13. Janji Kael

Janji Kael

“Aeliana, kau harus mendengarkanku.”

“Apa yang harus aku didengar? Kau bahkan tidak bisa menjawab pertanyaanku,” jawab Aeliana dengan nada yang penuh luka.

“Aeliana, aku menikahimu bukan karena kewajiban. Itu bukan alasan yang sebenarnya. Aku menikahimu karena ingin berada di sisimu, bukan karena ada yang menyuruhku. Kau harus percaya padaku.”

Kael berkata sambil mengenggam tangan istrinya dengan tangan gemetar. Aeliana menunduk lalu perlahan mengangkat wajahnya, menatap Kael.

“Aku tidak bisa percaya begitu saja.”

“Apa yang bisa aku lakukan agar kau percaya padaku?” Suara Kael bergetar pelan. Ia takut kehilangan Aeliana. Kael Lancaster tidak bisa lagi hidup tanpa Aeliana.

“Aku tidak tahu. Aku juga tidak tahu.”

Aeliana menunduk, menyembunyikan dirinya.

“Aku memikirkannya beberapa kali sehari akhir-akhir ini. Kalau aku tidak menerima lamaranmu saat itu, bagaimana jadinya? Kalaunaku menikahi orang yang seharusnya dijodohkan denganku…”

Kael merasa dadanya sakit, setiap kata yang diucapkan Aeliana seperti menghantam hatinya begitu keras.

“Siapa orang yanga dijodohkan denganmu?”

Nalarnya yang berusaha mengendalikan emosinya yang meluap-luap, terputus. Pikirannya terdesak hingga batas maksimal selama beberapa haru terakhir. Setelah kehilangan sikap santainya, Kael kehilangan kontrol kendalinya.

“Siapa orang itu? Siapa orang yang dijodohkan denganmu?”

Kael menarik tangan Aeliana dan mengenggamnya erat, inilah wajah asli Kael Lancaster. Hasrat posesif yang gelap dan kecemburuan agresif yang tak terkendali terpancar dari dirinya.

Aeliana Lancaster akan selalu menjadi istriku. Apa pun yang terjadi.

Aeliana tidak menjawab. Namun Kae sudah dapat menyimpulkannya tanpa harus mendengarnya langsung dari istrinya. Saat istrinya masih lajang, hanya ada satu pria yang ingin menikahinya. Pria yang terus muncul dalam mimpinya setiap malam, Ryon.

“Bukankah itu alasan untuk menemuinya?”

Emosi Kael menekan akal rasionalitasnya. Ia sudah tak bisa berpikir sebelum berbicara.

“Apa?”

“Jika kamu benar-benar menghargai pernikahan kita, jika kamu benar-benar percaya padaku. Kamu akan datang padaku segera setelah menemukan surat sialan itu.”

Kael juga kesal dengan Aeliana, kenapa dia tak langsung menemuinya setelah menemukan surat itu.

“Namun kamu tidak melakukannya. Kamu memilih pergi daripada bertanya padaku.”

Pada akhirnya, kecemburuan Kael meledak. Kael mendengus pelan.

“Lista? Benarkah itu? Atau sebenarnya kau hanya menjadikannya alasan untuk menemui Ryon. Mungkin kau merasa bersalah padanya, Ryon tidak bisa melupakanmu dan tidak menikah sama sekali.”

Aeliana membeku di tempatnya.

“Bukankah itu aneh, kau memutuskan untuk pergi dan tidak menghubungiku dan saat aku mengetahuinya ada Ryon di sekitarmu.”

Aeliana mendaratkan sebuah tamparan yang membuat Kael tersentak.

“Kau benar-benar berpikir aku sepicik itu?”

Kael melirik tangan Aeliana yang merah. Hal itu membuatnya khawatir.

“Kalau begitu kau menganggapku sebagai pengganti Lista, begitu? Kalau aku hanya pengganti, kenapa kau tidak tahan melihatku pergi ke pelukan pria lain?” Aeliana membalas Kael yang tidak bisa berkata apa-apa.

“Apa? Kamu pengganti Lista?”

“Kenapa? Bukankah itu benar, aku hanyalah seorang pengganti.”

“Aeliana!!! Sudah kukatakan aku menikahimu bukan karena Lista.”

“Lalu kenapa kau menikahiku?”

“Sama sekali bukan karena surat itu. Aku bahkan sudah melupakan dimana aku meletakkan surat itu. Apakah itu penting bagimu?”

Kael menjelaskan sambil memegang tangan wanita itu.

“Aeliana aku terlalu bodoh untuk mengatakan apa yang seharusnya kukatakan. Tapi aku ingin kamu tahu, aku mencintaimu. Dari dulu aku mencintaimu. Hanya saja aku tidak tahu bagaimana cara mengatakannya.”

Aeliana menunduk, ada air mata yang jatuh dari matanya.

“Tapi Kael, aku selalu merasa aku bukan yang pertama bagimu. Aku merasa aku bukan pilihan utamamu. Aku benar-benar kesepian.”

“Apa kau merasa kesepian di sampingku? Aku minta maaf, aku selalu merasa aku harus melindungimu dengan caraku. Aku takut jika aku terlalu menunjukkan diri, aku akan kehilangan kendali dan jika aku kehilangan kendali, aku mungkin akan kehilanganmu.”

Kael menatap Aeliana, matanya yang biasanya tegas kini dipenuhi kejujuran yang jarang ia tunjukkan.

“Aku mencintaimu, Aeliana. Dengan seluruh hatiku. Tapi aku mungkin mencintaimu dengan cara yang mungkin tidak selalu kau pahami.”

“Aku tidak menyukainya! Mengapa kau menjaga jarak denganku? Kamu juga tidak menceritakan perasaanmu padaku, seperti hal-hal yang kamu sukai. Kau juga memanggi namaku.”

“Aku tak menjaga jarak denganmu, aku kira kau tak suka kontak fisik. Setiap aku mendekatimu kau selalu tegang, aku pikir kau takut padaku, dan soal hal-hal yang aku sukai, aku suka dengan hal yang kau suka juga. Dan soal nama, aku pikir kau lebih nyaman dipanggil nama.”

“Menyebalkan.”

“Kau tak tahu betapa aku harus menahannya dan mengendalikannya.”

“Tapi aku tak suka.”

“Baiklah, aku akan menunjukkan apa yang aku rasakan karena kau adalah segalanya bagiku tapi mungkin kamu akan menyesalinya.”

Tangan Kael langsung memegang pinggang Aeliana dengan erat.

“Aku ingin menciummu, sayang.”

Wajah Aeliana tiba-tiba merona, perubahan drastis Kael membuat Aeliana kewalahan.

“Kita seharusnya tidak membicarakan hal itu sekarang.”

“Itulah yang kurasakan sekarang jadi kenapa? Apakah kamu merasa tertekan?”

“Kenapa kau menunjukkan perasaan yang selama ini kau tekan?”

Kael menatap mata Aeliana lalu ke bibir mungil itu. Kael memejamkan matanya untuk menahannya untuk saat ini. Ia takut istrinya akan marah karena perasaannya yang tak terkendali.

Kael langsung memeluk Aeliana dengan erat.

“Aku mencintaimu.”

...…...

Sejak malam itu, Kael benar-benar berubah. Bukan dalam cara yang Aeliana bayangkan. Kael menjadi lebih intens, lebih mendominasi dan lebih protektif.

Pagi itu, ketika Aeliana turun ke ruang makan, ia dikejutkan oleh tangan kuat yang tiba-tiba melingkari pinggangnya dari belakang.

“Kael?” Aeliana terkesiap, tubuhnya menegang.

Kael mendekati wajahnya ke leher Aeliana, suaranya rendah dan berat.

“Aku mau pergi ke mana hari ini?”

“Aku…aku ingin pergi keluar sebentar.”

Kael langsung melepaskan pelukannya dan menatapnya dengan tajam. “Dengan siapa?”

Aeliana menghela napas.”aku belum tahu mungkin sendiri.”

“Tidak boleh.”

Aeliana terkejut. “Kenapa?”

Kael bersedekap. “Kalau kau ingin keluar, aku ikut.”

Aeliana menatapnya dengan tidak percaya.

“Kael, aku hanya ingin pergi sebentar. Aku bisa menjaga diriku sendiri.”

“Tetap tidak boleh. Kau bilang ingin aku terbuka, Aeliana. Aku tidak suka membiarkanmu pergi sendirian.”

Aeliana terpaku. Ini bukan yang ia bayangkan ketika meminta Kael lebih terbuka. Dan itu bukanlah satu-satunya perubahan yang terjadi.

Saat mereka menghadiri pesta kecil yang diadakan salah satu rekan bisnis Kael, Aeliana benar-benar merasakan bagaimana Kael sekarang tak ragu untuk menunjukakn bahwa dia miliknya.

Seorang pria muda mencoba berbasa-basi dengannya tapi sebelum Aeliana membalas, Kael sudah melingkarkan lengannya di pinggang Aeliana, menariknya lebih dekat ke tubuhnya.

“Kau terlalu dekat,” kata Kael dingin pada pria itu.

Pria itu langsung terbatuk canggung dan pergi.

“Kau milikku. Aku tidak suka pria lain mendekatimu.”

Aeliana menghela napas. Ia meminta Kael untuk lebih terbuka dan sekarang, suaminya benar-benar menunjukkan sisi yang selama ini tersembunyi. Aeliana menginginkan ini tapi kenapa rasanya Kael justru membalikkan keadaan dan membuatnya kewalahan.

Terpopuler

Comments

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

nama sahabatnya anakku juga Kael 😃

2025-02-10

1

Quenby Unna

Quenby Unna

suka nih dengan sikapnya kaël yang skarang....😍😍😍😍

2025-02-25

0

Quenby Unna

Quenby Unna

1 vote untukmu kak/Casual/

2025-02-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!