Memilih

Video kebersamaan yang berisi foto-foto itu telah membangkitkan memori Anin. Memori yang selama ini berusaha ia kubur bersama cintanya dalam-dalam.

Ada seorang laki-laki berparas tampan, menghampirinya tak lain dan tak bukan ia adalah mantan kekasihnya, Bram Pramuja. Laki-laki itu mengulurkan tangannya dan mengajak Anin untuk naik ke atas pentas.

Anin dengan ragu mengikuti apa yang diinginkan Bram. Sesampainya di panggung yang tak terlalu tinggi dengan suara dentingan piano. Bram memegang kedua tangan Anin dan mereka saling berhadapan.

"Maafkan aku Anin... ni semua aku lakukan hanya untuk dirimu. Aku begitu menyesal karena dulu kita pernah berpisah hanya karena jarak. Bukan maksudku untuk melakukan itu, tapi maafkan aku Nin... aku begitu takut merasakan sakit karena merindukanmu.... Hari ini, aku ingin menggapai cintamu kembali, mewujudkan seluruh harapan kita waktu itu. Dan membina rumah tangga yang kita impikan waktu itu." kata Bram panjang lebar, kemudian laki-laki itu berlutut laksana pangeran yang melamar tuan putri. "Maukah kau menikah denganku?"

Mendengar kata demi kata yang diucapkan Bram Jantung Anin serasa beradu dengan cepatnya, Bagaimana tidak kata-kata yang ia nantikan satu tahun yang lalu dari mulut laki-laki yang ia cintai, sekarang terwujud sudah. Terasa menyejukkan sekaligus sakit di hati gadis yang ada di depan, yang kedua tangannya masih di pegang oleh Bram.

Banyak suara sorak dari pengunjung yang lain, tapi lain halnya pengunjung yang ada di ruang VIP. Ia adalah laki-laki berwajah tampan khas orang korea, siapa lagi kalo bukan Mo Ryung, seorang CEO sekaligus suami Anindiya.

Ia duduk dengan tenangnya di posisinya tapi lain hal dengan Jung Su. Adik Mo Ryung itu membuka pintu, dan mendengar dengan jelas apa yang dikatakan Bram dan itu pun berlaku dengan Mo Ryung.

"kak... Itu Anindiya..." coba Jung Su memberi tahu kakaknya.

Anindiya masih berdiri kaku, tak menjawab apa-apa.

*apa yang harus aku katakan kak Bram?

Kau begitu baik padaku, itukah alasannya meninggalkan aku waktu itu. Seandainya aku tahu kak Bram... aku tak akan menyutujui pernikahan ini. Pernikahan yang terjadi hanya karena mitos yang tak masuk akal*.

Tapi apakah aku bisa untuk menerimamu, sedangkan aku adalah istri orang. Seorang istri yang harus berbakti kepada suaminya. Seorang istri yang mencoba untuk menggapai cinta suaminya dan menggali cintanya sendiri untuk suaminya.

Meskipun kak Ryung orang yang dingin, kadang juga menyebalkan tapi dia orang yang sangat baik. Dan entah kenapa saat aku melihat dia, hatiku merasa senang dan saat dia marah padaku, aku merasa sakit yang luar biasa. Kesendirian menghampiriku seketika saat dia jauh dariku.

"Anin..." panggil Bram yang memecahkan lamunan gadis itu.

Anin terkesiap, ia mengambil nafas yang cukup panjang. "Kak... aku tahu cintamu sangat besar padaku, aku tahu kau menginginkan semua harapan kita terwujud, tapi maaf kan aku kak... aku tidak bisa menikah denganmu."

"Nin... bukankah kau mencintaiku?"

"ya... tapi itu dulu.... dulu sebelum aku mengenal dia, sebelum aku memutuskan untuk bersamanya." Jawab Anin seraya melepaskan genggaman tangan Bram perlahan. "maafkan aku kak..."

Anin segera turun dari panggung, dan tak ia duga, Laki-laki tinggi beralis tebal itu ada dihadapannya. Anin melihat kedua mata laki-laki yang tak lain adalah suaminya itu dengan seksama.

Ia ingin meraihnya, ia ingin memeluknya tapi apa daya ia tahu dimana posisinya. Ia tahu dia masih marah padanya. Tatapan nya pun masih sama. Sama seperti saat ia meninggalkan rumah kemarin malam.

"apakah kau masih marah kak?"

Terpopuler

Comments

⭐Nda 1-2⭐

⭐Nda 1-2⭐

saling menyadari...
semangat thorr... lanjut

2020-05-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!