Rudi dengan segala penyesalan

Flashback

Beberapa bulan lalu, hari dimana Rudi dana beberapa staff Garmen dipanggil sang Bos keruangannya, dengan tergesa staff lain juga Rudi sampai di Ruang HRD dengan surat Pemecatan besar besar di Garmen tersebut.

"Maksudnya apa ini pak, mengapa kami diberikan surat pemecatan?" tanya Rudi tak percaya.

"Benar pak, apa salah kami, sehingga kami dipecat tiba tiba seperti ini?" tanya staff lain juga.

Beberapa staff garmen memang dipecat besar besaran, dikarena produksi dari Garmen itu semakin menurun dan hampir bangkrut karena terus mengalami penurunan peminat, hingga memutuskan untuk memecat para staff mereka sedikit demi sedikit, karena tak memproduksi sebanyak tahun tahun sebelumnya.

Garmen tersebut tidak mampu membayar staff lain lagi karena kesenjangan lainnya.

Pov Rudi

"Harus bagaimana ini, aku tak punya keahlian lain lagi, pekerjaan yang sudah ditekuni selama puluhan tahun tiba tiba hilang karena bangkrut" ucapnya lesu seraya berjalan menuju arah pulang.

"Kalau begini aku bisa gila, punya anak juga tidak bisa diandalkan, hanya mengajar les private saja, mana bisa membantu keluarga yang masih miskin ini" monolognya frustasi seraya mengacak acak rambutnya yang sudah berantakan itu.

Rudi yang frustasi itu tidak jadi menuju Rumahnya, ia malah menuju Diskotik.

"Hah, lebih baik aku menenangkan diri saja, dari pada stress mikirin pekerjaan yang membuat hampir gila" ujar Rudi yang mulai meminum alkohol satu botol penuh.

Pria paruh baya itu kini mulai banyak minum, hingga tiba tiba saja, ditagih oleh barista disana karena meminum terlalu banyak alkohol dan sedikit meracau.

"Pak silahkan bayar, anda sudah banyak menghabiskan minuman itu berbotol botol totalnya ini ya pak" ujar bartender itu memberikan Bill nya.

"Apa ini, kenapa mahal sekali? kami gila ya, saya tak mau bayar! kalau kamu mau menipu pelanggan jangan disini!" ujar Rudi naik pitam, ia melihat bill dengan harga 5 juta rupiah itu menatap tak percaya.

"Loh pak, anda ini bagaimana, ini sudah benar 1 botol itu seharga 500 ribu pak, dan anda meminum 10 botol, cepat bayar!" hardik bartender itu pada Rudi dengan tatapan kesal.

"apa apaan ini, masa harga hanya 1 botol sampai 500 ribu, ini pasti bohong kan! cepat panggil managermu saya mau bicara, saya tak terima ya! ini penipuan namanya!" kata Rudi dengan penuh amarah tak kalah sengitnya.

"Ahaha.. jika anda orang miskin dan tak mampu bayar dengan harga segitu, mengapa anda masuk ke club ini yang jelas jelas mewah! disini tidak menjual minuman murahan yang biasa anda minum dipinggir jalan, jadi sekarang bayar!" ujar bartender itu dengan penuh amarah yang menggebrak meja dengan kesalnya.

Tiba tiba saja ada seorang wanita paruh baya mendatangan keributan itu, keributan yang memancing orang orang melihatnya berkerumun hingga ada yang menertawakan Rudi dengan berkata menyinggung.

"pria miskin ini, memalukan sekali sih, sudah jelas jelas ini club mewah mana ada yang jual minuman murahan dan enak, dasar bodoh!" ucap orang yang ada di keruman.

"Benar, pria tua bodoh! sudah miskin masih saja bertingkah pake segala ke club mewah ini, mana mampu dia membeli minuman mahal yang disajikan disini" ucap orang yang juga disekitaran kerumah itu dengan tawa meledeknya itu.

"Ada apa ini ribut ribut sekali! Lalu kamu kenapa teriak teriak selly" ucap wanita paruh baya yang masih cantik itu pada bartender tersebut.

"Maaf mam, saya tidak bermaksud membuat keributan. Mohon maaf mam, tapi pria tua ini yang membuat kerusuhan disini mam, ia tak mau membayar minuman yang sudah ia habiskan itu!" tatap selly bartender cantik itu melirik seraya menunjuk Rudi.

"Hmm jadi begitu ya, anda. Mengapa anda membuat kerusuhan disini, jika tak mampu membayar sebaiknya jangan datang mengacau" kata mamih zhey dengan dingin dan ttak suka.

"Mohon maaf nyonya, saya hanya terkejut. Mengapa harga satu botolnya sampai 500 ribu perbotol, harga segitu bisa membeli 50 botol saja dipinggir jalan" ucap Rudi yang tak mau kalah itu.

"Mengapa ada pria bodoh sepertimu disini?! ahaha bodoh sekali, disini tak ada minuman oplosan seperti yang anda bilang pak! saya hanya menjual minuman berkualiatas untuk tamu yang berkualitas pula!" tekan mamih Zhey pada Rudi.

"Saya tak mau bayar jika harganya mahal!" kata Rudi lantang.

"Bayar atau anda dipenjara!" kata mamih Zhey dengan tatapan mengintimidasi tak suka.

"Ah, atau aku ada tawaran lain padamu, saya bisa pinjamkan uang untuk membayar minumanmu tapi kamu bisa membayarnya mencicil. Bagaimana anda tertarik?" ungkap mamih Zhey dengan tawaran yang menggiurkan.

Rudi tak tahu saja, jika itu adalah trik untuk menjebaknya, trik supaya mamih Zhey ini untuk terus menarik Rudi semakin terjebak padanya dan akhirnya hutang hutangnya menumpuk dengan bunga yang besar.

Tanpa pikir panjang, Rudi yang tergiur dengan tawaran itu tentu saja mengiyakan saja tanpa memikirkan resiko apa yang akan ia hadapi nanti.

"Baiklah, aku ambil tawaranmu itu, dari tadi dong biar aku tidak usah ribut ribut begini" ucap Rudi antusias.

"Ini, uangnya. Disini ada 15 juta, kamu bisa mengembalikan itu dengan mencicilnya" kata mamih Zhey yang menyerahkan amplop coklat yang cukup tebal menurut Rudi.

Mata Rudi melotot, dan hendak mengambilnya.

"Syaratnya kamu harus sering kesini!" ujar mamih Zhey tersenyum dengan aneh.

"baiklah, hanya itu saja. Aku pasti akan selalu datang kesini untuk bersenang senang dengan minuman yang lezat dan wanita seksi juga kan" ucap Rudi antusias dengan mengambil amplop tersebut dan langsung akan membayarnya.

"Tak perlu kamu bayar, minuman itu sudah aku bayar" kata mamih Zhey dengan tatapan sulit diartikan.

"Baguslah, Kalau begitu aku pergi dulu. Terimakasih atas uangnya" ujar Rudi yang mencium amplop itu seraya berjalan keluar.

Sejak hari itu Rudi tak pernah absen untuk bermain dengan para wanita dan meminum minuman alkohol diclub mewah sana, club itu pun sangat mewah dan besar dengan 47 lantai menjulang ke atas, tentunya club itu mempunyai nama samaran yang mengecoh aparat sekitar dengan caffe and launch di lantai dasarnya lalu dilantai selanjutnya ada club mewah dengan berbagai minuman mahal dan juga para wanita malam disana.

Flashback Off

Kini Rudi berjalan keluar, meninggalkan anak gadis satu satunya itu dengan tangisan dan teriakan disana yang meronta, meminta untuk dilepaskan.

"Ayah, tolong aku, aku tak mau disini.. Bawa aku pulang bersamamu, ayah!" teriak Elina seraya menangis juga meronta.

"Maafkan ayahmu yang bodoh ini nak, kamu harus menanggung kebodohan ayah yang menjualmu untuk melunasi hutang ayah yang tak bisa ayah bayarkan itu pada wanita sialan tersebut" gumam Rudi yang menahan tangisnya dan melangkah dengan tergesah meninggalkan sang anak dengan mucikari tersebut.

"Lepaskan aku, aku tak mau disini tante. Tolong saya tak mau ditempat seperti ini, tempat ini sangat menakutkan tante" Elina begitu bergetar dan tangisnya pecah.

Elina yang sudah tak melihat sang ayah lagi pun menangis dan meraung disana, dia meratapi nasibnya itu yang harus berakhir ditempat terkutuk itu.

"Sudahlah, bawa gadis ini ke ruangan para wanita malam lainnya!" perintah mamih Zhey pada para bodyguard yang menjaga ruangan itu.

"Baik mam" di jawab kompak para pria muda itu dan langsung menyeret Elina dengan paksa.

"Lepaskan, aku tak mau ikut dengan kalian! lepaskan jangan menyentuhku!" teriak Elina dengan garang.

"Cepat bawa, kenapa kalian hanya diam saja dengan ancaman gadis kecil itu, bawa paksa kalian pahamkan maksudnya!" perintah mamih Zhey lagi seraya memijat pelipisnya.

Elina berteriak tak terima dengan perlakuan para bodyguard itu, namun dihiraukan oleh mereka yang menarik paksa sang gadis muda itu.

.

.

Elina di masukan ke ruangan yang sama dengan wanita yang juga muda nan cantik disana, wanita itu sedang bersolek didepan meja rias.

Wanita itu menyambut kedatangan wanita baru dengan tatapan sedikit kasihan, seraya mengajak Elina masuk ke kamarnya itu.

"Hai, kenalkan namaku Febby" uluran tangan gadis itu menyambut Elina dengan senyum hangatnya.

"Hmm,,, jangan takut, awalnya aku juga sepertimu takut merasa menyesal tapi lambat laun aku mulai merasa nyaman melakukan pekerjaan ini, ya mau bagaimana lagi ayahku menjualku pada mamih Zhey yang berakhirnya aku dijual dan dijadikan pekerja disni melayani para tamu" ungkap Febby yang begitu saja bercerita masa lalu nya itu.

Elina terpaku dengan cerita wanita muda itu, ia mulai mendengarkan ceritanya, dan meredakan isakannya itu.

"Awalnya, aku juga sangat bersedih sekali, tapi setelah aku mendapatkan banyak uang yaa aku merasa, dunia tidak semenyedihkan itu!" ucap Febby dengan helaan nafas dalam seraya duduk di kasur.

"Tapi, apakah kamu tidak merasa kehilangan harga dirimu setelah itu?" tanya Elina yang mulai membuka suaranya itu mendekati ranjang.

.

.

To be Continue

Terpopuler

Comments

Yami CB

Yami CB

Kasih tahu kami kelanjutannya, jangan biarkan kami tergantung!

2025-01-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!