Tak terasa jam makan siang pun tiba Bram menawarkan dirinya untuk mengajak Anin ke kantin. Bram mengakrabkan dirinya lagi pada Anin dan sesekali terdengar gelak tawa Anin atas kelucuan yang di buat oleh Bram.
"kau masih sama kak Bram tak berubah sama sekali, tapi sekarang aku yang sudah berubah kak...... apa alasanmu sebenarnya waktu itu kak... apa cuman karena jarak kau memutuskan hubungan kita??? " gumam Anin dalam hati, sedikit rasa sesal terlintas dalam dirinya. Tapi Anin segera menghilangkan rasa itu, bagaimanapun sekarang ia milik Mo Ryung, suaminya.
"Kau tak berubah kak Bram, masih suka bercanda." celoteh Anin sambil mengunyah makanan yang didepannya.
"Keliatan gitu ya... pengen lihat orang yang serius? ia adalah CEO kita. Uh... Kalo kau bertemu beliau jangankan tertawa, senyum aja gak bisa."
"Oya..."
"Bahkan klo ada rapat... Ehm... Rasanya antara hidup dan mati." jelas Bram dengan mimik mukanya yang lucu.
"Sstt... Nanti ada yang dengar." sahut seorang perempuan berkulit sawo matang dengan membawa semangkok sup dan duduk disamping Bram
"Lia..." sapa Anin saat melihat gadis itu yang tak lain teman sma nya.
"Anindiya.... Ya ampun... Gak nyangka." Kata Lia sambil berdiri dan langsung memeluk Anin. "kamu kerja disini juga?"
"ya... baru hari ini." jawab Anin seraya melepaskan pelukan Lia.
"kamu tambah cantik aja ya Nin? udah gak tomboy lagi?" goda Lia yang tahu kalo Anin selama ni agak tomboy, jangankan pakai lipstik pakai bedak aja enggak.
"kamu benar-benar berubah Nin." terang Lia seraya memutar-mutar badan sahabatnya itu seraya gak percaya kalo itu Anin.
"udah Lia, gak enak banyak yang liat."
Anin dan Lia kemudian duduk ditempat masing-masing. Mereka masih berbincang kesana kemari mencurahkan kerinduan, hingga jam istirahat pun usai.
"Pulang kantor ke rumah ya... Aku masih pengen cerita banyak." ajak Lia
"Maaf Li.. Aku harus segera pulang."
"Kalo gitu saat dirumah sharelok ya, biar klo aku lagi kosong bisa langsung kerumahmu."
"ocre"
***
Hari pun terus berganti, semua berjalan seperti biasa. Tiap pagi dan petang Anin selalu menyiapkan makanan. Dan tiap hari pun tidak ada yang berubah. Hubungan mereka masih seperti teman, cuma say halo makan bareng berangkat kerja, pulang kerja, makan, ngobrol hanya sekedar basa basi dan tidur.
Tapi lain halnya hubungan Anin dan Bram, mereka berdua semakin akrab seakan hubungan mereka tampak kembali lagi. Meskipun mereka pergi bersama hanya untuk urusan bertemu klien dan satu ruangan dengan Bram, cukup membuat Anin merasakan sensasi pacaran seperti dulu.
Bram begitu perhatian padanya, Bram yang masih menyimpan rasa cinta pada Anin baik-baik ingin sekali mengulang semua kembali dengan Anin.
Lain halnya dengan Anin, rasa cintanya pada Bram sudah terkubur dalam-dalam, meskipun masih ada sisa-sisa sakit yang pernah tergoreskan dihatinya, yang terkadang masih muncul dan bisa membuat Anin meneteskan air matanya.
Di benaknya masih jelas dengan perkataan Bram waktu itu, yang membuat hati Anin sakit.
"Nin... Lebih baik hubungan kita akhiri sampai disini, Malang Jakarta bukan jarak yang dekat, aku tidak ingin kita saling menunggu. Maafkan aku... " ucap Bram yang kemudian pergi tanpa mendengar jawaban dari Anin.
Kata-kata Bram itu masih terngiang ditelinga Anin. Kejadian itu sangat jelas, orang yang sangat Anin cintai mengakhiri semua hanya karena jarak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
⭐Nda 1-2⭐
syukurlah klo Anin gk baper...
ingakkk mo Ryung 😄
2020-05-11
0