Usai exrakulikuler bela diri di sekolahnya, Clara buru-buru pulang ke rumah, takut keduluan sang Mama sampai duluan.
Dia tidak sempat berganti pakaian, dia hanya melepas sabuk dan menutupi atasan dengan mengenakan jaket.
Ketika sampai rumah.
"Clara, mama sudah bilang, kamu harus cepat pulang, kenapa sampai jam 4.30 begini?"
"Ada kegiatan, Ma, kan acara juga masih nanti jam 18.15WIB,"
"Iya, tapi untuk memilih baju kamu bisa sampai 5 jam sendiri,"
"Itu tidak akan terjadi, Ma "
Tepat pukul 18.00 Clara sudah siap dengan hells hitam dan dress coklat tua, dia nampak cantik dan anggun, bahkan sikap pecicilannya sedikitpun tidak nampak.
"Clara, wow .... " Vivian tergagum melihat penampilan Clara dari atas sampai bawah.
"Sudah lah Ma, Clara ga akan bikin malu Mama pokoknya. Ok," ucap Clara sambil mengedipkan sebelah matanya.
Dengan mengendarai taxi, keduanya menuju restoran yang sudah disepakati oleh Vivian dan Andrean.
Mulanya Vivian menoleh mencari seseorang dengan mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut restoran, pandangannya terhenti pada sosok pria usia 37 tahunan dengan postur tubuh tinggi dan tegap melambaikan tangan padanya.
"Itu, Om Andrean," bisik Vivian pada Clara dan menggandeng putrinya menuju ke meja Andrean.
"Maaf Mas, kami terlambat, sudah lama menunggu?" Sambil sedikit menunduk manggeser kursi duduk di depan Andrean, ia merass tidak enak.
"Tidak kok, Aku juga baru sampai," ucap Andrean seraya mempersilahkan Vivian dan Clara duduk, "Oh, jadi ini ya, Clara? Wah cantik banget, ya dia." Andrean sambil tersenyum ramah.
Clara hanya tersipu malu lalu duduk di seblah Vivan, dengan muka tertunduk.
"Vano, mana Mas?" tanya Vivian.
"Dia, sebentar lagi juga akan sampai, tadi masih ada sesuatu yang harus dia kerjakan sedikit."
"Jadi, Vano itu anak Om, Clara. dia akan jadi kakakmu nanti," jelas Andrean saat mendapati ekspresi bingung Clara.
Obrolan antara mereka bertiga selama lima menit cukup membuat Clara dan Andran sudah dapat merasa dekat, Clara menyukai Andrean, begitupun Andrean.
Tapi, panggilan alam mendadak datang di waktu yang tidak tepat, mau tidak mau, mengharuskan Clara harus permisi dulu untuk ke toilet.
Karena terburu-buru, brugh ... Clara terjatuh saat dirinya menabrak seseorang, ingin rasanya dia marah karena baginya sosok itu yang salah.
"Maaf, mbak, kamu tidak apa-apa?" kata pria itu sambil mengulurkan tangan membantu Clara.
"Ga apa-apa gimana? Ga lihat aku jatoh? Ga liat juga apa kepalaku terbentur meja?" ucap Clara, emosi.
"Kan, aku uda minta maaf."
Sesaat Clara bengong melihat pria yang baginya menabraknya.
Padahal kenyataannya, dialah yang menabrak.
Wuuih, buset dah, cowok apa malaikat kok gantengnya kebangetan, kenapa aku ga ketemu dia saat aku tergila-gila sama Febri, ya? Agar aku cepat move on,' batinnya.
"Iya dimaafkan. Ya sudah permisi," ucap Clara lalu berlalu begitu saja.
Tiba di toilet, rupanya dia lupa dengan panggilan alam yang berkali-kali memperingatkan tadi selama di meja, dia malah memikirkan pria tadi.
'Stop Clara, jangan pikirkan orang asing lagi!' ucapnya seorang diri.
Dengan sedikit merapikan pakaian dan mekapnya, Clara keluar meninggalkan toilet.
Sesekalai dia melempar pandangan ke penjuru restoran, mencari di mana pria tadi duduk, namun tidak ditemukannya.
Supraise... Sungguh suatu hal yang tak terdukmga, dia melihat cowok yang bertabrakan dengannya tadi duduk bersama Mama dan calon Papanya, apakah dia Vano, calon kakak tiri Clara?
"Permisi," kata Clara sambil duduk di kursinya.
"Clara, kenalkan! Ini calon kakak kamu. Van ini calon adik kamu, Clara," ucap Andrean mengenalkan.
Vano menatap Clara lalu tersenyum, "Hai adek, kepalanya masih sakit?"
Clara tersipu malu, sedikitpun dia tidak berfikir pria di hadapannya ini akan menjadi kakak tirinya.
Vivian dan Andrean merasa bingung dibuatnya.
"Memang kenapa kepala Clara?" tanya Vivian heran, sekaligus cemas.
"Begini Ma, tadi kami bertabrakan, Adek jatoh kepalanya terbentur." Vano menjelaskan.
Vivian terdiam sesaat, dia merasa terharu mendendar Vano memanggilnya dengan panggilan mama.
"Tidak apa-apa kok," ucap Clara, berusaha rilex.
Ini cowo, ternyata calon Kakak tiriku! Ya Tuhan jangan biarkan aku jatuh cinta padanya kelak. Mata minimalis yang menyorot tajam, rahangnya yang kokoh, dada bidang serta badan yang tinggi tegap. Astaga! Ini nyata apa aku yang sedang berada dalam novel ya?' batin Clara.
"Yakin Dek, tidak apa-apa?" Ucap Vano membuyarkan lamunan Clara.
"Tidak apa-apa, Kak!" Clara memberanikan diri memandang ke arah Vano.
'Beneran, calon Kakak tiriku ini, maskulin banget!' batinnya lagi, namun segera dia menyadarkan diri.
Tapi dia langsung teringat dengan Eren yang suka tebar-tebar pesona dan demen koleksi pria tampan.
'Ya Allah, apapun alasannya, jangan sampai dia jadi kakak iparku, meski kakak ipar tiri, melihat kak Vano yang kaya gini pasti Eren rela putus permanen sama Alfa.'
"Ra, kamu mau makan apa?" tanya Vivian.
"Apa aja lah Ma, asal makan," jawab Clara sekenanya.
Sementara Vivian bengong dan saling pandang dengan Andrean, Andrean pun tertawa melihat ulah Clara yang cuek dan serba apapun itu.
"Hahaha, Clara, kamu pilih saja menunya, mau makan apa, minum apa, kaya ga punya selera saja."
"Justru itu, Om ..."
"Panggil papa dong, Dek," potong Vano.
Lagi-lagi Clara hanya bisa tersenyum.
"Iya, Pah."
Usai acara makan malam, mereka saling mengobrol, Vano memang sosok yang mudah bergaul dan supel, tapi tidak dengan wanita. Dia hanya berteman dengan sesama pria saja. Tapi, bukan berati dia gay. Dia normal kok. Koleksi wanitanya banyak tapi tidak ada yang dia seriusin. Wanita baginya sama hanyalah teman di kala suka saja. Dan tak bisa dikasih hati.
Andrean dibuat heran sekaligus tak percaya, baru beberapa menit bersama calon adik, dia nampak akrab dan dekat.
Bahkan, Vano juga nampak tertawa terbahak ketika bersama Clara, entah apa yang mereka obrolkan.
"Vin, kamu lihat Vano!"
"Iya mas, seperti bukan dirinya, di kantor dia sangat dingin terlebih pada wanita, kalau di luar .... "
"Tidak, Vin, memang dia itu cenderung kaku, tapi mungkin dia cocok dengan Clara," potong Andrean.
"Iya mas, semoga mereka jadi saudara yang baik."
"Iya, Vin, semoga Vano bisa menjadi kakak yang baik untuk Clara, bisa melindungi adiknya."
"Aamiin," jawab Vivian.
Acara makan malam selesai pukul 20.30 WIB. Andrean bermaksut mengantar Vivian dan Clara pulang,tetapi, Vano sudah duluan meminta izin pada sang Papa dan calon Mama untuk mengantar Clara.
Malam ini Vano tidak mengendarai mobil, dia lebih menyukai motor sport ketimbang mobil, dan sangat cocok dengan Clara yang suka ngebut.
"Besok Clara pulang sekolah jam berapa?" tanya Vano sambil nyetir motor.
"Besok hari apa, ya? Jumat biasanya pulang jam 11, kenapa, kak?"
"Sekolah di SMA 3 Surabaya kan? Boleh Kakak jemput kamu besok?"
"Boleh,"
Clara sangat senang sekali, dia senyum-senyum sendiri. Vano sepertinya akan baik dan sayang sama dia, mana ganteng lagi.
'Semoga saja besok kak Vano pake motor, biar semua temen-temen tau, dan mikir aneh-aneh tentang kami,' Batinnya.
"Ra..." panggil Vano.
"Iya, ada apa, Kak?"jawab Clara.
"Oh, diem aja, kirain tidur," goda Vano.
"Ah, gak lah, bisa aja," Clara memukul pelan pundak Vano. "Stooooop!"
Vanopun rem mendadak motornya yang membuat Clara terpental kedepan dan tubuhnya menubruk Vano.
Dengan cueknya dia cengiran sambil turun dari motor Vano, lalu pergi ke dalam begitu saja.
"Uda nyampe, hehehe."
"Clara," pangil Vano, dia berhenti dan menoleh.
"Iya."
"Gak persilahin kakak mampir dulu, gitu?"
"Uda malam, Kakak, ga baik anak gadis menerima tamu pria semalam ini." Clara membalikan badan lagi, berjalan ke rumah.
Vano tersenyum geli, memang tujuannya tidak lebih sekedar menggoda calon Adik saja, sih.
"Clara!"
Kembali dia berhenti dan membalikan badannya,
"Apa, lagi?" ucapnya kesal.
"Helmnya," kata Vano sambil menunjuk pada helm yang Clara kenakan.
"Oh, iya lupa, hehe. Ini Kak, makasih ya, daaa selamat malam," ucapnya lagi langsung nyelonong ke dalam.
Sedangkan Vano masih mengamati Clara sampai lenyap dari pandangnnya dan baru meninggalkam tempat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 417 Episodes
Comments
Astirai
nyimak thor, menarik
mampir jg di bukalah hatimu untukku ya
2021-04-21
1
Cik Ju Marto
lanjut jak
2020-07-17
2
Mandha Bawell
Novel ini ada sesion 1 nya gak sih? kalo ada plis kasih tau aq judulnya apa.
2020-05-20
0