"tunggu, jangan kabur kamu Rudi" teriak pria kekar itu
Rudi berlari masuk ke area kota yang sangat sangat sepi, disana banyak bangunan terbengkalai yang lama tidak dipakai lagi.
"astagfirullah, bagaimana ini. Aku harus lari kemana lagi yaa Robb" ujar Rudi panik dan sedih dalam satu waktu.
Tiba tiba saja, ada Tangan seseorang yang menarik Rudi ke dalam mobil. Sebelum Rudi berteriak orang itu sudah membekap mulutnya hingga Rudi melotot.
"tenang pak, anda aman disini saya bukan orang jahat. Tolong percayalah" ujar pria bermasker itu pelan.
Rudi yang berniat berontak pun diam dan mengangguk, Karena dia tahu diluar sana ada beberapa orang yang sedang mengejarnya.
"anda aman pak, saya bukan orang jahat, diam dan bersembunyi saja disini. Kaca mobil ini tidak akan terlihat dari luar sana, anda tenang saja ya" ujar pria bermasker itu.
"Alhamdulillah, akhirnya aku bebas dari orang orang suruhannya Zhey itu terimakasih ya Allah berkat engkau aku bisa terhindar dari bahaya" gumam dalam batinnya terharu.
Sedangkan para pria kekar itu mencari keberadaan Rudi yang sudah tidak terlihat lagi.
"sial, tua Bangka itu cepat sekali larinya" ujar bodyguard 1
"tidak mungkin dia bisa lari secepat itu bang, dia pasti masih ada disekitar sini bersembunyi" ujar bodyguard 2 yakin
"tapi ini sangat sepi ton, tempat ini juga tidak banyak orang yang lewat. Masih mau mencari disini?" ujar bodyguard 3 pada bodyguard 2.
"cari aja dulu, kita berpencar oke... Aku ke arah barat kamu dan Tony ke arah lainnnya ya" ujar bodyguard 1 pada kedua bodyguard lainnya.
sementara itu, Rudi dibawa oleh pria misterius itu melaju dari tempat dimana anak buah Zhey masih mencarinya.
"tuan kita mau kemana? Anda tidak menculik saya kan, atau jangan jangan anda komplotan dari pesuruh Zhey juga?" tanya Rudi panik.
pria itu hanya tertawa santai dan menggeleng saja seraya melajukan mobilnya kencang.
"pak Rudi ini, mana mungkin saya orang suruhan Zhey apalagi komplotan dari mereka semuanya salah. Saya hanya ingin menolong anda tuan, tenang aja saya akan membawa anda ke tempat aman jauh dari pergerakan wanita tua itu" jawabnya santai.
"ja-jadi anda bukan dari kelompok mereka tuan, Alhamdulillah syukurlah kalau begitu. Saya sangat berterima kasih tuan"
"jangan terlalu berlebihan pak, saya hanya tak tega melihat lelaki paruh baya berlari dan kehabisan nafas dikejar para antek antek nya Zhey" jawab pria itu tersenyum
Kini pria bermasker itu membuka maskernya dan menampakan wajah lelaki tampan nan manis juga tetap terlihat maskulin dengan hidung mancung juga bibir tipis kulit sawo matang yang eksotis.
"tapi tunggu dulu, kenapa anda kenal dengan Zhey tuan?" pertanyaan Rudi membuat pria itu sedikit gugup
"emm i-itu ya, si-siapa yang tak kenal dengan wanita tua itu pak, dia itu terkenal dikalangan seluruh Jerman jadi saya tahu siapa Zhey, wanita tua yang haus akan uang juga kemewahan" alibinya
"iya siapa yang tak kenal dengan Zhey wanita tua yang masih centil suka menggoda para pria muda untuk mampir di rumah bordil miliknya itu tanpa mencari tahu pun seisi Jerman sudah hafal betul wanita itu" gumam pria itu lagi.
"oh jadi Zhey itu memang mucikari kelas atas ya tuan, pantas aja anda juga mengenalnya dan banyak pria kaya raya yang mampir untuk bersenang senang" beo Rudi.
"nah itu dia pak, anda pasti tahulah ya... Bagaimana kiprahnya Zhey itu, iya kan"
"hehe iy-iya tuan, tapi ngomong ngomong ini kita mau kemana ya tuan. Sepertinya sudah jauh juga ya dari tempat kita bertemu di awal tadi?"
"tenang tuan, aku akan membawa anda jauh dari tempat dimana mereka tidak bisa menemukan anda tuan, pokoknya aman pak"
30 menit berlalu mereka sampai di sebuah apartemen yang tidak sederhana tidak juga mewah ya standart lah yaa.
"sudah sampai tuan, mari saya antar anda ke tempat yang aman jauh dari kawasan terdeteksinya Zhey "
"ya Allah ini besar sekali tuan, apa ini mahal bayar sewanya. saya tidak punya banyak uang tuan" ujar Rudi malu.
"tidak pak, anda tidak usah bayar apapun nanti saya akan mencarikan anda pekerjaan juga disini. Sekarang tidak usah memikirkan apapun soal bayar sewa rumah ini"
"tuan yakin, anda baru beberapa menit mengenal saya tuan apa anda tidak takut jika saya seorang penipu?" tanya Rudi.
"hmm tidak pak, sepertinya anda orang baik saya percaya itu"
"yasudah saya pamit dulu ya pak, semoga bapak disini merasa aman dan nyaman.. Ini saya ada sedikit uang untuk beberapa hari kedepan. Dan saya akan kembali lagi ke sini"
pria itu memberikan Rudi amplop yang cukup tebal dengan senyuman tulus.
"ya Allah tuan, tidak perlu saya ada sedikit uang anda tidak perlu repot memberikan ini. Saya belum tentu bisa menggantinya uang ini terlalu banyak. Tidak usah ya"
Rudi mengembalikan amplop itu, namun sang pria hanya tersenyum menyelipkan amplop lain di tas yang Rudi bawa tanpa sepengetahuan Rudi.
"baiklah, amplop ini saya ambil kembali. Semoga bapak betah ya disini. Saya permisi pamit"
Pria itu keluar rumah, dengan sopan dan ramah. Lalu melajukan mobilnya lagi keluar dari pekarangan.
"masyaallah, engkau kirimkan malaikat penolong mu untukku yang kesusahan. Alhamdulillah aku berdoa untuk pemuda baik itu, semoga dia selalu dalam lindungan mu dan mendapat jodoh terbaiknya" ujar Rudi terharu meneteskan air matanya.
...****************...
"ya tuan?"
"bagaimana, apa kamu sudah menemukan ayahnya Elina?" tanya pria tampan dibalik telpon.
"sudah tuan, kondisinya memprihatinkan sekali, wajahnya sangat kucel dan bajunya pun lusuh, saya tidak tega melihatnya, belum lagi tadi dia dikejar kejar para suruhannya Zhey si tua Bangka itu"
"syukurlah, tapi apa sudah kamu bawa ke tempat yang aman pak Rudi nya? Apa dia baik baik saja?" tanya nya lagi.
"siap laksanakan tuan Keenand masalah itu sudah beres, saya juga menjanjikan dia untuk bekerja sesuai perintah anda tuan"
"bagus Theo, kamu memang selalu bisa diandalkan. Ya sudah aku tutup dulu telponnya"
"siap tuan keen"
Tuttttt....
Panggilan berakhir, Theo kini baru sampai di rumahnya yang sederhana itu, ia memarkirkan mobilnya digarasi sederhana yang bersebelahan dengan rumahnya.
"huhhhh... Akhirnya beres, si Zhey meresahkan sekali, sudah tua Bangka bukannya tobat malah semakin gila saja dengan uang" monolog Theo seraya memainkan ponselnya itu.
Ting notification masuk ke ponselnya.
"apa ini" Theo membuka notif itu dan mengarahkan pada bank digital miliknya.
"gila 10 juta. Astagaa ini dari tuan keen, sumpah baru saja kemarin aku dapat bonus sekarang sudah ditambah lagi saja. Sepertinya ini pekerjaan yang paling aku senangi, dimana lagi coba dapat bosss spek sultan begini hehe"
Ting
"sudah aku transfer, itu bonus. Apa kamu juga sudah memberikan pak Rudi amplop yang aku kasih untuknya?"
"siap tuan, beres sudah saya berikan meskipun ada penolakan tapi saya tetap menaruh amplop itu dengan aman ditas beliau" jawabnya di chat.
To be continue....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments