Kesadaran Rasya 1

Rasya betul-betul tidak habis pikir sikap ibu dan kakaknya itu. Bagaimana mereka bisa melukai anaknya padahal mereka masih kecil.

"Istrimu itu memblokir semua kartu kredit kami seenaknya". Rania sengaja mengadu karena dia tahu sang adik pasti akan membela mereka.

" Kartu kredit??? Tanya Rasya bingung dengan perkataan kakaknya.

"Iya kartu kredit kakak, Rama dan juga Raya bahkan kartu kredit ibu juga". Ucapnya dengan memelas merasa tersakiti.

" Kartu kredit yang diberikan Marsya??? Ucapnya penuh penekanan. Wajah Rasya langsung berubah masam mendengarnya.

"Iya kartu Kredit yang dikasih sama Marsya ". Ucapnya gugup melihat wajah sang adik yang tidak bersahabat.

" Siapa yang memberi?? Marsya??, Terus kenapa kalian marah kalau orang yang punya menarik kembali??". Rasya menaikkan alisnya tanda sangat kesal.

"Tapi kami ini keluarga kamu Rasya, dia tidak pantas berbuat seperti itu pada kami!! ". Cicit bu Rana itu.

Rasya menggelengkan kepalanya tanda tidak mengerti jalan pikiran mereka.

" Jika itu aku ibu, kak, aku akan intropeksi diriku dan malu, mengapa orang yang dengan gampangnya memberi kita malah menarik apa yang dia berikan. Bukannya menyakiti orang itu. Kakak dan ibu pikir dengan perbuatan kalian seperti ini akan membuat Marsya membuka blokir ATM kalian??, Yang ada dia mantap untuk tidak akan membukanya karena kalian seperti orang tidak punya malu". Jengkel Rasya kepada mereka.

"Tapi kami keluarga kamu, sya ". Cicitnya lagi.

" Ya terserah Marsya lah, kalian ini aneh banget. Apa kalian tidak bisa berpikir sampai otak kalian koslet. Marsya tidak mungkin melakukannya kalau kalian tidak keterlaluan padanya dan anak-anak ". Ucapnya meninggi.

Dia kesal dan marah mengingat bagaimana keduanya menghasutnya memperlakukan anak dan istrinya dengan tidak baik karena melahirkan anak perempuan.

" Loh kok gitu sya, dia kan istri kamu, menantu keluarga kita, ya wajib dan wajar dong, untuk apa kamu nikah sama dia jika tidak bisa memberi apapun pada kami, toh dia orang kaya juga". Sungut Rania tidak terima perkataan sang adik.

" Kakak kerja lah kalau begitu, uang itu tidak jatuh dari langit dan bisa di foya-foya seenaknya seperti yang kalian semua lakukan selama ini. Marsya itu bekerja keras untuk mengembangkan perusahaannya sampai dia tidak punya waktu untuk anak dan suaminya, tapi kalian hanya tahu meminta dan marah-marah jika tidak diberi. Enak sekali hidup kakak itu ". Rasya memandang tajam sang kakak yang memang seperti menumpang hidup kepadanya padahal kakaknya itu seorang bergelar S2.

" Kok kamu bisa bicara seperti itu sama kak kamu sih Sya?? Marah sang ibu memandang tidak suka kepada anaknya yang sudah berubah menurutnya.

Dulunya anaknya ini sangat menurut apa yang dikatakannya, sekarang sangat membangkang dan tak mau tahu.

"Jika itu ibu, aku akan mengusahakan berbicara pada Marsya, lah ini Kak Rania, Rama dan juga Raya merongrong istriku hanya karena kartu Kredit yang bukan miliknya. Astaga seperti orang tidak punya malu dan jadi benalu saja". Jengkelnya lagi.

" Kami kami ini saudaramu Sya?? Jangan keterlaluan kamu!! ". Hardik Rania kepada adiknya. Dia tidak terima dikatakan benalu oleh adiknya.

" Kakaklah yang keterlaluan selalu menghina dan merendahkan istriku karena melahirkan anak perempuan, tapi kakak sendiri sangat menikmati pemberian Marsya selama ini, apa namanya jika bukan orang tidak punya malu dan benalu!! ". Hardiknya dengan keras.

Dia sudah muak dengan tingkah keluarganya kepada sang istri padahal istrinya sangat baik kepada mereka.

" Sudahlah mending kalian pergi saja, pakai saja yang dari ku tapi ingat jangan pernah menghamburkan seenaknya karena aku akan melakukan seperti Marsya lakukan kepada kalian jika kalian seenaknya. Orang kita setengah mati mencari dan bekerja, eh malah kalian yang foya-foya. Enak benar!!". Ejeknya kepada sang kakak.

"Kamu keterlaluan Sya, apa yang diberikan perempuan itu sampai kau melupakan keluargamu seperti ini". Umpat Rama dengan kasar.

" Tidak ada, lagian yang dilakukan Marsya memang seharusnya kan??, orang dia yang punya kok ". Ucap Rasya dengan enteng.

" Nak, kok kamu gitu sih sama kami??, kamu sudah tidak sayang sama ibu yah??". Ucap Ibu Rana dengan muka sendu.

Rasya menghela nafas kemudian memandang ibunya. Inilah ibunya yang selalu membela saudaranya sejak dulu.

" Maaf yah bu, ibu pakai saja kartu yang aku berikan, aku akan coba bicara sama Marsya tentang punya ibu, tapi aku tidak janji dia mau menurutinya karena kalianlah yang memang keterlaluan selama ini kepadanya".

Mendengar ucapan sang anak, ibu Rana mengepalkan tangannya, dia tidak terima jika Marsya berbuat seenaknya kepadanya padahal dia adalah mertuanya.

"Ibu akan bicara sama Marsya sendiri, dia harus menuruti keinginan ibu" Murkanya.

"Maaf bu tapi saya tidak mau, sudah cukup saya selalu menurut pada ibu, tapi apa yang ibu lakukan pada saya dan anak-anak??, ibu jangan lupa ibu juga seorang perempuan dan juga melahirkan beberapa anak perempuan, tapi sikap ibu seolah-olah perempuan itu makhluk tidak berguna dibanding laki-laki ". Marsya menjawab perkataan ibu mertuanya.

Dia mendengar semua pembicaraan mereka kini dia sadar jika suaminya mulai memperhatikan dan menyayangi dirinya. Begitupun juga dengan anak-anak nya.

" Jangan kurang ajar kau Marsya, aku ini mertuamu". Bentaknya dengan keras.

" Aku tahu itu bu, tapi saya sudah tidak bisa bersabar dan menuruti keinginan ibu, jadi maafkan saya sekali lagi. Semua kartu Kredit keluarga kalian yang berasal dari saya, saya cabut dan non aktifkan". Ucapnya dengan tenang namun tegas.

"Dasar perempuan tidak tahu diri, kau itu sudah tak punya keluarga, harusnya kami sebagai keluarga suamimu kau junjung tinggi dan berikan perhatian yang sangat banyak agar kau tidak sendirian". Sungut Rania dengan sangat marah.

" Makanya kerja mba, sayang gelar dan ijazahnya jika hanya ditaruh didalam lemari. Rugi uang, rugi tenaga pula itu ". Enteng Marsya kembali memancing amarah Rania.

" Dasar kurang ajar, akan kuberikan kau pelajaran karena berani menghina ku ". Rania maju kedepan untuk membuat perhitungan dengan Marsya tetapi terhalang oleh Rasya sendiri.

Dia menatap tajam sang kakak dengan penuh kemarahan. Dia tidak akan membiarkan siapapun memperlakukan istrinya dengan semena-mena, cukup Maya saja yang mendapatkan nya

" Lebih baik kakak pergi dari rumahku sekarang juga!! ". Bentak dan suaranya dengan keras.

" Kamu mengusir kakak dan membela istrimu yang kurang ajar sama kakak??, kau serius dengan itu?? Tanyanya dengan tidak percaya.

Adik yang selama ini sangat patuh padanya dan selalu menuruti semua keinginannya kini berteriak dan membentaknya bahkan mengusirnya seperti ini.

"Ya memangnya kenapa??, kakak sudah keterlaluan, kenapa kakak seperti orang yang tidak punya malu seperti itu??, Kartu kredit itu memang milik Marsya, dia mau menarik atau memberikan kepada siapa saja itu urusannya, kenapa kakak tidak terima??". Sungutnya dengan kesal.

Kini dia menyadari bagaimana keterlaluan nya dirinya yang selalu mendukung keluarganya untuk menindas Marsya, tapi kini dia sudah sadar dan akan melindungi dan membela istrinya dari keluarganya sendiri.

Terpopuler

Comments

Mamah Kaila

Mamah Kaila

apakah maya dan anak"nya cma pemeran figuran, kok isinya kebanyakan Rasya sm istri barunya dan jg ibunya,? aneh

2025-01-26

0

Siti Mutrikah

Siti Mutrikah

lanjur

2025-03-03

0

Soraya

Soraya

typo thor

2025-01-28

0

lihat semua
Episodes
1 Ter Usir Dari Rumah
2 Adopsi
3 Kehidupan Baru
4 Jangan Mengaturku
5 Keluarga Yang Tersakiti
6 Keluarga Yang Tersakiti 2
7 Membalas Perlakuan Keluarga Suami
8 Rancangan Masa Depan Sasya dan Rara
9 Mertua Egois
10 Amarah Rasya
11 Tidak Mudah Memaafkan
12 Ipar dan mertua Jahat
13 Kesadaran Rasya 1
14 Kesadaran Rasya 2
15 Kebencian Anak Terbuang
16 Anak Perempuan Juga Bisa
17 Kemarahan Rasya dan Marsya
18 Amarah Rasya
19 Kemarahan anak terbuang 1
20 Kemarahan anak terbuang 2
21 Semua untuk Salwa
22 Pertengkaran keluarga
23 Kebingungan Keluarga Rasya
24 Rasya dan Salwa Sadar
25 Rencana Rania dan Ibunya
26 Berpura-pura baik
27 Nasib Keluarga Erlangga
28 Rasya Putra Erlangga
29 Pertemuan Maya dan Mahesa
30 Perbincangan saudara
31 Kembali Keluar Negeri
32 Setelah 3 Tahun Berlalu
33 Mengambil Ibu
34 Si Usil Hendra
35 Keadaan Rasya
36 Bertemu Salwa
37 Ibu Rena meninggal
38 Berkunjung kampung halaman Ibu
39 Pengangkatan Keempat anak Maya
40 Rara Jatuh cinta
41 Teman Lama Sasya
42 Hana Kembali Kerumah Orangtuanya
43 Cinta Pertama Sasya
44 Amarah Orangtua Hana
45 Bertemu kembali
46 Kami Tidak Butuh
47 Perjodohan Rara dan Reza
48 Luka Sasya
49 Memaafkan
50 Kaku dalam Interaksi
51 Pertengkaran Saudara
52 Keributan Dirumah sakit
53 Konflik Keluarga
54 Beratnya Jadi Ibu
55 Cara Menyelesaikan Masalah
56 Mencari jalan Keluar 1
57 Bertemu Ayah Rossa
58 Mencari Jalan Keluar 2
59 Perceraian Orang Tua Rossa
60 Roland menyerang Keluarga Maya
61 Perpisahan Sonya dan Rossa
62 Pembalasan Maya
63 Tuan Roland mati Kutu
64 Pembalasan Maya 2
65 Terancam Bangkrut
66 Penculikan Salwa
67 Terungkapnya Misteri kematian Adik Roland
68 Kematian Rossa
69 Luka Terdalam Sonya
70 Kematian Rasya
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Ter Usir Dari Rumah
2
Adopsi
3
Kehidupan Baru
4
Jangan Mengaturku
5
Keluarga Yang Tersakiti
6
Keluarga Yang Tersakiti 2
7
Membalas Perlakuan Keluarga Suami
8
Rancangan Masa Depan Sasya dan Rara
9
Mertua Egois
10
Amarah Rasya
11
Tidak Mudah Memaafkan
12
Ipar dan mertua Jahat
13
Kesadaran Rasya 1
14
Kesadaran Rasya 2
15
Kebencian Anak Terbuang
16
Anak Perempuan Juga Bisa
17
Kemarahan Rasya dan Marsya
18
Amarah Rasya
19
Kemarahan anak terbuang 1
20
Kemarahan anak terbuang 2
21
Semua untuk Salwa
22
Pertengkaran keluarga
23
Kebingungan Keluarga Rasya
24
Rasya dan Salwa Sadar
25
Rencana Rania dan Ibunya
26
Berpura-pura baik
27
Nasib Keluarga Erlangga
28
Rasya Putra Erlangga
29
Pertemuan Maya dan Mahesa
30
Perbincangan saudara
31
Kembali Keluar Negeri
32
Setelah 3 Tahun Berlalu
33
Mengambil Ibu
34
Si Usil Hendra
35
Keadaan Rasya
36
Bertemu Salwa
37
Ibu Rena meninggal
38
Berkunjung kampung halaman Ibu
39
Pengangkatan Keempat anak Maya
40
Rara Jatuh cinta
41
Teman Lama Sasya
42
Hana Kembali Kerumah Orangtuanya
43
Cinta Pertama Sasya
44
Amarah Orangtua Hana
45
Bertemu kembali
46
Kami Tidak Butuh
47
Perjodohan Rara dan Reza
48
Luka Sasya
49
Memaafkan
50
Kaku dalam Interaksi
51
Pertengkaran Saudara
52
Keributan Dirumah sakit
53
Konflik Keluarga
54
Beratnya Jadi Ibu
55
Cara Menyelesaikan Masalah
56
Mencari jalan Keluar 1
57
Bertemu Ayah Rossa
58
Mencari Jalan Keluar 2
59
Perceraian Orang Tua Rossa
60
Roland menyerang Keluarga Maya
61
Perpisahan Sonya dan Rossa
62
Pembalasan Maya
63
Tuan Roland mati Kutu
64
Pembalasan Maya 2
65
Terancam Bangkrut
66
Penculikan Salwa
67
Terungkapnya Misteri kematian Adik Roland
68
Kematian Rossa
69
Luka Terdalam Sonya
70
Kematian Rasya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!