Kemarahan anak terbuang 2

Kini Rasya menyesal dengan semua yang terjadi dimasa lalu, benar yang dikatakan anaknya tentang dirinya.

"Maafkan ayah atas apa yang terjadi dimasa lalu, ayah tahu jika permintaan maaf ayah tidak akan membayar penderitaan kalian dimasa lalu, tapi ayah mohon jangan benci ayah". ucapnya dengan linangan airmata.

"Jangan pernah kau berkata jika kau ayah kami, kami tidak punya ayah setelah kau dengan kejamnya mengusir kami ditengah malam dan hujan deras". Teriak sonya menghempaskan semua barang dimeja sang ayah sehingga berhamburan kesana kemari.

Dia melampiaskan kemarahan tertahan dari 10 tahun lalu, sama halnya dengan Sasya. Sedangkan Maya hanya melihatnya saja tanpa melerai perbuatan sang anak.

Maya ingin anaknya melampiaskan segalanya hari ini karena setelahnya, dia ingin anaknya melupakan kenangan buruk itu.

"Kau manusia terburuk, kau pikir hanya karena kau menyumbang sperma dan memberi kami makan kau bisa seenaknya dan bahkan menghina kami sebagai anak haram, apa kau buta??, wajah kami bertiga bahkan lebih mirip denganmu dibandingkan bunda kami dan kau mengatakan bunda kami manusia murahan". Teriak Sasya meninju keras sang ayah dengan seluruh kekuatan yang dia miliki.

Keributan yang terjadi diruangan direktur mengundang rasa penasaran semua karyawan disana.

"Apa yang kalian lakukan pada bos kami??". Teriak sekretaris Rasya .

"Tidak usah ikut campur kalian, ini urusan kami dengan lelaki tua bangka kurang ajar ini". Teriak Sasya dengan murka.

Maya berdiri menatap tajam karyawan Rasya. "Lebih baik kalian keluar jika tak mau mendapatkan amukan anak saya, ini urusan mereka dengan ayahnya jadi tak usah ikut campur". Ucapnya dengan tajam dan dingin.

"Tapi kalian melakukan kekerasan kepada bos kami". Ucapnya terbata-bata karena takut dengan tatapan wanita dihadapannya.

"Lebih baik kalian hubungi keluarganya dan kami selesaikan masalah ini dengan segera. telpon Marsya, katakan padanya jika dia tidak datang, maka akan kukirim jenazah suaminya". Ucapnya dengan dingin.

Rasya tidak melawan, dia membiarkan anaknya menghajarnya sampai mereka puas, agar amarah dan luka yang mereka pendam selama ini bisa terbalas.

Rara bergidik ngeri melihat kebrutalan kakak dan adiknya menghajar lelaki yang seharusnya mereka panggil ayah.

"lakukan nak, tapi tolong, maafkan ayah setelah ini, ayah tidak akan melawan apapun yang kalian lakukan pada ayah, tapi ayah mohon maafkan ayah". Ucapnya menangis dan mulutnya penuh darah karena dihajar oleh sang anak.

"Kenapa??,kau menyesal menelantarkan kami?, Kenapa baru sekarang??, kemana saja kau lelaki sialan??". murka Sasya mencengkram kerah sang ayah dengan kuat dan menghempaskannya sehingga ayahnya terlempar keluar dari ruangannya dan itu disaksikan oleh para karyawan".

"Hentikan, apa yang kau lakukan pada suamiku??, akan kulaporkan kalian kepolisi". teriak Marsya dengan geram.

"oh.. jadi ini perempuan yang telah berani mengusik perusahaan bundaku". Tatapan Sasya selayaknya harimau menerkam mangsanya.

Marsya melangkah mundur karena takut melihat anak remaja ini menghampirinya.

"Jangan nak, ayah mohon jangan sakiti dia, dia tidak tahu apapun, ayah mohon, uhuk". Ucapnya memuntahkan darah.

"Ayah?? Cicit Marsya dengan pelan takut dia salah dengar.

"Apakah dia anak kamu sebelumnya?? Tanya Marsya dengan penasaran.

"Iya, biarkan mereka melakukan apapun, agar amarah selama ini mereka tampung bisa berbalas, aku hanya ingin maaf dari mereka, walau harus mati ditangannya". Ucapnya dengan pelan.

"Lalu bagaimana dengan aku dan anak-anak, kami juga butuh kamu?? Tangis Marsya pecah melihat keadaan suaminya.

"Daddy, daddy kenapa mommy??Tangis Laura menghampiri sang ayah.

Sasya membuang mukanya, dia tak ingin melihat tangisan anak kecil itu dihadapannya. Dia orang yang sangat tidak tega melihat anak kecil menangis.

"Tolong maafkan kesalahan suami saya pada kalian, dia sudah membayarnya dengan membiarkan kalian menghajarnya dan berusaha menghancurkan perusahaannya, aku mohon". Marsya kini mencoba memahami bagaimana sakitnya mereka sampai menghajar suaminya sampai seperti itu.

"Aku tidak akan memaafkan lelaki sialan itu, dia menghinaku dan kedua adikku dengan sebutan anak haram dan menganggap ibuku sebagai perempuan panggilan padahal kami adalah anaknya, darah dagingnya bahkan wajah kami tak ada yang mirip bunda tapi mirip dengannya". Teriak Sasya penuh kesakitan,

Air matanya luruh ketika mengingat bagaimana sakitnya dia dan adiknya karena tak pernah dianggap.

"Dia mengusir kami seperti binatang ditengah malam, dengan adikku yang masih baru 2 bulan, cuaca hujan lebat dan petir tanpa membawa apapun. kau pikir semua itu bisa terhapus begitu saja??".

"Keluarganya selalu menyiksa kami, terutama aku dan adikku Sonya, bahkan luka bekas cambuk mereka masih berbekas sampai kini begitupun dengan luka pada bundakuMereka keluarga biadab". Ucapnya menghapus kasar air matanya

"Karena perbuatannya, adikku harus menderita asma dan paru-paru basah serta leukimia diusianya yang masih kecil". teriaknya dengan murka".

"Kami tar luntang-lantung dijalan, dan kami beruntung karena ada orang yang mau menolong kami". Sasya menghapus air matanya yang mengalir deras.

"Dan kau pikir hanya berkata maaf dan semua selesai, enak sekali hidup kalian". sinisnya dengan tertawa sakit.

"Daddyku bukan orang seperti itu". Teriak Laura tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh kakak dihadapannya.

""tapi sayangnya manusia yang kau panggil Daddy itu tingkahnya melebihi binatang". Sinis Salwa yang sejak tadi diam.

Kini dia mengerti mengapa kedua sang kakak sangat membenci lelaki dihadapannya.

"Kak Salwa ada disini?? Tanya terkejut saat melihat seniornya ini.

Sejak bertemu dengan Salwa , dia sangat heran mengapa wajah mereka sangat mirip, kini dia berusaha mengerti dan ternyata mereka bersaudara beda ibu.

"Saya bukan kakakmu, dan saya tidak sudi bersaudara dengan anak lelaki sialan itu". Ucapnya terbata-bata karena asmanya tiba-tiba kambuh.

"Dek, teriak Sasya , Rara dan Sonya bersamaan, sedangan Maya menghampiri sang anak kemudian memberikan tabung oksigen untuknya yang selalu tersedia ditasnya.

Rasya melihat hal itu menundukkan kepalanya dengan tangisan penyesalan, dia sungguh menyesali segalanya, dia memang pantas mendapatkan semua ini, dia tidak menyangka anak-anaknya sangat menderita atas perbuatanya.

"Daddy, apa maksudnya ini??, apa mereka benar kakakku?? dan yang mereka katakan apa benar?? Tanya Laura dengan mata berkaca-kaca.

Dia tidak menyangka ayahnya sejahat itu kepada saudara-saudaranya.

Rasya hanya mengangguk tanpa bersuara, dia tahu setelah ini anaknya pasti sangat kecewa dan malu memiliki ayah sepertinya.

Sedangkan Marsya mematung mendengar semua penjelasan anak suaminya itu, dia tidak percaya jika suaminya sangat tega kepada anak dan istrinya, pantas saja ketiga anak itu sangat membencinya.

Para karyawan yang menyaksikannya pun meneteskan air matanya mendengar betapa menderitanya dan kejamnya perlakukan keluarga yang mereka anggap hebat itu.

"Ade baik-baik saja?? Tanyanya dengan panik.

Dia segera memeriksa sang adik kemudian mengusap wajahnya kasar.

"Ayo bunda, kita harus membawa adik kerumah sakit". ucap Sasya dengan panik.

Sonya yang tahu ada tidak beres. mencari sesuatu yang bisa adiknya pakai, karena tidak mungkin digendong dalam keadaan berlari. Dia masuk kedalam ruangan itu dan mendapatkan kursi beroda. Dia mengambilnya kemudian membawanya kehadapan sang kakak yang tengah melakukan pertolongan pertama bagi sang adik.

"Naikkan ade kesini kak, kita bawah dengan ini agar dirinya tidak terguncang". Ucapnya.

Mereka segera menggendong Salwa dan menaikkan kekursinya kemudian membawanya dengan tergesa-gesa.

Melihat itu, Rasya sangat Khawatir begitupun dengan mereka semua yang ada disana.

Terpopuler

Comments

Siti Mutrikah

Siti Mutrikah

mudah mudahan adik salwa gpp

2025-03-03

0

lihat semua
Episodes
1 Ter Usir Dari Rumah
2 Adopsi
3 Kehidupan Baru
4 Jangan Mengaturku
5 Keluarga Yang Tersakiti
6 Keluarga Yang Tersakiti 2
7 Membalas Perlakuan Keluarga Suami
8 Rancangan Masa Depan Sasya dan Rara
9 Mertua Egois
10 Amarah Rasya
11 Tidak Mudah Memaafkan
12 Ipar dan mertua Jahat
13 Kesadaran Rasya 1
14 Kesadaran Rasya 2
15 Kebencian Anak Terbuang
16 Anak Perempuan Juga Bisa
17 Kemarahan Rasya dan Marsya
18 Amarah Rasya
19 Kemarahan anak terbuang 1
20 Kemarahan anak terbuang 2
21 Semua untuk Salwa
22 Pertengkaran keluarga
23 Kebingungan Keluarga Rasya
24 Rasya dan Salwa Sadar
25 Rencana Rania dan Ibunya
26 Berpura-pura baik
27 Nasib Keluarga Erlangga
28 Rasya Putra Erlangga
29 Pertemuan Maya dan Mahesa
30 Perbincangan saudara
31 Kembali Keluar Negeri
32 Setelah 3 Tahun Berlalu
33 Mengambil Ibu
34 Si Usil Hendra
35 Keadaan Rasya
36 Bertemu Salwa
37 Ibu Rena meninggal
38 Berkunjung kampung halaman Ibu
39 Pengangkatan Keempat anak Maya
40 Rara Jatuh cinta
41 Teman Lama Sasya
42 Hana Kembali Kerumah Orangtuanya
43 Cinta Pertama Sasya
44 Amarah Orangtua Hana
45 Bertemu kembali
46 Kami Tidak Butuh
47 Perjodohan Rara dan Reza
48 Luka Sasya
49 Memaafkan
50 Kaku dalam Interaksi
51 Pertengkaran Saudara
52 Keributan Dirumah sakit
53 Konflik Keluarga
54 Beratnya Jadi Ibu
55 Cara Menyelesaikan Masalah
56 Mencari jalan Keluar 1
57 Bertemu Ayah Rossa
58 Mencari Jalan Keluar 2
59 Perceraian Orang Tua Rossa
60 Roland menyerang Keluarga Maya
61 Perpisahan Sonya dan Rossa
62 Pembalasan Maya
63 Tuan Roland mati Kutu
64 Pembalasan Maya 2
65 Terancam Bangkrut
66 Penculikan Salwa
67 Terungkapnya Misteri kematian Adik Roland
68 Kematian Rossa
69 Luka Terdalam Sonya
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Ter Usir Dari Rumah
2
Adopsi
3
Kehidupan Baru
4
Jangan Mengaturku
5
Keluarga Yang Tersakiti
6
Keluarga Yang Tersakiti 2
7
Membalas Perlakuan Keluarga Suami
8
Rancangan Masa Depan Sasya dan Rara
9
Mertua Egois
10
Amarah Rasya
11
Tidak Mudah Memaafkan
12
Ipar dan mertua Jahat
13
Kesadaran Rasya 1
14
Kesadaran Rasya 2
15
Kebencian Anak Terbuang
16
Anak Perempuan Juga Bisa
17
Kemarahan Rasya dan Marsya
18
Amarah Rasya
19
Kemarahan anak terbuang 1
20
Kemarahan anak terbuang 2
21
Semua untuk Salwa
22
Pertengkaran keluarga
23
Kebingungan Keluarga Rasya
24
Rasya dan Salwa Sadar
25
Rencana Rania dan Ibunya
26
Berpura-pura baik
27
Nasib Keluarga Erlangga
28
Rasya Putra Erlangga
29
Pertemuan Maya dan Mahesa
30
Perbincangan saudara
31
Kembali Keluar Negeri
32
Setelah 3 Tahun Berlalu
33
Mengambil Ibu
34
Si Usil Hendra
35
Keadaan Rasya
36
Bertemu Salwa
37
Ibu Rena meninggal
38
Berkunjung kampung halaman Ibu
39
Pengangkatan Keempat anak Maya
40
Rara Jatuh cinta
41
Teman Lama Sasya
42
Hana Kembali Kerumah Orangtuanya
43
Cinta Pertama Sasya
44
Amarah Orangtua Hana
45
Bertemu kembali
46
Kami Tidak Butuh
47
Perjodohan Rara dan Reza
48
Luka Sasya
49
Memaafkan
50
Kaku dalam Interaksi
51
Pertengkaran Saudara
52
Keributan Dirumah sakit
53
Konflik Keluarga
54
Beratnya Jadi Ibu
55
Cara Menyelesaikan Masalah
56
Mencari jalan Keluar 1
57
Bertemu Ayah Rossa
58
Mencari Jalan Keluar 2
59
Perceraian Orang Tua Rossa
60
Roland menyerang Keluarga Maya
61
Perpisahan Sonya dan Rossa
62
Pembalasan Maya
63
Tuan Roland mati Kutu
64
Pembalasan Maya 2
65
Terancam Bangkrut
66
Penculikan Salwa
67
Terungkapnya Misteri kematian Adik Roland
68
Kematian Rossa
69
Luka Terdalam Sonya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!