Merajuk 2

Pagi pun menjelang, seperti biasa Anin sudah menyiapkan sarapan dan bersiap untuk berangkat kerja.

"ehm... harumnya Nin... membuat aku laper." Jung Su yang tiba-tiba datang langsung mengambil piring dan menyendok nasi goreng yang masih mengeluarkan uap panasnya.

"kakakmu belum sarapan, tunggu bentar... " halau Anin

"keburu pingsan aku nanti." Celoteh Mo Jung Su yang tidak ditanggapi oleh Anin. "Kak... gak sarapan dulu?" tanya Jung Su yang melihat Mo Ryung turun tangga dan langsung keluar rumah. Mo Ryung tidak mengindahkan tawaran adik satu-satunya, ia terus berjalan menuju Tomi yang sedari tadi sudah menunggu tuannya itu, bahkan Mo Ryung tak menoleh dan berbicara sedikitpun.

Melihat itu Anin hanya terbengong dan tidak berucap apa-apa. Hanya terlintas dipikiranya ada apa dengan suaminya? Apakah ada yang salah dengan dirinya?

"Kalian bertengkar?" Mo Jung Su mengalihkan pandangan dari Mo Ryung ke Anindya yang duduk di depannya sambil bengong.

"Gak Jung... Kakak kamu lagi dapet kali." celoteh Anin tanpa berpikir yang membuat Jung Su terheran-heran.

****

Suasana di kantor kali ini tidak seperti biasa, semua terlihat tegang dan sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Bagaimana tidak akhir bulan ni CEO minta semua target harus tercapai.

Celotehan yang biasa disuguhkan Bram pun hilang seketika, ia terlihat begitu serius di depan komputer begitu pula Anin ia menerima setumpuk berkas yang harus segera dipromosikan, ia mencari ide-ide yang menarik agar produknya laku dipasaran.

Makan siang pun tiba, Anin, Bram dan dua rekan lainnya berjalan beriringan menuju kantin kantor. Mereka mulai berbincang santai, begitu pula Anin dan Bram mulai ada senyum sumringah dari dua orang itu.

Mereka makan sambil bergurau, hingga merubah suasana yang tadinya tegang lebih terasa longgar.

Tanpa mereka sadari sedari tadi ada yang memperhatikan mereka dari CCTV, seorang laki-laki yang tak lain adalah Mo Ryung. Bukan hati tenang yang didapat Mo Ryung seperti apa yang mereka rasakan tetapi rasa marah hingga nafasnya tak terkendali.

Mo Ryung memilih untuk mematikan tv nya dan berhenti melihat Anin yang sumringah di depan lelaki.

"Ada masalah kak?" sapa Jung Su yang baru masuk dan melihat wajah kakaknya memerah.

"Keluar Jung." pinta Mo Ryung setelah mengambil berkas laporan Jung Su.

Jung Su tak berani bertanya lagi, ia langsung melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Mo Ryung sebelum kakaknya bertindak lebih.

Baru kali ini, ia melihat kakaknya begitu marah. Bahkan selama ini ia tidak pernah dibentak sekeras itu oleh Mk Ryung.

****

Hari pun terus berganti, Mo Ryung tetap tidak bicara pada Anin. Mo Ryung pun tidak pernah makan dirumah, sarapan yang telah disediakan Anin dilirik pun tidak. Mo Ryung berangkat pagi sekali dan pulang sudah tengah malam.

Laki-laki tampan itu sekarang tidak seperti yang Anin kenal, ia lebih dingin dari sebelumnya. Bahkan tatapannya sekarang tak selembut biasanya. Sudah dua minggu lebih itu berlangsung, dan membuat Anin resah dengan sendirinya. Bagaimana tidak, bukan hanya dirumah tapi dikantor pun Mo Ryung lebih kejam dari biasanya.

Hampir setiap hari Jung Su mengeluh soal kakaknya, yang inilah itulah bahkan katanya semua kepala divisi bekerja lebih keras dari biasanya. Ia tak pernah melihat kakaknya setega ini bahkan office boy yang hanya mengantar makan siang untuk Mo Ryung lupa tidak memakai sendok Mo Ryung yang biasanya, ia dipecat.

Malam ini, Anin merasa suntuk bukan hanya karena tingkah laku Mo Ryung tapi tiap hari ia pulang pukul 9 malam, ia harus lembur untuk mencapai target yang ditentukan. Belum lagi, setiap pulang ia harus memasak. Meskipun Mo Ryung tidak makan dan tiap pagi sisa makanannya ia buang.

Ia masuk ke kamar mandi dan membuat tubuhnya rileks sebentar. Tiba-tiba ia teringat Jung Su, dan segera menghubunginya dan meminjam motor balap milik Jung Su, ia berniat keluar malam ni mumpung besok hari libur.

Tak lama kemudian, Anin keluar dengan celana jeans beserta jaket kulit yang pas di badan.

"Non Anin... Mau kemana?" tanya pak Bimo yang belum pulang.

"eh... Pak Bimo tumben belum pulang." kata Anin yang melihat pak Bimo masih berdiri di dapur. "aku mau keluar pak... Hari ini aku gak masak, kak Mo juga gak akan makan dirumah." Senyum Anin seraya melangkahkan kakinya keluar rumah.

"Maaf nak... Sudah ijin tuan Mo?"

Anin cuman tersenyum tak menjawab. "Aku pergi." pamit Anin langsung keluar rumah

Terpopuler

Comments

⭐Nda 1-2⭐

⭐Nda 1-2⭐

wahhh Anin gk perasa thorr...
tp asekkkk 👍

2020-05-11

0

Rony Dejee

Rony Dejee

lanjut thorrrr seru cerita nya

2020-01-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!