Keluarga Yang Tersakiti 2

Pernahkah kalian berjuang tapi hanya dipandang sebelah mata bahkan seperti tak terlihat??

Ya itulah yang aku rasakan selama menikah dengan lelaki yang kucintai. Lelaki yang begitu aku perjuangkan agar bisa bersamanya tapi tak pernah dianggap, tapi hanya sebagai penerima benih saja

Aku pikir setelah bisa bersamanya dia akan mencintaiku seperti aku mencintainya, tapi nyatanya aku dan anak-anak hanya sebagai pajangan yang tak kasat mata dan tak tersentuh. Hal inilah membuatku seakan lari dari tanggung jawab sebagai istri dan seorang ibu sampai anakku sendiri berkata seperti itu.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang??, bahkan anak-anak tak menganggap aku sebagai ibunya". Ucapnya meneteskan air mata.

" Makanya jangan selalu pergi kesana-kemari dengan geng Sosialita tidak jelas mu itu, sekarang bahkan anak-anak tidak mau melihatmu ". Ucap Sang suami yang tengah berada di belakangnya.

Rasya mendengar semua pembicaraan anak dan istrinya itu, sebenarnya terbesit rasa bersalah dalam dirinya karena selama ini mengabaikan keluarga kecilnya. Tapi ego dan tinggi hatinya menghalangi dirinya untuk berubah. Baginya urusan anak itu urusan perempuan apalagi tidak ada yang bisa dia harapkan karena semua anaknya hanya anak perempuan.

" Tidak usah menasehati jika kau sendiri seperti itu?? ". sindirnya kembali kepada suaminya itu.

" Apa maksudmu berbicara seperti itu pada suamimu?? ". Ucapnya dengan geram, dia sungguh tidak terima ucapan istrinya itu.

"Yang kukatakan memang benarkan??, selama ini kau bahkan tak memiliki waktu bersama kami, pekerjaan selalu menjadi prioritasmu dibandingkan kami. Jangan kan bermain dengan anak-anak, menanyakan keberadaan dan keadaan kami saja tidak??, lalu sekarang setelah kejadian ini kamu hanya menyalahkan ku tanpa berkaca??'. Ucap Marsya dengan sinis.

Tak ada lagi rasa cinta untuk lelaki dihadapannya ini, rasa itu sudah terkikis akibat ketidakpedulian dan ketidakhadirannya ditengah-tengah keluarga kecil mereka.

"Tapi aku bekerja untuk kalian, memang itu tugas seorang kepala keluarga bukan??". Tanya ku dengan dingin.

Dirinya tidak terima disalahkan, baginya dia bekerja itu sudah cukup dan urusan anak dan rumah urusan istri.

"Kalau begitu menikah saja sama pekerjaan, lagian kau jangan lupa jika aku juga seorang pengusaha besar bahkan lebih dari perusahaanmu, tapi aku bisa setidaknya mengurus anak-anak walau tidak banyak, jadi jangan banyak protes". Ucapnya meninggalkan suaminya yang termenung mendengar penuturannya tadi.

Dia tidak menyangka mendapat kalimat pedas dan menyakitkan dari istrinya itu.

Sebelum langkahnya terlalu jauh, Marsya berbalik memandang suaminya dengan sendu.

"Jika kau menikah untuk menyakiti aku, lebih baik kita selesaikan saja pernikahan ini, tidak ada gunanya mempertahankannya, toh kamu dan ibumu tidak pernah menganggap anak-anak hanya karena mereka perempuan, seakan ibu mertua lupa jika dia juga seorang perempuan dan kau lahir dari seorang perempuan". Marsya meninggalkan suaminya yang memandangnya dengan intens.

"Jangan pernah menganggap dirimu seperti Tuan Putri dirumah ini Marsya Aditama, aku kepala keluarga disini jadi harus kau hormati dan patuh kepadaku".. Ucapnya dengan nada tinggi dan geram karena tak terima apa yang dikatakan istrinya.

Marsya berbalik melihat suaminya dengan datar dan amarah yang meluap.

"Dulu aku begitu menghormati dan menghargai mu, dulu aku melakukan apapun yang kau katakan karena aku begitu mencintai dan menyayangimu, tapi apa pernah dirimu memperhatikan aku kecuali hanya perkara kebutuhan biologis mu??, Pernah kah kau memperhatikan aku ketika aku sakit dan melahirkan anakmu??, pernahkah kau ikut membantuku menjaga dan menemani anakmu??". Marsya menghapus air matanya dengan kasar.

Pertanyaan sederhana itu menampar Rasya, dan itu terasa sangat sakit dan itu benar dia tak pernah memperhatikan istrinya dan juga anak-anaknya. Dia menunduk karena merasa bersalah.

"Kau ingin dihormati dan dihargai, tapi lupa jika anak dan istrimu juga harus dihormati dan dihargai, kau ingin diperhatikan dan disayangi, tapi kau bahkan tak ada untuk kami, lalu sekarang kami seperti ini, kau hanya menyalahkan ku tanpa bercermin, kenapa aku dan anak-anak seperti ini??, tidak kah kau berpikir bahwa semua ini berawal darimu??". suaranya bergetar menahan tangis kesakitan

Rasya mengangkat kepalanya memandang istrinya dengan nanar, kata-kata yang dilontarkan istrinya penuh dengan rasa kesakitan.

Marsya menggelengkan kepalanya. "aku hanya mencari segala pelarian dari rasa sakit yang kau tanam padaku selama 10 tahun ini. Sampai aku lupa jika ada anak-anakku juga lebih terluka dariku karena ketidakhadiran dan ketidakpedulian orangtua". Marsya meneteskan airmata yang sejak tadi mengembun.

Bayangan wajah anaknya yang memandangnya penuh luka dan kebencian itu membuatnya sangat terluka dan merasa sangat bersalah.

"Sya, aku". ucapannya tertahan di tenggorokannya.

"Kini ku menyadari, menikah dengan orang yang mencintai dan menghargai mu lebih baik, daripada menikah dengan orang kita cintai tapi tak pernah menganggap kita ada. Andai waktu bisa diulang aku tak akan menikah denganmu, wajar jika istrimu pergi dan tak mau berjuang lagi karena dia juga sudah lelah dengan sikapmu yang seperti ini". linangan airmata yang tiada henti mengalir di pipinya menggambarkan luka hati yang tak terkira.

"Maafkan aku". Ucap Rasya menunduk menyesali apa yang dilakukannya selama ini.

"Maafmu sudah tidak berlaku lagi pak Rasya yang terhormat, Rasa dalam hati sudah terkikis dan bahkan perlahan menghilang!!". Marsya menghapus air matanya kasar.

"Maafkan aku Sya, tolong maafkan aku". Rasya betul-betul menyesal atas semua ini, kini anak dan istrinya bahkan sudah tak menginginkan kehadirannya.

Dia berusaha menggapai istrinya, tapi Marsya mengundurkan diri tak mau disentuh bahkan menampilkan wajah jijik.

"Entahlah Rasya, Kini aku bertahan untuk anak-anakku, dan akan memperbaiki segala hal yang telah rusak walau terlambat, tapi aku akan berusaha membuat anakku kembali menyayangiku dengan atau tanpa adanya kehadiranmu!!". Marsya meninggalkan suaminya itu dengan luka menganga.

Dia seakan tidak sanggup mengeluarkan beban yang menumpuk dalam dadanya yang sangat membuatnya sesak.

Rasya diam terpaku melihat keadaan istrinya yang dia sakiti sedemikian rupa, kini dia menyadari bahwa perbuatannya itu melukai kedua istri dan anak-anaknya selama ini. Entah kini dia tiba-tiba terpikir bagaimana keadaan Maya istri pertamanya dan ketiga anaknya??

"Apa yang kau lakukan nak??'. Tegurnya kepada sang anak tertuanya itu, begitu dia menyadari kehadiran anak nya itu.

Sang anak hanya memandangnya dengan datar. "Aku hanya mengambil barangku yang tertinggal dimeja". Jawabnya dengan dingin.

Dia mendengar semua percakapan kedua orangtuanya, kini dia menyadari jika ibunya juga terluka karena sikap ayahnya itu.

"Apa sudah ketemu nak??". Tanyanya berusaha perhatian agar anaknya itu tidak memandangnya dengan dingin.

"Ya, sudah ketemu". Ucapnya dengan dingin kemudian meninggalkan sang ayah yang memandangnya dengan wajah yang tak bisa ditebak.

Melihat sikap anaknya yang dingin dan bahkan enggan berbicara dengannya, membuat dadanya tiba-tiba terasa sesak. Istrinya benar jika semua sikap mereka adalah hasil dari perlakuannya selama ini.

Terpopuler

Comments

Siti Mutrikah

Siti Mutrikah

tahu rasakan kamu sekarang dasar orang tak berpendirian si rasya ini

2025-03-03

0

lihat semua
Episodes
1 Ter Usir Dari Rumah
2 Adopsi
3 Kehidupan Baru
4 Jangan Mengaturku
5 Keluarga Yang Tersakiti
6 Keluarga Yang Tersakiti 2
7 Membalas Perlakuan Keluarga Suami
8 Rancangan Masa Depan Sasya dan Rara
9 Mertua Egois
10 Amarah Rasya
11 Tidak Mudah Memaafkan
12 Ipar dan mertua Jahat
13 Kesadaran Rasya 1
14 Kesadaran Rasya 2
15 Kebencian Anak Terbuang
16 Anak Perempuan Juga Bisa
17 Kemarahan Rasya dan Marsya
18 Amarah Rasya
19 Kemarahan anak terbuang 1
20 Kemarahan anak terbuang 2
21 Semua untuk Salwa
22 Pertengkaran keluarga
23 Kebingungan Keluarga Rasya
24 Rasya dan Salwa Sadar
25 Rencana Rania dan Ibunya
26 Berpura-pura baik
27 Nasib Keluarga Erlangga
28 Rasya Putra Erlangga
29 Pertemuan Maya dan Mahesa
30 Perbincangan saudara
31 Kembali Keluar Negeri
32 Setelah 3 Tahun Berlalu
33 Mengambil Ibu
34 Si Usil Hendra
35 Keadaan Rasya
36 Bertemu Salwa
37 Ibu Rena meninggal
38 Berkunjung kampung halaman Ibu
39 Pengangkatan Keempat anak Maya
40 Rara Jatuh cinta
41 Teman Lama Sasya
42 Hana Kembali Kerumah Orangtuanya
43 Cinta Pertama Sasya
44 Amarah Orangtua Hana
45 Bertemu kembali
46 Kami Tidak Butuh
47 Perjodohan Rara dan Reza
48 Luka Sasya
49 Memaafkan
50 Kaku dalam Interaksi
51 Pertengkaran Saudara
52 Keributan Dirumah sakit
53 Konflik Keluarga
54 Beratnya Jadi Ibu
55 Cara Menyelesaikan Masalah
56 Mencari jalan Keluar 1
57 Bertemu Ayah Rossa
58 Mencari Jalan Keluar 2
59 Perceraian Orang Tua Rossa
60 Roland menyerang Keluarga Maya
61 Perpisahan Sonya dan Rossa
62 Pembalasan Maya
63 Tuan Roland mati Kutu
64 Pembalasan Maya 2
65 Terancam Bangkrut
66 Penculikan Salwa
67 Terungkapnya Misteri kematian Adik Roland
68 Kematian Rossa
69 Luka Terdalam Sonya
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Ter Usir Dari Rumah
2
Adopsi
3
Kehidupan Baru
4
Jangan Mengaturku
5
Keluarga Yang Tersakiti
6
Keluarga Yang Tersakiti 2
7
Membalas Perlakuan Keluarga Suami
8
Rancangan Masa Depan Sasya dan Rara
9
Mertua Egois
10
Amarah Rasya
11
Tidak Mudah Memaafkan
12
Ipar dan mertua Jahat
13
Kesadaran Rasya 1
14
Kesadaran Rasya 2
15
Kebencian Anak Terbuang
16
Anak Perempuan Juga Bisa
17
Kemarahan Rasya dan Marsya
18
Amarah Rasya
19
Kemarahan anak terbuang 1
20
Kemarahan anak terbuang 2
21
Semua untuk Salwa
22
Pertengkaran keluarga
23
Kebingungan Keluarga Rasya
24
Rasya dan Salwa Sadar
25
Rencana Rania dan Ibunya
26
Berpura-pura baik
27
Nasib Keluarga Erlangga
28
Rasya Putra Erlangga
29
Pertemuan Maya dan Mahesa
30
Perbincangan saudara
31
Kembali Keluar Negeri
32
Setelah 3 Tahun Berlalu
33
Mengambil Ibu
34
Si Usil Hendra
35
Keadaan Rasya
36
Bertemu Salwa
37
Ibu Rena meninggal
38
Berkunjung kampung halaman Ibu
39
Pengangkatan Keempat anak Maya
40
Rara Jatuh cinta
41
Teman Lama Sasya
42
Hana Kembali Kerumah Orangtuanya
43
Cinta Pertama Sasya
44
Amarah Orangtua Hana
45
Bertemu kembali
46
Kami Tidak Butuh
47
Perjodohan Rara dan Reza
48
Luka Sasya
49
Memaafkan
50
Kaku dalam Interaksi
51
Pertengkaran Saudara
52
Keributan Dirumah sakit
53
Konflik Keluarga
54
Beratnya Jadi Ibu
55
Cara Menyelesaikan Masalah
56
Mencari jalan Keluar 1
57
Bertemu Ayah Rossa
58
Mencari Jalan Keluar 2
59
Perceraian Orang Tua Rossa
60
Roland menyerang Keluarga Maya
61
Perpisahan Sonya dan Rossa
62
Pembalasan Maya
63
Tuan Roland mati Kutu
64
Pembalasan Maya 2
65
Terancam Bangkrut
66
Penculikan Salwa
67
Terungkapnya Misteri kematian Adik Roland
68
Kematian Rossa
69
Luka Terdalam Sonya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!