5. Jalan Berdua

Senyum kecil terukir ketika teringat ucapan terakhir dari pria yang tidak dia kenali. Baik, tapi tak ada bedanya dengan adik juga persepupuannya, dingin dan datar. Lala lebih suka dengan pria yang hangat karena bisa diajak bertukar cerita juga bercanda.

Senyum itu seketika hilang ketika bayang Devan muncul. Dia membayangkan jika Devan tengah bersama Lea di Bandung. Lala memilih merebahkan tubuhnya dan memejamkan mata daripada harus mengingat orang yang membuatnya terluka.

.

Bandung.

Seorang lelaki masih setia menunggu penghuni kos putri yang ingin dia temui malah pergi dan belum juga kembali. Waktu sudah hampir mau Maghrib, tapi Lea belum juga pulang.

Ojek online berhenti tepat di depan kosan. Devan segera berdiri dan segera memanggilnya.

"Lea!"

Perempuan itu terkejut ketika melihat siapa yang sudah ada di depan kosannya. Senyuman manisnya masih Lea ingat dan segera dia menghampiri temannya itu.

"Kok gak bilang mau ke sini?" tanya Lea yang juga terlihat bahagia.

"Mau ngasih kejutan." Lea malah tertawa dan matanya mulai mencari seseorang.

"Lala mana?"

Biasanya Devan datang ke Bandung bersama Lala. Dan mereka akan menghabiskan waktu untuk jalan-jalan dan menikmati kulineran di Bandung.

"Gua sendiri ke sini."

Lea terkejut. Tidak biasanya Devan berani ke Kota ini sendirian.

"Ya udah, masuk yuk."

Kosan putri tersebut memang menyediakan ruangan khusus untuk menerima tamu.

"Mau minum apa?"

"Enggak usah, Le."

"Jangan gitu dong. Lu kan tamu gua."

Lea mulai sibuk menyiapkan minuman juga cemilan yang ada di dapur umum. Devan tersenyum karena ini salah satu hal yang membuat dirinya jatuh cinta pada Lea.

"Masih ingat aja minuman kesukaan gua."

Lea malah tertawa. Dan pandangan Devan tak bisa lepas dari wajah cantik Lea. Semakin dewasa kecantikan Lea semakin terpancar.

"Lu nyampe sini jam berapa?"

"Jam dua belasan."

Lea terkejut mendengarnya. Wajahnya mulai menunjukkan raut penuh rasa bersalah.

"Udah lama dong lu nungguin gua?" Devan pun mengangguk.

"Sorry," sesal Lea.

"Its okay. Lu gak salah kok," balas Devan dengan masih menyunggingkan senyum.

"Tapi, gua gak enak sama lu, Van."

"Enggak apa-apa, Lea. Beneran enggak apa-apa."

Tetap saja Lea merasa bersalah. Hingga sebuah kalimat terucap dari bibirnya.

"Sebagai permintaan maaf gua, besok gua akan temenin lu keliling Bandung."

"Serius?" Terlihat Devan sedikit tak percaya.

Lea menganggukkan kepala dengan senyum yang terukir indah. Kebahagiaan pun menyelimuti hati Devan.

.

Sudah tiba di depan kosan Lea dengan wajah yang begitu berseri. Menunggu sang pujaan hati menghampiri. Selang sepuluh menit Lea datang dengan senyum cantiknya. Tak segan Devan membukakan pintu mobil untuk perempuannya.

"Suka lebay deh," ucap Lea dengan senyum manisnya.

"Sekali-kali enggak apa-apa kan."

Selama di perjalanan banyak hal yang mereka ceritakan hingga tercipta gelak serta tawa ketika mereka mengingat hal lucu di masa SMA.

"Sakit perut gua, Van."

Wajah Lea sudah merah saking kerasnya ketawa. Banyak cerita di mana mereka masih menjadi remaja nakal.

Jalan-jalan berdua di Braga dengan Lea adalah keinginan Devan sejak lama. Pasalnya, jika ke tempat itu pasti bertiga. Devan melihat tangan Lea yang lengang, ingin sekali di genggam. Tapi, dia juga harus tahu batasan. Dan hanya sebuah hembusan napas yang mampu dia keluarkan.

"Gimana kuliah lu?"

"Sebentar lagi koas."

Lea memilih masuk ke fakultas kedokteran berbeda dengan Lala juga Alfa. Dia ingin seperti kedua orang tuanya.

"Berapa lama koasnya?"

"Paling sebentar satu setengah tahun," jawab Lala sambil menikmati cemilan yang sudah ada di tangan.

Di saat dirinya sudah lulus, Lea masih harus menjalani proses kedokterannya. Dan sudah pasti dia harus kembali sabar menunggu Lea.

"Gua akan nikah kalau gua udah menyandang titel dokter."

Devan masih ingat betul ucapan Lea. Namun, dia meyakini jika dia sanggup menunggu. Enam tahun saja dia bisa sabar, satu setengah tahun bukan waktu yang lama.

Di tengah asyiknya obrolan, ponsel Lea bergetar. Devan yang sedari tadi memperhatikan sedikit merasa curiga dengan mimik wajah Lea. Tangannya terus menari-nari di atas layar, juga bibirnya tak henti melengkungkan senyum penuh arti.

"Lagi chatan sama siapa?"

Cukup lama Devan didiamkan oleh Lea, deheman pun sengaja dia keluarkan. Pandangan Lea mulai tertuju pada Devan.

"Asyik banget," sindirnya.

"Sorry. Lagi bahas tugas."

Lea meletakkan ponselnya. Mimik wajah Devan sudah kesal.

"Oh iya, katanya ada yang mau diomongin?"

Semalam Devan mengirim pesan jika ada yang ingin dia katakan ketika pergi berdua. Lea mulai menanyakannya. Devan sedikit ragu, dia pun masih membeku.

"Van."

"Minggu depan lu bisa pulang ke Jakarta gak?"

Dahi Lea mengkerut mendengar pertanyaan Devan. Sorot matanya tengah menelisik wajah Devan yang berubah.

"Gua mau ajak lu ke suatu tempat."

Lea terlihat berpikir. Dia kembali mengecek ponsel di mana semua jadwal untuk satu Minggu ke depan sudah dia tuliskan.

"Sorry, Van. Minggu besok jadwal gua full banget."

"Weekend pun?" Lea mengangguk.

Siluet kekecewaan hadir di wajah lelaki itu. Biasanya Lea bisa saja pulang ketika dia atau Lala memintanya. Namun, kali ini jawaban Lea malah di luar ekspektasinya.

"Mendekati semester akhir gua harus belajar ekstra. Belum lagi persiapan koas. Jadi, gua gak bisa terlalu sering pulang ke Jakarta."

"Tapi, apa boleh gua sering main ke sini?"

Lea malah tertawa. Menatap Devan yang terlihat lucu.

"Sejak kapan gua ngelarang lu ke sini?"

Devan tersenyum dengan kepala yang mengangguk kecil. Dia kembali harus menunda ungkapan perasannya karena dia tak ingin membuat Lea tidak nyaman.

"Kayaknya harus lebih lama lagi buat deketin Lea."

Mereka kembali asyik berbincang. Di tengah obrolan yang ngalor ngidul, Lea mulai menatap Devan.

"Van, kok nomor Lala enggak aktif ya?"

"Serius?"

Devan nampak terkejut. Dia segera mengecek ponsel dan lengkungan senyum terukir di wajah Lea melihat sikap Devan yang tak berubah. Selalu mengkhawatirkan Lala.

"Van, gua ke toilet sebentar, ya."

Hanya anggukan kecil sebagai respon. Pikirannya masih terfokus pada Lala yang tidak biasanya sulit untuk dihubungi. Dan dia juga baru sadar ternyata sudah dari kemarin pagi ponsel Lala tidak aktif. Semua pesannya hanya terkirim.

"Lu ke mana, La?"

Panggilan aplikasi pesan maupun panggilan telepon biasa tak ada jawaban. Hanya suara operator yang menjawab panggilannya. Dia mencoba menghubungi Alfa, tapi Devan tidak bisa berharap banyak. Alfa tak pernah menjawab panggilannya.

Suara getaran ponsel di hadapannya membuat atensi Devan teralihkan. Dia mencoba melihat siapa yang menghubungi Lea.

Devan segera meletakkan ponselnya ketika melihat nama lelaki tersebut. Menelisik foto profil seorang pria tampan dan terlihat matang. Atensinya teralihkan ketika Lea sudah datang. Bibir mungil itu melengkungkan senyum ketika melihat layar ponselnya.

"Iya, A--"

"Aa?"

...**** BERSAMBUNG ****...

Mana atuh komennya?

Terpopuler

Comments

sum mia

sum mia

nah loh.... ternyata Lea udan ada gebetan . nyesek kan Devan , itu pula yang dirasakan oleh Lala saat tahu kalau kamu suka sama Lea kembarannya . asal kamu tahu Devan .
padahal Devan belum menyatakan perasaannya , tapi kayak udah di cegat duluan sama telpon dokter Dewa . panggilan AA... sudah mengisyaratkan bahwa Lea dan sang dokter bukan hanya hubungan biasa .
ya nikmati aja Devan.... mungkin emang udah jalan hidup dan cinta kalian harus terlibat cinta segitiga atau bahkan segiempat mungkin 🤭🤭🤣🤣🤣

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍 😍 😍

2025-01-24

2

U_Lee

U_Lee

si Devan belum juga jadian udah kesel aja saat si Lea lebih sibuk dg ponselnya eeehh malah sekarang tau siapa yg membuat si Lea tersenyum... seneng banget melihat si Devan kesel. lagian ya udah ada orang yg beneran tulus ama dia malah gak peka dan lebih mengejar si Lea. entar nyesel baru tau rasa lu.

2025-01-24

0

nonaleutik

nonaleutik

mamam tuhhh lagian kaga peka jadi manusia udh ada Lala malah mau lea
sekarang si Lea Deket ma dokter si Lala Deket ma orang Singapura dapet angin dah lu Devan 🤣
kalo kata orang Sunda mah Moro Julang ngaleupaskeun peusing🤭

2025-01-24

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pertemanan Enam Tahun
2 2. Antusias
3 3. Terlalu Percaya Diri
4 4. Cuti Kuliah
5 5. Jalan Berdua
6 6. Menghindar Perlahan
7 7. Kebetulan (Dosen Killer)
8 8. Mengungkapkan Perasaan
9 9. Bahan Gunjingan dan Perbandingan
10 10. Bahagia dan Khawatir
11 11. Sedikit Tersiksa
12 12. Datang Di Waktu Tak Tepat
13 13. Layaknya Cenayang
14 14. Tak Berkata, Tapi Peka
15 15. Hukuman dan Ungkapan
16 16. Sudah Ditolak, Dinasihati Pula
17 17. Menjaga Jarak
18 18. Tidak Nyaman
19 19. Let Me Love You
20 20. Plot Twist
21 21. Di Luar Dugaan
22 22. Hanya Sebagai Pemanis
23 23.Tak Membersamai
24 24. Jujur Yang Melegakan
25 25. Scared
26 26. Khawatir Juga Cemburu
27 27. Jawaban Atas Keraguan serta Ketidakyakinan Hati
28 28. Orang Lama
29 29. Second Choice
30 30. Memang Kalah, Dan Berbahagialah!
31 31. One Month
32 32. Dosen Wanita Pengganti
33 33. Long Distance Relationship
34 34. Trip Singapura
35 35. Orang Lama
36 36. Bukan Membela Teman
37 37. Tak Sadarkan Diri
38 38. Selalu Dirayakan
39 39. Sama-sama Beruntung
40 40. Fakta Yang Dibuka
41 41. Apalagi Ini?
42 42. Lelaki Berani
43 43. Lelaki Sejati
44 44. Sangat Beruntung
45 45. Tuhan Pemilik Kuasa
46 46. Restu Yang Sama Sulitnya
47 47. Hari H
48 48. Meninggalkan Resepsi
49 49. Effort Tak Main-main
50 50. Bibit Premium
51 51. Pengantin Baru
52 52. Sensitifitas Yang Meninggi
53 53. Kebahagiaan Yang Tak Bisa Diungkapkan
54 54. Ibu Hamil
55 55. Berulah
56 56. Tak Ngidam Aneh Lagi
57 Ada Yang Baru!!!
58 57. Bagian Dari Keluarga
59 58. Bahagia
Episodes

Updated 59 Episodes

1
1. Pertemanan Enam Tahun
2
2. Antusias
3
3. Terlalu Percaya Diri
4
4. Cuti Kuliah
5
5. Jalan Berdua
6
6. Menghindar Perlahan
7
7. Kebetulan (Dosen Killer)
8
8. Mengungkapkan Perasaan
9
9. Bahan Gunjingan dan Perbandingan
10
10. Bahagia dan Khawatir
11
11. Sedikit Tersiksa
12
12. Datang Di Waktu Tak Tepat
13
13. Layaknya Cenayang
14
14. Tak Berkata, Tapi Peka
15
15. Hukuman dan Ungkapan
16
16. Sudah Ditolak, Dinasihati Pula
17
17. Menjaga Jarak
18
18. Tidak Nyaman
19
19. Let Me Love You
20
20. Plot Twist
21
21. Di Luar Dugaan
22
22. Hanya Sebagai Pemanis
23
23.Tak Membersamai
24
24. Jujur Yang Melegakan
25
25. Scared
26
26. Khawatir Juga Cemburu
27
27. Jawaban Atas Keraguan serta Ketidakyakinan Hati
28
28. Orang Lama
29
29. Second Choice
30
30. Memang Kalah, Dan Berbahagialah!
31
31. One Month
32
32. Dosen Wanita Pengganti
33
33. Long Distance Relationship
34
34. Trip Singapura
35
35. Orang Lama
36
36. Bukan Membela Teman
37
37. Tak Sadarkan Diri
38
38. Selalu Dirayakan
39
39. Sama-sama Beruntung
40
40. Fakta Yang Dibuka
41
41. Apalagi Ini?
42
42. Lelaki Berani
43
43. Lelaki Sejati
44
44. Sangat Beruntung
45
45. Tuhan Pemilik Kuasa
46
46. Restu Yang Sama Sulitnya
47
47. Hari H
48
48. Meninggalkan Resepsi
49
49. Effort Tak Main-main
50
50. Bibit Premium
51
51. Pengantin Baru
52
52. Sensitifitas Yang Meninggi
53
53. Kebahagiaan Yang Tak Bisa Diungkapkan
54
54. Ibu Hamil
55
55. Berulah
56
56. Tak Ngidam Aneh Lagi
57
Ada Yang Baru!!!
58
57. Bagian Dari Keluarga
59
58. Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!