Febby bingung dengan perubahan sikap Elina, dia yakin bahwa sudah terjadi sesuatu pada kemarin malam.
"Mengapa Elina jadi berubah cuek padaku ya, apa ada yang salah?" batinnya bingung.
"Yasudah, selamat beristirahat ya el" ujar Febby tersenyum.
"Hmm" jawab Elina singkat memejamkan matanya.
"aku pun sebaiknya tidur saja" monolog Febby seraya merebahkan badannya dikasur.
.
.
Keesokan paginya,, waktu menunjukan pukul 04.00 pagi dini hari, Elina terbangun.
"eengggghh.. jam berapa ini?" tanya elina pelan.
"Jam 4 pagi, sepertinya ini saatnya untukku..melaksankan rencanaku" gumam elina bangkit dari kasur.
Elina mengambil jaket Febby yang tergantung dikamar itu, tanpa pikir panjang elina keluar kamar. Ia mengendap ngendap seperti orang yang hendak maling... ya kali berisik nanti yang ada dia tertangkap. Lanjut!
"Yesss... aman nih" monolog Elina celingukan kiri kanan.
Elina berjalan, lewat tangga darurat yang ada diapartement sana.
setelahnya dia berhasil keluar dari area yang menurutnya mejijikan itu.
"Alhamdulillah akhirnya aku bisa keluar juga, tinggal cari taksi" gumamnya celingukan dijalan.
waktu menjukkan pukul 05.00 pagi. Dan elina sudah menaiki taxi, lalu berfikir hendak kemana dia.
"Aduh... bodoh bodoh bagaimana aku akan pulang, ayah pasti akan mengembalikan aku ke tempat terkutuk itu lagikan... tidak tidak! aku harus ke tempat lain!" pikirnya
"Non, ini kita mau kemana ya? sudah 1 jam kita berjalan tapi masih belum tahu mau kemana?" tanya pak supir itu membuyarkan lamunan elina.
"ehh iy-iyaa pak, ke alamat ini saja pak!" jawab elina seraya memberika kartu nama.
"Hah, non yakin mau kesini?" tanya pak supir kaget.
"Yakin pak, memangnya ada yang salah ya?" tanyanya bingung.
"Tidak non, tidak salah. hanya saya kaget saja" ujar pak supir.
"kaget, kenapa harus kaget pak? memang ada yang aneh atau bagaimana?" tanya elina semakin bingung.
"begini non, apa non kenal dengan keluarga besar Arsenio.. mereka keluarga nomer 1 di kota ini non, jadi kalau non kesana berati ada urusan penting kan!" tebak supir itu
"Tidak juga pak, saya hanya menemui teman saya saya iya teman saya hehe!" kilah Elina seraya menggaruk tengkuk yang tidak gatal itu.
"Gila, jadi semalam aku tidur dengan anak konglomerat begitu... apa tidak salah ya?" batinnya bermonolog.
"Ah udahlah, lagian aku menemuinya hanya ingin memanfaakannya saja,,,, karena dia aku menyerahkan harga diriku begitu saja!" monolognya lagi.
"Non, sebentar lagi mungkin 5 menit lagi akan sampai" ujar pak supir.
"Iya pak"
.
.
"Non, sudah sampai ya,,, ini tempat yang non tuju tadi!" ujar pak supir itu tersenyum ramah.
"astagfirulloh yaallah ehh ko astagfirulloh si harusnya masyaallah.. ini mah bukan rumah ini istana gak sih?" batin Elina cengo melihat rumah bak istana.
" Non, ko malah bengong sih. Jadi turun tidak?" tanya pak supir bingung.
"Ehh jad-jadi pak, ini uangnya" ujar Elina meyerahkan uang seraya turun dari taxi.
"Cantik sih, cuma sayang orangnya terlalu ndeso hihi tak apa deh yang penting dapet duit!" celoteh pk supir itu.
Elina memberikan uang dengan jumlah besar pada sang supir, lalu turun dari taxi tersebut.
.
.
Di depan rumah yang megah nampak seperti mention bak istana itu ia terbengong sangat takjub.
"Ya allah rumahnya besar sekali ya.. apa dia ini tuan muda? tapi masa iya aku bertemu dengan tuan muda seperti dinegeri dongeng saja" monolog Elina hendak memasuki gerbang mewah itu.
Tiba tiba saja ..
"Tunggu nona, ada keperluan apa nona datang kesini?" tanya penjaga itu.
"emm sa-saya ingin melamar pekerjaan pak, apakah saya bisa bekerja disini?" jawab Elina nampak kikuk.
"maaf nona, tapi disini tidak ada lowongan pekerjaan yang anda maksudkan itu!" jawab penjaga tegas.
Dari ke jauhan ada pria yang sedang memantau gadis itu, seraya menyipitkan matanya.
"siapa gadis itu, kenapa pakaiannya seperti gadis desa" monolognya.
Iya, dia adalah keen. Tuan muda lain dari keluarga Arsen.
Keen yang awalnya hendak keluar menaiki mobilnya, kini mulai menuju ke arah gerbang dengan berjalan menyelidik.
"Ada apa ini pak, kenapa ribut ribut didepan gerbang seperti ini?" tanya Keen menyelidik.
"Emm tu-tuan muda keen,,, mohon maafkan saya, saya tidak bermaksud membuat keributan tuan... tapi nona ini" jawabnya terpotong oleh suara wanita tersebut.
"Perkenalkan tuan keen, saya Elina. Saya hanya ingin melamar pekerjaan disini. Dan ya ini saya" sahut elina yang memberikan sebuah kartu nama
Keen menerimanya, lalu membaca kartu nama tersebut dengan mengerutkan keningnya.
"Kalaxabiru Arsen, inikan kartu nama kakak" gumamnya.
"Dari mana kamu mendapatkan kartu nama kakak saya nona?" tanya Keen.
"Sa-saya diberikan oleh tuan muda Arsen langsung tuan" jawab Elina ragu ragu.
"Apa iya pria kulkas itu memberikan kartu namanya, selain hanya bermain wanita untuk ditiduri saja lalu apalagi? tidak mungkinkan dia memberikan kartu nama ini cuma cuma!" batin Keen menyelidik.
"Hmm sebaiknya aku cari tahu saja, aku pekerjakan dia disini sebagai ART kebetulan sekali" gumam Keen seraya tersenyum licik.
"saya hendak mencari pekerjaan, apakah masih ada lowongan disini tuan muda?" tanya Elina hati hati.
Keenand yang sedang memikirkan hal licik pun terbuyar dari lamunannya.
"Oh iya-iya,,, kebetulan sekali aku sedang membutuhkan Asisten Rumah Tangga disini. Jika kamu mau, kamu bisa langsung bekerja hari ini!" jawab Keen tegas.
Penjaga yang berdiri disana pun terkaget mendengar tuan mudanya itu hendak merekrut ART lagi padahal dirumahnya sudah ada 30 ART yang melayaninya.
"Ya allah ternyata orang kaya mah bebas ya, mau nambah berapapun pekerja tidak sepusing aku yang harus memikirkan ini dan itunya" gumam penjaga itu.
Hening sejenak...
"Bagaimana, mau atau tidak? Jika iya, silahkan masuk bersama pak satpam itu" ujar Keen.
"Mau tuan, saya mau..." jawab Elina dengan sedikit ragu dan akhirnya menerima tawaran tersebut.
"Ya aku punya rencana setelah aku masuk ke rumah ini, lihat saja permainanku tuan muda Arsen" batin Elina tersenyum licik
"Ayo pak, ajak dia masuk ke dalam dan beritahu semua para pelayan, jika hari ini kita menambah ART baru!" titah Keen pada sang penjaga.
"Baik tuan muda" jawab penjaga itu membungkuk.
"mari nona ikut saya" ujar penjaga itu.
"Panggil aku El saja pak, namaku Elina Fateenah" ujarnya tersenyum sedikit menunduk.
"baik neng El, mari masuk"
Elina dan pak satpam itu pun masuk ke rumah yang harusnya disebut mention bak istana di negeri dongeng, sedangkan Keen tersenyum samar disana.
Elina datang ke kediaman keluarga Arsenio dengan berpakaian tertutup dan rapih ia memakai hijab dan baju juga celana yang longgar.
~ Di situasi lain
Arsen terlihat memarkirkan mobilnya digedung tua dan terbengkalai, ia bertemu dengan orang kepercayaannya disana.
"Ada apa, kenapa kau harus mengajakku bertemu disini Xel, kau kan tahu kita itu punya markas mengapa harus disini?" tanya Arsen malas.
"Oh ayolah tuan muda Arsen, aku tak mau mereka mengincar kita dan tahu markas keberadaan kita jadi berhentilah bersikap begini" jawab Axel dengan terkekeh.
"Memangnya kenapa? apa salahnya, kau kan tahu aku ini ketua mafia Naga Emas.. klan yang paling disegani juga ditakuti diseluruh jerman" ujar Arsen dengan sombong.
"Ck!!! Kau ini sen,,, masih saja ngeyel! saat ini klan Naga Emas sedang dalam pengawasan, dan para polisi yang mewasi kita itu bersekutu dengan klan black jack.. kau tahu kan dengan klan itu!" ucap Axel dengan raut sedikit frustasi seraya memijat keningnya itu.
"Iya aku tahu, tapi sampai saat ini aku tidak mengerti apa maksud mereka bertindak terlalu jauh dengan Klan kita!" ucap Arsen yang kini wajahnya berubah datar dan dingin.
To be continue....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments