Keenand protective

Keesokan paginya, Elina yang sudah melaksanakan sholat subuh kini sedang bersiap memakai kerudung besar serta gamis, ia tak memakai pakaian maid yang menurutnya terlalu kecil dan membentuk lekuk tubuh yang seharusnya tidak ia tampilkan dikhalayak ramai.

Tok tok tok

"nak El, apakah sudah bangun?" tanya bi Inah diluar kamar.

"iya bi sebentar, aku udah bangun" jawab Elina seraya merapihkan Khimar yg menjuntai panjang.

pintu pun terbuka, menampilkan elina dengan wajah polos namun tetap cantik dan anggun memakai baju tertutup itu.

"masyaallah neng cantiknya, neng udah siap kan? bibi mau ajak Eneng ke pasar" tanya bi Inah lagi yang nampak kagum itu.

"sudah bi, ayo El akan ikut dan membantu bibi berbelanja kebutuhan bulanan" jawab Elina tersenyum malu seraya menunduk.

"ayo atuh neng, kita naik mobil ya. Biasanya bibi dianter sama pak Tarjo neng pake mobil khusus ke asar, biasa mobilnya gak terlalu mewah. Ayo atuh neng keluar" ujar Bi inah semangat lalu menarik tangan Elina.

tak lama mereka sampai diparkiran mobil, disana berderet mobil mobil mewah seharga rumah, dan yang paling murah disana adalah mobil BMW keluaran paling baru yang biasa mengantar jemput bi Inah ke pasar.

"ini neng mobilnya, ayo atuh kita naik aja. Sudah jam 6 pagi nanti kita kehabisan stok bulanan lagi" ujar Bi inah menarik tangan Elina lagi.

"astagfirullah apanya yang biasa, ini mah mobil mahal lah kok bisa bisanya bi Inah bilang mobil biasa" gumam Elina terbengong melihat mobil di hadapannya.

"neng, isshh Eneng mah malah bengong lagi. hayo atuh kita naik!" ujar Bi inah semangat membawa Elina seperti membawa anaknya sendiri sangat senang dan semangat.

"iy-iya bi, iya" Elina nampak gugup dan kaget ketika ditarik masuk ke mobil.

Dan tiba tiba mereka dikejutkan oleh sosok pria tampan yang sudah nangkring didalam mobil yang katanya biasa itu.

"astagfirullah tuan, ko tuan Arsen ada disini bukannya tuan harus memeriksa perusahaan dan bekerja dipagi hari?" tanya bi Inah terkejut.

"astagfirullah aku kira siapa" gumam Elina yang juga terkejut seraya menelan salivanya.

"ada apa? Apa ada masalah kalau aku naik mobil ini? Akukan tuan muda disini jadi bebaskan mau naik mobil yang mana aja?" tanya Arsen dengan angkuh tetapi malah dipandang heran oleh kedua maidnya itu.

Elina juga bi Inah saling pandang heran keduanya pun cukup terkejut.

"emmm tidak tidak apa tuan muda" jawab keduanya kompak seraya menggelengkan kepala mereka heran.

"bagus kalau begitu, bi Inah. Bibi duduk didepan pak Tarjo dan kamu Elina duduk disamping saya sekarang!" perintah Arsen sedikit tegas dan cuek.

"baik tuan, saya akan naik didepan" ujar Bi inah bergegas naik dikursi depan dengan cepat.

"kenapa bengong, ayo masuk. Kamu harus tahu makanan yang saya suka dan tidak saya sukai!" ujar Arsen tegas dan acuh seraya bersidekap dada dengan wajah dinginnya.

"astagfirullah kenapa sih mesti berhadapan dengan makhluk menyebalkan ini lagi? Apa tidak ada makhluk lain gitu, kalau tuan Keenand sih aku mau mau saja. Lah ini manusia kutub es yang ada disebelahku males pisan ya Allah" ujar Elina kesal dalam batinnya.

Elina menarik nafas dan menstabilkan hati fikiran juga sikatnya yang padahal ingin mencak mencak pada sang tuan muda.

"iya tuan muda, saya naik. Siap laksanakan tuan" ujar Elina seraya memutari mobil dan berakhir naik ke dalamnya dengan senyuman yang sangat dipaksakan itu.

"CK bisa tidak pria ini digantikan dengan tuan keen saja, rasanya aku muak. Padahal tujuanku untuk menjebak dia supaya dia menikahiku dan membalas dendam tapi seperti aku sudah ilfeel duluan ini mah" Elina membatin lagi kesal.

"jalan pak, ke pasar modern ya jangan ke pasar kumuh apalgi pasar pinggir jalan!" perintah Arsen dingin.

"siap tuan muda" ujar pak Tarjo.

dalam perjalanan itu, hening tidak ada sedikitpun suara. Elina juga fokus berdzikir dan juga menatap sekitaran jalan dikaca mobil saja.

...****************...

Ditempat lain, ada pria tampan lainnya yang sedang melihat di pinggir garasi, ia memantau pergerakan sang wanita yang ia kagumi dalam diam itu.

"hmm andaikan Elina jadi istriku, sudah pasti tidak akan ada lagi wanita lain disisiku" gumamnya tersenyum.

Drtttt drtttt drttt....

Ponsel pria itu berdering, menandakan adanya panggilan suara dari bawahannya. Menandakan ada hal penting.

"halo ada apa? Apa ada hal penting yang ingin kau sampaikan padaku theo?" ujar keen.

Ya lelaki yang sedari tadi menatap wanita berpakaian tertutup itu ialah Keenand Arsenio, lelaki tampan yang sama sama punya usaha pribadi yang menjangkau luas seperti sang kakak Arsen.

"ini soal, wanita bernama Elina itu tuan" jawab theo cepat dengan tergesah.

"ada apa dengannya, apa ada hal yang serius dengan Elina?" tanya keen serius dengan wajah dingin.

"begini tuan, saya sudah mencari tahu asul usul wanita yang tuan maksud. Dia berasal dari keluarga miskin yang mencari peruntungan dengan berpindah kewarganegaraan ke negara Jerman ini. Lantas ayah dari Elina bernama Rudi, beliau bekerja dipabrik namun sayang sebulan lalu beliau di-PHK oleh atasan karena PHK masal, beliau frustasi dengan masalah yang menimpanya hingga terjadilah pinjam meminjam pada pihak rentenir yang merangkap jadi mucikari" panjang lebar Theo menjelaskan.

"lalu, apakah gara gara itu pula ayahnya Elina menjual El pada sang mucikari untuk melunasi hutangnya?" tanya keen menebak.

"tepat sekali tuan, beliau menjual nona Elina pada mucikari yang ada dikota X tepat sebulan lalu. Namun nona Elina kabur karena tidak ingin melayani para tamu yang Zhey perintahkan" jawab Theo lagi.

"dan kabarnya lagi, para anak buah Zhey sedang mencari keberadaan nona El diseluruh Jerman ini tuan, mereka akan akan membawa nona El untuk kembali ke rumah bordil sebagai psk lagi disana" papar Theo pada keen.

"sialan, kamu awasi wanita tua itu. Jangan sampai Elina tertangkap oleh wanita bau tanah itu, bisa bisanya mau menjerumuskan orang ke lubang hitam bersamanya!" perintah keen pada Theo.

"tapi tuan, kabarnya lagi ayahnya nona El yaitu bapak Rudi yang akan menjadi umpan untuk nona El kembali pada Zhey untuk menjadi psk VVIP disana, untuk menghasilkan banyak uang lagi" pasar Theo kembali

"jalang tua tidak punya moral, selidiki lagi lebih lanjut soal ayahnya Elina. Bila perlu bawa dia ke tempat aman, berikan beliau pekerjaan juga supaya ia tidak curiga. Pokoknya seaman mungkin, tanpa terdeteksi oleh si Zhey itu, satu lagi awasi Elina kemanapun dia pergi, laporkan selalu pada saya jika ada hal yang membuat dia tak nyaman dan resah!" tutur keen memberi perintah tanpa babibu.

"baik tuan, apa perlu saya ikuti nona El hari ini?" tanya Theo kembali.

"ya, kamu awasi El. Hari ini dia pergi ke pasar, awasi dia jangan sampai ada anak buah Zhey yang tahu keberadaan Elina!" tutur keen tegas.

"maaf tuan, saya sedikit lancang. Tapi saya pikir nona El tidak akan banyak dikenali oleh para anak buah Zhey, karena pakaian yang ia kenakan sangat berbeda jauh dengan nona Elina saat berada dirumah bordil yang sangat bertolak belakang dengan dunia malam, saya sarankan nona El keluar rumah harus memakai masker atau pakai cadar tuan, supaya para orang orangnya Zhey tidak mengenali sama sekali jika itu nona Elina tuan" cicit Theo pada sang bos dengan takut takut.

"ide bagus itu, nanti jika dia sudah pulang aku akan berbicara dengannya soal saran darimu itu, baiklah aku tutup dulu telponnya. Jika ada hal penting lain hubungi aku lagi, dan ingat pantau terus Elina jangan sampai kamu lengah karena banyak mata yang sedang mengincarnya!" ujar keen tegas sebelum menutup telpon.

Tuttttt....

Sambungan telpon terputus.

To be continue....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!