mata mata

"halo, ada apa?"

"sen ada masalah yang harus kita bicarakan sekarang!" ujar Alex.

"memangnya tak bisa lewat telpon saja Lex?"

"tidak bisa Arsen, cepat datang ke markas kita perlu bicara empat mata. Ini soal masalah CIA dan juga Intel yang terus mengintai bisnis ilegal kita" ujarnya tegas

"baiklah aku akan kesana, 20 menit lagi aku sampai" ujar Arsen serius.

"kenapa ka? Ada masalah di perusahaan mu? Makannya sudah tahu kamu ini bosnya dan tidak pernah libur eh sekarang malah libur segala" cibir Keenand.

"diamlah, aku akan pergi pastikan Elina kamu yang mengantar pulang" titah Arsen.

"syukurlah kalau dia pergi, lagi pula pasti Elina akan senang jika tuan muda dingin itu tidak jadi mengantarkan nya" batin Keenand tersenyum.

"tenang saja kak, aku pastikan Elina aman bersamaku" teriak Keenand pada Arsen yang kini sudah berlalu pergi.

Tak lama suster pun keluar dari ruangan tersebut.

"bagiamana kondisi elina sus? Apakah dia mengalami sakit parah? Apakah harus dirawat?" tanya Keenand bertubi tubi panik.

"tenang tuan, nona Elina hanya kelelahan saja biar kan dia beristirahat semalam dulu disini besok sudah bisa pulang, saya permisi ya tuan"

Keenand masuk ke ruangan, berniat bertanya pada Elina namun Elina, tengah tertidur damai.

"El, kamu masih- oh ternyata kamu sedang tertidur hihi aku kira masih terjaga" ucap Keenand memelankan suaranya.

Keesokan paginya, Elina tetap pulang bersama Keenand dengan mobil mewahnya itu.

...****************...

"ada apa xel? Kenapa bisa mereka masih mengincar kita?" tanya Arsen panik

"tidak tahu sen, sepertinya ada mata mata disini. Sebaiknya kita bersikap biasa saja supaya tidak mencurigakan" ujar Axel pelan seperti membisik.

"CK... Huhhh lalu bagaimana? Apa kau sudah tahu siapa orangnya?"

"iya, aku sedang memastikan itu sen. Bersikap seperti biasanya aku pun begitu, sebaiknya kita bicara diruang kedap suara" ujar Axel memastikan keadaan sekitar.

"baik, kita ke ruanganku saja. Agar lebih aman dan terjaga"

Axel dan Arsen berjalan menuju ruangan khusus yang dirancang Arsen untuk berbicara pribadi diruang kerjanya.

"bagaimana? sudah ada perkembangan soal kasus Intel yang mengincar perusahaan kita xel?"

"aku curiga pada staff baru yang bertugas di bagian gudang sen, dan beberapa hari lalu orang orangku juga menemukan fakta bahwa wanita bernama Keysa Atmadja itu adalah seorang agen CIA"

"maksudmu bagaimana? Kenapa bisa? bukannya para staff senior sudah memastikan jika staff baru yang mendaftar bukan dari kalangan apapun, hanya seorang rakyat biasa menengah ke bawah saja. Lalu kenapa tiba-tiba saja kau menemukan fakta itu?" tanya Arsen sedikit shock.

"jadi ada beberapa staff yang aku tugas juga, dia memeriksa semua bagian termasuk gudang bawah tanah juga gudang biasa"

"lalu bagaimana bisa kau tahu jika staff baru itu adalah salah seorang Intel xel? Apa itu sudah pasti?" tanya Arsen lagi

"iya aku yakin, karena kata staff suruhan yang aku tugaskan dia yang selalu mengecek cctv juga para staff lain. Dan ada salah seorang staff mengendap ngendap masuk ke ruang bawah tanah saat jam istirahat ketika seluruh staff di kantin"

"lalu, staff yang kau tugaskan menemukan apa di cctv gudang bawah tanah? Apa ada hal mencurigakan?"

"iya, staff kita menemukan ini"

Alex memberikan semacam cip otomatis lengkap dengan alat sadap suara juga benda yang menyerupai cctv.

"hemmm, cerdas tapi sangat keliru. Dia fikir akan semudah itu ya mendapat informasi di markas kita?" ujar Arsen menyeringai melihat penemuan barang itu.

"aku tak tahu apa dia sengaja atau hanya menjebak saja. Agaknya kita harus lebih waspada lagi dengan setiap staff baru sen, aku khawatir jual barang yang sudah kita kelola selama bertahun tahun akan hancur begitu saja"

"Lex seperti ini tugasmu ya, hari ini aku akan ke dermaga ada beberapa barang import yang harus aku urus, ingat laporkan semuanya padaku jika itu berkaitan dengan bisnis kita" ujar Arsen hendak bergegas.

"tunggu, lalu apa yang harus aku lakukan sen. Memecatnya atau memberikan teguran?" tanya Alex.

"tidak perlu, biarkan saja. Kita lihat sejauh mana dia akan membongkar bisnis ilegal kita, kau hanya perlu bersikap biasa, bila perlu kau dekati dia"

"aku pergi, jangan lupa kabari aku jika ada kesulitan lainnya Lex"

...****************...

Pelabuhan yang terletak jauh dari keramaian kota, hanya ada pedesaan terpencil disana yang banyak warga beraktivitas disekitar laut.

Arsen bertukar transaksi didalam kapal mewah dan privasi namun tidak mencolok.

"tuan Biru, anda sudah datang rupanya" sambut salah seorang pria berpakaian sederhana.

"iya pak, perkenalkan nama saya-"

"tidak perlu berkenalan tuan biru, saya sudah tahu anda. Saya ini suruhan tuan Marteen bertugas mengantarkan barang yang anda pesan, silahkan tuan biru check terlebih dahulu"

tanpa basa basi Arsen mengecek barangnya satu persatu, dengan mata elangnya dan dengan detail ia melihat barang barang itu dengan sangat teliti.

"baik ini, sesuai dengan yang saya harapkan"

Arsen menepuk tangannya memberi kode pada para pengawalnya untuk menurunkan 5 koper satu koper bernilai 2,5 M total semua bernilai 12,5 M.

"silahkan dihitung uangnya"

"oh tidak perlu tuan biru, saya percaya pada anda jika totalnya mencapai 12,5 M bukan"

"pengawal, angkut barang barang itu masukan ke mobil box" perintah Arsen.

"laksanakan tuan" jawab 25 pengawal itu sigap.

para pengawal itu berbondong bondong memasukan barang tersebut dengan sigap dan siaga, ada beberapa pengawal yang berjaga tempat tersebut memastikan jika tempat itu aman dari Intel.

"terimakasih tuan, senang berbisnis dengan anda. Kalau begitu kami mohon undur diri" ujar bawahan Marteen seraya berjabat tangan dengan Arsen.

Di tempat Arsen bertransaksi ada sepasang mata mengintai melihatnya memakai teropong seraya tersenyum menyeringai.

"disini rupanya tuan muda itu bertransaksi, boleh juga sangat cerdas namun kau akan tetap tercium jejaknya olehku hmm" ujar orang bermasker itu.

"ini momen langka bukan, akan aku abadikan momen ini hehe"

Orang misterius itu memotret Arsen kala berjabat tangan di atas kapal yang mengapung, disana terlihat Arsen juga memberikan beberapa koper berisikan uang dolar pada seseorang dihadapannya.

"bagus, momen ini langka. Tuan Arsen yang terhormat anda akan tamat sebentar lagi, ini akan menjadi bom waktu untuk anda"

Setelah mendapat banyak foto, orang bermasker itu pun pergi dari tempatnya dan juga Arsen yang sudah selesai bertransaksi di pelabuhan sana hendak bergegas pulang.

"kalian, bereskan barang ini ke penyimpanan gudang bawah tanah yang ada di konveksi, kita bertemu disana" ujar Arsen yang kini menaiki mobil mewahnya.

"baik tuan muda" jawab serentak para pengawal membungkuk hormat.

To be continue..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!