Malam kota Jakarta kali ini terasa lebih sejuk dari biasanya. Kota yang tampak hiruk pikuk kendaraan tanpa mengenal siang atau malam itu, terlihat berbeda malam hari ini, suasana begitu lenggang. Gadis manis yang berkuncir kuda itu mengendarai motor sport milik Jung Su dengan kecepatan 150km/jam. Ia meleak-leok diantara kendaraan yang berlalu lalang tanpa khawatir menabrak atau menyerempetnya.
Ia terus melaju dengan cepat, hatinya yang merasa sesak dan kejenuhan pikirannya seakan terbang terbawa hembusan angin malam.
Akhirnya, Ia berhenti dipinggir pantai, suara deburan ombak terdengar jelas dan angin malam ni begitu menyejukkan hatinya.
Gadis itu duduk dengan dagu menopang pada lututnya. Ia menatap lurus ke depan tak bergeming sama sekali.
Ada apa denganmu kak Ryung? Kenapa berbuat seperti ini padaku? Apa aku melakukan kesalahan hingga kau bersikap seperti ini? Mana kak Ryung ku yang dulu baik? Yang mengajak aku berteman?
Kak...Lebih baik kau omelin aku dari pada kau diam seribu bahasa seperti ini?
***
Saat dini hari, Mo Ryung baru pulang kerumah bersama Tomi.
"Sudah sampai tuan." kata Tomi yang melihat tuannya menundukkan kepala. Tak biasanya Mo Ryung terlihat sesuntuk itu.
Mendengar perkataan Tomi, Mo Ryung hanya menatap rumahnya begitu lama. Seakan enggan untuk masuk, kali ini amarahnya benar-benar tidak bisa dikendalikan.
Tapi entah kenapa saat mendengar suara Anin, ia tidak bisa meluapkan amarahnya pada Anin. Ia begitu kecewa pada gadis manis itu.
"Tidurlah dirumah Tom." kata Mo Ryung, Ia berjalan keluar mobil dengan perlahan.
Sesampainya dirumah, Mo Ryung dikagetkan dengan keberadaan Pak Bimo, yang tak biasa jam segini ada dirumahnya.
"Selamat datang nak." sapa Pak Bimo berdiri menghampiri tuannya.
"Kenapa pak Bimo belum pulang, bukannya saya minta klo Anin ato saya dirumah, bapak bisa pulang."
"Neng Anin tadi pergi nak... Saya gak tahu kemana, terakhir saya lihat beliau keluar pake motor tuan Jung Su."
"Motor Jung Su.... Tapi Jung Su baru pulang denganku tadi." pikir Mo Ryung yang langsung mengotak atik ponselnya menghubungi Jung Su. Sayang nya tidak ada jawaban dari pihak Jung Su, hingga Mo Ryung berkali-kali mencoba menghubunginya lagi tapi tetap tidak ada jawaban.
"Dia pergi kemana pak?" tanya Ryung kembali sambil terus menghubungi Jung Su.
"Maaf nak... neng Anin tidak memberitahu bapak, saat bapak bilang sudah izin nak Ryung belum beliau cuma tersenyum."
Kemudian Mo Ryung menghubungi ponsel Anin tapi ternyata ponselnya berada di rumah.
Melihat hal itu, pikiran Mo Ryung menggila
kemana kamu Nin...apa kau belum puas membuat aku sakit? apa kau pergi bersamanya? menemuinya?
kemudian ia berlari keluar menuju rumah Jung Su untuk memperoleh penjelasan adiknya tetapi, saat di gerbang masuk, Mo Ryung mendengar suara Anin kemudian berbalik dan menghentikan langkahnya.
"Kak..." panggil Anin pada Mo Ryung yang menatapnya. Mereka berdua saling bertatap hingga beberapa menit kemudian Mo Ryung pergi tanpa kata.
"Kak... Ada apa denganmu?" mendengar pertanyaan Anin, Mo Ryung berhenti. melihat itu Anin berjalan perlahan mendekati lelaki itu. "Apakah aku salah?" Anin menatap Mo Ryung dengan tegas.
Mo Ryung tidak menjawab, ia hanya melihat Anin. Ingin sekali ia mengatakan semua tapi ketika melihat wajah Anin, ia tidak bisa berkata apa-apa hanya gelak tawa dan bayangan Anin bersama Bram yang muncul dikepalanya.
Kemudian ia berlalu meninggalkan Anin dan melangkah masuk tanpa memandang ke Anin kembali.
Anin terdiam melihat hal itu, ia tetap berdiri di posisinya menengadah ke atas menunggu sang fajar yang sebentar lagi naik ke peraduannya.
"Hubungan apa ini, kenapa ia berubah seperti itu? Aku tak mengenal kak Ryung sekarang. Kak Ryung yang baik dan hangat tiba-tiba hilang. Ia menjadi pendiam, dingin, dan sinis. ia menjadi CEO ku bukan suamiku." Gemuruh otak Anin memikirkan Mo Ryung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
⭐Nda 1-2⭐
Anin perasa donkk
2020-05-11
0