perselisihan para tuan muda

para bodyguard itu berkumpul kembali ditempat semula mereka mencari Rudi.

"aduh bang, saya sudah lelah mencarinya. Ini sudah jam 6 sore. Sebentar lagi malam, mending kita pulang yuk" ajak bodyguard 2 pada sang bodyguard 1.

"CK, bagaimana ini. Rudi tidak kita temukan, bos bisa menghukum kita ton den" ujar sang bodyguard 1.

"gimana lagi bang, kita tidak punya pilihan selain pulang dan memberikan jawaban jujur pada bos.. Tidak mungkin kan kita diam digedung angker ini, aku ingin pulang saja bang, disini serem" ujar Tony

"benar bang, dari tadi saja mencari Rudi bulu kudukku merinding ini sudah masuk waktu petang, ayo kita pulang saja" ujar Dendi.

"ya sudah ya sudah, ayo kita kembali ke depan mobil kita jauh dari area ini. Kita jalan dulu setelah itu kita pulang" ujar bodyguard 1.

...****************...

Flashback

"dok, boleh saya bicara?" tanya Elina.

"silahkan nona," jawab dokter itu

"emmm apakah saya ini sedang mengandung? Saya sudah 1 bulan belum haid dok" jujur Elina ragu ragu.

"emm, begini nona. dari hasil pemeriksaan anda benar sedang mengandung dan kandungan anda memasuki Minggu ke 4" ujar dokter tersebut.

"apaaaa? Ja-jadi sa-saya positif hamil dok? Ba-bagaimaa bisa? Sedangkan saya hanya melakukan itu sekali saja" ujarnya kaget dan memelankan suaranya.

"ah itu ya. Bisa saja nona ada yang langsung merespond dengan langsung hamil. Ada pula yang harus beberapa kali melakukan hubungan intim baru bisa hamil, dan nona termasuk wanita yang sehat dan juga subur tidak ada kendala. Jadi selamat ya anda akan menjadi ibu" ujar dokter seraya mengelus pundak Elina.

"ta-tapi, sa-saya tidak menginginkan ini dok, sa-saya bingung" gumam Elina melamun.

"sudah tidak perlu banyak pikiran ya non, anda bisa meminum vitamin yang sudah saya resepkan ini"

"nona juga bisa langsung pulang dan beristirahat ya" ujar sang dokter.

Dokter itu hendak pergi, namun Elina menahan tangan dokter itu, dan reflek berbalik

"iya, ada yang bisa saya bantu lagi nona?"

"tolong rahasiakan pada lelaki yang mengantarkan saya kesini dok" ujar Elina menghela nafasnya

"kenapa nona, apa anda sedang bertengkar dengan suami anda?" tanya sang dokter.

"tidak, dia bukan suami saya... Emm su-suamj saya belum kembali dari tugasnya, iya. Dia masih-masih bertugas dok" ujar Elina dengan senyum paksa.

"boro boro suami deh, nikah aja belum ya Allah bagaimana ini" batin Elina sedih resah dan galau.

"oh baiklah, jika itu permintaan nona saya akan merahasiakan ini pada tuan Arsen" jawab dokter ramah

"dokter kenal dengan pria di depan itu?" tanya Elina bingung.

"tentu non, dia adalah putra dari tuan Chandra Arsenio pemilik saham terbesar diseluruh rumah sakit yang ada di Jerman nona, apa anda tidak tahu?" tanya dokter itu ragu dan bingung.

"kok bisa bisanya wanita cantik ini tidak kenal dengan pria yang bersama dengannya itu pria paling banyak didekati para wanita Jerman bahkan bukan karena tampan tapi juga hanyanya bertebaran dimana mana" batin sang dokter heran menatap Elina.

"be-begini dok, emm sa-saya memang baru dikota ini, saya juga bekerja belum lama bersama dengan tuan Arsen jadi-"

"dok, kenapa lama sekali sih periksanya?" ujar kedua pemuda itu nyelonong masuk bersamaan.

Arsen juga Keenand masuk dengan wajah panik mereka.

"tu-tuan Arsen tuan keen. Anda-"

"anda lama sekali memeriksa Elina, apakah sangat serius sampai setengah jam saya menunggu diluar?" ujar Arsen sebal.

"iya kenapa lama sekali dok, apakah sakitnya parah?" tanya Keenand juga.

"heh keen, kenapa kau tiba tiba ada disini?" tanya Arsen tak suka.

"memangnya salah kak, aku lihat tadi Elina di gendong kesini makannya aku menyusul. Aku kira Elina digendong oleh pacarnya, ternyata pria kulkas" sarkas Keenand malas.

"lalu, kau sedang apa dirumah sakit? Pacarmu sakit? Atau kau yang sakit, atau apa?" tanya Arsen ketus.

"bukan urusanmu ya kak, lagian aku sudah tidak berpacaran dengan Monic. Kau ini iri saja padaku, makannya jangan jomblo terus" sarkas Keenand lagi.

"kau adik yang keterlalu-"

"sudah cukup, kalian ini membuatku pusing saja malah ribut di rumah sakit lagi. Tuan Arsen tuan keen bisa pulang, aku akan pulang setelah urusan ini selesai" ujar Elina menyela seraya memijat pelipisnya.

"kenapa malah ribut sih, bikin badmood aja deh" batin Elina lelah

"be-begini, tuan tuan. Silahkan tunggu diluar saya sudah selesai memeriksa nona Elina tuan" ujar dokter yang mulai pusing.

mereka hening sesaat dalam kecanggungan.

"sudah, kakak saja yang pulang duluan aku yang menunggu Elina disini" usir Keenand pada Arsen malas.

"loh keen, seharusnya aku yang bicara begitu padamu. Kamu yang pulang aku akan menunggu Elina, lagian aku yang mengantarkan kesini jadi aku pula yang akan pulang bersama Elina" ungkap Arsen sengit.

"tuan hentikan, pasien perlu istirahat lebih baik kalian tunggu diluar saja. Nona Elina perlu istirahat dulu semalam" bohong dokter untuk membuat kedua pria tampan itu berhenti berseteru.

"benar tuan tuan, aku ingin beristirahat dulu kalian tidak apa jika akan pulang, aku bisa pulang dengan taxi kok tuan" ujar Elina memelas.

"tidak El, baiknya kamu pilih salah satu dari kami. Siapa yang akan menemani kamu malam ini?" ujar Keenand bersemangat.

"loh, tidak bisa keen. Seharusnya aku yang mengantar kesini aku juga yang akan membawanya pulang, tidak bisa ada pilihan seperti itu!" ujar Arsen dingin.

"aduh pusing aku lama lama dekat dengan para pria ini, lebih baik aku keluar saja" gumam dokter memijat pelipisnya.

Sang dokter pun keluar dengan pusingnya.

"sus kamu tolong cek pasien atas nama Elina fateenah ya, sepertinya dia wanita yang spesial bagi keluarga Arsenio" pesan dokter seraya keluar.

"baik dok" jawab suster.

"em tuan tuan, silahkan ikuti saya keluar ya. Nona Elina butuh istirahat"

"tapi sus kami masih membahas masalah kita" Arsen tak terima.

"sudahlah ka, kita diluar saja ngobrolnya " tarik Keenand pada sang kakak.

Selepas kedua pemuda itu keluar Elina bernafas lega.

"Alhamdulillah, pusing sekali aku mendengar celotehan mereka" gumam Elina lega.

"sus tolong suruh mereka pulang saja, rasanya aku semakin tak enak badan jika mendengar obrolan mereka itu"

"hehe iya non, nona Elina beruntung sekali jadi rebutan para tuan muda dari keluarga Arsenio. Apalagi tuan Arsen beliau banyak didekati kaum hawa karena parasnya yang tampan seperti aktor aktor Korea Jerman, sayangnya tidak ada satupun wanita yang bisa merebut hatinya, eh sekarang saya lihat tuan keen dan tuan Arsen berebut anda aduh saya sendiri aja senang apalagi nona. Nona pilih siapa?" ungkap suster itu semangat

"mana mungkin mereka memperebutkan aku sus, aku wanita biasa dari desa tidak sebanding dengan mereka. Aku tak berharap pada siapapun" ucap Elina canggung.

"aku berharap nya sih tuan Keenand, cuma aku takut jika aku memilih tuan keen eh pria kulkas itu akan marah dan mengecap aku sebagai wanita tidak tahu diri karena terlalu banyak bermimpi" batin Elina meronta

"oh iya sus, tolong rahasiakan keadaanku ya dari mereka bilang saja aku hanya kelelahan dan butuh istirahat saja" pesan Elina.

"loh, kenapa non? Bukannya nona tengah berbadan dua ya? Apa suami nona bukan mereka?" tanya suster kepo.

"bukan sus, aku sedang merantau menunggu suamiku yang sedang bertugas entah akan kembali atau apa aku tak tahu" ujar Elina sendu.

"ya Allah maafkan hamba mu ini yang sudah berbohong, aku tak mau ada salah paham lagi" batin Elina.

To be continue....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!