16. Pameran Buku dan Bayangan Masa Lalu

Pameran Buku dan Bayangan Masa lalu

Hari ini, udara begitu sejuk dengan langit yang begitu cerah. Aeliana tampak bersemangat saat turun dari mobil, matanya berbinar melihat spanduk besar bertuliskan Pameran Buku Tahunan. Kerumunan orang tampak memenuhi area gedung pameran, beberapa membawa tas besar berisi buku-buku yang sudah mereka beli.

Di sampingnya, Kael berdiri dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celananya. Berbeda dengan Aeliana yang tampak antusias, pria itu hanya menatap sekeliling dengan ekspresi datar.

“Aku tidak percaya kau benar-benar membawaku ke tempat seperti ini,” gumamnya, menatap antrean panjang di depan pintu masuk.

Aeliana meliriknya dan tersenyum kecil. “Kau yang mengajakku jadi dangan mengeluh.”

Kael menghela napas pelan. Memang benar, dia sendiri berjanji untuk menemaninya. Dan meskipun ia bukan tipe pria yang suka berdesakan dengan orang lain di tempat ramai seperti ini, ia tetap datang demi istrinya.

“Kamu terlihat sangat bersemangat.” Katanya sambil menepuk kepala Aeliana dengan lembut.

Setelah menunjukkan tiket masuk, mereka akhirnya memasuki gedung besar yang dipenuhi rak-rak buku dan meja-meja panjang yang berisi berbagai koleksi terbaru. Aeliana tampak begitu bersemangat, matanya langsung berbinar saat melihat deretan novel di salah satu sudut pameran.

“Kael lihat ini!”serunya, menarik tangan suaminya. “Novel terbaru dari penulis favoritku.”

Dengan senang hati, dia mengikuti Aeliana yang menariknya ke arah buku novel favoritnya. Kael menatap buku yang ditunjukkan istrinya dengan ekspresi datar. Baginya itu hanya tumpukan kertas dengan sampul warna-warni. Tapi melihat Aeliana begitu senang, ia hanya mengangguk kecil.

“Kalau kau suka, beli saja.”

“Aku tidak mau asal membeli. Aku ingin melihat semuanya dulu.”

Dengan senyum kecil, Kael mengiyakan permintaan istrinya. Membiarkan istrinya berjalan lebih dulu sambil menyusuri rak-rak buku dengan antusias. Ia sendiri memilih berdiri di dekat pilar, membiarkan Aeliana menikmati waktunya.

Namun, baru beberaoa menit berlalu, ponselnya bergetar di saku jasnya. Kael mengerutkan kening saat melihat nama Ethan tertera di layar. Ia melirik ke arah Aeliana yang masih sibuk memilih buku lalu berkalan menjauh ke sudut yang lebih sepi sebelum menerima panggilan itu.

“Apa yang kau temukan?” Tanyanya langsung.

Suara Ethan terdengar serius di seberang sana. “Saya mendapatkan sedikit informasi.”

Kael menegakkan tubuhnya. “Apa itu?”

“Ada keterlibatan pihak ketiga yang mencurigakan. Saya belum bisa memastikan siapa tapi dari pola transaksi dan rekening yang digunakan, orang ini bukan sekadar orang biasa.”

Kael mengepalkan tangan. Sesuatu yang selama ini hanya menjadi kecurigaan perlahan mulai terbukti.

“Terus telususi. Aku ingin tahu siapa dalangnya,” perintahnya dengan suara rendah dan dingin.

“Dimengerti,” jawab Ethan sebelum panggilan terputus.

Kael menatap layar ponselnya dengan ekspresi gelap. Pikirannya dipenuhi dengan berbagai kemungkianan. Siapa yang mencelakai Aeliana? Apa motifnya?

Saat masih tenggelam dalam pikirannya, suara lembut Aeliana menyadarkannya.

“Kael?”

Ia menoleh dan melihat Aeliana berdiri beberapa langkah darinya, menatapnya dengan ekspresi khawatir.

“Apa kau sedang menerima panggilan penting?” Tanya Aeliana.

Kael langsung mengubah ekpresinya, menyembunyikan kegelisahannya. Ia memasukkan ponselnya ke dalam saku dan berjalan mendekat.

“Hanya urusan pekerjaan.”

Aeliana menatapnya curiga tapi tidak bertanya lebih lanjut. Ia tahu jika Kael tidak ingin berbicara, memaksanya tidak akan ada gunanya. Sebagai gantinya, ia menunjukkan beberapa buku yang sudah ia pilih.

“Aku menemukan banyak novel menarik! Kamu yakin tidak ingin membelikan satu untuk dirimu sendiri?”

Kael melirik buku-buku di tangannya lalu tersenyum tipis.

“Tidak. Aku lebih suka melihatmu senang daripada membaca sendiri.”

“Kau selalu mengatakan hal-hal seperti itu.”

“Karena itu kenyataannya.”

Dengan mudah, Kael mengambil semua novel yang ada di tangan Aeliana. Merekka berjalan ke bagian kasir sementara Kael berusaha mengesampingkan pikirannya tentang kecelakaan Aeliana. Ia tidak ingin merusak momen kebahagiaan istrinya. Namun jauh di dalam hatinya, ia tahu bahwa ancaman masih mengintai. Dan ia tak akan membiarkan siapa pun menyentuh wanita yang ia cintai.

...…...

Begitu mobil berhenti di halaman rumah, pintu depan langsung terbuka lebar. Dua sosok kecil berlari keluar dengan wajah penuh antusias.

“Ayah! Ibu!”

Juvel dan Julian dengan cepat menghampiri, masing-masing merebut tangan orang tua mereka. Juvel menempel pada Aeliana sementara Julian menarik tangan Kael, seolah ingin segera menceritakan sesuatu.

“Bagaimana harimu?” Tanya Aeliana sambil membelai rambut Juvel dengan lembut.

Juvel mengangguk bersemangat.

“Hari ini kami bermain banyak sekali! Nenek membuatkan kue untuk kami, lalu kami pergi berjalan-jalan di taman belakang. Julian bahkan menemukan burung kecil yang jatuh dari sarangnta!”

Kael menatap putranya yang tetap diam di sisinya, seolah menimbang sesuatu sebelum berbicara.

“Julian?” Panggilnya.

Julian mengangkat wajahnya dan menatap ayahnya dengan ekspresinya bingung lalu melirik sekilas dengan ekspresi ke arah Juvel sebelum akhirnya membuka mulut.

“Nenek juga menceritakan sesuatu pada kami.”

“Apa yang diceritakannya?”

Julian tampak ragu tapi tetap melanjutkan.

“Tentang Raefan. Katanya aku mirip dengan Raefan.”

Aeliana mengerutkan kening. Nama itu asing di telinganya. Namun berbeda dengan Kael. Mata pria itu langsung berubah tajam, ekspresi wajahnya seketika menjadi dingin.

Sebelum Kael sempat bertanya lebih lanjut, suara langkah kaki tedengar dari dalam rumah. Eleanor muncul di salah satu ruangan. Kael memutar tubuhnya, menatap ibunya dengan ekspresi gelap. Kilas balik masa lalu yang suram menghantamnya saat mendengar nama yang pernah didengarnya dulu.

“Jadi sekarang kau bahkan menceritakan hal itu pada cucumu?”

Eleanor menutup matanya sejenak, menghela napas.

“Aku tidak bermaksud seperti yang kau pikirkan.”

Kael mengepalkan tangannya lebih erat. Aeliana menelan ludahnya saat tangan suaminya gemetar. Urat-urat di tangannya terlihat jelas, menunjukkan sedikitnya kesabaran yang dimilikinya sekarang. Aeliana langsung meraih tangannya dan mengenggamnya dengan lembut.

“Kael,” bisiknya, berusaha menenangkannya.

Kael mengalihkan pandangan pada istrinya, melihat tatapan lembut Aeliana, amarah yang membara dalam dirinya sedikit mereda.

“Aeliana, ajak anak-anak ke atas.”

Meskipun Aeliana memiliki banyak pertanyaan dan pikiran dia memutuskan untuk patuh.

“Julian, Juvel. Ayo naik ke atas sekarang.”

“Apa?”

“Anak-anak.”

“Baiklah.”

“Selamat malah, ayah! Selamat malam nek!” Ucap Julian dan Juvel bersama sebelum mengikuti ibunya.

Kini hanya tersisa dua orang setelah Aeliana, Julian dan Juvel pergi tapi suasana ruang tamu menjadi dingin dalam sekejap.

“Beraninya kau menyebutkan nama Raefan di depan anakku?!”

“Aku hanya…”

Nama yang ia sebutkan pada Julian tadi muncul begitu saja. Itu karena mata anak itu yang menatapnya sangat mirip dengannya. Oleh karena itu, namanya terucap begitu saja dari mulutnya.

“Kau sama sekali tidak berubah.”

“Aku hanya melihat Julian dan tiba-tiba aku teringat Raefan jadi aku mengatakannya tanpa sadar.”

“Kau tidak pernah menjadi ibu yang baik untukku dan sekarang dekat dengan putraku. Kenapa kau tidak tahu malu sekarang?”

Kael mengakui perasannya yang sudah lama ia pendam. Ia merasa tidak nyaman setiap kali melihat ibunya tersenyum seolah tidak terjadi apa-apa. Ia merasa sedih dan marah setiap kali ibunya dengan dengan anak-anaknya.

Terkadang ia merasa asing ketika ibunya terlihat begitu normal dan tampak akur secara harmonis dengan keluarganya.

Anak kecil yang masih tinggal di dalam diri Kael masih membenci ibunya. Anak itu belum pernah mendengar sepatah kata pun permintaan maaf dari ibunya dan masih terjebak di masa lalu.

“Aku tidak ingin melihatmu lagi.”

Terpopuler

Comments

Han Sung hwa

Han Sung hwa

ternyata kael punya masa lalu yang kelam

2025-02-22

0

Han Sung hwa

Han Sung hwa

2 bunga untukmu kak thor..semangat

2025-02-22

0

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

aku suka pameran buku 🥰

2025-02-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!