Tamu Tak Terduga di Tengah Malam
Malam itum Aeliana baru saja kembali dari pertemuannya dengan Irina. Perjalanan pulang begitu terasa begitu tenang. Namun ketika ia memasuki rumah, sesuatu yang tak ia duga terjadi. Suasana rumah tampak berbeda. Lampu ruang tamu masih menyala, menandakan seseorang masih terjaga.
Yang lebih mengejutkan ada koper di dekat sofa, seolah seseorang baru saja datang dan menginap.
“Koper siapa ini?” Gumamnya pelan.
Saat ia melangkah lebih jauh ke dalam rumah, wajah Aeliana menegang saat menatap. Jantungnya berdebat menemukan pemandangan yang membuatnya membeku. Lista duduk di meja makan dengan secangkir teh di tangannya, sementara Kael berdiri di seberangnya dengan ekspresi datar.
“Terima kasih Kael. Aku benar-benar tidak tahu harus pergi ke mana lagi…”
Mata Aeliana membulat. “Lista.”
Wanita itu menoleh dengan ekspresi sedikit terkejut. Seakan tidak menyangka Aeliana pulang.
“Aeliana….kau sudah lembali?”
Kael menoleh ke arah istrinya. Tatapannya masih sama, tenang tapi sulit dibaca.
Aeliana mengalihkan pemandangannya dari Kael ke Lista.
“Apa yang kau lakukan di sini? Dan kenapa ada koper?”
Lista mendundukkan kepalanya sedikit, ekspresinya terlihat penuh rasa kasihan.
“Maaf karena datang tanpa pemberitahuan. Aku mengalami beberapa masalah…dan Kael mengizinkanku menginap sementara.”
Kata-kata itu terasa seperti tamparan bagi Aeliana. Kael mengizinkannya?
“Jujur, akhir-akhir ini aku sedang mengalami masa-masa sulit.”
“Meskipun demikan, kau seharusnya pergi ke keluarga terdekatmu.”
Kael menghela napas pelan. “Dia tidak punya tempat lain untuk pergi.”
Aeliana tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Pria itu selalu memutuskan sesuatu tanpa berdiskusi dengannya terlebih dahulu.
“Serin, antar Lista ke kamarnya.”
Aeliana mengerutkan kening sambil menatap suaminya. Serin yang peka langsung bergegas menghampiri Lista dan membawanya karena agar Aeliana dan Kael mempunyai waktu untuk membicarakan sesuatu secara pribadi.
“Mari nona.”
“Oh? Baiklah.”
Mereka meninggalkan pasangan suami istri di sana.
“Kau mengizinkannya? Seharusnya kau memberitahuku sebelum mengambil keputusan seperti ini.” Suara Aeliana tidak marah tapi ada nada ketidakpercayaan di dalamnya.
“Aku tahu tapi ini hanya sementara. Aku tidak bisa membiarkannya dalam kesulitan.”
Aeliana meremas jemarinya. Ia bukan wanita yang suka bersikap kekanak-kanakan atau pencemburu. Tapi situasi ini benar-benar membuatnya merasa seperti orang luar di rumahnya.
“Tapi bagaimana kau memutuskan sesuatu tanpa meminta pendapatku?”
Aeliana tidak bermaksud mengusir Aeliana tapi dia hanya ingin memberi batasan yang jelas di antara mereka.
“Saat dia datang kakinya gemetar tadi. Sepertinya dia benar-benar mengalami hal sulit. Aku tidak bisa mengusirnya dengan paksa malam ini.”
Aeliana mendesah frustrasi. Dia tidak menyukai situasi saat ini.
“Kamu bisa melakuan apa pun yang kamu inginkan.”
“Apa maksudmu Aeliana?”
Aeliana langsung beranjak, ia merasa ada yang tidak beres tapi ia tidak tahu bagaimana cara memperbaikinya. Ia tahu, jika terus menekan Kael sekarang, pertengkaran hanya akan meledakk. Dan yang lebih buruk ada Lista di sini. Mengapa dalam situasi seperti ini ibu mertuanya sudah pulang.
“Aku lelah. Aku akan masuk ke kamar.”
Tanpa menungu jawaban, Aeliana berjalan menuju kamar mereka. Malam itu, meskipun mereka tidur dalam satu ranjang, ada jarak tak kasat mata yang terasa di antara mereka berdua.
...…....
Keesokan harinya, suasana canggung masih terasa. Kael sudah pergi ke tempat tugasnya, meninggalkan Aeliana sendirian dengan Lista di rumah. Julian dan Juvel sedang bermain di taman belakang, diawasi oleh Serin.
Pikiran Aeliana berkeliana saat ia mengingat kejadian semalam. Semalam, kejadian tak terduga terjadi. Saat menuruni tangga, Lista terglincir dan jatuh cukup keras. Kael yang kebetulan berada di dekatnya segera membantunya. Lista mengerang kesakitan, memegangi pergelengan kakinya yang terkilir.
“Kael…sakit sekali…” ucapbya dengan suara lemah hampir seperti bisikan manja.
Kael refleks membantunya berdiri, menyandarkan tubuh wanita itu ke lengannya. Aeliana yang melihat dari ujung koridor hanya bisa diam. Ekspresinya sulit dibaca.
Lista mengigit bibirnya, matanya menatap Kael dengan sorot penuh harapan.
“Terima kasih, Kael kau selalu baik padaku.”
Kata-kata itu membuat tangan Aeliana mengepal tanpa sadar. Bel rumah berbunyi dan Aeliana tersadar dari lamunannya. Ia berjalan ke pintu dan membukanya, menemukan Irina berdiri di sana dengan senyum khasnya.
“Aeliana!” Serunya ceria, “Aku dengar kau punya tamu spesial di rumahmu,” lanjutnya.
Aeliana mendesah pelan. “Masuklah.”
Irina melangkkah masuk dengan anggun, melepas mantelnya lalu menjatuhkan diri di sofa seakan rumah itu adalah miliknya. Ia menatap sekeliling lalu menyeringai kecil.
“Jadi dimana sang tamu itu sekarang?” Sindir Irina.
Seolah menjawab pertanyaan Irina, suara langkah tertatih tatih terdengar dari arah tangga. Lista muncul dengan wajah yang tampak lebih pucat dari biasanya namun senyuman lembut tetap terukir di wajahnya.
“Pagi,” sapanya sopan.
Irina menaikkan alisnya dengan menyilangkan tangan di dada lalu melirik Aeliana sebelum kembali menatap Lista.
“Oh, pagi yang sangat menarik. Tidak kusangka aku akan bertemu denganmu di sini, nona Lista.”
Lista tersenyum kecil. “Aku hanya tinggal di sini sementara karena ada masalah kecil.”
“Masalah kecil? Masalah yang membuatmu harus menginap di rumah pria yang sudah menikah.”
Aeliana menghela napas panjang. “Irina…”
Namun Irina tidak menggubris peringatan halus dari sahabatnya. Ia tetap menatap Lista dengan tatapan tajam.
“Kau tahu Lista? Aku selalu penasaran…bagaimana rasanya menjadi seseorang yang selalu muncul di antara pasangan yang sudah menikah? Apa kau lelah? Apa kau malu?”
Lista tersenyum tipis tapi ada ketegangan di balik matanya. “Aku tidak punya niat seperti yang kau pikirkan. Aku hanya butuh tempat tinggal sementara dan Kael mengerti itu.”
Irina tertawa kecil tapi tidak ada kehangatan dalam tawanya.
“Oh, Kael mengerti. Atau kau yang berusaha membuatnya tetap melihatmu?”
Aeliana bisa merasakan suasana semakin memanas. Ia memijat pelipisnya.
“Irina kau ke sini untuk melihat Julian dan Juvel kan. Mereka pasti senang melihatmu.”
“Ah benar, aku ke sini untuk melihat mereka.”
...…...
Di ruang yang remang-remang, layar komputer memancarkan cahaya kebiruan yang menerangi wajah Ethan. Jemarinya dengan cekatan menari di atas keyboard, menelusuri jejak transaksi yang mencurigakan. Ia sudah berhari-hari mencoba melacak siapa yang berada di balik kecelakaan Aeliana, tapi seolah-olah seseorang telah dengan sengaja menghapus jejaknya.
“Sial…” Ethan menggeram frustrasi. Setiap kali ia merasa sudah mendekati jawabannya, jejak itu menghilang begitu saja seperti bayangan yang terus kabur di saat ia hampir menangkapnya.
Tiba-tiba layar di depannya berkedip. Ia berhasil menembus satu lapisan enkripsi dan menemukan nama sebuah perusahaan.
“Westwood holdings?” Ethan menyipitkan mata.
Perusahaan ini adalah sebuah firma investasi yang tampaknya sah tapi ketikka Ethan menggali lebih dalam, ia menemukan sesuatu yang lebih mencurigakan. Perusahaan itu hanya kedok. Tida ada aktivitas yang mencolok hanya cangkang kosong yang digunakan untuk mencuci uang.
Seseorang yang sangat berhati-hati berada di balik ini. Ethan segera meraih ponselnya dan menelepon Kael.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Han Sung hwa
kayaknya nanti puncak konfliknya dalang dibalik kecelakaan aeliana deh....uhhh jadi penasaran...
2025-03-15
0
Quenby Unna
penasaran banget siapa dalangya...apakah ada plottwist nya
2025-03-27
0
Han Sung hwa
5 iklan untukmu kak...semangkaaaa
2025-03-15
0