"G*bl0k, masa menangkap pria tua Bangka saja kalian tidak becus. Cari Rudi sampai ketemu hidup atau mati aku tidak perduli. Seret bila perlu telusuri seluruh kota di Jerman jangan jadi manusia b*d0h kalian semua. Aku sudah membayar kalian untuk membantu meringankan beban ku bukan menambah beban!"
Ya, Zhey marah besar pada ketiga bodyguard suruhannya. Karena upaya menahan Rudi gagal lagi untuk kedua kalinya, murka dan amarah Zhey meledak.
"ma-maaf mam, kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencari keberadaan Rudi. Dia sangat licin untuk dicari-"
"aarrgggg. Alasan saja, aku tidak terima alasan apapun si*lan, cari dan temukan pria tua Bangka itu cepat!" teriak Zhey dengan marah.
Tiga pria berbadan tegap itu, ketakutan dan lari kocar kacir keluar dari ruangan Zhey dengan buru buru.
"astaga, serem sekali sih mamih Zhey aku takut jika kita gagal lagi akan dipecat. Nyari kerjaan dimana coba" bodyguard 1
"iya bang, bingung sekali ini. Mana anak istri juga butuh biaya untuk sehari hari, kalau begini terus kita bonyok ini" ujar bodyguard 2
"yah mau bagaimana lagi dong bang, kita berusaha saja lah. Jangan pulang sebelum misi kita selesai" timpal bodyguard 3 menyemangati.
"ya sudah kita berpencar saja kalau begitu, aku ke kota A, kau dan dia aku tugas kan ke kota X juga kota Tws yang jaraknya jauh dari sini. aku curiga si Rudi sudah kabur dari kota ini" ujar bodyguard 1.
Mereka semua berpencar menaiki motor masing masing ke kota tempat tujuan yang sudah disepakati.
...****************...
Jam menunjukkan pukul 03.55 pagi. Wanita bermuka putih itu sedang dzikir seraya menangis meminta petunjuk untuk masalah yang ia hadapi itu.
"Ya Allah, aku harus apa? Apa aku harus membesarkan dia sendirian tanpa sosok ayah? Membayangkan nya saja aku tak mampu ya Allah" ungkap Elina bersedih berserah diri.
waktu subuh menunjukkan pukul 04.35 pagi. Elina sudah menunaikan ibadah sholat subuhnya dan juga sudah mengadu kepada sang pencipta alam raya ini, tanpa sadar ia yang sudah lama menangis pun tertidur diatas hamparan sajadahnya.
Tok Tok Tok...
"neng El, neng sudah bangun belum ini bi Inah"
tidak ada jawaban dari kamar Elina, bi Inah terus menggedor pintu hingga di hampiri Keenand.
"ada apa bi, kenapa pagi pagi berisik sekali?" tanya Keenand yang bangun dari tidurnya di lantai atas.
"ma-maaf tuan muda, ini bibi bangunin neng Elina biasanya dia sudah bangun jam 6 pagi. Ini sudah hampir jam setengah 9 si neng belum bangun tuan muda" ujar Bi Inah dengan raut wajah paniknya.
"jadi ini kamar Elina bi? Kenapa jauh sekali dari paviliun?" tanya Keenand sengit.
"a-anu tuan, i-ini sebenarnya memang maunya neng El. Saya sudah tawarkan di kamar sebelah bibi, cuma katanya dia ingin sedikit jauh dari kesunyian jadi neng Elina minta untuk ditempatkan di kamar yang paling belakang diarea paviliun tuan muda" jawab bi Inah takut takut.
"ya sudah, bibi kembali saja bekerja biar Elina aku yang urus. Mungkin dia masih butuh istirahat bi, dia kelelahan sampai sampai kemarin harus di rawat biarkan saja, nanti antarkan saja makanan ke kamarnya" perintah Keenand lembut.
"baik tuan muda, apa ada yang harus bibi kerjakan lagi untuk neng El. Bibi rasa neng El memang masih sakit dari kemarin wajahnya juga pucat tuan"
"berikan saja suplement untuknya, ini resep dokter yang kemarin diberikan tolong bibi belikan lagi ya, bila perlu biar pak Tarjo saja yang keluar untuk membeli itu semua bi"
"baik tuan muda, bibi sudah siap kan sarapan di meja makan tuan. Permisi" ujar Bi Inah berlalu.
Keenand pun bergegas ke ruang makan untuk sarapan, tidak di sangka tuan muda kulkas pun sedang sarapan disana bersama dengan papa dan mama nya.
"pagi keen, dari mana kamu kenapa ada dihalaman paviliun belakang pagi pagi begini?" tanya sang mama
"emm tidak ada ma, hanya melihat lihat saja sebentar udara pagi disana kan banyak kebun yang masih segar " jawab Keenand seraya menyengir kuda.
"tumben kamu kesana keen? Melihat pemandangan apa melihat someone?" sindir Arsen dengan tersenyum miring kepada sang adik.
"iri bilang bos! Bukan urusanmu ya kak" malas Keenand memutar matanya jengah.
"speak bos begini iri dengan adik sendiri, sungguh tidak level"
"sudah sudah jangan memulai perdebatan pagi pagi begini biru keen, kalian ini selalu saja debat yang membuat mama pusing. Bukannya nyari pendamping malah berdebat sengit begini" tegas sang mama.
"CK... Mama jangan mulai lagi aku belum siap menikah, tuh Keenand saja anak bungsu kesayangan yang menikah duluan aku nanti menyusul" ujar Arsen malas.
"tidak bisa biru, papa dan mama ingin kamu yang akan secepatnya menikah bukan keen, yakan keen?" tanya sang papa.
"ya tapi pa,,,, kalau aku ingin melangkahi kakak apakah boleh?" cicit Keenand sedikit ragu.
"loh memangnya kamu sudah ada calonnya? Ayo kenalkan pada papa dan mama nak, tak apa jika memang kamu ingin menikah lebih dulu dari kakakmu. Tidak masalah" ujar mama lizty semangat.
"CK.. Wanita mana lagi yang kau tiduri keen sampai ingin kah nikahi segala" ejek Arsen.
"enak saja, bukannya kakak juga sering ya tidur dengan banyak wanita... Upsss maaf mulutku remnya blong" ejek balik Keenand
"tutup mulutmu keen, kamu ini benar benar mencari masalah ya denganku hah!" sengit Arsen menggebrak meja makan.
"biru kamu ini apa apaan sih, kenapa seemosi itu? Papa wajarkan asal tidak sampai kamu menghamili wanita itu saja"
"tidak bisa begitu dong pa. Mama sangat tidak setuju dengan kedua putra kita yang suka jajan diluar sana sebelum menikah, nanti bagaimana kalau mereka sudah menikah pasti akan ada kelanjutannya itu!" peringat mama lizty sengit.
"biru, mama melarang keras ya kamu berhubungan sebelum menikah. Itu akan menjadi kebiasaan buruk setelah menikah nanti, mama ini seorang wanita jadi mama tahu bagaimana rasanya jika pasangan bermain gila dibelakang"
"tidak ma, biru hanya bermain sekali saja. Setelah itu sudah tidak lagi. Eh maksudnya bi-biru tidak banyak bermain bersama wanita, bu-bukan bukan ma. Biru tidak senakal itu" gelagapan Arsen menjawab dengan bingung.
"mampus kan kamu kak, aku tidak menjelaskan pun kamu sudah membuka aibmu sendiri. Pasti habis ini kamu akan dijodohkan oleh papa dan mama" batin Keenand senang.
"mmppptttt, lihatkan ma. Kak Arsen itu kelihatannya saja yang polos eh tahunya dia pemain handal hahaha" ujar Keenand yang kini tawanya pecah.
"diam kau adik si*lan, gara gara kamu mama jadi salah paham padaku" sarkas Arsen mendelik kesal menatap Keenand.
Keenand hanya tersenyum mengejek saja menatap Arsen yang ditatap horor sang mama.
"hey sudah sudah, kalian adik berkakak malah mencari perkara di pagi begini. Sudah teruskan sarapan kalian" perintah sang papa.
"ma, sudah ya ma. Biru pasti salah bicara, tidak mungkin biru jajan sebelum menikah. Iyakan biru?" tanya sang papa mendelik.
"iy-iya ma, biru tidak sebejad itu melakukan hal tidak terpuji, aku ini kan sangat menjaga diri ma pa, kalian tenang saja hehe"
To be continue.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments