Anak Perempuan Juga Bisa

Sasya mengantar sang adik ke sekolah karena permintaan sang adik yang terus menerus merengek untuk diantar

"Maaf yah kak, jika aku malah merepotkan kakak". Ucap si bungsu dengan wajah sendu.

Anak itu tahu jika Sang kakak tak ingin mengantarnya ke sekolah entah apa alasannya. Karena tidak biasanya sang kakak bersikap seperti itu.

Mendengar ucapan sang adik Sasya merasa bersalah. "Kamu tidak merepotkan sayangku, maafkan kakak yah". Ucapnya membelai kepala sang adik.

Anak berusia 10 tahun itu mengangguk, wajahnya yang tadinya sendu berubah cerah setelah mendengar perkataan sang kakak.

" Kamu masuk sekarang yah, adek kan ada piket?? Tanyanya dengan senyuman manis.

Sang adik langsung berlari keluar setelah menyalimi Sang kakak karena dia ada piket sekolah. Dan harus segera melaksanakan tugasnya.

Saat akan menyalakan mobilnya, ada yang mengetuk keras mobil itu dan ternyata lelaki kurang ajar yang selama ini membuat mereka menderita.

"Sasya nak turun dulu, ayah mau berbicara denganmu". Ucapnya mengetuk kaca mobil Sasya.

Sasya keluar dari mobilnya kemudian menghadapinya dengan wajah dingin dan datar.

" Ngapain anda menghalangi jalan saya??

"Ayah mau bicara denganmu nak, tolong ". Ucap Rasya dengan memelas.

" Kelihatannya kita sudah tidak punya urusan setelah anda sendiri mengatakan malam itu, jika kami ini bukan anak anda melainkan anak selingkuhan bunda saya".

"Maafkan ayah nak, ayah salah waktu itu percaya begitu saja dengan keluarga ayah, tolong maafkan ayah ". Rasya mendekati sang anak tapi terhenti ketika melihat tatapan tajam sang anak.

" Maaf saya tidak memiliki ayah, jadi jangan pernah mengatakan jika anda bukan ayah saya, karena anda sendiri yang mengatakan hal itu. Bukankah saya dan ketiga saudara saya itu anak haram?? Jangan pura-pura lupa, pak Rasya yang terhormat".

"Nak". Rasya meneteskan air mata nya mendengar perkataan anaknya itu bagai pisau yang tertancap dalam dadanya rasanya sakit sekali dan bisa dia jelaskan dengan kata-kata.

Sasya menatap lelaki paruh baya ini dengan Tajam dan tatapan mata membunuh.

" Lihatlah baik-baik pak Rasya yang terhormat, anak-anak yang kau katakan hina ini adalah dokter bedah dengan kemampuan yang diakui. Kau pasti ingat bukan, jika usiaku baru berusia 17 tahun dan sekarang saya telah menjadi dokter muda dan tengah mengambil spesialis dan S2". Sasya memandang hina Sang ayah.

"Kamu hebat nak". Tangisnya

" Tentu karena aku memiliki bunda yang hebat, kuberi tahu padamu jika perempuan yang kau hina karena melahirkan anak-anak perempuan, kini menjadi wanita sukses yang penghasilannya sama denganmu bahkan lebih darimu. Dan anak-anak yang kau hina itu telah tumbuh menjadi anak membanggakan.

"Adikku Sonya yang berusia 15 tahun sekarang telah duduk di kelas 3 SMA dengan banyak penghargaan Serta Calon Arsitek karena kini dia sudah mendapatkan beasiswa luar negeri".

" Kami tidak membutuhkanmu untuk mengubah nasib kami karena kami terbiasa hidup tanpamu, jadi jangan pernah berharap jika kami akan membiarkanmu. Sekalipun kau berlutut dan berdarah-darah, tak akan ada maaf untukmu". Ucap Sasya masuk kembali ke dalam mobilnya meninggalkan Rasya yang terpaku dengan penuh air mata.

Rasya jatuh terduduk dengan pandangan kosong, penyesalan kini mendera batinnya. Dulu dia dengan sombongnya menghina dan merendahkan istri dan anaknya bahkan dengan teganya dia mengatakan anak-anak itu anak haram, padahal dari segi manapun semua anak-anak nya sangat mirip dengannya hanya versi perempuan.

Rasya menangis tersedu-sedu mengingat apa yang dia lakukan kepada anak-anak nya saat mereka masih tinggal bersamanya. Jangankan sapaan hangat layaknya ayah ke anaknya. Bahkan hanya hinaan dan bentakan yang dia berikan dan itu sangat membekas dihati mereka sehingga sangat membencinya.

"Ya Tuhan apa yang kulakukan kepada mereka". Tangisnya semakin pecah, kini penyesalannya tidak berguna jangankan memaafkannya, melihatnya saja mereka sudah sangat jijik.

" Bapak tidak apa-apa?? Tanya security sekolah ini dengan khawatir.

"Tidak apa-apa pak, terima kasih". Ucapnya mengusap kasar air matanya.

" Kelihatannya bapak sedang bertengkar dengan anak tadi??

"Dia anak saya pak, karena kesalahan saya dimasa lalu membuatnya sangat membenci saya". Ucap Rasya menunduk dengan air mata kembali mengalir.

" Bapak yang sabar yah, tetaplah berusaha meminta maaf nya pak karena itu kan kesalahan bapak jadi sebenci apapun mereka bapak harus tetap berusaha". Nasehatnya lagi menepuk pundak Rasya.

"Terima kasih nasehatnya pak, tadinya saya ingin menyerah mendapatkan maaf mereka. Mungkin saya memang tidak pantas dimaafkan". Ucapnya lagi menghapus air matanya.

" Tidak ada kata terlambat untuk memperbaiki kesalahan pak, kita terus berdoa agar mereka mau memaafkan bapak karena biar bagaimanapun mereka anak bapak".

"Semoga pak, aku berharap maaf dari mereka walau itu sangat sulit".

" Bapak tahu siapa yang dia antar ke sekolah ini??

"Tidak pak, saya tidak sempat melihatnya tadi karena tadi anak itu seperti nya tidak turun dari mobilnya". Ucap pak security itu dengan ramah.

" Bisakah saya minta tolong untuk mengawasinya, jika anak itu mengantar adiknya lagi tolong cari dan foto kan adiknya yang bersekolah disini, saya ingin bertemu dengan anak bungsu saya". Ucap Rasya memandang penuh harap pada Security dihadapannya ini.

"Baiklah pak saya akan mengawasi dan mencari tahu adik anak yang tadi".

" Terima kasih pak atas bantuannya, saya tidak akan melupakan bantuan anda ini". Rasya refleks memeluknya

Dia sangat senang karena harapannya bertemu dengan anak bungsunya dengan Maya akhirnya bisa terlaksana. Dia akan berusaha mendapatkan maaf dari mereka semua, Bagaimanapun caranya.

"Kalau begitu saya permisi dulu ya pak, tolong infokan saya nanti kalau sudah mengetahuinya dan ini kartu nama saya".

" Sama-sama pak, iya pak saya ambil ya!! ".

Rasya meninggalkan sekolah dengan perasaan campur aduk. Dia tidak menyangka, jika anak yang begitu tak diinginkannya kini sangat membanggakan. Dan akan menjadi seorang dokter spesialis bedah di usia 17 tahun. Itu sangat hebat menurutnya karena seharusnya usia segitu dia masih SMA kelas 3 dan Sonya juga calon Arsitek dengan beasiswa luar negeri. Dan kehidupan mereka sudah berubah dilihat dari mobil sport yang dipakai putrinya tadi bukan mobil murah.

"Kau mendidik mereka dengan baik Maya, maafkan aku dengan segala perbuatanku padamu". Monolog Rasya.

Rasya mengemudikan mobilnya kembali ke kantor karena dia akan ada meeting dengan klien.

Sedangkan di kantor istrinya terjadi keributan antara istrinya dan juga ibunya.

"Apa sih bu, sudah aku katakan jika aku tak ingin lagi memberikan kartu kredit itu, kenapa ibu ngotot??

" Kau itu menantu ibu harusnya menuruti semua perkataan ibu". Hardiknya dengan kesal karena menantunya ini tak mau mengembalikan kartu kreditnya.

" Ibu kan sudah dikasih jatah bulanan sama Rasya kenapa masih meronrong uangku juga. Bukankah aku ini menantu tidak berguna karena aku melahirkan anak-anak perempuan ".

" Ibu itu mau, kamu berikan ibu cucu laki-laki karena Rasya itu penerus perusahaan".

"Tapi tidak bisa kan bu??, itu artinya anak ibu memang hanya akan memiliki anak perempuan bahkan jika dia menikah dengan orang lain pun hasilnya perempuan, lagian memang kenapa kalau perempuan??, ibu juga seorang perempuan".

Terpopuler

Comments

Chauli Maulidiah

Chauli Maulidiah

kan 10 th kemudian. koq si bungsu usia 7 thn Thor.?

mf ya, tp typo mu byk banget.

2025-01-26

0

Siti Mutrikah

Siti Mutrikah

kayak rancu umur anak" bunda maya

2025-03-03

0

lihat semua
Episodes
1 Ter Usir Dari Rumah
2 Adopsi
3 Kehidupan Baru
4 Jangan Mengaturku
5 Keluarga Yang Tersakiti
6 Keluarga Yang Tersakiti 2
7 Membalas Perlakuan Keluarga Suami
8 Rancangan Masa Depan Sasya dan Rara
9 Mertua Egois
10 Amarah Rasya
11 Tidak Mudah Memaafkan
12 Ipar dan mertua Jahat
13 Kesadaran Rasya 1
14 Kesadaran Rasya 2
15 Kebencian Anak Terbuang
16 Anak Perempuan Juga Bisa
17 Kemarahan Rasya dan Marsya
18 Amarah Rasya
19 Kemarahan anak terbuang 1
20 Kemarahan anak terbuang 2
21 Semua untuk Salwa
22 Pertengkaran keluarga
23 Kebingungan Keluarga Rasya
24 Rasya dan Salwa Sadar
25 Rencana Rania dan Ibunya
26 Berpura-pura baik
27 Nasib Keluarga Erlangga
28 Rasya Putra Erlangga
29 Pertemuan Maya dan Mahesa
30 Perbincangan saudara
31 Kembali Keluar Negeri
32 Setelah 3 Tahun Berlalu
33 Mengambil Ibu
34 Si Usil Hendra
35 Keadaan Rasya
36 Bertemu Salwa
37 Ibu Rena meninggal
38 Berkunjung kampung halaman Ibu
39 Pengangkatan Keempat anak Maya
40 Rara Jatuh cinta
41 Teman Lama Sasya
42 Hana Kembali Kerumah Orangtuanya
43 Cinta Pertama Sasya
44 Amarah Orangtua Hana
45 Bertemu kembali
46 Kami Tidak Butuh
47 Perjodohan Rara dan Reza
48 Luka Sasya
49 Memaafkan
50 Kaku dalam Interaksi
51 Pertengkaran Saudara
52 Keributan Dirumah sakit
53 Konflik Keluarga
54 Beratnya Jadi Ibu
55 Cara Menyelesaikan Masalah
56 Mencari jalan Keluar 1
57 Bertemu Ayah Rossa
58 Mencari Jalan Keluar 2
59 Perceraian Orang Tua Rossa
60 Roland menyerang Keluarga Maya
61 Perpisahan Sonya dan Rossa
62 Pembalasan Maya
63 Tuan Roland mati Kutu
64 Pembalasan Maya 2
65 Terancam Bangkrut
66 Penculikan Salwa
67 Terungkapnya Misteri kematian Adik Roland
68 Kematian Rossa
69 Luka Terdalam Sonya
70 Kematian Rasya
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Ter Usir Dari Rumah
2
Adopsi
3
Kehidupan Baru
4
Jangan Mengaturku
5
Keluarga Yang Tersakiti
6
Keluarga Yang Tersakiti 2
7
Membalas Perlakuan Keluarga Suami
8
Rancangan Masa Depan Sasya dan Rara
9
Mertua Egois
10
Amarah Rasya
11
Tidak Mudah Memaafkan
12
Ipar dan mertua Jahat
13
Kesadaran Rasya 1
14
Kesadaran Rasya 2
15
Kebencian Anak Terbuang
16
Anak Perempuan Juga Bisa
17
Kemarahan Rasya dan Marsya
18
Amarah Rasya
19
Kemarahan anak terbuang 1
20
Kemarahan anak terbuang 2
21
Semua untuk Salwa
22
Pertengkaran keluarga
23
Kebingungan Keluarga Rasya
24
Rasya dan Salwa Sadar
25
Rencana Rania dan Ibunya
26
Berpura-pura baik
27
Nasib Keluarga Erlangga
28
Rasya Putra Erlangga
29
Pertemuan Maya dan Mahesa
30
Perbincangan saudara
31
Kembali Keluar Negeri
32
Setelah 3 Tahun Berlalu
33
Mengambil Ibu
34
Si Usil Hendra
35
Keadaan Rasya
36
Bertemu Salwa
37
Ibu Rena meninggal
38
Berkunjung kampung halaman Ibu
39
Pengangkatan Keempat anak Maya
40
Rara Jatuh cinta
41
Teman Lama Sasya
42
Hana Kembali Kerumah Orangtuanya
43
Cinta Pertama Sasya
44
Amarah Orangtua Hana
45
Bertemu kembali
46
Kami Tidak Butuh
47
Perjodohan Rara dan Reza
48
Luka Sasya
49
Memaafkan
50
Kaku dalam Interaksi
51
Pertengkaran Saudara
52
Keributan Dirumah sakit
53
Konflik Keluarga
54
Beratnya Jadi Ibu
55
Cara Menyelesaikan Masalah
56
Mencari jalan Keluar 1
57
Bertemu Ayah Rossa
58
Mencari Jalan Keluar 2
59
Perceraian Orang Tua Rossa
60
Roland menyerang Keluarga Maya
61
Perpisahan Sonya dan Rossa
62
Pembalasan Maya
63
Tuan Roland mati Kutu
64
Pembalasan Maya 2
65
Terancam Bangkrut
66
Penculikan Salwa
67
Terungkapnya Misteri kematian Adik Roland
68
Kematian Rossa
69
Luka Terdalam Sonya
70
Kematian Rasya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!