Rahasia yang Tersingkap
Aeliana mengenggam koper kecil di tangannya, berjalan perlahan menuju meja resepsionis. Ia tak lantas pergi ke rumah orang tuanya karena memang itu adalah alibinya untuk bisa menemui Lista dengan leluasa.
“Selamat malam, ada yang bisa saya bantu?” Tanya resepsionis.
“Saya ingin memesan kamar untuk beberapa malam,” jawab Aeliana singkat.
Setelah mendapatkan kunci kamar, ia langsung menuju lantai atas. Begitu masuk ke kamar, ia mengunci pintu dan meletakkan kopernya di sudut ruangan. Ia berdiri di dekat jendela besar, menatap lampu-lampu kota yang bersinar terang.
“Apa yang sebenarnya aku lakukan? Aku pasti sudah gila.”
Ia tahu tindakanya ini bisa dianggap salah oleh Kael tapi ia tidak peduli. Ia mengirim pesan pada Lista yang ia dapat dari ponsel milik Kael, untungnya dia memblokir nomor itu di ponsel Kael dan kali ini Aeliana berpura-pura menjadi Kael dalam pesan tersebut.
Ia lantas duduk di tepi ranjang dan melempar begitu saja ponselnya. Ia langsung mengambil ponselnya lagi begitu ada pesan yang masuk. Ia berharap itu pesan dari Lista namun rupanya itu pesan dari Kael. Pesan itu berisi perhatian dan kekhawatiran tapi baginya semua itu terasa palsu. Ia merasa ada sesuatu yang disembunyikan suaminya.
Di rumah Kael, mondar-mandir di ruang kerjanya, sesekali melirik jam dinding. Ia tahu Aeliana seharusnya sudah sampai di rumah orang tuanya sekarang, tapi ia belum menerima kabar apa pun rasa cemas mulai merayapi dirinya.
Ia mengambil ponsel dan mencoba menghubungi Aeliana tetapi panggilannya langsung dialihkan ke pesan suara. Hal ini membuat pikirannya Semakin tidak tenang. Kael kemudian menghubungi Ethan yang ia tugaskan untuk mengikuti Aeliana.
“Ethan dimana Aeliana sekarang? Apa dia sudah tiba di rumah orang tuanya dengan selamat?”
Ethan terdengar sedikit ragu sebelum menjawab, “Tuan, saya baru saja memastikan, Nyoya Aeliana tidak menuju ke rumah orang tuanya. Dia masuk ke sebuah hotel.”
Kael terdiam sejenak. Informasi itu mengejutkannya.
“Hotel? Kenapa dia pergi ke hotel?”
“Saya tidak tahu pasti, Tuan. Tapi saya bisa terus memantau jika anda ingin.”
“Lakukan itu. Beri tahu segera jika ada hal yang mencurigakan,” jawab kael sebelum menutup panggilan.
Hati Kael dipenuhi berbagai pertanyaan. Apa yang sebenarnya sedang direncanakan Aeliana? Mengapa dia tidak memberitahukannya tentang hal ini. Pikirannya semakin runyam. Ia ingin segera pergi kke hotel dan menghadapi Aeliana tapi ia tahu itu akan memperburuk keadaan.
Ia memutuskan untuk menunggu laporan lebih lanjut dari Ethan. Tapi semakin lama ia menunggu, semakin besar rasa takut kehilangan yang ia rasakan. Aeliana adalah segalanya baginya dan gagasan bahwa istrinya mungkin tidak lagi mempercayainya membuatnya merasa tak berdaya.
...…...
Pintu kafe berderit dan seorang wanita melangkah masuk, Aeliana. Ia ada janji temu dengan Lista. Ia mengedarkan pandangan dan bertemu dengan sosok wanita yang menjadi sumber dari kegelisahan yang selama ini menyiksanya.
Ia dengan tenang melangkah mendekat. Ia mengetuk meja begitu Lista tak menyadari keberadaannya. Wanita yang tadinya menunduk kini mendongak dan tampak terkejut melihat kehadiran Aeliana.
“Aeliana? Kupikir…”
“Kau pikir suamiku yang akan menemuimu.”
Wanita itu langsung berdiri dan langsung memeluk erat Aeliana membuat Aeliana sedikit terkejut.
“Aku merindukanmu.”
“Apa?”
Aeliana langsung melepaskan pelukan itu sedikit kasar.
“Apa yang kau lakukan?”
“Ah maaf, aku terlalu senang melihatmu.”
Aeliana tidak tertipu oleh kerahaman itu.
“Aku sengaja menghubungimu atas nama suamiku untuk bertemu denganmu.”
Aeliana menyerahkan dua lembar surat pada Lista. Kertas yang kusut itu seakan menggambarkan hati Aeliana.
“Apa ini?”
Lista membaca surat-surat yang diterimanya dari Aeliana. Lista membaca surat-surat itu.
“Apakah karena surat-surat ini kamu menemuiku?”
Lista meletakkan surat itu setelah selesai membacanya dan mengalihkan pandangannya ke arah Aeliana.
“Aku ingin tahu apa sebenarnya hubunganmu dengan Kael dan jangan coba-coba berbohong.”
Lista terdiam sejenak seolah mencari kata-kata yang tepat.
“Aku dan Kael dulu teman dekat. Kamu pernah memiliki perasaan satu sama lain saat masih muda. Tapi itu sudah berlalu lama.”
“Kalian memiliki perasaan yang sama tapi kenapa malah menyuruhnya menikahiku?” Aeliana mengepalkan tangannya di pangkuannya.
“Aku…aku melakukan itu karena aku tahu dia butuh seseorang di sisinya. Kael selalu fokus pada pekerjaannya dan aku merasa dia membutuhkan pedamping yang bisa menjaga rumah tangganya tetap stabil.”
“Jangan bicara seolah-olah ini demi kebaikannya.”
Aeliana telah membayangkan situasi itu beberapa kali tapi tetap saja ia merasa sakit hati. Lista tampak menyesal dan malu.
“Aku menyuruh Kael menikahimu karena aku tidak bisa bersamanya. Aku sudah bertunangan dengan pria lain saat itu dan aku tahu hubungan kami tidak akan pernah berhasil. Tapi aku juga tidak mau kael sendirian.”
Aeliana terkejut mendengar pengakuan itu.
“Awalnya aku pikir itu akan menjadi solusi terbaik. Aku melihatmu sebagai orang yang lembut, seseorang yang bisa menjadi istri yang baik untuknya. Tapi ya aku juga harus mengakui..aku merasa bersalah. Mungkin aku ingin memastikan bahwa jika aku tidak bisa memilikinya setidaknya dia tidak sepenuhnya bahagia. Itu adalah pemikiran egoisku saat itu.”
Kata-kata Lista menghantam hati Aeliana seperti badai.
“Jadi aku hanya pelampiasan dari kebodohan kalian?”
Aeliana tidak bisa menahan suaranya yang bergetar karena marah.
“Aeliana, aku tidak berniat menyakitimu.”
“Kau baru saja mengatakan bahwa akuhanya alat untuk memenuhi ego kalian! Apakah kau pikir aku bonekamu? Apa kau pikir aku tak punya perasaan?” Suara Aeliana meninggi.
“Aku minta maaf.”
“Kau menipuku. Kalian menipuku. Kau menertawakanku saat aku merasa puas dengan pernikahan palsuku sampai aku menemukan kebenaran tersembunyi.”
Lista tidak bisa menjawab. Tatapan Aeliana penuh dengan kemarahan dan rasa sakit yang mendalam.
“Aku membangun hidupku bersamanya dan sekarang kau mengatakan ini berawal dari permaiananmu.”
Aeliana tidak menunggu jawaban dari Lista. Ia mengambil tasnya dan berjalan menuju pintu. Lista hanya bisa diam, melihat Aeliana pergi dengan langkah tegas.
Ketika Aeliana keluar dari kafe, wajahnya jelas menunjukkan kesedihan yang mendalam. Mata indahnya tampak merah. Ia menyeka pipinya dengan punggung tangan. Ethan yang selama ini menjadi pengamat, merasa sedikit tersentuh. Ia tahu tugasnya hanya melaporkan keberadaan Aeliana pada Kael tapi melihat wanita itu dalam kondisi seperti ini membuatnya merasa tidak nyaman.
Dari dalam mobil, Ethan mengenggam kemudi dengan erat. Kael pasti ingin tahu apa yang terjadi, tapi ini bukan waktu yang tepat.
Di bangku taman, Aeliana mencoba mengatur napasnya. Pembicaraannya dengan Lista di kafe terngiang kembali.
“Ini juga salahmu Aeliana. Kenapa kau tak pernah bertanya kenapa dia menikahimu sejak awal?”
Kalimat itu menghancurkan hatinya. Ia merasa seperti menjadi pion dalam permainan yang tak pernah ia sadari.
“Apakah aku ini hanya pengganti untuk seseorang yang tidak bisa dia miliki?” Tanya pelan pada dirinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments
Lee
Pasti sakit bnget jdi Aelina ya,tpi msih pnasran sbnarnya Ada hbungan apa sma Lista
2025-02-20
0
Han Sung hwa
ceritanya bagus banget....feel sedihnya kerasa banget....1 vote untukmu kak
2025-01-15
0
Melia Andari
iklan dan bunga untukmu ya kak.. btw aku suka ceritanya bikin penasaran
2025-01-13
0