Apakah Kau disana?

Ryung masih memegang tangan istrinya, dan mereka saling menatap lekat.

"maaf... bapak menyakiti saya." Ucap Anin sekali lagi yang kemudian tangan itu dilepas oleh Mo Ryung.

"aku bisa jelasin Nin..."

"maaf, kita harus rapat. Semua sudah menunggu." Ucap Anindiya seraya pergi meninggalkan Mo Ryung.

Rapat pun dimulai oleh Ryung, semua sudah siap dengan berkas yang akan dilaporkan begitu pula dengan Anin. Mo Ryung hanya mendengar apa yang mereka katakan satu per satu tanpa memberi tanggapan sekali pun. Ia terlalu fokus dengan menatap Anindiya yang dari tadi hanya tertunduk melihat berkasnya.

Melihat apa yang terjadi pada tuannya, Tomi berdiri dan meminta izin menghentikan rapat siang itu, dengan alasan ada rapat mendadak dengan pihak lain. Mendengar hal itu, semua bergegas keluar dari ruang termasuk Anin.

"Nyo..."panggil yang kemudian cepat-cepat ia ubah. "mb Anin..." Teriak Tomi sambil berlari menghampirinya. "Bisa kita bicara sebentar."

"ada apa?" Tanya Anin dengan menghentikan langkahnya.

"soal tadi di... " Tomi mencoba menjelaskan, tapi kemudian ia berhenti karena Anin mengangkat ponselnya yang berdering.

"Maaf.... Pak... saya ada perlu, nanti kita bicarakan lagi." Ucap Anindiya yang berlalu pergi dengan buru-buru.

Betapa terkejutnya Anin, saat mendengar suara Bram yang bergetar dan meminta Anin datang kerumahnya. Bram mengancamnya jika Anin sore ini tidak datang maka besok dia hanya akan melihat mayat Bram.

Tanpa berfikir panjang, Anin bergegas ke rumah kontrakan Bram tanpa berpamitan pada siapa pun. Ia begitu merasa bersalah dengan apa yang telah ia lakukan ke Bram. Kenapa laki-laki sepintar dia bisa berfikir pendek seperti itu.

Setiba dirumah Bram, Anin melihat Bram bersimpuh di pojok ruang tamu dengan melihat hp nya dan membawa sebilah pisau dapur.

"apa yang kamu fikirkan kak?" tanya Anin yang langsung duduk bersimpuh di depan Bram.

Mendengar itu, Bram tersenyum dan memeluk wanita yang dicintainya. "akhirnya kau datang Nin..." ujarnya masih memeluk Anin.

****

Malam telah menjelang ketika Mo Ryung pulang bersama Tomi ke rumahnya. Betapa kagetnya Ryung saat melihat Pak Bimo yang membukakan pintu.

"apa dia belum pulang?" Tanya Ryung segera

"belum nak..."

"kemana lagi dia?" jengkel Ryung dengan mengambil ponselnya mencoba menghubungi Anin. Ternyata ponsel istrinya itu tidak aktif, kemudian ia menghubungi Jung Su dan Anin pun tak bersamanya.

"Cari Anin sampai ketemu Tom." Perintah Mo Ryung kepada Tomi yang tadinya berencana untuk istirahat.

"baik, tuan." Jawab Tomi dengan setengah membungkuk.

Tanpa menunggu istirahat terlebih dahulu. Tomi langsung duduk diruang tamu membuka laptopnya. Ia mengutak atik Laptopnya untuk melacak keberadaan Anin.

Saat sedang fokus dengan laptopnya, Jung Su datang menghampiri. "ada apa Tom?"

"nyonya Anin belum pulang." jelas Tomi singkat.

"Tapi Anin tadi sepertinya pulang duluan." jelas Jung Su yang kemudian memencet nomer Lia dan menghubunginya.

"Halo Lia, ni aku Jung Su. Anin disana gak?"

"Anin... gak disini pak." Jawab Lia. "emangnya ada apa ya?" khawatir Lia karena tumben Jung Su menghubunginya.

"kira kira tahu gak dimana dia?"

"maaf saya gak tahu, tapi tadi siang kita janjian klo mau jenguk Bram. Tapi saya membatalkannya karena ada urusan." Jelas Lia

"Bram?" ulang Jung Su. "kenapa dia?" tanya Jung Su lagi, kemudian Lia menceritakan kalo Bram beberapa hari ini tidak masuk dan Anin mengkhawatirkan mantan pacarnya itu.

Mendengar penjelasan Lia, Jung Su segera menghubungi Bram tapi sia-sia karena ponsel Bram tidak aktif.

"apakah kau disana Nin?" pikir Ryung dalam hati ketika mendengar ucapan Jung Su.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***