8. Mengungkapkan Perasaan

Bagai anak kucing yang sangat manis, Lala pun mulai memakan makanan yang Brian berikan. Bibirnya sedikit melengkung karena rasanya masih sama seperti yang dia makan ya bersama Alfa.

Tugas kembali dia kerjakan. Ponselnya yang terus hidup tak dia hiraukan. Dia sudah ijin kepada sang mama karena dipastikan akan pulang malam.

Di jam enam sore, Brian masuk kembali ke perpustakaan. Sesuatu dia letakkan di atas meja dan melihat ke arah tugas yang sedang Lala kerjakan.

"Yang itu coba cek lagi."

Lala menoleh dan pandangan mereka bertemu. Wajah mereka sudah cukup dekat. Baik Lala maupun Brian tidak ada yang memalingkan wajah lebih dulu hingga suara langkah seseorang membuat pandangan mereka terputus.

"Lala!"

Brian berdiri tepat di samping Lala yang masih terduduk. Tubuhnya seperti tengah menghalangi Lala dari pandangan Devan.

"Jangan buat keributan. Ini perpustakaan."

Kalimat yang penuh dengan penekanan. Mata Brian sudah sangat tajam menatap Devan yang baru saja datang.

"Maaf, Pak. Saya ke sini cuma ingin memastikan sahabat saya."

"Sahabat, La. Sahabat!"

"La--"

"Gua lagi banyak tugas banget, Van. Jangan ganggu dulu, ya."

Devan mendengar suara Lala, tapi tidak mampu melihat wajah Lala karena terhalang tubuh Brian.

"La--'

"Please, Van! Untuk kali ini tolong ngertiin gua."

Brian masih bergeming dalam posisinya. Tatapannya masih tertuju pada Devan yang terlihat sedikit kecewa.

"Ya udah. Tapi, gua akan tetap nunggu lu di sini. Kita pulang bareng."

Hembusan napas kasar keluar dari bibir Lala ketika langkah Devan mulai menjauh. Dia menundukkan kepalanya menahan rasa yang begitu menyiksa dan ternyata masih ada.

"Kerjakan kembali tugasnya! Saya akan temani kamu di sini."

Manik mata cantik yang tengah berusaha menahan tangis menatap pria tinggi yang berada di sampingnya.

"Saya tidak suka ada yang mengganggu mahasiswa saya yang sedang belajar."

Lala kembali fokus pada tugasnya. Sedangkan Brian sudah duduk di depan pintu masuk masih dengan ponsel di tangan. Wajahnya begitu serius.

Jam sembilan malam barulah semua tugas selesai Lala kerjakan. Dia pun meletakkan kepalanya di atas meja menandakan dia begitu lelah.

Brian segera mengalihkan pandangan dan senyum samar terukir.

"Selesai?"

"Kasih saya napas dulu, Pak."

Brian mulai menghampiri Lala. Mengambil lembaran demi lembaran kertas yang berisi jawaban dari tugas yang dia berikan.

"Kamu boleh pulang!"

Bukannya senang Brian berkata seperti itu, Lala malah terlihat murung. Ucapan Devan tidak pernah main-main. Ketika dia berkata akan dia realisasikan.

"Lu masih betah di sini?"

Segera matanya mencari suara yang dia dengar. Sang adik sudah berdiri di ambang pintu perpustakaan.

"Dari tadi gua nungguin di luar," omelnya.

Lala dapat bernapas lega. Dia segera membereskan barang-barangnya. Sebelum pergi dia pamit kepada dosen killer, tapi tak sekiller yang dia bayangkan.

"Saya duluan, Pak."

Lala berlari ke arah Alfa yang sudah memasang wajah kesal. Dirangkulnya lengan sang adik dan membawanya keluar dari sana. Tibanya di parkiran, Devan masih menunggu Lala. Langkah Lala pun terhenti.

"Gua udah suruh dia pulang. Malah batu," lapor Alfa kepada sang kakak.

"Gua hanya ingin memastikan lu beneran pulang sama Alfa."

"Enggak usah khawatirin gua, Van. Alfa pasti akan jaga gua."

Sikap Lala yang semakin hari seperti tengah menghindari dirinya membuat Devan merasakan ada sesuatu yang hilang. Dia tidak cemburu kepada Alfa, tapi dia tengah merindukan tawa yang kini diarahkan kepada lelaki yang tak lain adalah adik Lala sendiri. Tawa seperti itu sudah tidak pernah Devan lihat lagi.

.

Lala akan terbebas dari Devan hanya pada kelas Brian. Selebihnya Devan selalu berada di samping Lala dan selalu menceritakan tentang Lea. Semakin ke sini Lala mulai muak.

Pulang kuliah dia memilih untuk pergi ke king kafe seorang diri. Mencoba menenangkan hatinya yang kembali merasakan ketidaktenangan. Duduk di pojokan sambil membaca buku yang sudah dia beli sebelumnya. Di tengah asyiknya membaca, samar terdengar suara yang dia kenali. Pandangan mulai dialihkan. Dan dari arah pintu masuk dua orang pria berkemeja putih masuk. Lala terpana pada senyum pria yang mengenakan dasi hitam.

"Itu Pak Brian kan?" gumamnya dengan raut tak percaya karena dosen killer dan datar tersenyum begitu manis.

"Gua enggak salah liat kan?"

Dia begitu terpana pada senyuman pria tersebut. Sayangnya, pandangannya kini terhalang pelayan yang membawakan makanan pesanan miliknya. Padahal, baru saja Lala ingin memastikan karena masih tidak percaya.

Mata Lala kembali mencari pria itu, tapi sudah tak ada. Di meja customer pun tidak ada.

"Apa gua salah liat?"

"Kan Pak Brian mah enggak pernah senyum."

Bayang senyum pria yang mirip Brian tak hilang. Masih saja bersarang. Malah, dia ikut melengkungkan senyum setiap kali mengingatnya. Akan tetapi, senyumnya harus pudar tatkala ponselnya bergetar. Lagi dan lagi nama Devan yang tertera di sana. Untuk kesekian kalinya Lala mengabaikan.

Sepertinya untuk tenang saja pun sekarang amatlah sulit. Semuanya karena rasa yang terus dia pendam tanpa dia ungkapkan. Perasaan yang hanya diketahui oleh satu pihak, tanpa pihak kedua tahu.

"Apa yang gua harus lakukan?"

Tibanya di rumah, sudah ada motor Devan terparkir di halaman. Lelaki tengah duduk di teras dengan gawai di tangan.

"Van!"

Devan segera mengarahkan pandangannya pada suara Lala. Dia sudah berdiri karena melihat mimik wajah Lala yang berbeda.

Lala menghampiri Devan yang sudah melengkungkan senyum. Menatap dalam wajah lelaki yang kini berhadapan dengannya.

"La, lu dariman--"

"Gua suka sama lu, Van."

Tubuh Devan menegang mendengar kalimat yang tiba-tiba terucap dari bibir Lala. Sorot matanya menunjukkan ketidakpercayaan. Kalimat lain kembali Devan dengar.

"Selama enam tahun gua mendem rasa ini sendirian, Van. Gua enggak bilang karena sikap lu ke gua seperti sikap orang yang juga suka sama gua."

"Kebaikan serta pehatian yang lu kasih selama enam tahun ini gua artikan kalau lu juga punya perasaan yang sama seperti gua. Tapi, nyatanya itu hanya sebuah plot twist."

Mata Lala sudah mulai merah juga berembun. Bibirnya sedikit melengkung, lalu berkata, "bukan gua yang lu suka, tapi Lea."

Puncak ketidaksanggupan dari perasaan yang terus Lala simpan sendirian. Dia memberanikan diri untuk mengungkapkan karena dia tak ingin menjalani hari-hari yang terus dipenuhi ketidaktenangan dari perasaan yang terus dia pendam.

Mulut Devan seperti terkunci rapat. Dia sama sekali tak mengeluarkan sepatah katapun. Hanya menatap Lala dengan sorot mata yang sulit diartikan.

"Bisakah lu membiarkan gua untuk terus mencintai lu?"

Bulir bening sudah menggenang di tengah menanti jawaban dari Devan yang masih terdiam.

"Atau--"

"Berikan cinta lu untuk orang lain, La. Jangan buang-buang waktu untuk mencintai gua karena yang gua suka itu Lea."

Senyum melengkung berbarengan dengan air mata yang sudah luruh.

"Udah gua duga lu akan jawab kayak gitu," balasnya dengan begitu lirih.

"Setidaknya, gua udah merasa lega karena sekarang lu tahu perasaan gua yang sesungguhnya."

Ada rasa perih di hati Devan ketika mendengarnya. Ditambah Lala menangis tepat di hadapannya.

"Bahagiakan Lea ya, Van. Dan jangan pernah sakitin adik gua."

Sebuah permintaan Lala ucapkan kepada lelaki yang sudah menolak cintanya. Kembali sebuah senyum dia lengkungan sebelum dia masuk ke dalam rumah.

Tepat di depan pintu, langkahnya terhenti. Lala memutar tubuhnya dan menatap Devan yang juga dengan menatapnya.

"Gua harap mulai besok kita jaga jarak, ya. Supaya gua lebih mudah melupakan lu."

...*** BERSAMBUNG ***...

Aku cuma minta komen loh enggak minta yang lain.

Terpopuler

Comments

sum mia

sum mia

akhirnya terungkap juga perasaan Lala pada Devan . dan sudah diduga sebelumnya jawaban Devan tentu lebih memilih Lea karena yang disukai oleh Devan adalah Lea bukannya Lala .

dan aku setuju kalau mulai besok mereka jaga jarak . biarkan Lala makin dekat dengan dosen killer nya yang galak , dingin , dan datar tapi begitu perhatian sama Lala .

tenang aja La.... kalau kamu udah jadian sama Brian , maka kamu bakalan makin sering lihat senyum manisnya sang dosen galak .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍

2025-01-27

2

U_Lee

U_Lee

Good job La, mending diungkapin drpd dipendem sendirian karena itj bakalan sakit banget walaupun jawaban gak sesuai dg harapan setidak hati udah plong alias gak ada beban lagi karena cinta bertepuk sebelah tangan...🥹
Awalnya kukira yg mengungkapkan perasaan si Devan pada Lea ternyata malah si Lala...
Semoga Lala bisa cepat melupakan Devan dan beralih ke pak dosen yg lebih dari si Devan.

2025-01-26

1

Salim S

Salim S

apakah setelah devan tahu perasaan Lala dia mau menjaga jarak seperti yg Lala pintar?kalau devan masih terus mendekati Lala fix s devan egois karena dia tidak rela melepas Lala...lagian van belum tentu Lea suka sama lu...ayo la move on pakdos udah nungguin tuh...

2025-01-26

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pertemanan Enam Tahun
2 2. Antusias
3 3. Terlalu Percaya Diri
4 4. Cuti Kuliah
5 5. Jalan Berdua
6 6. Menghindar Perlahan
7 7. Kebetulan (Dosen Killer)
8 8. Mengungkapkan Perasaan
9 9. Bahan Gunjingan dan Perbandingan
10 10. Bahagia dan Khawatir
11 11. Sedikit Tersiksa
12 12. Datang Di Waktu Tak Tepat
13 13. Layaknya Cenayang
14 14. Tak Berkata, Tapi Peka
15 15. Hukuman dan Ungkapan
16 16. Sudah Ditolak, Dinasihati Pula
17 17. Menjaga Jarak
18 18. Tidak Nyaman
19 19. Let Me Love You
20 20. Plot Twist
21 21. Di Luar Dugaan
22 22. Hanya Sebagai Pemanis
23 23.Tak Membersamai
24 24. Jujur Yang Melegakan
25 25. Scared
26 26. Khawatir Juga Cemburu
27 27. Jawaban Atas Keraguan serta Ketidakyakinan Hati
28 28. Orang Lama
29 29. Second Choice
30 30. Memang Kalah, Dan Berbahagialah!
31 31. One Month
32 32. Dosen Wanita Pengganti
33 33. Long Distance Relationship
34 34. Trip Singapura
35 35. Orang Lama
36 36. Bukan Membela Teman
37 37. Tak Sadarkan Diri
38 38. Selalu Dirayakan
39 39. Sama-sama Beruntung
40 40. Fakta Yang Dibuka
41 41. Apalagi Ini?
42 42. Lelaki Berani
43 43. Lelaki Sejati
44 44. Sangat Beruntung
45 45. Tuhan Pemilik Kuasa
46 46. Restu Yang Sama Sulitnya
47 47. Hari H
48 48. Meninggalkan Resepsi
49 49. Effort Tak Main-main
50 50. Bibit Premium
51 51. Pengantin Baru
52 52. Sensitifitas Yang Meninggi
53 53. Kebahagiaan Yang Tak Bisa Diungkapkan
54 54. Ibu Hamil
55 55. Berulah
56 56. Tak Ngidam Aneh Lagi
57 Ada Yang Baru!!!
58 57. Bagian Dari Keluarga
59 58. Bahagia
Episodes

Updated 59 Episodes

1
1. Pertemanan Enam Tahun
2
2. Antusias
3
3. Terlalu Percaya Diri
4
4. Cuti Kuliah
5
5. Jalan Berdua
6
6. Menghindar Perlahan
7
7. Kebetulan (Dosen Killer)
8
8. Mengungkapkan Perasaan
9
9. Bahan Gunjingan dan Perbandingan
10
10. Bahagia dan Khawatir
11
11. Sedikit Tersiksa
12
12. Datang Di Waktu Tak Tepat
13
13. Layaknya Cenayang
14
14. Tak Berkata, Tapi Peka
15
15. Hukuman dan Ungkapan
16
16. Sudah Ditolak, Dinasihati Pula
17
17. Menjaga Jarak
18
18. Tidak Nyaman
19
19. Let Me Love You
20
20. Plot Twist
21
21. Di Luar Dugaan
22
22. Hanya Sebagai Pemanis
23
23.Tak Membersamai
24
24. Jujur Yang Melegakan
25
25. Scared
26
26. Khawatir Juga Cemburu
27
27. Jawaban Atas Keraguan serta Ketidakyakinan Hati
28
28. Orang Lama
29
29. Second Choice
30
30. Memang Kalah, Dan Berbahagialah!
31
31. One Month
32
32. Dosen Wanita Pengganti
33
33. Long Distance Relationship
34
34. Trip Singapura
35
35. Orang Lama
36
36. Bukan Membela Teman
37
37. Tak Sadarkan Diri
38
38. Selalu Dirayakan
39
39. Sama-sama Beruntung
40
40. Fakta Yang Dibuka
41
41. Apalagi Ini?
42
42. Lelaki Berani
43
43. Lelaki Sejati
44
44. Sangat Beruntung
45
45. Tuhan Pemilik Kuasa
46
46. Restu Yang Sama Sulitnya
47
47. Hari H
48
48. Meninggalkan Resepsi
49
49. Effort Tak Main-main
50
50. Bibit Premium
51
51. Pengantin Baru
52
52. Sensitifitas Yang Meninggi
53
53. Kebahagiaan Yang Tak Bisa Diungkapkan
54
54. Ibu Hamil
55
55. Berulah
56
56. Tak Ngidam Aneh Lagi
57
Ada Yang Baru!!!
58
57. Bagian Dari Keluarga
59
58. Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!