3. Keputusan Yang Berat

Keputusan yang berat

Aeliana melangkah masuk ke dalam rumah dengan langkah pelan, tangannya mengenggam erat jemari Juvel, sementara Julian berjalan sedikit di depannya. Kedua anaknya tampak riang setelah menghabiskan waktu di rumah nenek mereka, tetapi Aeliana tampak lelah dengan pikiran yang terus dihantui nama dan wajah Lista.

Kael sudah menunggu di ruang tamu sejak sore. Ketika ia mendengar suara pintu terbuka, ia segera bangkit dari sofa, langkahnya cepat menghampiri mereka.

“Kalian sudah pulang,” ucap Kael dengan nada lega, meski ia menyadari sesuatu yang tidak beres pada istrinya.

Julian dan Juvel langsung lari ke arah Kael, memeluknya dengan ceria. “Ayah! Tadi kami melihat foto ayah waktu kecil!” Seru Juvel.

“Oh ya?”

“Ayah tak setampan diriku waktu kecil.”

“Tapi ayah lebih tinggi saat seusiamu,” balas Kael sambil mengusap putranya dengan jenaka.

Namun pandangannya segera beralih pada Aeliana yang hanya berdiam diri.

“Apa kamu baik-baik saja?” Tanyanya, mendekat dan memegang tangan Aeliana.

Aelian tersenyum samar tapi wajahnya pucat. “Hanya sedikit lelah.”

“Harusnya kamu memberitahuku, aku bisa menjemput kalian. Kamu perlu istirahat,” ucap Kael khawatir. Ia meraih tas dari tangan Aeliana dan membawanya ke meja.

Aeliana mengangguk perlahan. “Aku akan naik sebentar ke kamar.”

Kael terus memperhatika punggung Aeliana yang perlahan menjauh. Ia merasa seakan ada jarak yang tak kasat mata diantara dirinya dan keluarganya belakangan ini. Aeliana adalah wanita yang selalu menjadi pelabuhan hatinya, tapi Kael merasa bahwa ada sesuatu yang berubah. Ia tidak bisa mengabaikan fakta bahwa akhir-akhir ini Aeliana tampak lebih pendiam, seolah-olah ada sesuatu yang ingin ia katakan tetapi selalu tertahan.

Kael mengingat kembali momen-momen kecil yang mungkin terlewatkan. Pandangan mata Aeliana yang kadang menghindarinya, senyum yang tidak sehangat biasanya dan cara dia menyibukkan diri dengan hal-hal kecil.

“Apa terjadi sesuatu pada ibu kalian tadi?” Tanya Kael pada kedua anaknya.

“Tidak ada, kami menikmati perjalanan tadi.”

...…...

Saat sampai di kamar, Aeliana langsung menutup pintu kamar. Ia langsung duduk di tepi ranjang dan mengambil ponsel di saku bajunya. Ia menghabiskan sisa waktunya untuk mencari informasi Lista Claudine secara online. Setelah beberapa kali mencoba kombinasi nama dan kata kunci, ia akhirnya menemukan akun media sosialnya.

Foto profilnya menampilkan seorang wanita dewasa dengan rambut panjang bergelombang. Meski wajahnya terlihat lebih matang, Aeliana yakin ini adalah gadis yang ada di foto bersama Kael.

Aeliana menemukan postingan terbaru dari Lista, dan matanya langsung membulat sempurna tatkala tak asing dengan tempat Lista berfoto. Ia langsung menoleh tatkala suara ponsel dari Kael berbunyi. Ia menjadi penasaran dengan pesan yang baru saja datang.

Pelan-pelan, ia meraih ponsel itu. Ia menekan layar itu, dan untungnya Kael tak pernah mengunci ponselnya dengan yang rumit. Aeliana langsung membuka pesan dan memeriksa percakapan terbaru. Pesan yang baru saja datang rupanya adalah nomor tak dikenal.

Pesan itu berbunyi

“Kael, ini aku Lista. Aku baru saja pulang. Bisakah kita bertemu, aku benar-benar merindukanmu.”

Aeliana merasa darahnya seolah berhenti mengalir. Jemarinya gemetar. Hatinya terasa perih seolah-olah ada sesuatu yang menusuknya tanpa ampun. Air matanya perlahan turun namun ia harus kuat dan tenang untuk menanggapinya.

Ia langsung mencatat nomor tersebut dan langsung menghapus pesan tersebut lalu memblok nomor itu. Lalu langkah kaki Kael terdengar mendekat. Dengan cepat, ia mematikan layar ponsel dan meletakkannya kembali di nakas.

Ia langsung berbaring dan menyelimuti dirinya sendiri. Mencoba menenangkan napasnya yang memburu.

“Aeliana?” Panggil Kael dari ambang pintu. Ia masuk dengan secangkir teh jahe. “Aku bawakan ini. Kamu tampak pucat tadi.”

Aeliana menoleh, wajahnya berusaha untuk tenang. “Terima kasih. Aku hanya butuh istirahat.”

Aeliana membutuhkan lebih banyak waktu untuk berpikir. Ia tak tahu harus dari mana atau bagaimana berbicara dengan suaminya.

“Apakah sesuatu terjadi padamu? Katakan padaku.”

“Itu..”

Aeliana tidak dapat berbicara. Kata-kata mencapai ujung lidahnya tapi suaranya tidak keluar dari mulutnya.

“Apakah kamu menikah denganku karena permintaan Lista? Surat apa ini? Kenapa kamu menyimpannya?”

Itu yang ingin dia luapkan tapi dia terlalu takut dengan jawaban yang harus dia dengar.

“Aku mau pulang.”

“Apa? Pulang? Tapi ini rumahmu.”

“Aku ingin pulang ke rumah orang tuaku.”

Mendengar itu Kael mengernyit, ekspresinya berubah serius.

“Kenapa? Apa yang terjadi?”

“Aku hanya butuh perubahan suasana. Belakangan ini banyak hal yang membuatku sulit untuk fokus.”

Kael menatapnya mencoba menangkap maksud di balik kata-kata itu.

“Kalau kamu merasa lelah, kita bisa liburan bersama. Atau aku bisa mengurangi pekerjaanku untuk lebih banyak waktu di rumah.”

“Kael, aku hanya butuh waktu sendiri. Aku hanya pergi beberapa hari, bukan selamanya.”

Kael menggeleng keras. “Tidak Aeliana. Rumah ini adalah tempatmu, anak-anak membutuhkanmu di sini. Jika ada yang menganggumu, kita bisa bicarakan. Kamu tak harus pergi.”

Aeliana mulai diam, matanya mulai berkaca-kaca.

“Kael, kumohon.”

Kael menarik napas panjang, mencoba meredam emosinya. “Tidak! Aku tidak akan membiarkanmu pergi. Bagaimana jika kau terluka saat perjalanan.”

“Aku bisa menjaga diriku sendiri.”

“Aeliana, pergi dari rumah bukanlah solusi.”

“Kael, aku hanya ingin pergi ke rumah orang tuaku. Kenapa kamu tidak mempercayaiku?”

“Aku percaya padamu tapi aku tak mau kamu pergi. Aku ingin tahu apa yang sebenarnya menganggumu?”

Aeliana merasa terpojok tapi ia tak punya alibi. Jika ia mengatakan orang tuanya sedang sakit, pasti detik itu juga dia akan menelepon orang tuanya dan memastikannya.

“Kael, kumohom hm.” Aeliana sudah memohon dan bahkan menangis untuk menyakinkan suaminya.

Mata merah, telinga merah, pipi merah. Dengan wajah yang sedih dan memelas, Kael tidak bisa untuk tidak mendengarkan permintaannya.

“Jika aku tidak pergi, apakah kamu akan menangis setiap hari?”

“Kumohon.” Suaranya bergetar dan air mata mengalir.

Kael menatap istrinya dengan tatapan penuh konflik. Melihat Aeliana menangis membuat hatinya mencelos. Ia ingin menahannya, ingin menyakinkannya bahwa ia tak perlu pergi tapi ia tidak ingin memperburuk keadaan.

“Aeliana kamu tahu, aku tak ingin kamu pergi tapi aku tidak tahan melihatmu seperti ini. Jadi aku mengizinkanmu.”

“Benarkah?”

Kael mengangguk, meskipun hatinya seperti ditusuk. “Aku berharap kamu segera kembali. Aku dan anak-anak membutuhkanmu.”

...…...

Keesokan paginya, Aeliana mulai bersiap-siap untuk pergi. Ia memasukkan beberapa pakaian dan kebutuhan lainnya ke dalam koper kecil. Julian dan Juvel tampak bingung melihat ibu mereka berkemas.

“Ibum kenapa ibu harus pergi?” Tanya Juvel dengan mata berkaca-kaca.

Aeliana menghentikan gerakannya, lalu berlutut di depan anak-anak.

“Ibu tak akan pergi lama, sayang. Ibu hanya ingin mengunjungi kakek dan nenek kalian. Kalian tetap di sini bersama ayah ya?”

Julian mengenggam tangan ibunya erat. “Ibu aku mau ikut.”

“Sayang, tetap di sini ya, bersama ayah. Awasi ayahmu,”

“Ibu!” Julian langsung memeluk ibunya begitu pula dengan Juvel.

Kael langsung mendekatinya. Semalam ia langsung menyuruh Ethan orang yang dipercayai untukk mengawasi Aeliana dengan sangat hati-hati. Dia hanya ingin memastikan bahwa Aeliana baik-baik saja.

Itu adalah satu-satunya cara untuk menjaga Aeliana tanpa melukai kepercayaannya secara langsung.

Terpopuler

Comments

Lee

Lee

Hebatnya Aelina gk lgsg esmosi ya, beda sma realife 🤭
semangat thor iklan mndarat salam dari Sebatas Istri Simpanan

2025-02-16

0

kalea rizuky

kalea rizuky

harusnya tanya Jagan diem

2025-03-23

0

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

top 👍🥰

2025-01-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!