"Vano!"
Vano menoleh ke sumber suara yang memanggilnya.
"Iya, Pa."
"Tadi kamu banyak ngobrol ya sama Clara?"
"Iya, dia sepertinya anak yang baik dan supel."
"Apakah kamu menerima dia sebagai adik?"
"Kenapa tidak? Vano akan jaga dia seperti adik kandung sendiri lah Pa," ucapnya meyakinkan.
Ayah dan Anak menikmati kopi di teras atas malam itu, keduanya memang sangat dekat, tapi tidak pernah merasa sebahagia ini pasca perceraian Andrean dan Amanda, ibu kandung Vano.
Andrean juga sangat senang melihat raut muka Vano ketika ngobrol bersama calon adik bisa sangat membuatnya tertawa lepas dan bahagia, selama ini Vano memang sosok yang dingin sedingin gunung es, tapi, beberapa menit saja bersama Clara, gunung es itu benar-benar leleh dan melebur.
"Kalian tadi ngobrolin apa di sana?" tanya Andrean memecah kesunyian malam.
"Ga ada sih, Pa. Itu Clara, ceritain temennya,"
"Oh." Andrean duduk di kursi sambil membuka lembaran-lembaran hasil kerja karyawannya.
Sedangkan Vano senyum-senyum sendiri teringat cerita Clara tadi di Restoran.
"Kamu tuh supel ya anaknya. Pasti banyak teman di sekolahan,"
"Ah ga juga kak, ada yang ga suka sama aku?"
"Siapa?"
"Erwin. Teman sekelas." Dengan raut muka datar pandangan
"Emang kenapa? Dia naksir kamu. Lalu kau tolak?"
"Ya gak lah, dia tu ga suka cewek, dia naksir cowo, bencong dia tuh," kata Clara dan terus berlanjut.
"Pernah ya, dulu pas ada geledahan tas secara mendadak, di tas dia itu isinya alat-alat mekap. Gila, kan? Dan lebih parahnya lagi uda gede juga dia suka banget maen boneka barbie, dia mainin pas jam istirahat, dan ya, Erwin paling benci cewe cantik dan feminim, baginya hanya dialah ratu tercantik di sekolahan,"
Bahakn tanpa napas Clara masih saja terus bicara tentang Erwin, "Kakak tau gak tentang Erwin lagi,"
"Tidak," jawab Vano sambil tersenyum.
"Erwin itu naksir besfriend ku, namanya Reza, bahkan Dia juga pernah adain sayembara, siapapun yang bisa jombalangin mereka sampe jadian, akan gratis makan siang di kantin selama mereka pacaran, tapi itu mustahil, Kak. Karena Reza normal."
"Hahaha, ada-ada saja dia ya? Seperti apa sih anaknya?" Vano juga tertawa dengan cerita Clara.
"Sebenarnya sih ya ganteng, tapi wanita mana yang mau dengan pria up normal?" Clara diam sesaat. Mengalihkan pandangan dan teringat akan Eren.
"Cewe yang paling Erwin benci itu Eren, temen baiku, jangankan Eren, aku aja masih dia benci padahal aku ga feminim, sampe pernah suatu hari saking jengkelnya aku, kusobek baju barbienya dan kepalanya ku lepas dari lehernya lalu kubuang. Nangis-nangis dia, tapi aku ga peduli."
"HAHAHA."
Clara dan Vano tertawa bersama, membayangkan betapa menggelikannya Erwin.
------
Clara berdiri di depan pos satpam, dia memandangi murid-murid yang sudah pergi meninggalkan sekolahan, ada yang naik motor, mobil, ada juga yang dijemput.
Eren dan Sely sudah duluan, tinggal Reza saja yang baru muncul dari tempat parkir, lalu menyapa Clara, "Nunggu apa Non? Kok bengong, ayo aku antar, ga bawa motor, kan?"
"Makasih, Rez. Eh itu yang jemput aku uda datang," ucap Clara lalu berlari ke arah Vano yang melambaikan tangan pada Clara sambil melempar senyum manis padanya.
Clara langsung menaiki motor ninja merah Vano setelah mengenakan helm yang Vano berikan, dan berlalu begitu saja tanpa pedulikan Reza.
Reza melihatnya dengan pilu, menyangka pria itu adalah cowok Clara, jika benar, jelas saja dia bukanlah saingannya. Reza masih anak-anak kelas 2 SMA, sedangkan Vano, uda nampak dewasa, dan jauh di atas Reza.
Kala itu Vano berusia 22tahun, sedangkan Reza seumuran Clara 14 tahunan. Hati Reza bertambah tak karuan mana kala melihat sikap manja Clara pada pria yang menjemputnya. Dan dibalas oleh pria itu dengan memegang jemari tangan Clara mengeratkan pada pinggangnya. Sehingga keduanya nampak bagai sepasang kekasih yang mesra.
"Kakak telat ya Dek? Maaf ya uda lama nunggu," ucap Vano di jalan.
"Ga apa-apa, Kak, tapi kalau telat 2 menit lagi ya uda, buuum aku hilang, hahaha."
"Hilang kemana?"
"Nebeng teman, lah. Oh iya sampe lupa ga ngenalin, tadi yang berdiri di dekatku itu Reza,"
"Oh, jadi dia Reza, itu?" jawab Vano singkat. "Kamu mau makan apa? Kakak isirahat sampai jam 1 kok." Masih fokus mengemudi tanpa menhalihkan pandangan.
"Apa aja deh."
Vano pun mengajak Clara makan di sebuah rumah makan biasa dia makan bersama teman-temannya nongkrong di masa SMA dulu.
"Kamu pesan aja, mau makan apa." Pria itu memiluh gazebo yang berads di pojok. Duduk bersila sambil memberikan daftar menu pada gadis di depannya.
"Emmmm, apa ya?" Mata Clara melihat-lihat daftar menu, sambil sesekali membolak-balikan lembarannya.
Pink!!!
Eren play girl. Ra kamu uda lepas jomblo ya?
Sely gutawa. Bikin Reza patah tulang kamu ya dengan pamer pacar baru.
Eren play girl. Iya punya pacar ga bilang-bilang, kaya apa sih, orangnya?
Clara. Jangan berisik, aku mau makan dulu, yang jemput aku tadi kakakku.
Eren play girl Sely. WHAT????
Clara. Ceritanya panjang, next time aku cerita pada kalian ok.
"Rame ya HP nya," ucap Vano.
"Ini temen-temen, Kak. Eren sama Sely, kakak mau aku kenalin sama mereka?" Gadis itu tersenyum sambil meletakan benda pipih di atas meja.
"Boleh," ucap pria itu masih dengan santai.
"Kapan-kapan saja."
Sejak saat itu Vano mulai dekat dengan calon Adik tirinya, demi membuat calon Mama tiri ga ragu untuk menikahi Papanya, bukan apa-apa, bagi Vano kebahagiaan Papanya adalah segalanya, dia paling tidak bisa melihat Papanya terpuruk.
Vivian adalah satu-satunya wanita yang bisa mengembalikan keceriaan Andrean, wanita itu tidak asal dekat di saat Andrean bercerai.
Jadi Vivian sudah bekerja sejak 2 tahun lalu, di mana Vano juga mulai terjun membantu Papanya mengelola bisnis keluarga, awalnya dia butuh staf atau asisten pribadi diterimalah Vivian menjadi asisten Vano.
Lambat laun keduanya dekat, bahkan Vano menemukan sosok jiwa ibu yang tulus pada diri Vivian yang tidak dia temukan pada Amanda ibu kandungnnya.
Sampai pada akhirnya Vano memergoki sang Ibu selingkuh dengan salah 1 staf kantor dan dilaporkan pada sang ayah, hingga pernikahan keduanya kandas, berujung perceraian.
So dari situ lah makanya Vano juga akan menjaga Clara seperti Vivian yang bisa menjaga dan membahagiakan sang Papa.
-------
"Vivian, kita sudah satu bulan saling mengenalkan pada anak kita, Vano juga tampak sayang pada Clara, dan begitupun sebaliknya, Clara juga suka dengan Vano, apa tidak sebaiknya kita percepat saja pernikahan ini?"
Vivian bergeming.
"Vin, jika kamu mengizinkan, nanti aku antar kamu pulang, dan aku akan tanyakan pada Clara, biar dia yang menjawab, iya atau tidaknya aku terserah pada jawaban dia."
Vivian masih saja bungkam.
"Vin, ayolah. Pleace!"
"Iya, Mas," Vivian mengangguk dan terseyum, lalu memeluk Andrean.
Sore itu di teras rumah Clara baca buku sambil ngemil dengan posisi duduk kaki ditekuk di kursi satunya lagi dinaikan di atas meja.
Tiin tiiin tin
Entah terlalu asik atau bagaimana, dia tidak menyadari bahwa Andrean sudah ada di depannya, bahkan telinganya yang sebelah kiri sudah dijewer Vivian, "Bagus ya, anak gadis duduknya kaya gini."
"Auuu aduh, Ma, sakit tau .... "
"Eh, Om Andrean, mari om, ayo duduk!" ucap Clara ramah, sambil mempersilahkan Andrean duduk.
"Serius banget, baca apa Ra?"
"Ini, Om. Baca-baca buku tentang Sains aja."
"Oh, kamu pasti ambil jurusan IPA, ya? Apa cita-cita kamu?" Andrean duduk di kursi sebelah Clara.
Vivian membiarkan keduanya ngobrol, dia masuk untuk membuatkan Andrean teh manis, dia mengurangi mengkinsumsi kopi karena asam lambungnya sering kambuh.
"Clara."
"Iya om." Clara menoleh ke arah Andrean dan meletakan buku yang digenggamnya sedari tadi di atas meja.
"Om mau ngomong." Andrean mulai gusar, duduknya juga tidak tenang.
"Apa Om, ngomong aja!"
"Andai Om dan Mama kamu menikah dalam waktu dekat ini, bagaimana?"
"Kalau itu yang terbaik kenapa tidak?"
"Kamu bersedia pindah di rumah Om, kita tinggal bersama dengan kakakmu Vano juga?"
"Clara sih nurut apa kata Mama saja, Om. Kalau Mama mau, Clara ga keberatan."
Clarapun masuk begitu Vivian sudah keluar membawa dua gelas teh manis,sekedar memberi keduanya leluasa untuk bicara berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 417 Episodes
Comments
sᷡ͠ɪͦᴠᷡɪͣ͢ᴀͫᴀͤ ཽᴮᴹᶠ༽Q͜͡ᵒᵍ࿐
Baca aja kedepannya kak kakak, memang 37 umur nya ,krna Vano bukan anak kandung Andreas 😌
2021-06-15
1
Dihya Haris
hai kak, akuh udah mampir ya ke ceritamu jgn lupa main" ke lapak kuh.. 🤭
mohon bimbingannya ya kak, masih pemula neh 😉
2020-04-23
0
Mia Mia
14 thun mh sktar klas 2 SMP ath 😂😂😂
2019-10-17
3