepalanya mulai ditegakkan dan seorang sudah berdiri di sampingnya.

"Biar enggak ngantuk."

Brian menyerahkan kopi yang dia pegang kepada Lala. Manik mata mereka berdua bertemu cukup lama.

"Sebelum minum kopi, habiskan makanannya. Saya tidak ingin mendengar kabar mahasiswa saya pingsan karena tugas tambahan."

Setalah berkata, Brian memutar tubuh dan mulai menjauh dari Lala. Langkahnya terhenti mendengar kalimat yang Lala katakan.

"Makasih banyak, Pak."

Tanpa menoleh Brian menganggukkan kepala. Dan mampu membuat Lala melengkungkan senyum.

Mata Lala melebar ketika melihat isi dari goody bag tersebut. Dia juga segera meraih es kopi yang Brian berikan.

"King kafe."

Dia membuka isi makanan tersebut. Betapa tercengangnya melihat makanan apa yang ada di dalam sana. Es kopi yang dipesan pun bertuliskan es kopi yang dia sukai dari kafe tersebut.

"Ini hanya kebetulan atau emang Pak Brian tahu apa yang gua suka?"

...*** BERSAMBUNG ***...

Ayo atuh kencengin komennya

Terpopuler

Comments

sum mia

sum mia

percaya deh Lala.... Brian King Atlanta sudah tahu semua tentang dirimu . dan aku yakin pasti King cafe itu punya Brian . dan aku pastikan lagi Brian kenal dengan Alfa . jadi semua tidaklah kebetulan ya Lala .
kedepannya aku lebih suka kamu sama Brian daripada sama si Devan yang jelas-jelas sudah bikin kamu nangis dan sakit hati .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍

2025-01-26

2

U_Lee

U_Lee

si Brian mah diem2 menghanyutkan loh... dia udah tau apa yg Lala suka pas waktu dia ke kafe bersama Alfa. apa jangan2 memang si Brian udah tau Lala duluan cuma karena dia sikapnya dingin+muka kayak kanebo kering jadinya Lala juga gak menyadari kehadiran Brian dulu.🤭

2025-01-26

1

Salim S

Salim S

kayak nya devan ngga sadar kalau dia itu sebenarnya sudah jatuh cinta sama lala.s pakdos bisa ae modusinnya...pepet terus pakdos jangan kasih kendor...selain dosen Brian sepertinya juga pengusaha kafe kali ya ...Kaya baba radit...yg punya King kafe itu

2025-01-26

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pertemanan Enam Tahun
2 2. Antusias
3 3. Terlalu Percaya Diri
4 4. Cuti Kuliah
5 5. Jalan Berdua
6 6. Menghindar Perlahan
7 7. Kebetulan (Dosen Killer)
8 8. Mengungkapkan Perasaan
9 9. Bahan Gunjingan dan Perbandingan
10 10. Bahagia dan Khawatir
11 11. Sedikit Tersiksa
12 12. Datang Di Waktu Tak Tepat
13 13. Layaknya Cenayang
14 14. Tak Berkata, Tapi Peka
15 15. Hukuman dan Ungkapan
16 16. Sudah Ditolak, Dinasihati Pula
17 17. Menjaga Jarak
18 18. Tidak Nyaman
19 19. Let Me Love You
20 20. Plot Twist
21 21. Di Luar Dugaan
22 22. Hanya Sebagai Pemanis
23 23.Tak Membersamai
24 24. Jujur Yang Melegakan
25 25. Scared
26 26. Khawatir Juga Cemburu
27 27. Jawaban Atas Keraguan serta Ketidakyakinan Hati
28 28. Orang Lama
29 29. Second Choice
30 30. Memang Kalah, Dan Berbahagialah!
31 31. One Month
32 32. Dosen Wanita Pengganti
33 33. Long Distance Relationship
34 34. Trip Singapura
35 35. Orang Lama
36 36. Bukan Membela Teman
37 37. Tak Sadarkan Diri
38 38. Selalu Dirayakan
39 39. Sama-sama Beruntung
40 40. Fakta Yang Dibuka
41 41. Apalagi Ini?
42 42. Lelaki Berani
43 43. Lelaki Sejati
44 44. Sangat Beruntung
45 45. Tuhan Pemilik Kuasa
46 46. Restu Yang Sama Sulitnya
47 47. Hari H
48 48. Meninggalkan Resepsi
49 49. Effort Tak Main-main
50 50. Bibit Premium
51 51. Pengantin Baru
52 52. Sensitifitas Yang Meninggi
53 53. Kebahagiaan Yang Tak Bisa Diungkapkan
54 54. Ibu Hamil
55 55. Berulah
56 56. Tak Ngidam Aneh Lagi
57 Ada Yang Baru!!!
58 57. Bagian Dari Keluarga
59 58. Bahagia
Episodes

Updated 59 Episodes

1
1. Pertemanan Enam Tahun
2
2. Antusias
3
3. Terlalu Percaya Diri
4
4. Cuti Kuliah
5
5. Jalan Berdua
6
6. Menghindar Perlahan
7
7. Kebetulan (Dosen Killer)
8
8. Mengungkapkan Perasaan
9
9. Bahan Gunjingan dan Perbandingan
10
10. Bahagia dan Khawatir
11
11. Sedikit Tersiksa
12
12. Datang Di Waktu Tak Tepat
13
13. Layaknya Cenayang
14
14. Tak Berkata, Tapi Peka
15
15. Hukuman dan Ungkapan
16
16. Sudah Ditolak, Dinasihati Pula
17
17. Menjaga Jarak
18
18. Tidak Nyaman
19
19. Let Me Love You
20
20. Plot Twist
21
21. Di Luar Dugaan
22
22. Hanya Sebagai Pemanis
23
23.Tak Membersamai
24
24. Jujur Yang Melegakan
25
25. Scared
26
26. Khawatir Juga Cemburu
27
27. Jawaban Atas Keraguan serta Ketidakyakinan Hati
28
28. Orang Lama
29
29. Second Choice
30
30. Memang Kalah, Dan Berbahagialah!
31
31. One Month
32
32. Dosen Wanita Pengganti
33
33. Long Distance Relationship
34
34. Trip Singapura
35
35. Orang Lama
36
36. Bukan Membela Teman
37
37. Tak Sadarkan Diri
38
38. Selalu Dirayakan
39
39. Sama-sama Beruntung
40
40. Fakta Yang Dibuka
41
41. Apalagi Ini?
42
42. Lelaki Berani
43
43. Lelaki Sejati
44
44. Sangat Beruntung
45
45. Tuhan Pemilik Kuasa
46
46. Restu Yang Sama Sulitnya
47
47. Hari H
48
48. Meninggalkan Resepsi
49
49. Effort Tak Main-main
50
50. Bibit Premium
51
51. Pengantin Baru
52
52. Sensitifitas Yang Meninggi
53
53. Kebahagiaan Yang Tak Bisa Diungkapkan
54
54. Ibu Hamil
55
55. Berulah
56
56. Tak Ngidam Aneh Lagi
57
Ada Yang Baru!!!
58
57. Bagian Dari Keluarga
59
58. Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!