4. Cuti Kuliah

Perlahan mencoba untuk menjauhi Devan. Bukan karena dia membenci lelaki yang dia sayang, tapi dia ingin mengubur perasaan. Tak mudah, tapi akan Lala coba.

Lala dapat bernapas lega karena seharian tak bertemu Devan. Berangkat kuliah dia diantar oleh Alfa dan ketika pulang pun dia jemput sang mama.

"Lala udah ambil cuti kuliah. Lala mau berlibur sebentar di Singapura."

Mama Aleeya sedikit terkejut dengan kalimat yang keluar dari bibir Lala. Makanan yang hendak dimasukkan ke dalam mulut dia letakkan kembali.

"Ini kan udah mau mendekati semester akhir, sudah pasti nanti ke depannya akan banyak tugas belum lagi ngurus skripsi. Jadi, Lala pengen berlibur dulu, Ma. Sebelum otak Lala gak waras."

Berdusta lagi, itulah yang Lala lakukan. Tak ada cara lain karena Lala tidak ingin Devan dibenci oleh kedua orang tuanya.

"Bilang ke Papa," balas sang ibu, dan diangguki oleh Lala.

Pergi ke negara yang nantinya akan dia tinggali untuk mengobati luka di hati. Juga berdamai dengan rasa sakit yang menggerogoti diri. Mulai belajar mengubur perasaan yang dimiliki.

Papa Khairan sudah meng-acc. Lala nampak bahagia. Namun, dia meminta kepergiannya ke Singapura dan cuti yang dia ambil tak diberitahukan kepada Devan. Kedua orang tuanya tak banyak bertanya. Mereka hanya mengiyakan.

.

Lengkungan senyum terukir ketika sudah menginjakkan kaki di Singapura. Negara yang serba mahal.

"Negara ini yang nantinya akan menjadi rumah gua yang sesungguhnya. Semoga di negara ini gua bisa mendapatkan ketenangan juga kebahagian."

Harapan kecil dari seorang perempuan yang baru berjuang untuk melepas perasaan yang bersarang sejak lama. Manik matanya tak bisa berdusta. Masih menyimpan luka dan kecewa yang dia bawa sampai Singapura.

Menyusuri jalan Singapura masih dengan ransel yang dia bawa. Dia berjalan tanpa arah dan mengikuti isi hatinya. Ramai orang berlalu-lalang tak membuat suasana hatinya berubah. Malah dadanya mendadak sangat sesak.

Berhenti di kedai mie yang begitu ramai dan terkenal enak. Juga menjadi salah satu tempat favorit untuk keluarga Lala. Rela mengantri hanya untuk semangkuk mie.

Para pengunjung rata-rata berbahasa Melayu karena kedai mie yang Lala datangi kedai mie halal. Semangkuk mie sudah tersedia di atas meja. Mata Lala sudah tertuju pada makanan dari tepung dengan kuah yang wangi kaldu sapi. Namun, pikirannya masih berkelana ke sana ke mari.

Pandangannya tertuju pada sosok yang duduk tak jauh darinya. Mengenakan pakaian putih dan tengah memegang sumpit sambil berbicara dengan orang di depannya. Suaranya begitu tegas.

Memandang penuh kagum pada sosok yang sama sekali tak dia ketahui. Tanpa Lala sadari bibirnya sedikit melengkung. Namun, atensinya teralihkan karena tubuhnya tersenggol seseorang.

"Sorry."

Lala mengangguk dan mulai memakan mie yang sedikit sudah dingin. Seenak apapun mie itu, jika hatinya sedang tak baik-baik saja rasanya sangat hambar. Dia tetap berusaha menghabiskan makanan karena banyak di luaran sana yang menangis kelaparan.

.

Di hari berikutnya Lala sudah pergi ke tempat yang bisa membuatnya tenang. Perpustakaan Nasional yang menjadi tempat tujuannya. Dia mengambil sebuah buku untuk dibaca. Begitu fokus karena sama sekali tak ada yang mengganggu.

Ponsel masih dimatikan. Dia sudah membicarakan perihal dirinya yang tidak ingin diganggu dan akan mematikan ponsel selama seminggu ke depan. Dan ponsel akan aktif kembali ketika dia sudah berada di Jakarta.

Hatinya memang sedang kacau, tapi pikirannya harus tetap tenang. Dia masih ingin tetap waras ditengah hatinya yang terluka parah.

Refleksi pikiran itulah yang harus Lala lakukan demi untuk menjaga kewarasan. Jika, pikiran tenang perlahan rasa sakit itu akan menghilang. Itulah yang sedang Lala coba tanamkan.

Tak terasa hari sudah gelap. Sudah lebih dari enam jam Lala berada di sana. Dia mulai beranjak meninggalkan perpustakaan. Baru saja melangkahkan kaki menjauhi perpustakaan, gerimis sudah mulai turun. Lala mendongak ke atas dan terus melanjutkan langkah.

Gerimis kecil mulai berubah jadi rintikan air hujan. Lala terus berjalan membiarkan tubuhnya kebasahan. Hanya dia yang hujan-hujanan di tengah orang-orang menggunakan payung.

"Gua suka sama Lea."

Kalimat yang kembali terngiang di telinga. Rasa sesak kembali hadir. Tak terasa bulir bening menetes di tengah wajahnya yang basah karena air hujan. Isakan begitu lirih tertutup oleh suara derasnya air hujan. Kali ini, Lala didukung penuh alam untuk mengungkapkan semua kesedihan di bawah guyuran air hujan.

Terus berjalan dengan air mata yang masih terjatuh bercampur dengan air hujan yang membasuh wajah serta tubuh. Namun, langkahnya terhenti ketika dia tidak merasakan tubuhnya kehujanan lagi. Kepala yang menunduk mulai dia tegakkan. Menoleh ke arah samping dan seseorang sudah memegangi payung untuknya.

"Biasanya kalau hujan deras yang lama berhenti bertanda akan datang badai."

Suara yang begitu tegas pernah Lala dengar. Dia tak berkedip ketika melihat pria yang berwajah datar, tapi dia akui begitu tampan. Pundak Lala yang basah dirangkul oleh pria yang memakai topi supaya lebih masuk ke dalam lindungan payung. Tanpa ada kata yang terucap, kini langkah Lala mengikuti langkah pria yang membawanya menuju sebuah mobil yang terparkir tak jauh dari mereka.

Pintu mobil sudah terbuka. Lala masih berdiri dan tak ada pergerakan. Pria itupun tak membuka suara. Masih memayungi Lala dari arah belakang. Kembali anak sulung Mama Aleeya dan Papa Khairan menatap pria yang tengah memayunginya.

"Nanti mobil kamu basah," ucapnya pelan dan hampir tak terdengar karena bisingnya suara hujan.

"Bisa dikeringkan," balas pria itu masih dengan ketegasan.

"Cepat masuk!" titahnya.

Lala yang ingin membantah mendadak menjadi anak kucing yang penurut. Dia pun duduk di kursi penumpang depan di samping pria yang kini sudah menghidupkan mesin mobil.

Apa yang dikatakan pria itu benar, tiba-tiba angin berhembus begitu kencang di tengah derasnya hujan. Ujung mata Lala sesekali melirik ke arah belakang kemudi. Pria yang kemarin dia pandangi kini malah ada di sebelahnya.

Mata Lala seketika melebar ketika mobil masuk ke area apartment di mana akan dia tinggali untuk seminggu ke depan. Tatapannya sudah tertuju pada sosok pria yang fokus memarkirkan mobil.

"Kok dia tahu tempat tinggal aku?" tanya Lala di dalam hati.

"Apa jangan-jangan--"

"Enggak mau turun?" tanya pria tersebut.

Lala pun tersadar dan segera membuka seatbelt. Baru saja hendak membuka pintu mobil, dia membalikkan tubuh dan menatap ke arah pria yang juga sedang membuka seatbelt.

"Kamu mata-matain aku, ya?"

Ingin dia berkata seperti itu, tapi dia tidak berhak men-judge seseorang tanpa bukti. Apalagi dia sedang sendiri di negara singa ini.

"Makasih, udah anter aku pulang."

Kalimat itulah yang akhirnya keluar. Bagaimanapun pria itu sudah baik menolongnya.

"Bagus deh. Berarti saya tidak perlu bawa kamu ke unit saya."

Lala tercengang dengan jawaban pria tersebut. Dia tak menyangka jika pria yang menunjukkan wajah datar bak papan bangunan tinggal di apartment yang sama dengannya.

Tak ingin mendengar kalimat dingin yang lain, Lala sudah membuka pintu mobil. Suara tegas kembali Lala dengar.

"Langsung mandi air hangat biar gak masuk angin."

...**** BERSAMBUNG ****...

Komennya mana ini?

Terpopuler

Comments

U_Lee

U_Lee

Naah loohh pas banget tuh mas tampan malah orang yg menolong Lala disaat dia kehujanan...🤭 yaa sekalipun terkesan dingin tapi dia baik. Apa ini pertanda bahwa cowok iku adalah calon Lala?😅 doa yg terbaik untuk Lala. karena memang bener melupakan orang yg kita cintai itu sulit, malah semakin keras kita berusaha melupakan malah teringat terus. mungkin dg mengalihkan perhatian dg melakukan hal2 positif, siapa tau rasa sakit itu akan cepet hilang.

2025-01-23

1

sum mia

sum mia

cieeee.... cieeee..... Lala ada yang merhatiin . tampan sih.... meskipun dia dingin . mungkinkah dia kelak akan jadi cintanya Lala

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍

2025-01-24

1

Salim S

Salim S

siapa ya...apakah jodoh Lala udah menampakkan hilal nya...semoga dia orang baik walaupun datar kaya papan bangunan...semoga bisa menyembuhkan luka Lala...

2025-01-23

1

lihat semua
Episodes
1 1. Pertemanan Enam Tahun
2 2. Antusias
3 3. Terlalu Percaya Diri
4 4. Cuti Kuliah
5 5. Jalan Berdua
6 6. Menghindar Perlahan
7 7. Kebetulan (Dosen Killer)
8 8. Mengungkapkan Perasaan
9 9. Bahan Gunjingan dan Perbandingan
10 10. Bahagia dan Khawatir
11 11. Sedikit Tersiksa
12 12. Datang Di Waktu Tak Tepat
13 13. Layaknya Cenayang
14 14. Tak Berkata, Tapi Peka
15 15. Hukuman dan Ungkapan
16 16. Sudah Ditolak, Dinasihati Pula
17 17. Menjaga Jarak
18 18. Tidak Nyaman
19 19. Let Me Love You
20 20. Plot Twist
21 21. Di Luar Dugaan
22 22. Hanya Sebagai Pemanis
23 23.Tak Membersamai
24 24. Jujur Yang Melegakan
25 25. Scared
26 26. Khawatir Juga Cemburu
27 27. Jawaban Atas Keraguan serta Ketidakyakinan Hati
28 28. Orang Lama
29 29. Second Choice
30 30. Memang Kalah, Dan Berbahagialah!
31 31. One Month
32 32. Dosen Wanita Pengganti
33 33. Long Distance Relationship
34 34. Trip Singapura
35 35. Orang Lama
36 36. Bukan Membela Teman
37 37. Tak Sadarkan Diri
38 38. Selalu Dirayakan
39 39. Sama-sama Beruntung
40 40. Fakta Yang Dibuka
41 41. Apalagi Ini?
42 42. Lelaki Berani
43 43. Lelaki Sejati
44 44. Sangat Beruntung
45 45. Tuhan Pemilik Kuasa
46 46. Restu Yang Sama Sulitnya
47 47. Hari H
48 48. Meninggalkan Resepsi
49 49. Effort Tak Main-main
50 50. Bibit Premium
51 51. Pengantin Baru
52 52. Sensitifitas Yang Meninggi
53 53. Kebahagiaan Yang Tak Bisa Diungkapkan
54 54. Ibu Hamil
55 55. Berulah
56 56. Tak Ngidam Aneh Lagi
57 Ada Yang Baru!!!
58 57. Bagian Dari Keluarga
59 58. Bahagia
Episodes

Updated 59 Episodes

1
1. Pertemanan Enam Tahun
2
2. Antusias
3
3. Terlalu Percaya Diri
4
4. Cuti Kuliah
5
5. Jalan Berdua
6
6. Menghindar Perlahan
7
7. Kebetulan (Dosen Killer)
8
8. Mengungkapkan Perasaan
9
9. Bahan Gunjingan dan Perbandingan
10
10. Bahagia dan Khawatir
11
11. Sedikit Tersiksa
12
12. Datang Di Waktu Tak Tepat
13
13. Layaknya Cenayang
14
14. Tak Berkata, Tapi Peka
15
15. Hukuman dan Ungkapan
16
16. Sudah Ditolak, Dinasihati Pula
17
17. Menjaga Jarak
18
18. Tidak Nyaman
19
19. Let Me Love You
20
20. Plot Twist
21
21. Di Luar Dugaan
22
22. Hanya Sebagai Pemanis
23
23.Tak Membersamai
24
24. Jujur Yang Melegakan
25
25. Scared
26
26. Khawatir Juga Cemburu
27
27. Jawaban Atas Keraguan serta Ketidakyakinan Hati
28
28. Orang Lama
29
29. Second Choice
30
30. Memang Kalah, Dan Berbahagialah!
31
31. One Month
32
32. Dosen Wanita Pengganti
33
33. Long Distance Relationship
34
34. Trip Singapura
35
35. Orang Lama
36
36. Bukan Membela Teman
37
37. Tak Sadarkan Diri
38
38. Selalu Dirayakan
39
39. Sama-sama Beruntung
40
40. Fakta Yang Dibuka
41
41. Apalagi Ini?
42
42. Lelaki Berani
43
43. Lelaki Sejati
44
44. Sangat Beruntung
45
45. Tuhan Pemilik Kuasa
46
46. Restu Yang Sama Sulitnya
47
47. Hari H
48
48. Meninggalkan Resepsi
49
49. Effort Tak Main-main
50
50. Bibit Premium
51
51. Pengantin Baru
52
52. Sensitifitas Yang Meninggi
53
53. Kebahagiaan Yang Tak Bisa Diungkapkan
54
54. Ibu Hamil
55
55. Berulah
56
56. Tak Ngidam Aneh Lagi
57
Ada Yang Baru!!!
58
57. Bagian Dari Keluarga
59
58. Bahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!