Matahari pagi ini bersinar cerah sekali, seperti biasa, gadis manis satu-satunya di rumah berlantai dua itu sudah mulai mengutak atik sayuran.
"wiihh... kakak ipar.. rajin bener, sarapannya udah siap." celoteh Jung Su seraya mengambil ayam goreng kesukaannya.
"mama mau kemana?" tanya Jung Su yang melihat mamanya sudah membawa tas.
"mama mau balik ke Seoul." ucap mama seraya melangkah pergi.
"ma... " panggil Anin menghampiri mertuanya. "maafin Anin ya..."
"ya sayang... mama harus pergi, ada urusan. Oya, jangan menundanya ya nak...." Pamit mama Ryung yang kemudian pergi diantar pak Bimo.
"Sarapan dulu.. ma.." tawar Anin
"mama buru-buru sayang..." Jawab mama yang bergegas pergi.
Tak selang berapa lama, Mo Ryung keluar kamar dengan memakai jas hitam dan siap untuk bekerja. Ia duduk dimeja makan bersama Mo Jung Su dan Anin.
"mama pulang kak..." coba Jung Su memberitahu kakaknya
"hm... aku tahu." jawab Ryung yang sedang melahap sarapan dihadapannya.
***
Tiga hari telah berlalu, sejak Bram melamar Anin waktu itu. Laki-laki berparas tampan itu tidak kelihatan. Bram tidak memberi kabar apapun ke kantor. Anin merasa gelisah dengan hal itu, ia merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan.
"masih tidak masuk Nin?" tanya Lia yang datang meminta laporan ke Anin
"belum Li... kenapa ya? ehm... gimana kalo kita jenguk dia?" ajak Anin
"boleh Nin, nanti pulang kantor ya!" jawab Lia seraya duduk di bangku dekat Anin. "eh... tadi aku lihat wanita tinggi semampai dengan tuan Mo, kau tahu siapa...." tanya Lia yang kemudian berhenti saat melihat Mo Ryung berjalan di samping gadis yang ia maksud.
"bukankah itu Tuan Mo? romantisnya... tumben tersenyum sumringah seperti itu, sampai digandeng segala lagi. Biasanya nyentuh aja gak mau." celoteh Rista teman seruangan dengan Anin yang melihat Mo Ryung digandeng wanita cantik.
Mendengar itu, tiba-tiba Anin merasa kesal. Tak biasanya Anin peduli dengan apa yang dilakukan Mo Ryung di kantor. "Cari perhatian segala... apa dia sengaja berjalan disini biar aku ngelihat." ujar Anin dalam hati
Karena hari ini Bram tidak masuk, Akhirnya Anin mewakili Bram di rapat Kabag. Mereka semua menunggu cukup lama. Tak biasanya Mo Ryung tak tepat waktu dalam memulai rapat.
Anin melangkah mendekati Tomi dan mengajaknya keluar ruangan.
"Oya pak Tomi, kalau boleh tahu Pak Mo masih ada rapat lainkah?"
"Beliau masih ada tamu Nyo... maksud saya mb Anin." Jelas Tomi
"Siapa pak?"
"Dia, Nona Clarissa putri dari Bapak Ronald rekan kerja kita." Jelas Tomi. "Apa nona mau menemui Pak Mo?"
"Apa Boleh? soalnya aku juga ingin mengajukan beberapa dokumen ke beliau." tanya Anin, yang kemudian diantar Tomi ke ruangan Mo Ryung.
Didepan pintu kantor Mo Ryung, Tomi mendengar suara gedubrak dari dalam. Tanpa mengetuk pintu Tomi langsung membukanya. Betapa kagetnya Tomi dan Anin karena melihat Mo Ryung berada tepat diatas Clarissa dan meja tamu disamping mereka jatuh.
"Maaf pak... kami mengganggu." Ucap Anin dengan menundukkan kepalanya dan langsung melangkah pergi.
"Anin tunggu, ni gak seperti apa yang kamu lihat. Nin..." teriak Mo Ryung yang berusaha bangkit dan mengejar Anin.
"Pak Mo maafkan aku, aku bener-bener gak sengaja." Kata Clarissa yang tadi memang hampir terjatuh dan reflek memegang dasi Mo Ryung yang membuat laki-laki itu hilang kendali dan jatuh diatasnya.
Mo Ryung tak mempedulikan ucapan gadis itu, ia berlari mengejar istrinya. Saat didekat Anin, Mo Ryung langsung menarik tangan istrinya dan membalikkannya.
"Nin... tadi gak seperti apa yang kamu bayangkan."
"Maaf pak... ni kantor. Dan Anda menyakiti tangan saya." Ucap Anin seraya melepaskan tangannya dari Mo Ryung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
⭐Nda 1-2⭐
1-1 udh saling jealous...
berarti saling cinta thorr...😍
2020-05-11
0