Love Beneath The Waves
Ombak Keraguan
Cahaya matahari pagi yang menyelinap masuk melalui jendela dengan pemandangan laut yang membentang di luar rumah mereka. Rumah itu berdiri megah di atas tebing, sebuah simbol kesuksesan Kael Lancaster, suaminya yang tak hanya komandan Angkatan Laut tapi juga pengusaha besar.
Pagi itu, Aeliana membersihkan ruangan kerja suaminya sendiri. Hal yang tak biasa Aeliana lakukan namun kali ini, ia ingin melihat-lihat ruang kerja suaminya dengan nyaman, sendirian. Tempat favorit Kael saat pulang tugas. Aeliana mulai merapikan laci meja suaminya. Nyatanya Aeliana berharap menemukan sesuatu di ruang kerja yang menunjukkan perasaan Kael.
Aeliana menelan ludah saat membuka laci pertama, meskipun dia mempercayai suaminya, ia agak gugup. Ia ingin tahu seperti apa sisi dalam suaminya tapi di sisi lain, ia takut mengetahui niat tersembunyi suaminya.
Namun setelah membuka laci pertama dan kedua, tidak terjadi apa-apa. Yang ditemukan hanyalah dokumen perusahaan, catatan logistik angkatan laut dan alat tulis. Apa yang diharapkan Aeliana bukanlah seperti bisnis dan juga hal formal melainkan hal yang sedikit pribadi yang mempunyai sisi manis.
Aeliana lantas membuka laci yang ketiga saat itu terdapat beberapa dokumen yang berserakkan. Aeliana berniat untuk merapikannya, ia mengeluarkan semua dokumen dan saat dia memindahkan setumpuk kertas laci ketiga. Setumpuk kertas dari dokumen itu terjatuh di kakinya.
Ia segera mengambil dokumen yang tak sengaja ia jatuhkan. Pada saat itu ada secarik kertas yang menarik perhatiannya. Aerliana meletakkan dokumen di satu sisi sebelum mengambilnya. Ia membukanya, tulisan tangan di atas kertas putih itu begitu rapi namun isi surat tersebut cukup membuat hati Aeliana tergunjang.
Matanya menyipit, senyum miring di selingi helaan napas adalah mekanis pertahanan terakhirnya untuk menyangkal kenyataan. Aeliana mencoba mengabaikannya, membujuk dirinya bahwa itu mungkin hanya salah paham. Tapi bayang-bayang keraguan sudah terlanjur masuk.
Tangan Aeliana yang memegang surat tersebut bergetar seolah ia sedang diterjang ombak. Itu adalah surat yang ringan tapi isinya bisa mendatangkan gelombang besar yang berakibat malapetaka.
Aeliana langsung bangkit dan langsung mencari sesuatu yang terlewat. Ia memutuskan untuk memeriksa seluruh isi ruangan kembali. Rasa penasaran mengalahkan logika. Ia membuka rak buku, menarik laci-laci kecil, bahkan memeriksa pigura foto keluarga mereka. Semua itu hanya menghasilkan keheningan.
Ia kembali memeriksa surat itu kembali dan kembali membaca ulang tangan tersebut.
Kael tersayang
Kau tahu betapa berharganya waktu bersamamu bagiku. Aku tidak tahu apakah kamu juga sesekali mengenang hari-hari itu. Sungguh rasanya ada yang kosong tanpa kehadiranmu di hidupku sekarang.
Terima kasih untuk semua perhatian mu. Aku tak tahu bagaimana hidupku tanpa kehadiranmu. Aku harap kita akan selalu bergantung satu sama lain seperti dulu.
Aku baru-baru ini mendengar dari ibumu bahwa kamu sedang mencari pasangan. Aku khawatir, kamu tidak tertarik dengan pernikahan. Jika ada kandidat yang bagus, beliau memintaku untuk memperkenalkannya. Padahal kandidat yang bagus adalah aku. Eh, aku hanya bercanda.
Aku menceritakan kandidat yang pas untukmu adalah Aeliana Winter. Jadi aku bercerita tentangnya. Kamu tahu betapa manis dan cantiknya Aeliana. Tentu aku tidak tahu apa kamu sudah mengenalnya atau bahkan pernah mendengar namanya. Tapi aku benar-benar berharap kebahagiaanmu. Bahkan jika itu berarti melihatmu bersanding dengan seseorang yang bukan aku.
Eh, tunggu! Jangan salah paham dulu, maksudku bukan berarti aku- ah, sudahlah mungkin aku banyak bicara. Aku mengakhiri surat ini di sini. Aku berharap hanya hal-hal baik untukmu. Kalau kamu punya waktu, mungkin kita bisa bertemu. Apa pun yang terjadi, aku akan selalu ada untukmu.
Teman masa kecilmu, Lista
“Jadi dia hanya menjadi suami yang baik karena rasa kewajiban dan tanggung jawab. Apakah dia menikahiku hanya karena disuruh oleh wanita ini? Apakah dia mencintaiku?”
Pikirannya sudah menyadari dan selaras dengan itu, air matanya pun terjatuh. Semua yang dia bangun dengan kokoh selama lima tahun kini hancur. Kekuatan sebagai seorang ibu dan kebahagiaan sebagai istri.
Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Namun, usaha Aeliana sia-sia karena nama yang melintas di kepalanya.
“Lista. Kael Lancaster menikahi Aeliana Winter atas permintaan Lista tercinta.”
Senyum remeh muncul di wajah cantiknya. “Lucu sekali.”
Ia menjadi curiga setiap kata yang diucapkan dan setiap tindakan suaminya sampai sekarang adalah kepalsuan.
...…....
Ketika malam tiba, Kael pulang ke rumah dengan langkah ringan. Ia membawa sesuatu dalam tas kerjanya sebuah hadiah kecil untuk Aeliana.
“Kamu sudah pulang.”
Aeliana menyambut suaminya seperti biasa.
“Ya, dimana anak-anak.”
“Mereka tidur lebih awal.”
“Mandilah dan istirahatlah. Aku akan menyiapkan makan malam.”
Kael mendekat membuat Aeliana harus mendongak untuk melihatnya.
“Apa yang terjadi?”
“Apa?” Aeliana berbalik bertanya.
“Apa sesuatu terjadi padamu hari ini?”
Kael menatap mata Aeliana yang merah seperti baru saja menangis.
“Tidak ada.”
Kael mengerutkan kening berusaha menemukan sesuatu dalam manik mata istrinya. Ia tahu bahwa istrinya sedang berbohong, bahwa istrinya sedang menyembunyikan sesuatu.
Keesokan harinya.
Kael sedang berada di atas kapal patroli, memimpin timnya untuk inspeksi perairan. Meski ia terlihat sepenuhnya fokus pada tugas, pikirannya tak henti-hentinya melayang pada Aeliana. Ia tahu akhir-akhir ini istrinya tampak lebih pendiam.
“Komandan, laporan dari kru selesai,” suara letnan pertama membuyarkan lamunannya. Kael mengangguk singkat, menerima laporan itu dan kembali tenggelam dalam pekerjannya. Namun jauh di lubuk hatinya, ia tahu ada sesuatu yang menganggu hubungan mereka.
Di tempat lain, Aeliana pergi ke ruang perpustakaan kecil di rumah mereka, tempat yang jarang di sentuh Kael. Aeliana menyembunyikan surat di sana.
Ia mengambil surat itu kembali. Semakin ia membacanya dan mengingat kata-kata di surat itu, semakin hatinya terasa sesak.
“Aku harus tahu kebenarannya. Siapa wanita bernama Lista.”
Saat Aeliana hendak keluar dari ruang perpustakaan, matanya tak sengaja melihat kotak kecil tergeletak begitu saja di atas meja.
“Hm, kotak apa itu?”
Aeliana mengambil kotak tersebut dan mengamatinya. Tidak ada yang aneh dengan kotak itu, itu seperti kotak hadiah biasa tapi ia tak tahu siapa pemilik kotak tersebut.
Aeliana langsung berbalik begitu pintu ruang perpustakaan terbuka. Ia segera menyembunyikan surat yang dia pegang.
“Nyonya, anda di sini,” ucap Serin, pelayan Aeliana.
“Ada apa Serin?”
“Tuan muda dan Nona muda mencari anda.”
“Julian dan Juvel, mereka dimana?”
“Mereka saat ini berada di taman.”
Aeliana langsung mengangguk dan teringat kotak hadiah yang baru saja dia temukan.
“Serin, apakah ini punyamu?”
“Tidak nyonya, itu bukan milik saya.”
“Lalu punya siapa?”
“Mungkin itu punya nyonya namun nyonya lupa.”
“Ah, mungkin saja. Serin, letakkan di laci kamarku.”
“Baik Nyonya.”
Aeliana pun, pergi menemui kedua anaknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
ceritanya keren banget😍 langsung like dan subscribe 🥰
2025-01-30
0
Lee
Wahhhh! cerita baru lgi ya thor, subcribe dlu yaa..😍
2025-02-13
0
Selly AWP
baru mampir udah suka,semangat terus kk Author
2025-01-15
0