20. Plot Twist

Brian begitu berhati-hati dalam memilih kata-kata. Dia tahu bagaimana hati Lala yang sesungguhnya. Dia tak ingin salah bicara dah berakhir perempuan itu mengingat kenangan lama.

"Saya tak butuh jawaban itu sekarang."

Masih dengan posisi semula. Kening mereka masih saling menempel dengan mata yang juga masih saling menatap.

"Tapi, saya akan terus berjuang untuk mendapatkan cinta dari kamu."

Lala tak bisa berkata. Matanya pun sudah begitu merah manahan tangis. Kalimat yang Brian ungkapkan begitu menusuk hati. Tulus dan serius.

"I love you, Lala."

Kembali Brian memeluk tubuh Lala. Bulir bening pun akhirnya sudah tak sanggup ditahan. Meluncur dengan begitu deras dari pelupuk mata Lala.

"Tuhan, jangan bangunkan aku dari mimpi indah ini."

.

Tak jauh dari ruangan Brian, seseorang masih setia menunggu. Sudah dua puluh menit, tapi Lala tak jua keluar. Ingin rasanya dia mengetuk pintu ruangan itu, tapi dia tak ingin disebut penguntit. Pada nyatanya memang benar, dia terus mengikuti Lala sampai sekarang.

Lima menit kemudian, pintu ruangan terbuka. Hanya Lala yang keluar dari sana dengan mata yang sedikit sembab. Devan segera berlari menghampiri hingga membuat langkah Lala terhenti dengan dahi yang berkerut.

"Lu diapain sama dosen killer itu?" Bak pahlawan kesiangan.

Tangan Devan hendak menyentuh pipi Lala, segera Lala menjauhkan wajahnya.

"Sorry, Van. Gua harap lu enggak melewati batas."

"La--"

"Mau gua dibuat nangis, dipukul sekalipun sama dosen killer itu. Enggak ada urusannya sama lu. Kita beda fakultas."

Devan tak bisa berkata. Hanya sorot mata sendu yang terpancar.

"Gua duluan."

Sayangnya, tangan Lala berhasil Devan cekal sebelum kakinya melangkah. Lala menghela napas begitu kasar.

"Kenapa sekarang kita begitu jauh? Seperti Januari ke Desember?"

Perlahan Lala memutar tubuh. Dia menatap Devan yang masih terlihat sendu. Sebenarnya dia tak ingin meladeni. Namun, dia juga harus bicara agar Devan bisa mengerti.

"Ketika kita sedekat Desember ke Januari pun, kita tetap seperti minyak dan air yang tak bisa bersatu."

Kalimat tamparan yang Lala berikan membuat Devan mati kutu. Lala mulai melepaskan cekalan tangan Devan. Menatapnya dengan begitu dalam.

"Gua bukan pemain cadangan, yang ketika lu enggak bisa dapatkan Lea lu kembali ke gua."

Lagi dan lagi kalimat pedas menusuk ulu hati Devan. Meskipun, apa yang dipikirkan Lala itu salah, Devan memaklumi karena dia memang memperlakukan Lala layaknya second choice (pilihan kedua).

"Sengaja gua confess perasaan supaya gua bisa mendapatkan kelegaan atas rasa yang selama ini gua pendam."

"Perasaan lu masih sama, yakni untuk Lea. Makanya, gua meminta kita untuk saling menjauh supaya bisa mulai meletakkan satu per satu kenangan yang pernah kita buat selama enam tahun ini."

"Gua gak ingin kenangan kita menghambat perjalanan hidup yang baru akan gua hadapi."

Sakit sekali hati Devan kali ini. Apalagi melihat Lala yang begitu tenang mengucapkan kalimat per kalimat tanpa terdengar suara yang mengandung kepedihan.

"Sekarang, kita kembali ke masa di mana kita hanya saling mengenal, tanpa saling menyapa."

"Anggap saja, kedekatan kita hanya sebatas seorang teman tanpa adanya perasaan."

Lala mulai meninggalkan Devan yang masih mematung. Hembusan napas kasar keluar dari bibir Lala. Apa yang dikatakan Brian dia lakukan. Ketika merasa tidak nyaman, lebih baik diungkapkan tanpa menyakiti orang yang bersangkutan. Lala berharap Devan mengerti tanpa salah arti.

Dahi Lala mengkerut ketika di parkiran sudah ada Alfa. Tak biasanya anak itu menjemputnya tanpa memberi kabar.

"King kafe," ucapnya sambil menyerahkan helm.

"Gua banyak tugas, Al."

"Tenang, entar teman gua yang bantuin."

"Maksudnya?"

Alfa tak menjawab dan mulai melajukan motor menuju tempat yang dia sebutkan tadi. Tibanya di king kafe, Lala duduk di tempat favoritnya. Segera mengeluarkan tugas yang Brian berikan. Mata mulai kunang-kunang padahal baru membuka soal.

"Kalau dari semester awal begini terus mah bisa mati muda gua."

Alfa sudah memesan minuman juga makanan kesukaan Lala. Dan sebuah kalimat membuat Lala mengalihkan pandangannya pada Alfa.

"Gua liat masih ada motor si Devan. Dia nungguin lu?" Lala hanya mengangguk.

"Lelaki bego ya begitu. Ngejar di saat yang dikejar udah sadar."

Lala mantap Alfa dengan begitu dalam. Dia tahu sang adik memendam rasa kecewa pada Devan. Namun, tak pernah dia utarakan.

"Gua mulai risih sama dia."

"Itu tandanya rasa lu terhadap dia udah mulai hilang," balas Alfa dengan cepat.

Lala menyandarkan tubuhnya di kursi. Hembusan napas berat dia keluarkan.

"Kalau mencintai itu sakit, lebih baik dicintai."

Kalimat yang keluar dari mulut Alfa membuat Lala terdiam. Adiknya mulai menatap Lala dengan sangat serius.

"Apalagi dicintai dengan begitu besar dan effort luar biasa. Walaupun lu belum ada rasa, pasti lama kelamaan rasa itu akan muncul dengan sendirinya."

Lala mulai mencerna ucapan Alfa. Dia teringat akan perkataan Brian.

"Kamu pernah mencintai seseorang, tapi jatuhnya kamu seperti menyakiti diri sendiri. Jadi, lebih baik kamu dicintai oleh seseorang karena itu akan jauh lebih menyenangkan."

"Jangan pernah samakan diri lu sama Kak Reyn," tambah Alfa.

"Eh?"

Lala baru ingat jika kakak sepupunya itu awalnya mencintai lelaki yang kini menjadi suaminya secara ugal-ugalan. Kisahnya hampir sama, cinta sepihak. Tapi, malah berakhir bahagia.

"Cinta Kak Rega lebih besar dari cinta Kak Reyn. Lelaki yang mampu menunggu dan mencari wanitanya lebih dari tiga tahun. Walaupun banyak kumbang, tapi dia tetap pada perasaannya yang terlambat itu."

"Sedangkan kisah lu? Gajah di pelupuk mata gak keliatan, tapi semut di seberang lautan dia kejar. Akhirnya, dia yang tenggelam. Kan tolol!"

Lala malah tertawa. Adiknya yang satu ini benar-benar begitu menjaga dirinya. Dia tahu selama enam tahun dia berteman dengan Devan, Alfa kurang sreg. Tak jua Alfa melarang. Hanya menyimpan ketidaksregannya sendirian karena dia tak ingin membuat saudaranya sedih.

"Ngomong-ngomong mana temen lu? Katanya mau ke sini dan bisa bantuin gua. Otak gua udah kusut banget ini," tagihnya.

"Sabarlah!"

"Cowok?" tanya Lala.

"Lu pikir?"

"Ya siapa tahu aja cewek."

"Mana ada gua punya temen cewek," balas Alfa yang mulai meminum latte ice yang dia pesan.

"Oh, iya. Temen gua itu ganteng banget loh."

"Lalu?"

"Cuma sekedar memberitahu."

Lala kembali fokus pada tugasnya. Dia malah teringat pada Brian. Lelaki dingin dan datar, tapi mampu membuatnya nyaman. Padahal, dia begitu membenci tipe yang seperti itu karena hampir seluruh saudara lelakinya memiliki sifat layaknya kulkas berjalan.

"My bro!"

Suara Alfa membuat Lala harus mengakhiri lamunannya tentang Brian. Dibuangnya napas dengan cukup kasar.

"Bahagia banget nih romannya," ucap Alfa kepada lelaki yang baru saja datang dengan senyum yang mengembang.

Perlahan Lala menegakkan kepala dan senyum yang begitu manis dia lihat dengan sangat jelas.

"Dosen lu itu teman band gua," bisik Alfa di saat tubuh Lala masih membeku.

"Plot twist kan?"

...*** BERSAMBUNG ***...

Mana ini komennya?

Terpopuler

Comments

sum mia

sum mia

visual kak fie emang gak pernah mengecewakan . selalu perfect .

biarlah si Devan kecewa pada Lala , Brian , Alfa , terutama pada dirinya sendiri . karena telah menyia-nyiakan cinta yang didepan mata .
tepat sesuai dengan peribahasa yang diungkapkan oleh Alfa , gajah di pelupuk mata tak nampak , semut di sebrang lautan dikejar , akhirnya dia sendiri yang tenggelam .

sosok seperti Brian bukanlah tioe Lala , tapi nyatanya dialah yang bikin nyaman dan selalu ada buat Lala . ayolah La.... apalagi yang kamu cari . aku sih yes ... dan giliran Lala pun yes juga .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍 😍 😍

2025-02-06

1

U_Lee

U_Lee

Astagaaa...!!🙈 pantesan langkah si Brian untuk deketin si Lala lancar lah wong ada backingan dari si Alfa adiknya Lala sendiri selain dspet support dari Alfa ternyata si Brian teman band Alfa... wkwkkwkw gila emang plot twist bgt, sempet mikir kok bisa si Brian kenal dg Alfa secara umur mereka juga beda jauh, kukira kenal di King kafe sbg owner ternyata selain sbg pemilik kafe juga pemain band juga....😅 wis jalo gini mending si Devan mundur yg jauh sono karena backingan si Brian lebih kuat drpd Devan dan juga si Brian udah dapet lampu hijau dari Alfa...

2025-02-06

0

wardah

wardah

duh dr awal juga dh firasat kalo ada campur tangan alfa neeh,apalagi temennya ini naksir adeknya yaitu lala y dh lah atur ,salut ama alfa neeh milihin calon ipar yg klop juga ama dia🤭

2025-02-06

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pertemanan Enam Tahun
2 2. Antusias
3 3. Terlalu Percaya Diri
4 4. Cuti Kuliah
5 5. Jalan Berdua
6 6. Menghindar Perlahan
7 7. Kebetulan (Dosen Killer)
8 8. Mengungkapkan Perasaan
9 9. Bahan Gunjingan dan Perbandingan
10 10. Bahagia dan Khawatir
11 11. Sedikit Tersiksa
12 12. Datang Di Waktu Tak Tepat
13 13. Layaknya Cenayang
14 14. Tak Berkata, Tapi Peka
15 15. Hukuman dan Ungkapan
16 16. Sudah Ditolak, Dinasihati Pula
17 17. Menjaga Jarak
18 18. Tidak Nyaman
19 19. Let Me Love You
20 20. Plot Twist
21 21. Di Luar Dugaan
22 22. Hanya Sebagai Pemanis
23 23.Tak Membersamai
24 24. Jujur Yang Melegakan
25 25. Scared
26 26. Khawatir Juga Cemburu
27 27. Jawaban Atas Keraguan serta Ketidakyakinan Hati
28 28. Orang Lama
29 29. Second Choice
30 30. Memang Kalah, Dan Berbahagialah!
31 31. One Month
32 32. Dosen Wanita Pengganti
33 33. Long Distance Relationship
34 34. Trip Singapura
35 35. Orang Lama
36 36. Bukan Membela Teman
37 37. Tak Sadarkan Diri
38 38. Selalu Dirayakan
39 39. Sama-sama Beruntung
40 40. Fakta Yang Dibuka
41 41. Apalagi Ini?
42 42. Lelaki Berani
43 43. Lelaki Sejati
44 44. Sangat Beruntung
45 45. Tuhan Pemilik Kuasa
46 46. Restu Yang Sama Sulitnya
47 47. Hari H
48 48. Meninggalkan Resepsi
49 49. Effort Tak Main-main
50 50. Bibit Premium
51 51. Pengantin Baru
52 52. Sensitifitas Yang Meninggi
53 53. Kebahagiaan Yang Tak Bisa Diungkapkan
54 54. Ibu Hamil
55 55. Berulah
56 56. Tak Ngidam Aneh Lagi
57 Ada Yang Baru!!!
58 57. Bagian Dari Keluarga
59 58. Bahagia
Episodes

Updated 59 Episodes

1
1. Pertemanan Enam Tahun
2
2. Antusias
3
3. Terlalu Percaya Diri
4
4. Cuti Kuliah
5
5. Jalan Berdua
6
6. Menghindar Perlahan
7
7. Kebetulan (Dosen Killer)
8
8. Mengungkapkan Perasaan
9
9. Bahan Gunjingan dan Perbandingan
10
10. Bahagia dan Khawatir
11
11. Sedikit Tersiksa
12
12. Datang Di Waktu Tak Tepat
13
13. Layaknya Cenayang
14
14. Tak Berkata, Tapi Peka
15
15. Hukuman dan Ungkapan
16
16. Sudah Ditolak, Dinasihati Pula
17
17. Menjaga Jarak
18
18. Tidak Nyaman
19
19. Let Me Love You
20
20. Plot Twist
21
21. Di Luar Dugaan
22
22. Hanya Sebagai Pemanis
23
23.Tak Membersamai
24
24. Jujur Yang Melegakan
25
25. Scared
26
26. Khawatir Juga Cemburu
27
27. Jawaban Atas Keraguan serta Ketidakyakinan Hati
28
28. Orang Lama
29
29. Second Choice
30
30. Memang Kalah, Dan Berbahagialah!
31
31. One Month
32
32. Dosen Wanita Pengganti
33
33. Long Distance Relationship
34
34. Trip Singapura
35
35. Orang Lama
36
36. Bukan Membela Teman
37
37. Tak Sadarkan Diri
38
38. Selalu Dirayakan
39
39. Sama-sama Beruntung
40
40. Fakta Yang Dibuka
41
41. Apalagi Ini?
42
42. Lelaki Berani
43
43. Lelaki Sejati
44
44. Sangat Beruntung
45
45. Tuhan Pemilik Kuasa
46
46. Restu Yang Sama Sulitnya
47
47. Hari H
48
48. Meninggalkan Resepsi
49
49. Effort Tak Main-main
50
50. Bibit Premium
51
51. Pengantin Baru
52
52. Sensitifitas Yang Meninggi
53
53. Kebahagiaan Yang Tak Bisa Diungkapkan
54
54. Ibu Hamil
55
55. Berulah
56
56. Tak Ngidam Aneh Lagi
57
Ada Yang Baru!!!
58
57. Bagian Dari Keluarga
59
58. Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!