Meskipun masuk kedalam hutan, tetapi sebenarnya Weng Lou hanya masuk de daerah pinggirannya saja, yaitu berjarak sekitar seratus meter dari luar hutan.
Bersiul dengan nada rendah, Weng Lou mengamati sekitarnya dengan teliti.
Biasanya akan ada kelinci atau tupai yang lewat di daerah pinggiran hutan seperti ini.
Sebelumnya ketika dia latihan, kelinci yang mengagetkannya langsung segera masuk ke dalam hutan, sehingga dia tidak sempat untuk menangkapnya. Terlebih dia tidak mengenakan perlengkapannya waktu itu, mustahil dia bisa menangkap kelinci yang sangat cepat dengan tangan kosong.
Kecuali dia sudah berada di Dasar Pondasi tingkat 3, maka itu akan berhasil.
Srat!
Weng Lou memotong semak berduri yang menghalangi jalannya menggunakan salah satu anak panah yang ia bawa, lalu berjalan melewati semak yang ia potong itu.
Beberapa saat kemudian, dirinya susah masuk sekitar jarak delapan puluh meter dari arah luar hutan.
Tidak terdengar lagi suara-suara dari binatang kecil, bahkan kicauan burung-burung sekalipun.
Hutan Kematian ini memang jauh berbeda dengan hutan lainnya pada umumnya. Di sini, terdapat hukum rimba yang sangat kokoh, yang kuat berkuasa, sama halnya dengan dunia manusia, dimana mereka yang memiliki uang dan kekuatan lah yang dapat memerintah dan berkuasa.
Menatap sekitarnya selama beberapa saat, Weng Lou pun pergi memanjat salah satu pohon di dekatnya.
Dia terus memanjat, hingga sampai di puncak pohon tersebut.
Di atas sana, Weng Lou bisa merasakan angin pagi yang berhembus sejuk dan membuatnya merasa sangat segar.
Tapi bukan itu yang ia cari. Menyipitkan matanya, Weng Lou pun mulai memeriksa wilayah sekitarnya dari atas pohon tersebut.
Tiba-tiba, sudut matanya menangkap pergerakan pada jarak beberapa meter dari dirinya. Dia kemudian mencondongkan badannya kedepan, dan lebih teliti memeriksa tempat yang ia lihat pergerakan sebelumnya.
Lima menit berlalu, tidak ada apa-apa dari tempat yang ia periksa itu, tapi meski begitu Weng Lou tak langsung menyerah begitu saja.
Dengan sabar dirinya terus mengamati tempat yang ia lihat pergerakan beberapa menit yang lalu itu, dan kemudian....
Shuuu-
Sosok seekor rusa jantan melompat keluar dari balik semak-semak yang tinggi. Jaraknya sekitar dua puluh meter dari pohon yang Weng Lou panjat saat ini.
Weng Lou segera mengambil busurnya, dan menempatkan anak panah miliknya.
Dia segera menarik busur miliknya, dan membidik rusa tersebut dalam diam.
Weng Lou bukanlah seorang pemanah handal ataupun terlatih, tetapi dia cukup mahir dalam menggunakannya untuk berburu, senjata utamanya adalah pedang.
Mengetahui satu dua hal tentang busur dan panahan sudah sangat cukup bagi Weng Lou untuk menerapkannya.
Shuu~ Tah!
Anak panah miliknya melesat, dan mengenai kaki belakang rusa tersebut. Rusa itu langsung lari karena terkejut, tapi tidak dibiarkan begitu saja oleh Weng Lou.
Segera anak panah lainnya dilepaskan olehnya.
Shuu~ PSH!
Berhasil! Anak panah itu sukses menancap di kepala rusa tersebut, dan langsung membuatnya terjatuh ketanah tak bernyawa.
Weng Lou menempatkan kembali busurnya pada punggungnya, lalu segera turun dari pohon yang ia panjat itu, dan melesat ke arah dimana tubuh rusa itu berada.
Tidak perlu waktu lama untuk dirinya menemukannya.
Namun kemudian, Weng Lou mengerutkan dahinya karena melihat tubuh rusa itu yang berada di depan sebuah pohon yang sangat tinggi, kira-kira hampir 30 meter dengan diameter hampir empat meter.
Menemukan pohon seperti ini di dalam Hutan Kematian sebenarnya adalah hal biasa, justru jika kita berada di bagian lebih dalam, akan sering menemukan pohon seperti ini.
Yang menjadi masalah adalah pohon ini jelas ingat Weng Lou tidak ada sebelumnya ketika di sedang memanah rusa ini. Ketika dia berada di atas pohon, tidak ada pohon lain yang lebih tinggi selain yang ia panjat.
Lalu bagaimana bisa ada pohon ini secara tiba-tiba?
Weng Lou sedang memikirkan itu di dalam kepalanya, tanpa menyadari sesosok makhluk besar yang berjalan ke arahnya.
Bum....bum....bum.....
Mendadak di sekitarnya bergetar hebat, dan membuat Weng Lou panik. Di menoleh ke kanan dan ke kiri mencari asal bunyi tersebut, dan kemudian terpaku pada sesosok beruang hitam raksasa yang sedang berjalan ke arahnya.
Weng Lou menelan ludahnya menatap beruang itu. Itu adalah Beruang Iblis Hitam!
Beruang Iblis Hitam adalah binatang buas yang memiliki kekuatan di Dasar Pondasi tingkat 4 menengah, hingga tingkat 5 awal. Mereka adalah pemburu alami, dan bisanya hidup secara individu. Mereka memiliki ciri fisik yaitu bulu hitam gelap dan cakar panjang yang sangat tajam, serta sepasang mata merah menyala yang menandakan mereka sangatlah ganas dan berbahaya.
Kekuatan mereka satu setengah kali lebih kuat dibandingkan dengan manusia dengan tingkat praktik yang sama, sehingga memerlukan lebih dari satu orang yang berada di Dasar Pondasi tingkat 5 awal untuk memiliki persentase kemenangan sebesar seratus persen.
Beruang Iblis Hitam memiliki kebiasaan menyerang makhluk hidup apa saja yang masuk ke dalam wilayah kekuasaannya, bahkan jika itu sesamanya sekalipun.
"Bagaimana bisa ada Beruang Iblis Hitam di sin!" Weng Lou berseru panik.
Perlu diketahui, wilayah Hutan Kematian yang berada di sekitar Desa Sungai Biru telah dibersihkan oleh Weng Li, ayah Weng Lou dari binatang buas yang berbahaya seperti Beruang Iblis Hitam ini.
"Grrrr......"
Beruang itu menggeram marah, dan detik berikutnya, dia pun menerjang ke arah Weng Lou.
"Bahaya!" Dengan sigap, Weng Lou melompat kesamping dan menghindari terjangan dari beruang itu.
BUMM!!!
Beruang tersebut menabrak dengan keras pohon besar yang ditemukan oleh Weng Lou sebelumnya, dan menghasilkan bunyi tabrakan yang sangat besar. Tanah sekitarnya bergetar hebat, dan membuat keseimbangannya goyah.
Belum lima detik berlalu, dan Beruang Iblis Hitam sudah kembali bangkit. Dia berbalik dan menatap Weng Lou yang terjatuh ke tanah dengan mata merahnya yang menyala.
Membuka mulutnya lebar, beruang itu sekali lagi menerjang ke arah Weng Lou.
!!!!!!
Weng Lou tak akan sempat berdiri dan menghindari itu. Mempertaruhkan nasibnya, Weng Lou menempatkan semua kekuatannya pada kedua tangannya, dan mendorong sekuat tenaganya untuk lewat di bawah tubuh beruang besar itu.
Srrrttttt......
BUM!!!
Tubuh Weng Lou berguling satu kali, dan dengan sigap langsung mengarah pada pohon besar di hadapannya. Dia segera memanjat pohon itu dengan sisa-sisa tenaganya.
Weng Lou sudah memikirkannya, mustahil baginya untuk bisa kabur dari Beruang Iblis Hitam yang merupakan pemburu sejati, satu-satunya kesempatan yang ia miliki adalah memanjat setinggi mungkin pohon yang ia temukan ini, dan berharap ayahnya bisa pulang cepat.
Di desanya tidak ada orang selain ayahnya yang bisa mengalahkan Beruang Iblis Hitam ini. Meski begitu Weng Lou tidak mengetahui, apakah Beruang Iblis Hitam ini bisa memanjat juga atau tidak. Jika dia bisa memanjat juga, maka tamatlah riwayat Weng Lou.
Baru saja dirinya memanjat sekitar tiga meter, Beruang Iblis Hitam itu sudah kembali berbalik dan menatap Weng Lou dengan sangat marah.
"Grraaaarrr!!!" Meraung marah, beruang itu kemudian melesat ke arahnya dan mengarahkan cakaran pada Weng Lou.
"Apakah aku akan mati?" Pertanyaan itu tiba-tiba terbesit di dalam pikiran Weng Lou.
Mustahil di bisa menghindari cakaran itu, tidak dalam posisinya saat ini yang sedang memanjat.
"Dewa tolonglah aku....aku belum mau mati...." lirih Weng Lou.
Mendadak, pohon yang ia panjat itu bersinar terang hingga memaksa dirinya untuk menutup ke dua matanya.
Beruang itu juga ikut menutup kedua matanya karena cahaya dari pohon itu. Namun itu tidak menghentikan serangannya.
Srraaattt!!!!
Cakarnya berhasil melukai punggung Weng Lou dengan sangat dalam. Tulang Weng Lou sampai dapat terlihat karena serangan itu.
Tangan Weng Lou yang memeluk pohon itu pun terlepas, tubuhnya terjatuh ke tanah, dan sepersekian detik kemudian sebuah ledakan amat besar terjadi dari pohon besar yang tiba-tiba bercahaya itu.
BAAMMM!!!!! SHUUU-!!! BRACKK!!!!
Tubuh Weng Lou terlempar lebih dari sepuluh meter, sementara beruang itu terhempas dengan sangat kuat, dan membuatnya menabrak sebuah batu besar runcing yang kemudian menembus kepalanya.
Menabrak sebuah pohon, tubuh Weng Lou pun kembali terjatuh ke tanah, dan kesadarannya mulai kabur, entah itu karena ledakan tersebut, atau karena luka yang diakibatkan oleh cakaran Beruang Iblis Hitam itu, dia juga tidak tau. Yang jelas, rasa sakit itu membuat kesadarannya mulai memudar.
Di saat-saat dirinya akan segera pingsan, mendadak sebuah suara menggema di dalam kepalanya.
"Akhirnya aku menemukanmu nak.... semoga kau beruntung ..."
Weng Lou pun langsung pingsan begitu suara tersebut selesai berbicara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 331 Episodes
Comments
Yuda Suastika
cerita awal yg menarik semoga dipertengahan dan akhir cerita tdk mengecewakan
2024-06-20
1
Lanjutkan moga tambah bagus
2023-08-13
1
Hades Riyadi
Lanjutkan Thor 😀💪👍👍👍
2023-06-18
1