Bersamaan cleaning service yang membersihkan kamar inap Reza, terderngar dari nakas HP reza berdering.
Sebuah panggilan masuk dari luar negeri yang tak lain ibundanya.
"Halo Ma."
"..."
Dengan tenang Reza menjawab, "Tidak apa-apa, kok Ma, Reza dah mendingan, mungkin nanti juga sudah boleh pulang."
"...."
"Tidak perlu, Ma,"
"...."
"Semalam Clara yang menemaniku,"
"...."
"Iya, ini ada," sambil memberikan ponselnya kepada Clara, "Ra, mamaku mau ngomong sama kamu."
Dengan santai Clara menerima ponsel itu lalu mulai ngobrol dengan Riana, maminya Reza, cukup lama, sekitar 15 menit, sampai akhirnya Clara mematikan dan mengembalikan ponsel Reza.
"Lama banget, ngobrol apa saja kamu?" tanya Reza.
"Mau tau aja, udahlah, kamu mau mandi, apa aku lapin saja pakai air hangat?" tanya Clara enteng tanpa beban.
Reza bingung antara cari kesempatan atau mandi sendiri, tapi sepertinya Clara tidak keberatan, ah lagian ini kamar yang VIP cuma ada aku dan Clara, ga ada pasien lain, batin Reza.
Reza berusaha bangkit dari tempat tidurnya, lalu berpura-pura seolah dia masih belum mampu untuk duduk.
Clara langsung menangkap maksut itu, "Ya uda, aku ambilin air hangat aja ya."
Reza mengangguk pelan sambil tersenyum menyeringai.
Tak lama kemudian Clara kembali dengan seember air hangat, mulai dari membuka kancing kemeja dan melepaskan kemeka Reza, dengan telaten dia membasuh seluruh tubuh (bagian atas) Reza dengan waslap.
Reza sedikit mengerang ketika bagian dadanya yang Clara basuh, saat itu Clara tidak berfikir apa-apa selain untuk menebus rasa bersalahnya, jika saja tidak karena dia, pasti sahabatnya tidak akan masuk Rumah sakit.
"Eh, kenapa mengerang gitu?" tanya Clara.
"Enak, hehehe," jawab Reza sambil nyengir.
"Dasar!" ucap Clara sambil memukul paha Reza.
"Auwhhhhh ... Sakit Ra," ucap Reza mengekpresikan kesakitannya sambil memegangi pahanya.
"Eh, situ juga sakit, ya? Maaf Za aku ga sengaja," ucap Clara merasa bersalah.
"Tidak apa-apa, nanti juga sembuh kok, akan cepat sembuh kalau kamu yang rawat aku," ucap Reza sambil tersenyum pada Clara dengan senyuman menggoda.
"Ya uda, pakai baju dulu, biar ga masuk angin," ucap Clara sambil membuka tas berisi baju Reza yang semalam diantarkan oleh sopir Reza.
"Ra, ngelapnya kok cuma bagian atas saja?" Mata Reza menatap Clara.
"Ya, sisanya kamu yang kerjakan sendiri." Clara memalingkan wajahnya canggung.
"Mana aku bisa, Ra."
"Za, jangan bercanda, Deh."
Reza tersenyum nakal menarik lengam kanan Clara dan menjatuhkan tubuhnya dalam pangkuannya.
Mata keduanya saling bertemu, Reza mendekatkan wajahnya pada wajah Clara.
Muka Clara nampak memerah, bahkan kehabisan akal untuk melepaskan diri dari Reza.
"Permisi, pasien Reza biarkan saya memeriksamu."
Seorang wanita berambut lurus hitam dan panjang mengenakan pakaian dokter tiba-tiba masuk dengan stetoskop dikalungkam pada leher jenjangnya.
Dengan cepat Clara bergegas bangkit menjaga jarak dari Reza.
Sekilas dokter itu melirik dan tersenyum kecil pada Clara, membuatnya semakin salah tingkah.
"Tuan Reza, kondisi anda sudah membaik, nanti siang anda sudah diizinkan pulang. Tapi perbanyak istirahat dan jangan nakal dulu ya."
Dokter cantik yang bernama Lusi itupun meninggalkan ruangan.
Clara dan Reza saling pandang, keduanya diam dalam situasi yang canggung.
"Za, kamu mau saparan apa? Makanan rumah sakit, atau aku belikan di luar?"
Ragu-ragu Clara mengucap kalimat itu demi memecah suasana hening.
"Terserah Clara saja."
"Ini aku beli di luar tadi, sepertinya aku ga bakal habis, kita makan berdua saja." Gadis itu tersenyum mendekati reza dengan kotak makanan di tangannya.
"Suapin aku, dong. Kan kata dokter tadi belum boleh banyak gerak." Rengek Reza manja.
Usai mereka sarapan sekitar jam 7.30WIB, Eren dan Selly datang membesuk Reza.
"Za, Sory kita baru dateng, aku baru tau tadi pagi dan langsung kesini," ucap Eren sambil memeluk cupiki cupika pada Reza, begitupun Selly melakukan hal yang sama.
"Iya, gapapa, kan semalam uda ada Clara," jawab Reza.
"Semalam kamu di sini, Ra?" tanya Eren, bersamaan dengan Selly.
"Ia, kan kasian Reza ga ada yang jagain. Lagian, dia masuk rumah sakit juga .... "
"Karena kecelakaan kecil, nanti jyga pulanh," potong Reza,
"Karena sudah ada Eren dan Sely aku urus administrasi Reza dulu, ya. Hanis itu kita sama-sama anter Reza pulang," ucap Clara lalu keluar ruangan.
Usai melunasi administrasi Clara berpapasan dengan dokter Lusinyang memeriksa Reza tadisaat menuju ruang inap Reza.
Clara tersenyum dan menyapa ramah saat pandangan mereka saling bertemu.
"Pacarnya pasien VIP no 03, ya?" tanya dokter itu basa-basi sambil memberikan senyum terbaiknya.
"Bukan, anda salah faham. Kami hanya sahabat."
Clara pun segera berlalu menuju kamar Reza, membantunya berkemas dan mereka ber4 keluar.
Hanya saja saat di parkiran Eren dan Sely ada kuliah pagi ini, jadi tidal dapat mengantar Reza sampai rumah.
Tiba dirumah Reza Clara merasa sangat gerah, dari kemarin dia belum mandi, mengetahui itu Reza hanya tersenyum geli saja, "Ra, kamu mandi sana gih! Dari kemarin pasti kamu juga belum mandi, ya?"
"Aku ga bawa ganti, Za." keluh Clara.
"Ya uda mandi saja dulu, kamu bisa pakai baju aku,"
Tanpa ba bi bu Clara langsung menuju kamar mandi dalam kamar Reza, mungkin karena saking gerahnya, bahkan dia lupa tidak mengambil baju dulu dalam lemari Reza, yang ada 15 menit kemudian hanya dengan lilitan handuk sebatas dada dan atas paha Clara keluar.
"Lupa, Za ga ambil baju, hehehe," ucap Clara, selebihanya dia cuek-cuek saja, toh Reza langsung mengalihkan pandangannya dari Clara meski sempat terpaku 5 detikan.
Untung saja Reza, bukan Vano, kalau yang ada di kamar itu Vano tidak menutup kemungkinan untuk keduanya berbuat khilaf.
"Reza, ayo lihat kesini!" ucap Clara setelah beberapa saat.
Perlahan Reza menoleh melihat Clara mengenakan celana jens panjang sobek, dengan atasan kemeja biru muda kebesaran panjanganya sampai sepaha Clara.
Reza masih bengong melihat penampilan Clara yang natural tanpa polesan mekap sedikitpun, iner beautynya nampak terpancar lebih kuat, mana kala dia menyibak rambut panjangnya dan meletakan di belakang telinganya, sungguh membuat Reza terpukau.
"Aku tidak tau, bagaimana ada celana cewek di sini, apa milik pacar kamu ketinggalan?" ucap Clara menyadarkan Reza dari dunia fantasinya.
"Eeee eemm anu, itu... Eeee itu memang untuk kamu, sih Ra, tapi aku takut ukurannya ga pas," jawab Reza gugup
"Oh, iyakah Za? Tapi lihat! Pas banget, kan ya?" ucap Clara senang.
"By the way kamu keren pakai kemejaku Ra, biar kebesaran gitu malah terkesan sexy."
"Pakai apapun, aku juga keren, Za," ucap Clara sambil melipat lengan kemeja yang kepanjangan.
Tak lama kemudian dua sahabatnya tiba di rumah Reza dengan membawa makan siang untuk mereka.
Usai makan siang bersama Clara memohon diri karna hari ini dia ada kuliah.
Sesampai di mobil ia melihat ponselnya.
"Sejak semalam aku tidak menyentuh hpku sama sekali."
Gadis itu terkejut, mulutnya sedikit terngaga melihat layar ponselnya menunjkan ada 57pesan dan 149 panggilan tidak terjawab dari Vano.
"Mampus sudah! Pasti kakak bakalan marah dan aku akan habis di tangannya." keluh Clara dengan ekspresi bingung.
Tak lama kemudian, sebuah pesan grup dari kampusnya masuk. Ternyata dosen tidak ada, dan kuliah besok pagi.
Clara pun mematikan ponsel dan meletakan begitu saja di kursi samping.
Langsung di pacunya mobil yangbia kemudikan menjuku kantor Vano.
Tapi, ia tidak mendapati. Dan ternyata hari ini papa, mama dan kakaknya tidak hadir ke kantor bersamaan.
Clara merasa aneh, tidak terfikir untuk menghubungi salah satu dari mereka. Dia langsung kembali ke rumah.
Ternyata benar saja, mobil papa mamanya ada di garasi rumah, bahkan ada satu mobil lain di halamannya.
"Itu, Clara, Ma, sudah pulang," ucap Andrean.
"Sayang, dari mana saja kamu, Mama telfon-telfon ga diangkat, wa sms semua diabaikan," ucap Vivian.
"Semalam, Clara ke rumah sakit, dan ini pulang kuliah," ucap Clara cuek tanpa menyapa Yuna di samping kakaknya. sambil duduk dan melahap biskuit yang tersuguh di atas meja.
Ruapanya dari awal Clara datang, Vano memperhatikan kemeja yang Clara pakai, sampai-sampai dia memberanikan diri bertanya di hadapan orang tua dan calon hasil perjodohannya, "Itu, kemeja siapa yang kamu pakai Ra?"
"Oh, ini? Kemejanya Reza, tadi Clara numpang mandi di rumahnya, karena ga bawa ganti ya uda pakai bajunya saja," jawab Clara sengaja memancing emosi Vano. Karena dia pun juga sangat benci jika Vano dekat-dekat wanita lain terlebih Yuna.
Vano memang diam tidak menjawab lagi, tapi jauh dalam hatinya dia merasa terbakar, kembali dia ingat di apartemen kemarin, ngapain saja Reza dan Clara sampai 1 jam berada di dalam kamar, dan lagi ini, oh benar-benar membuat Vano tidak tahan.
Vano pergi begitu saja meninggalkan mereka, sedangkan Clara dia masih cuek-cuek saja ngobrol dengan Andrean dan Vivian, dan masih mengabaikan Yuna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 417 Episodes
Comments
👸ᴿᵃᵗᵘ ᴹⁱᶜⁱⁿ 🤴
woooow...
EYD nya kereeeeeen....
bisa belajar banyaaak nihhh
2020-04-09
1
Nais Putriismanah
wah cemburu nih
2019-09-09
4