Kesadaran Rasya 2

Aku kini menyadari jika semua yang terjadi, akulah awal penyebabnya karena aku selalu mendukung ibu dan kakakku menindas istriku.

"Kamu kenapa?? Tanya Marsya ketika melihat suaminya duduk termenung setelah kepergian ibu dan kakaknya..

" Aku hanya merenung bagaimana sikapku yang selalu mendukung keluargaku untuk menindas mu dan juga anak-anak ". Ucap Rasya dengan mata berkaca-kaca.

Dia sungguh kejam karena tidak pernah ada waktu untuk anak dan istrinya bahkan dia tidak bisa menjadi pelindung ketika anak dan istrinya diperlakukan keluarganya dengan tidak baik.

"Sudahlah, lagian semuanya sudah berlalu, asal jangan pernah lakukan lagi pada anak-anak, karena aku tidak akan tinggal diam seperti dulu". Marsya melipat kedua tangannya memandang tajam sang suami

"Berikan aku kesempatan untuk memperbaiki kesalahan ku dan rumah tangga kita. Ini memang sudah lama, tapi aku ingin berusaha memperbaiki segalanya dari awal. Mau kan bantu aku?? Rasya berjongkok dihadapan sang istri sambil menggenggam tangannya memandangnya penuh harap.

"Tadinya aku ingin mengakhiri semuanya bahkan barang-barang anak-anak sudah aku rapi kan untuk dibawah kerumahku, tapi melihat kebahagiaan anak-anak tadi, itu membuatku tidak tega untuk berpisah darimu, mereka masih kecil dan sangat membutuhkan figur orangtua lengkap ". Marsya langsung berkaca-kaca mengingat bagaimana tatapan dingin dan terluka anak-anak nya saat mereka belum kembali seperti ini, dia tidak ingin melihat tatapan itu lagi.

" Maafkan aku membuatmu dalam keadaan sulit selama 10 tahun terakhir ini. Pasti sangat berat untukmu sampai kau melampiaskannya dengan tak punya waktu dirumah dan malah melupakan anak-anak ". Rasa menunduk dalam menyadari jika segalanya bermula darinya.

" Tolong maafkan aku, aku tidak akan ikut campur atas tindakanmu pada keluargaku tapi aku akan melindungi kamu dan anak-anak dari mereka sebisaku. Berikan aku kesempatan memperbaikinya ". Rasya berlutut di hadapan sang istri untuk memperoleh maafnya.

" Sudahlah, kita sama-sama salah dan harus belajar lebih baik lagi kedepannya, kasihan anak-anak jika kita berdua selalu bertengkar dan ribut dihadapan mereka, apa lagi mereka sudah mulai memahami apa yang terjadi terutama Laura ".

" Terima kasih, aku akan berusaha semampuku untuk berubah dan melindungi kalian termasuk dari keluargaku".

Rasya membawa istrinya kedalam pelukannya. Bisa dia rasakan jika istrinya menangis karena badannya bergetar hebat.

"Terima kasih telah berubah dan mau menerima kami dalam hidupmu". Marsya menangis bahagia, penantiannya selama 10 tahun akhirnya berbuah manis karena suaminya belajar menerima mereka.

" Adudu, ada apa ini ??, kok pelukan tapi tidak ajak-ajak kami?? ". Laura berucap membuyarkan adegan romantis kedua orangtuanya itu.

" Nah begitu dong, pelukan dan sayang-sayangan kan enak dilihatnya, jangan selalu bertengkar, pusing aku dengarnya". Laura berkata sambil menyindir kedua orangtuanya itu.

Keduanya melepaskan pelukannya kemudian terkekeh mendengar gerutuan sang anak yang tidak seperti usianya.

" Iya ibu negara, kamu ini kayak emak-emak bawel saja mengomel-ngomel seperti itu". Ucap Marsya memeluk sang anak dengan gemes.

"Mommy ini gimana sih, aku ini masih kecil malah dikatain emak-emak, enak saja". Sungut Laura kepada sang ibu, dia tidak terima dikatai emak-emak tukang ngomel.

" Memang apa namanya sayangku jika bukan emak-emak tukang ngomel, kan sejak kemaren kamu suka marah-marah tidak jelas pada kami". Rasya mengelus kepala sang anak karena gemes, dia bahkan mencubit pipi sang anak.

Kebahagiaan menyusup dalam hati Laura, percakapan ringan dan hangat seperti ini sangat dia rindukan karena sejak dia kecil sampai dia sebesar ini, dia tidak pernah merasakan kehangatan seperti ini.

"Kenapa sayang, kok matanya berkaca-kaca seperti itu?? Tanya Marsya dengan khawatir.

" Aku senang mommy, daddy, karena akhirnya setelah sekian lama, aku bisa merasakan kehangatan keluarga, aku sangat bahagia". Laura meneteskan air matanya kemudian memeluk sang mommy dan Daddy nya.

Rasya dan Marsya membalas pelukan sang anak dengan menangis karena menyesal telah mengabaikan keluarga kecil mereka sampai sang anak tidak mendapat kan kasih sayang seperti layaknya anak-anak lain yang memiliki orangtua lengkap.

"Maafin mommy sama daddy yah nak, mulai sekarang daddy dan mommy akan berusaha sebisa mungkin ada untuk kalian dan juga setiap langkah kalian". Marsya mengecup kening sang anak dengan sayang sedangkan Rasya hanya mengelus kepala sang anak.

Laura menganggukkan kepalanya dan menangis Haru, dia bahagia karena kedua orangtuanya telah berubah dan menyayangi serta memperhatikan dirinya dan kedua adiknya.

Sedangkan jauh dalam lubuk hati Rasya ada goresan luka menganga yang sangat sakit luar biasa, Kini dia menyadari bahwa dia tidak hanya berdosa pada anak-anak nya dan juga istrinya yang sekarang tapi juga istrinya dimasa lalu, pantas saja kedua anaknya sangat membencinya bahkan dendam kepadanya, itu karena dia menorehkan luka yang teramat dalam kepada mereka.

Sedangkan dirumah besar keluarga Erlangga, ibunda Rasya kini sedang marah-marah menghina dan menyumpahi sang menantu karena membuat Rasya sang anak kebanggaannya itu bisa melawan dirinya. Ini pertama kalinya selama hidupnya Rasya memperlakukan mereka seperti ini. Padahal dia selalu menuruti apa keinginannya dan juga keluarganya.

"Bagaimana ini bu, Rasya sudah tidak mau berpihak kepada kita, makin besar saja kepala Marsya karena kini Rasya membelanya". Sungut Rania dengan jengkel.

" Kamu benar nak, kita harus melakukan sesuatu agar keadaan ini tidak berlangsung lama, kita harus tetap menundukkan Rasya pada kita bukan pada istrinya". Ibunda Rasya itu mengepalkan tangannya semakin jengkel mendengar penuturan sang anak.

"Tapi bagaimana bu, ibu lihat sendiri bahkan Marsya dengan terang-terangan mengibarkan bendera perang kepada kita dengan memblokir kartu Kredit kita". Rania memijit pelipisnya yang sangat pusing karena masalah ini akan berdampak dengan uang sakunya selama ini dari Rasya.

"Tidak usah terlalu khawatir, ibu akan mencari solusi agar kita bisa terbebas dari manusia tidak tahu diri itu".

" Aku hanya mengantisipasi segala sesuatu bu, biar bagaimanapun kita tidak boleh gegabah karena perusahaan Rasya dan Marsya kini tengah bekerjasama dalam proyek besar". Rania kini nampak mondar-mandir karena tak berhasil melakukan apapun pada iparnya.

"Kamu benar nak, kita akan mulai bermain cantik, kalau perlu kita baik-baik sama Marsya untuk menarik simpatinya dan mau mengembalikan Kartu Kreditnya dan diberikan kepada kita".

" Iya bu, bisa jatuh harga diri kita jika kita tidak kembali memiliki kartu kredit milik Marsya lagi. Lumayan sekali isinya makanya ibu tak mau melepaskannya".

"Benar bu, uang itu sangat lumayan untuk menambah koleksi tas, baju dan juga perhiasan". Rania mengucapkan tanpa beban sekalipun, dia seperti sangat senang jika sudah memliki kembali Kartu kredit itu.

" Iya nak, ibu akan kembali berbicara dengan Rasya untuk membuat perjanjian agar kita mendapatkan kartu kredit itu kembali dan bisa melanjutkan hidup kita yang suka foya-foya ".

Terpopuler

Comments

Soraya

Soraya

apa Rasya gak dapet Karma thor atas perbuatannya sama anak istrinya yang pertama

2025-01-28

0

Siti Mutrikah

Siti Mutrikah

dasar serakah si keluarga rasya itu

2025-03-03

0

Uthie

Uthie

Diihh.. manusia tak tau malu 😡😡😡

2025-01-31

0

lihat semua
Episodes
1 Ter Usir Dari Rumah
2 Adopsi
3 Kehidupan Baru
4 Jangan Mengaturku
5 Keluarga Yang Tersakiti
6 Keluarga Yang Tersakiti 2
7 Membalas Perlakuan Keluarga Suami
8 Rancangan Masa Depan Sasya dan Rara
9 Mertua Egois
10 Amarah Rasya
11 Tidak Mudah Memaafkan
12 Ipar dan mertua Jahat
13 Kesadaran Rasya 1
14 Kesadaran Rasya 2
15 Kebencian Anak Terbuang
16 Anak Perempuan Juga Bisa
17 Kemarahan Rasya dan Marsya
18 Amarah Rasya
19 Kemarahan anak terbuang 1
20 Kemarahan anak terbuang 2
21 Semua untuk Salwa
22 Pertengkaran keluarga
23 Kebingungan Keluarga Rasya
24 Rasya dan Salwa Sadar
25 Rencana Rania dan Ibunya
26 Berpura-pura baik
27 Nasib Keluarga Erlangga
28 Rasya Putra Erlangga
29 Pertemuan Maya dan Mahesa
30 Perbincangan saudara
31 Kembali Keluar Negeri
32 Setelah 3 Tahun Berlalu
33 Mengambil Ibu
34 Si Usil Hendra
35 Keadaan Rasya
36 Bertemu Salwa
37 Ibu Rena meninggal
38 Berkunjung kampung halaman Ibu
39 Pengangkatan Keempat anak Maya
40 Rara Jatuh cinta
41 Teman Lama Sasya
42 Hana Kembali Kerumah Orangtuanya
43 Cinta Pertama Sasya
44 Amarah Orangtua Hana
45 Bertemu kembali
46 Kami Tidak Butuh
47 Perjodohan Rara dan Reza
48 Luka Sasya
49 Memaafkan
50 Kaku dalam Interaksi
51 Pertengkaran Saudara
52 Keributan Dirumah sakit
53 Konflik Keluarga
54 Beratnya Jadi Ibu
55 Cara Menyelesaikan Masalah
56 Mencari jalan Keluar 1
57 Bertemu Ayah Rossa
58 Mencari Jalan Keluar 2
59 Perceraian Orang Tua Rossa
60 Roland menyerang Keluarga Maya
61 Perpisahan Sonya dan Rossa
62 Pembalasan Maya
63 Tuan Roland mati Kutu
64 Pembalasan Maya 2
65 Terancam Bangkrut
66 Penculikan Salwa
67 Terungkapnya Misteri kematian Adik Roland
68 Kematian Rossa
69 Luka Terdalam Sonya
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Ter Usir Dari Rumah
2
Adopsi
3
Kehidupan Baru
4
Jangan Mengaturku
5
Keluarga Yang Tersakiti
6
Keluarga Yang Tersakiti 2
7
Membalas Perlakuan Keluarga Suami
8
Rancangan Masa Depan Sasya dan Rara
9
Mertua Egois
10
Amarah Rasya
11
Tidak Mudah Memaafkan
12
Ipar dan mertua Jahat
13
Kesadaran Rasya 1
14
Kesadaran Rasya 2
15
Kebencian Anak Terbuang
16
Anak Perempuan Juga Bisa
17
Kemarahan Rasya dan Marsya
18
Amarah Rasya
19
Kemarahan anak terbuang 1
20
Kemarahan anak terbuang 2
21
Semua untuk Salwa
22
Pertengkaran keluarga
23
Kebingungan Keluarga Rasya
24
Rasya dan Salwa Sadar
25
Rencana Rania dan Ibunya
26
Berpura-pura baik
27
Nasib Keluarga Erlangga
28
Rasya Putra Erlangga
29
Pertemuan Maya dan Mahesa
30
Perbincangan saudara
31
Kembali Keluar Negeri
32
Setelah 3 Tahun Berlalu
33
Mengambil Ibu
34
Si Usil Hendra
35
Keadaan Rasya
36
Bertemu Salwa
37
Ibu Rena meninggal
38
Berkunjung kampung halaman Ibu
39
Pengangkatan Keempat anak Maya
40
Rara Jatuh cinta
41
Teman Lama Sasya
42
Hana Kembali Kerumah Orangtuanya
43
Cinta Pertama Sasya
44
Amarah Orangtua Hana
45
Bertemu kembali
46
Kami Tidak Butuh
47
Perjodohan Rara dan Reza
48
Luka Sasya
49
Memaafkan
50
Kaku dalam Interaksi
51
Pertengkaran Saudara
52
Keributan Dirumah sakit
53
Konflik Keluarga
54
Beratnya Jadi Ibu
55
Cara Menyelesaikan Masalah
56
Mencari jalan Keluar 1
57
Bertemu Ayah Rossa
58
Mencari Jalan Keluar 2
59
Perceraian Orang Tua Rossa
60
Roland menyerang Keluarga Maya
61
Perpisahan Sonya dan Rossa
62
Pembalasan Maya
63
Tuan Roland mati Kutu
64
Pembalasan Maya 2
65
Terancam Bangkrut
66
Penculikan Salwa
67
Terungkapnya Misteri kematian Adik Roland
68
Kematian Rossa
69
Luka Terdalam Sonya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!