Diam selama beberapa saat Weng Lou kemudian menatap Weng Hua selama beberapa saat sebelum kemudian menatap Weng Wan.
Berkedip beberapa kali, Weng Lou pun mulai menyadari bahwa kepalanya sudah tidak sakit lagi seperti sebelumnya.
Tapi meski begitu kitab di depannya masih ada, dan masih melayang-layang di udara.
"Hei....apa kalian tau tentang kitab ini...?" Weng Lou bertanya dengan nada ragu.
Weng Hua yang saat ini tepat di samping Weng Lou pun mengangkat sebelah alisnya dan melihat ke arah Weng Lou menunjuk yang mana itu adalah udara kosong.
"Huh? Apa kau sakit?" tanya balik Weng Hua.
"Lou....sepertinya kau benar-benar belum sembuh," ucap Weng Wan dengan prihatin.
Dia juga tidak melihat kitab apapun yang dimaksud oleh Weng Lou. Jika dirinya dan bahkan Weng Hua tidak bisa melihatnya, maka hanya ada satu kesimpulan, yaitu ada yang salah dengan kepala Weng Lou.
Weng Lou yang mendengar jawaban dari keduanya pun merasa terkejut. Dia menatap kembali kitab yang ada di depannya selama beberapa saat sebelum akhirnya mengambil kesimpulan.
Hanya dia yang bisa melihatnya. Dia yakin bahwa tidak ada yang salah dengan kepalanya ataupun kesehatannya, karena dia percaya dengan teknik penyembuhan milik ibunya.
"Apa mungkin hanya aku yang bisa melihatnya..." pikir Weng Lou.
"Apalagi yang kau pikirkan?" Weng Hua kembali membentak begitu melihat Weng Lou melamun kembali.
"Sudahlah, ayo kita hentikan latihan hari ini, tidak perlu tanding seperti latihan biasanya. Aku mengkhawatirkan kondisimu Lou," ucap Weng Wan yang kemudian berjalan kebarah sungai dan ikut membasuh kepalanya.
Beberapa saat kemudian dia pun selesai, lalu segera pergi dari situ meninggalkan Weng Lou dan Weng Hua berdua saja.
"Yang dikatakan oleh Wan benar, kau setidaknya harus beristirahat satu hari ini, tapi kamu malah egois dan memaksa dirimu untuk latihan hari ini. Maafkan aku dan Wan, kau pulang dan beristirahat saja." Setelah mengatakan itu, Weng Hua pun ikut pergi meninggalkan sosok Weng Lou yang masih terduduk di tanah.
Weng Lou menatap Weng Hua yang menghilang di kejauhan sebelum kemudian menghela napas panjang.
"Hep..."
Dia berusaha bangkit berdiri dan pergi berteduh di bawah pohon tempat Weng Wan sebelumnya berbaring.
Dirinya menyandarkan punggungnya pada batang pohon, dan menatap ke arah sungai yang berada tidak jauh darinya.
"Bagaimana aku mengatakan pada mereka berdua...." Weng Lou bergumam pelan.
Menolehkan kepalanya, dia kembali menatap kitab yang melayang di dekatnya itu.
"Kitab Keabadian kah....."
Weng Lou pun mengangkat tangannya dan kemudian mengambil kitab itu.
"Ringan? Kitab ini persis seperti tak ada beban sama sekali," ucap Weng Lou sambil mengerutkan dahinya.
Ketika Weng Lou menyentuh kitab itu, mendadak kepala Weng Lou terasa kembali berdenyut kencang, dan ingatan lainnya masuk ke dalam kepalanya.
Itu adalah ingatan tentang Tekni Pembersih Jiwa yang ada di dalam kitab ini. Entah mengapa dia tidak mengingat tentang teknik ini selepas dia sadar kemarin malam.
Tapi itu tidak penting. Saat ini lonjakan emosi bahagian mendadak memenuhi hati Weng Lou, dan membuatnya tampak sangat kegirangan.
Dia ingat dengan jelas deskripsi dari Teknik Pembersih Jiwa ini yang mana memberitahukan bahwa teknik ini memiliki efek yang tidak terlalu berarti pada tubuh penggunanya secara langsung, tapi dikatakan bahwa mereka yang melatih teknik ini bisa membuka pemahaman dalam berlatih, dan juga mampu meningkatkan tingkat praktik seseorang secara tidak sadar ketika rajin melatihnya.
Tubuh Weng Lou tampak bergetar hebat karena kegirangan.
Tanpa banyak berfikir lagi, dia langsung membuka kitab itu dan membuka pada halaman dimana terdapat Teknik Pembersih Jiwa yang ia baca sebelumnya.
Senyumnya tampak melebar begitu melihat bahwa Teknik Pembersih Jiwa itu benar-benar ada di situ.
Itu artinya dia bisa melatihnya.
"He....hehehehe......."
Weng Lou tak bisa menahan rasa senangnya. Dia buru-buru berdiri dan segera berlari ke rumahnya, tanpa menghiraukan rasa lelah yang ada pada tubuhnya.
Sesampainya di rumah, Weng Lou langsung masuk ke dalam rumahnya dan menuju ke dapur, mengambil segelas air dan meminumnya.
Dia cukup lelah dalam perjalanannya.
"Lou'er, jangan memaksakan dirimu. Luka dalam mu mungkin akan kembali muncul jika kau berlatih tanpa mengenal waktu seperti itu."
Weng Hai yang sedang membersihkan rumah menegur Weng Lou yang baru pulang setelah berlatih dari pagi.
Sebagai ibu dia tentunya mengkhawatirkan anaknya, terutama Weng Lou adalah anaknya satu-satunya. Semua perhatiannya dia berikan untuk Weng Lou.
"Jangan khawatir Bu, aku tau batasan ku sendiri. Jika merasa tubuhku lelah, maka aku akan berhenti berlatih, tapi jika tubuhku ini masih bisa bergerak untuk latihan, maka aku akan berlatih," balas Weng Lou sambil tersenyum kepada ibunya.
Weng Lou mengerti dengan baik ucapan ibunya itu, dia memahami berlatih berlebihan itu tidaklah baik, sehingga dia tidak pernah berlatih sampai benar-benar kelelahan. Jika dirasanya tubuhnya sudah cukup lelah, maka dia akan berhenti.
Tapi kali ini situasinya sedikit berbeda, dia ingin mempraktekkan Teknik Pembersih Jiwa yang ada di Kitab Keabadian ini.
Bicara tentang Kitab Keabadian, kitab ini bergerak mengikuti Weng Lou meski Weng Lou tidak menyentuhnya sama sekali, dan tentunya sambil mengambang di dekat Weng Lou.
Selepas minum, Weng Lou pun segera keluar rumah kembali, dan memilih untuk duduk di bawah pohon tempatnya berlatih kemarin.
Dia menyilang kan kakinya, lalu mulai memejamkan kedua matanya.
Merilekskan seluruh tubuhnya, Weng Lou pun mulai menarik napasnya lalu membuangnya dengan perlahan. Dia terus melakukan itu selama satu menit lebih, sebelum mulai mempraktekkan Teknik Pembersih Jiwa.
Pada bagian awal teknik ini, Weng Lou harus merilekskan seluruh tubuhnya, sebelum kemudian dia mulai mengontrol laju aliran darah miliknya.
Peningkatan laju aliran darah Weng Lou bertambah hingga satu setengah kali lebih cepat dengan mengontrol detak jantungnya sendiri.
Aliran darahnya kemudian dia fokuskan untuk mengalir ke dalam kepalanya, tepatnya ke otaknya.
Kepala Weng Lou terasa sedikit berat ketika proses itu berlangsung, tapi tidak berlangsung lama karena Weng Lou mulai mengalirkan dengan teratur aliran darahnya yang keluar dari kepalanya kembali ke jantungnya.
Perlahan, kepala Weng Lou mulai terasa ringan. Weng Lou mulai merasakan seperti beban pikirannya terangkat semua.
Pikirannya menjadi sangat jernih, dan memori ingatannya yang sudah mulai memudar perlahan kembali menjadi jelas kembali.
"Hwua!"
Weng Lou membuka matanya dan menghentikan Teknik Pembersih Jiwa.
"Tadi itu.... benar-benar hebat!!"
Pikiran Weng Lou menjadi sangat jernih. Fokusnya mendadak menjadi sangat tajam. Dia bisa berkonsentrasi pada tingkat yang jauh lebih tinggi sekarang.
Ketika Weng Lou masih tampak senang karena efek dari Teknik Pembersih Jiwa, hembusan angin kencang berhembus dan menerpa dirinya, dan membuat daun pada pohon tempat ia berteduh, jatuh berguguran ke tanah.
Weng Lou menatap salah satu daun itu, dan hanya fokus pada satu daun itu saja.
Perlahan, Weng Lou merasa suara disekitarnya menghilang, dan gerakan daun itu mulai berkurang.
"Huh?!" Weng Lou tersentak kaget karena hal itu, dan gerakan daun itu pun kembali normal seperti yang lainnya.
Apa yang baru saja Weng Lou lakukan adalah memfokuskan dirinya pada satu hal, sehingga keadaan pikirannya mampu bekerja jauh lebih cepat dari waktu sebenarnya.
Hal ini menyebabkan dirinya melihat daun sebelumnya tampak melambat, dan suara disekitarnya juga tidak terdengar.
Ini adalah efek nyata dari Teknik Pembersih Jiwa!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 331 Episodes
Comments
Yuda Suastika
lsnjuuutttt
2024-06-20
1
Raimon
Ini MC nya yang goblok atau authornya....dari semua Novel yang ku aca disebelah jika mcnya dapat warisan kitab pasti dia melatihnya ditempat tersembunyi alias dalam goa dikedalaman hutan...ini kok dibawa pulang....mana dia bisa serius latihannya....Goblok
2023-08-15
1
ceritanya kok gak nyambung... gimana ini
2023-08-13
1