Bruakh!
Weng Lou berdiri dari tempat duduknya.
"Ayah punya kemampuan sehebat itu?! Kenapa aku selama ini tidak pernah mendengarnya dari orang-orang di desa?"
Weng Lou tampak sangat terkejut mendengar bahwa ayahnya dulu merupakan orang yang sangat hebat dalam beladiri. Selama ini dia hanya pernah mendengar bahwa dirinya sangat berbakat sama seperti ayahnya.
Tapi dia tidak mengira ayahnya sehebat itu!
Ayah dan ibu Weng Lou hanya bisa tersenyum lemah menanggapi pertanyaan dari Weng Lou.
Setelah Weng Li, ayah Weng Lou, mengeluarkan serangan itu, dirinya langsung bertekuk lutut di tanah.
Tenaga dalamnya habis untuk mengeluarkan serangan itu, dan juga, ditubuhnya terdapat racun yang sudah mulai menyebar ke seluruh tubuhnya.
Disaat itulah istrinya, yang ia tinggal didalam rumah, keluar dari rumah dan mendatangi dirinya, sambil membawa Weng lou dalam pelukannya.
"Sayang... kau tidak apa-apa?" Istrinya yang telah sampai di hadapannya, langsung bertanya dengan cemas.
Sehabis melahirkan, dirinya merasa sangat lelah, dia tertidur setelah suaminya meletakkan Weng Lou di sampingnya.
Namun, baru 40 menit dia tidur, suara pertempuran yang sangat nyaring berhasil membangunkannya.
Dia berusaha keras untuk berjalan dari tempat tidur, menuju jendela yang mengarah ke depan rumahnya.
Dia sangat terkejut saat melihat suaminya dalam kondisi terluka di seluruh tubuhnya, sedang bertarung melawan seseorang yang menggunakan jubah hijau tua dengan belati dikedua tangannya.
Beberapa detik menyaksikan pertarungan, dia sasar posisi suaminya tidaklah menguntungkan. Sebuah pemikiran untuk membantunya sempat terlintas dalam benaknya. Tapi dia tidak mau mengambil resiko, jika dia meninggalkan anaknya didalam rumah sendirian.
Bisa saja saat sedang membantu suaminya, ada orang-orang jahat yang datang dan memiliki niat buruk kepada anaknya.
Saat ia masih bimbang dengan keputusannya, suaminya dan lawannya mengambil jarak masing-masing. Lalu lawannya mengeluarkan sebuah jurus yang sangat cepat, sehingga membuatnya tidak bisa melihat gerakannya.
"Tidak! Sayang!" Dirinya punya firasat buruk akan hal ini, dia langsung membuka pintu dengan cepat.
Belum sempat dia melangkah keluar, suaminya,Weng Li, melancarkan sebuah serangan energi yang berasal dari tenaga dalamnya. Serangan itu sangat cepat, jauh lebih cepat dari gerakan lawanny. Dia hanya melihat seberkasa cahaya hijau melaju dengan sangat cepat dan mencapai sasaran targetnya.
SHOUUSSHHH....
Serangan energi dari tenaga dalam itu telak mengenai dada lawan ayah Weng Lou.
Orang itu langsung bertekuk lutut dan memuntahkan darah yang sangat banyak dari mulitnya. Beberapa detik kemudian, tubuhnya tergeletak di tanah, tewas.
Weng Hai terdiam beberapa saat menyaksiakan hal ini, sampai tiba-tiba suaminya pun tak bisa menahan dirinya lagi dan kemudian ikut bertekuk lutut di tanah.
Dia langsung menuju suaminya dan mengecek kondisinya.
"Sayang...kau tidak apa-apa?"
"Aku...tidak apa...apa...Kau lihat kondisi orang itu terlebih dahulu....sepertinya dia kehilangan banyak darah..." jawab suaminya sambil menunjuk seseorang yang terbaring tak sadarkan diri tidak jauh dari lokasi mereka.
"Orang ini..." Weng Hai tampak ragu, dia takut jika orang yang suaminya khawatirkan justru merupakan seorang musuh.
"Orang itu....sepertinya dia bertarung demi melindungi keluarga kita di desa ini, kita harus menolongnya."
"Baiklah, biarkan aku membawamu masuk terlebih dulu." Weng Hai kemudian berjongkok membelakangi suaminya, kemudian menggendonya masuk kedalam rumah.
Walaupun Weng Hai baru saja melahirkan, bukan berarti dirinya tidak memiliki kekuatan yang tersisa sama sekali.
Meskipun hanya seorang wanita, namun dirinya merupakan seorang jenius beladiri didesanya, sama seperti Weng Li suaminya. Hanya saja, setelah dirinya menikah, dia tidak pernah berlatih beladiri lagi.
Apalagi saat dirinya mengandung Weng lou, hampir segala pekerjaan dilakukan oleh suaminya.
Praktiknya berhenti di Dasar Pondasi tingkat 5 puncak. Itu berarti dirinya bisa menggunakan Tenaga Dalamnya, untuk memperkuat tubuhnya dan menekan rasa sakit yang dialaminya.
Setelah membaringkan suaminya ditempat tidur, Weng Hai kemudian keluar kembali untuk membawa orang yang dikatakan suaminya.
Saat berada sekitar 4 meter dari orang itu, dia menyadari bahwa orang ini merupakan seorang pria. Ketika jarak dirinya dan pria itu tinggal satu setengah meter, dia menatap wajah pria itu, dia merasa tak asing akan wajahnya.
Setelah dirinya sampai tepat didepan pria itu, dia memperhatikan kembali wajah pria itu. Weng Hai merasa pernah melihat pria ini sebelumnya, namun karena darah yang menutupi wajahnya, dia tidak bisa mengingatnya.
Tak mau ambil pusing, dia langsung membawa pria itu masuk kerumahnya. Tentunya tidak dengan cara menggendongnya seperti saat dia membawa masuk suaminya.
Dia menyeret masuk tubuh pria itu kedalam rumahnya, kemudian membaringkannya disamping suaminya.
"Tubuh mereka berdua penuh dengan luka sayatan, sebaiknya aku membersihkan tubuh mereka terlebih dahulu. Jangan sampai ada kotoran yang masuk kedalam lukanya."
Dia kemudian membersihkan tubuh suaminya dan pria itu. Pertama-tama, dia membersihkan tubuh suaminya. Setelah selesai membersihkan tubuh suaminya, dia kemudian melanjutkan dengan mengobatinya, dan meminumkan dia sebuah obat penawar racun. Selesai dengan suaminya, dia melanjutkan dengan pria yang ada disamping suaminya.
Weng Hai memilih membersihkan wajah pria itu pertama kali, karena banyak darah yang menutupi wajah pria itu.
Saat Weng Hai, ibu Weng Lou itu telah membersihkan setengah dari wajah pria itu.
Matanya langsung terbelalak, dia menatap pria itu seakan-akan dia adalah hantu.
Dia akhirnya berhasil mengingat pria dihadapannya sekarang ini. Meskipun delapan tahun lebih telah berlalu, namun dia tidak akan pernah bisa melupakan wajah ini.
Wajah orang yang telah menyelamatkan dirinya dahulu. Meskipun dulu dia pernah menyukai orang ini, tetapi dirinya sadar bahwa dulu itu merupakan rasa kagum yang tidak bisa ia kenali.
Sekarang, hanya ada rasa hormat yang dia rasakan saat menatap pahlawannya ini.
Weng Hai menatap wajah Master Dong selama 10 detik sebelum kembali melanjutkan membersihkan luka-lukanya.
Setelah selesai membersihkan lukanya, dia mengobati luka-luka disekujur tubuhnya dengan cepat.
Selesai mengobati suaminya dan Master Dong, dia kemudian kembali menuju keluar rumahnya untuk membersihkan kedua mayat dari orang yang berusaha membantai klannya.
Dia pertama-tama mengecek mayat dari orang yang sudah terbunuh saat dirinya bangun. Dia memeriksa seluruh tubuhnya, mencoba mencari tahu asal dari kedua orang ini. Namun setelah mencari selama 2 menit lebih, dirinya hanya menemukan sepasang belati yang dilumuri oleh racun, dan sebuah kalung dengan mata kalung berbentuk kepala rusa yang terbuat dari perak.
Kemudian dia memeriksa tubuh yang kedua, orang yang berhasil membuat suaminya kewalahan menghadapinya.
Dia pertama-tama mengecek tubuhnya. Weng Hai menemukan sebuah surat dan sebotol pill penyembuh. Lalu dirinya melanjutkan memeriksa bagian tubuh yang lainnya.
Setelah memeriksa tubuh orang itu selama beberapa menit, dirinya kembali menemukan beberapa barang lainnya. Dia menemukan sebuah Jimat dan kalung dengan mata kalung yang berbentuk rusa, sama seperti di mayat sebelumnya, hanya saja yang ini terbuat dari emas.
Weng Hai yang sudah selesai memeriksa tubuh kedua mayat itu, kemudian menumpuk dan membakarnya. Dia tidak sudi membiarkan kedua penjahat ini dikubur layaknya manusia, atau dikremasi dengan benar.
Ibu Weng Lou yang telah selesai mengurus masah mayat kemudian masuk kembali kerumah. Dirinya menatap Weng Lou yang masih tertidur pulas diantara kedua pria yang mengubah hidupnya.
Dia kemudian menghampar tikar dilantai dan berbaring disitu.
Walaupun dia merupakan praktisi Dasar Pondasi tingkat 5 puncak, tetap saja dirinya yang baru saja melahirkan masihlah sangat lemah. Dia mengingat-ngingat masa lalunya yang begitu kelam.
Kedua orang tuanya tewas tebunuh karena serangan hewan buas 8 tahun lalu, saat itu Master Dong belum muncul, jadi semua orang berjuang demi diri mereka sendiri.
Weng Hai mengingat jelas perkataan ibunya sebelum meninggal.
"Meskipun ayah dan ibu akan pergi...Kau harus tetap hidup...."
Sebuah kalimat yang sangat sederhana namun memiliki makna dan pesan yang sangat jelas.
Dia terus mengenang masa lalunya sampai tidak sadar akhirnya tertidur juga.
***
Keesokan harinya.
Terdengar bunyi-bunyi siulan para burung, dan kokokan ayam jantan yang bertugas membangunkan para penduduk dari mimpi mereka.
"Hooaamm...." Weng Hai terbangun dari mimpi masa lalunya.
Dia mengusap kedua matanya, dan melihat sekelilingnya. Pikirannya masih kosong. Beberapa saat kemudian, akhirnya dia ingat akan kejadian semalam.
Dia langsung bangkit berdiri.
Weng Hai baru sadar bahwa dirinya telah berada di tempat tidur. Dia melihat sekelilingnya, namun tidak menemukan seorangpun didalam rumah. Dia pun memutuskan untuk keluar rumah.
Diluar rumah, di melihat kedua orang pria yang telah ia cari-cari dari tadi.
Weng Hai kemudian mendatangi mereka berdua. Terlihat salah satu dari mereka sedang menggendong seorang bayi.
Mendengar suara orang yang sedang menuju kearah mereka, kedua pria itu membalik badan, dan melihat Weng Hai yang sedang menuju kearah mereka.
"Ah, kau sudah bangun sayang. Apakah dirimu baik-baik saja?"
Suaminya, Weng Li, yang sedang mengendong anak mereka, mendekati dirinya sambil membawa Weng Lou bersama dirinya.
"Suamiku...pria..pria itu adalah Master Dong! Pahlawan desa kita!"
Mendengar perkataan istrinya, Weng Li hanya bisa tersenyum tipis.
"Tentu aku tahu. Itu sebabnya semalam aku langsung bergegas menolongnya. Master, perkenalkan ini istriku, Weng Hai." Weng Li memperkenalkan istrinya kepada Master Dong, yang dibalas dengan senyuman.
"Terima kasih telah mengobatiku Nona Weng. Aku berhutang nyawa kepadamu." Ucap Master Dong sambil sedikit membungkuk.
Melihat ini, tentu saja membuat kaget Weng Li beseta istrinya.
"Master jangan begitu! Anda telah menolong desa kami 8 tahun yang lalu! Ini hanyalah sedikit balasan dari kami. Terlebih, anda berada disini karena ingin menyelamatkan kami bukan? Hutang kami takkan pernah terbayarkan."
Weng Li langsung segera menepis perkataan Master Dong, meskipun dirinya telah membantu Master Dong tadi malam, itu tidaklah sepadan dengan yang telah Master Dong lakukan untuk orang-orang di desa mereka.
"Mm....kalau boleh tau master, orang-orang tadi malam itu berasal dari mana? Apa tujuan mereka menyerang klan cabang Weng di Di Desa Sungai Biru?" Tanya Weng Hai.
Master Dong dan Weng Li saling berpandangan.
"Mereka berasal dari sebuah keluarga jauh di selatan sana. Nama keluarga itu adalah Klan Keluarga Zhao. Mereka merupakan keluarga yang sangat besar dan berkuasa. Mereka memiliki puluhan ribu praktisi beladiri tingkat Dasar Pondasi tingkat 3.
Mereka memiliki saingan yaitu Keluarga Leluhur Weng, yang merupakan Klan Utama yang sebenarnya dari Klan Weng. Persaingan ini telah memasuki tahapan pertumpahan darah, keluarga Zhou menyuruh orang-orang untuk membantai klan-klan cabang keluarga Weng dengan tujuan melemahkan mereka."
Master Dong menjelaskan setiap informasi yang dia ketahui.
Sepuluh menit kemudian, Master Dong selesai memberikan semua informasi yang dia ketahui, dam diikuti dengan tangisan Weng Lou yang telah lapar.
Master Dong menatap Weng Lou sambil tersenyum.
"Siapa nama anak ini?" Master Dong bertanya sambil menyodorkan jarinya kepada Weng Lou.
"Kami belum menamainya, untuk saat ini dia hanya bermarga Weng. Jika master berkenan, tolong berikan nama kepada putra kami."
"Hm? Benarkah? Apa itu tidak apa-apa bagi kalian?"
"Tentu kami tidak keberatan! Justru kami akan sangat bahagia jika master bersedia!"
Weng Li dan Weng Hai tampak bersemangat, sebelumnya mereka berncana untuk bertanya kepada para tetua desa, nama yang cocok untuk anaknya. Namun sekarang, telah berdiri di depan mereka pahlawan yang telah meyelamatkan desa mereka dari kehancuran.
Mendapatkan nama dari dirinya, pastinya merupakan sebuah kebahagiaan bagi orang tua anak.
"Baik. Aku pikirkan sebentar......."
Master Dong menatap tanah, dan kemudian dirinya mendapatkannya.
"Lou. Aku memberinya nama Lou, Weng Lou. Biarkan dia menjadi lantai tempat kita berdiri, biarkan dia membawa kita ke masa depan baru yang lebih cerah. Aku berharap banyak padamu Weng Lou, semoga besar nanti kau akan seperti ayahmu."
"Weng Lou...nama yang sangat bagus. Benar begitu sayang?"
"Ya, itu merupakan nama yang sangat bagus."
Setelah memberikan nama, Master Dong kemudian bertanya tentang kondisi Weng Li yang terknena racun semalam. Takutnya, masih ada racun yang tersisa didalam dirinya.
"Master tidak perlu khawatir. Seluruh racun didalam diriku sudah sepenuhnya hilang, hanya saja....praktik beladiriku turun menjadi Dasar Pondasi tingkat 6 awal. Dan sepertinya, diriku tidak bisa meningkatkannya lagi." Weng Li menjawab sambil tersenyum murung.
Mendengar ini, Master Dong tampak merasa bersalah. Dia berpikir bahwa dirinya telah menghancurkan masa depan seseorang.
"Maaf."
"Hahahaa...master tidak perlu meminta maaf, mungkin ini memang nasibku. Aku hanya berharap putraku akan menjadi kuat sepertiku, atau bahkan lebih kuat dariku. Sama seperti yang Master harapkan." Weng Li menatap putranya yang kini berada digendongan istrinya.
Mereka pun berbincang-bincang ringan mengenai dunia luar sana, dan lanjut dengan sarapan.
Setelah sarapan, Master Dong pun pamit pergi. Dia harus melakukan perjalanan lagi, sebelum orang-orang dari keluarga Zhao datang mencarinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 331 Episodes
Comments
Yuda Suastika
lanjutkan
2024-06-21
1
Kick The BroTher pinkyboy Tv Original fun
Chapter nya kek gk berurutan
2022-06-14
1
Harman LokeST
hmm
2022-06-12
1