6. Saingan Cinta

Saingan cinta

Kael Lancaster, sudah beberapa hari ini pulang larut malam. Wajahnya tampak lelah tapi ia tetap berjalan tegak memasuki rumah besar yang selama ini menjadi tempat perlindungannya.

“Selamat malam, Tuan. Kami sudah menyiapkan makan malam.”

“Ya.”

Margaret yang merasa kasihan pada majikannya mencoba menghibur Tuannya.

“Kami sudah menyiapkan makanan favoritnya Tuan. Kepiting yang kami dapatkan hari ini sangat besar. Semoga Tuan bisa menikmatinya.”

Kael yang berjalan di depannya berhenti di tempatnya sejenak.

“Huh?”

“Aku tidak ingin memakannya, bagikan dengan orang lain.”

“Apa? Maaf.”

“Aku tidak ingin makan makanan laut hari ini.”

Margaret tampak bingung. Jika dipikir, Tuannya baru beberapa tahun kemarin sangat menyukai hidangan laut. Dia mengira selera tuannya berubah tapi ternyata itu karena istrinya yang sangat suka makanan laut.

“Julian dan Juvel dimana mereka?”

“Mereka baru saja tidur, Tuan. Tadi mereka sempat panggilan video dengan Nyonya Aeliana. Mereka tampak sangat senang melihat wajah ibunya di layar.”

Kael terdiam, wajahnya tetap datar tapi ada sesuatu yang merayap di dalam dadanya. Aeliana menelepon anak-anak tapi tidak sekalipun menghubunginya.

“Oh begitu. Mereka baik-baik saja kan?”

“Baik, Tuan. Julian sangat bersemangat tadi dan Juvel langsung tidur nyenyak setelah panggilan itu,” jawab Bibi Margaret sambil tersenyum.

Kael mengangguk. “Kau boleh istirahat sekarang. Aku bisa mengurus sisanya sendiri.”

“Baik Tuan. Selamat malam,” jawab Bibi Margaret sebelum meninggalkan ruang tamu.

Kael tetap berdiri di tempat, memandang kosong ke arah tangga. Setelah beberapa saat, ia akhirnya melangkah oelan, menaiki tangga dengan langkah berat. Langkah kakinya mengantarkannya ke kamar anak-anaknya.

Saat membuka pintu, kamar Julian dan Juvel, ia menemukan kedua anaknya tertidur lelap. Kael mendekat membetulkan selimut Julian yang sedikit tersingkap lalu membelai lembut rambut Juvel.

Setelah beberapa saat, Kael menutup pintu dengan hati-hati dan kembali ke ruang kerjanya. Ia menjatuhkan diri di kursi kebesarannya. Dengan satu tarikan napas panjang, ia meraih ponsel dari saku jasnya.

Tidak ada panggilan. Tidak ada pesan bahkan dari Ethan.

Kael mengerutkan kening. Ethan adalah salah satu orang kepercayaannya, seseorang yang ia tugaskan untuk menjaga Aeliana dari jauh. Tugasnya sederhana, memastikan Aeliana aman, memberi kabar jika ada sesuatu yang mencurigakan.

Namun sejak pagi tadi, Kael tidak menereima satu kabar dari Ethan dan kini ia mendengar bahwa Aeliana hanya menelepon anak-anak tanpa menyisakkan waktu sedikit pun untuknya hati Kael terasa berat.

Kael mengetukkan jarinya di meja, perasaan tak tenang mulai menguasainya.

“Aeliana, kau bahkan tidak memberitahuku kapan kau sampai. Tidak ada kabar, tidak ada pesan.”

Ia memejamkan mata sejenak, mencoba menenangkan diri. Tapi di lubuh harinya, ia tahu bahwa ada sesuatu yang salah. Malam itu, Kael terjaga di ruang kerjanya mencoba mengabaikan rasa khawatirnya yang semakin tumbuh di dalam hatinya. Ada sesuatu yang hilang. Begitu pula di dalam rumah besar itu.

Kael menyalahkan dirinya sendiri. Beberapa hari yang ia tanggung karena tak ingin terlihat seperti suami yang posesif adalah tidak berguna.

“Kalau tidak ada kabar besok, aku harus mengambil langkah sendiri,” gumam Kael dengan nada tegas. Tangannya mengepal di atas meja.

...…...

Langit sore mulai gelap ketika Kael Lancaster duduk di ruang kerjanya, jemarinya mengetuk permukaan meja kayu dengan irama pelan. Di depannya, ponsel tergeletak tanpa ada pesan yang masuk dari Aeliana.

Mata Kael langsung menyipit tatkan seseorang tengah mengetuk pintu dan menampilkan sosok pria lain di sana yang baru saja masuk.

“Untuk apa kau datang kemari?”

“Apakah itu sambutan yang kau berikan untuk temanmu?”

Persahabatan antara Kael dan Edwin tak bisa diragukan lagi.

“Aku datang karena penasaran, Komandan kita yang biasanya pulang dengan cepat sekarang bekerja lembur tidak ada pekerjaan yang harus dilakukan?”

“Kenapa rumor cepat sekali menyebar?” Kael menggerutu.

“Dulu saja kau selalu mengabaikanku saat aku mengajakmu minum bersamaku?”

“Apa gunanya minum bersamamu. Istriku dan kedua anakku sudah menunggu di rumah.”

Kael berbicara dengan tegas, seolah-olah dia tidak perlu melakukan hal seperti itu pada temannya.

“Kena! Jadi itu pasti karena Aeliana belum pulang kan? Melihat wajahu sepertinya kau kurang tidur, tapi tidakkah kau merasakan kesepian saat tidak bisa tidur. Apakah kau tidak bisa menahannya karena sangat merindukannya?” Edwin bertanya dengan kilatan nakal di matanya.

Edwin terkikik saat melihat Kael terdiam.

“Kurasa begitu. Asal kau tahu, kau suami yang paling setia yang ku kenal.”

“Hentikan!”

“Hei, aku hanya—“

Kael menghentikan ucapan Edwin dengan tanda setelah ia mendengar ponselnya berdering dan panggilan itu dari Ethan.

“Katakan,” suara rendah dan nada dingin khasnya mencerminkan otoritsnya.

“Ya, Tuan. Saya memperhatikan sesuatu yang mungkin penting. Ada seseorang pria yang terlihat bersama nyonya Aeliana,” suara Ethan terdengar di ujung sana.

Kael langsung duduk lebih tegak. “Pria? Siapa dia?”

“Namanya Ryon, Tuan,” jawab Ethan dengan nada hati-hati. “Dari penyelidikan saya, dia adalah orang yang pernah dekat dengan Nyonya Aeliana sebelum anda menikah dengannya.”

Mendengar nama itu, rahang Kael mengeras.

“Terus awasi Ryon, segera laporkan jika ada yang mencurigakan.”

“Baik, Tuan.”

Alis Edwin langsung mengkerut setelah melihat Kael menutup sambungan telepon dengan ekspresi marah.

“Aku tak mengerti mengapa kau mengizinkan dia pergi sendiri. Setelah aku makan malam dengan istriku, dia mendengar bahwa Aeliana pergi rumah orang tuanya di utara. Kau tahu apa yang dia katakan, dia memakimu.”

“Kenapa dia memakiku?”

“Apakah kamu tidak tahu? Lista baru saja kembali dan yang paling mengkhawatirkan adalah Ryon juga pulang.”

Istri Edwin, Irina juga teman Aeliana. Dia tahu kisah cerita antara Lista dan Kael. Bahkan rumor yang menyebutkan seberapa besar cinta Kael pada Lista. Irina geram saat memikirkan bagaimana cinta sepihak Kael akan menghantui Aeliana seumur hidupnya. Setelah mengejar Lista, Kael melamar Aeliana segara setelah Lista menikah. Itu sebabnya dia tidak setuju ketika Aeliana akan menikah dengan Kael namun dia tidak mungkin menghentikan mereka.

“Apa?”

“Ck, lihat kau bahkan tidak tahu.”

“Ceritakan padaku!”

“Yang bagian mana, Lista atau Ryon?” Goda Edwin.

Kael langsung mengusap rambutnya.

“Ryon.”

“Aku tak tahu mengapa kamu membiarkannya pergi. Ada desas-desus bahwa Ryon belum bisa melupakan Aeliana jadi dia kembali.”

“Apa yang bisa dilakukan pria itu jika istriku mencintaiku? Aku percaya padanya. Tunggu apa yang kau maksud Ryon Herdnanrt?”

Edwin mengangguk.

Ryon, nama itu sudah tenggelam di sudut memorinya tapi ia tak pernah benar-benar melupakannya. Ryon adalah pria yang pernah menyukai istrinya dan melamar Aeliana.

“Aku pergi dulu, jika ada hal yang mendesak suruh Sian.”

Edwin menangkap Kael yang tampak buru-buru untuk pergi.

“Apa kau mau membawa Aeliana kembali?”

Kael mengangguk. Edwin pun melepas temannya dengan lambaian tangan.

Terpopuler

Comments

Lee

Lee

Hayo Kael sgera luruskan ksalah pahamanmu kalo gk mau khilangan Aeliana

2025-02-20

0

Muji Alkafy

Muji Alkafy

2 iklan untukmu kak biar tambah semangat

2025-01-19

0

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

mulai ada saingan cinta nih

2025-02-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!